Oleh:
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami pengertian biogas
2. Mengetahui komposisi biogas
3. Mengetahui manfaat biogas
4. Mengetahui proses pembentukan biogas
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas
6. Mengetahui tipe-tipe reaktor biogas
7. Mengetahi langkah-langkah pembuatan biogas
8. Mengetahui contoh komposisi bahan yang dapat menghasilkan biogas terbaik
berdasarkan hasil penelitian
1.3 Manfaat
Makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan baru serta memperdalam pengetahuan
mahasiswa tentang konsep biogas sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
BAB II
ISI
2.1 Biogas
2.1.1. Pengertian
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses penguraian bahan-bahan organik dengan
bantuan mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Biogas merupakan campuran gas yang
dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai
secara alami dalam kondisi anaerobik. Biogas memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Biogas memiliki berat 20% lebih ringan dibandingkan dengan udara
- Biogas memiliki suhu pembakaran antara 650-750oC
- Biogas tidak berbau dan tidak berwarna
- Biogas akan menghasilkan nyala api berwarna biru apabila dibakar
2.1.2. Komposisi
Pada umumnya, biogas terdiri dari empat unsur utama, yaitu gas metana (CH4) sebanyak
40-70%, gas karbondioksida (CO2) sebanyak 30-40%, gas hidrogen (H2) sebanyak 0-1%, dan
hidrogen sulfida (H2S) sebanyak 0-3%. Akan tetapi, biogas juga mengandung gas-gas lain
dalam jumlah yang sedikit. Komponen yang berguna untuk pembakaran adalah metana,
sedangkan karbondioksida akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, H2S merupakan
komponen yang kurang menguntungkan. Kandungan gas hidrogen sulfida yang tinggi dalam
bigas apabila dicampur dengan oksigen dengan perbandingan 1:20, maka akan menghasilkan
gas yang mudah meledak.
2.1.3. Manfaat
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah karena
nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam yang setara dengan setengah liter
minyak tanah.
Biogas Bahan bakar lain
3
1m Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Tabel 1. Perbandingan biogas dan bahan bakar lain
Biogas yang dihasilkan dapat diaplikasikan pada berbagai peralatan sehari-hari, seperti
kompor biogas, rice cooker, lampu biogas, pompa air, serta alat-alat lain yang
dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan biogas. Alat-alat tersebut fungsinya sama
dengan yang ada di pasaran, akan tetapi hanya bahan bakarnya saja yang berbeda, yaitu
biogas.
Reaktor ini berbentuk tangki diisi secara kontinyu dan dilengkapi dengan sistem
pengadukan. Substrat yang dialirkan ke dalam reaktor mendorong sejumlah substrat
yang sama keluar. Pengadukan dapat dilakukan secara terus-menerus atau bisa
berkala. Sistem CSTR dapat dilakukan dalam satu tangki, namun bisa juga dalam
beberapa tangki secara berseri. Pada proses biogas ada one stage process atau two
stage process. Pada two stage process asidifikasi pada reaktor pertama dan pada
reaktor kedua terjadi proses pembentukan gas metana (metanogenesis).
c. Plug Flow Digester
Ide dasar dari plug flow digester adalah sama dengan sistem CSTR, di limbah
organik dialirkan ke dalam digester dan mendorong bahan atau substrate yang berada
di dalam reaktor keluar. Material yang dialirkan biasanya cukup kental sehingga tidak
terjadi proses pengendapan ke bawah. Sedikit pencampuran terjadi dan sistem plug
flow digesters ini tidak memerlukan pengadukan atau pencampuran secara manual.
Plug flow digester biasanya berbentuk memanjang dengan panjang sekitar lima kali
lebar reaktor
d. Fixed Bed Reactor (FBR)/Fixed Film Digester
Reaktor sistem FBR ini terdiri dari tangki anaerobik yang dilengkapi dengan support
material sebagai tempat melekatnya mikroorganisme. Material lekat dapat berupa
kerikil atau plastik atau material yang lain yang gunanya untuk menyediakan luas area
yang besar untuk tempat tumbuh bakteri atau mikroorganisme pendegradasi. Semakin
luas area lekat, maka semakin cepat proses berlangsung. Keuntungan dari sistem
reaktor ini adalah stabilitas biologis karena mikroorganisme yang ada melekat
sehingga peluang terjadinya wash out lebih kecil. Namun demikian, sistem ini perlu
investasi support media yang biasanya tidak murah.
e. Fluidized/Expanded Bed Digester
Pada fluidized bed digester dan expanded bed digester, mikroorganisme pengurai
menempel pada partikel kecil, Partikel-partikel kecil (antrasit, plastik, pasir atau bahan
yang lain) tersebut terangkat dan agak mengembang oleh aliran influen ke atas.
Dengan sistem ini reaktor masih bisa mengolah bahan padatan tersuspensi yang
berukuran kecil, tapi tidak buntu. Pada expanded bed reactor, pasir atau material
tempat menempel mikroorganisme tersebut akan mengembang sebesar 10% - 20%,
sedangkan untuk fluidized bed reactor antara 30% - 90%. Resiko terbesar dari sistem
FBR ini adalah hilangnya partikel-partikel pembawa tersebut dari reaktor karena
perubahan dari berat jenis, debit, dan sebagainya. Pada sistem ini harus dilakukan
pengaturan terkait ukuran partikel dan berat jenis dari flok. Oleh karena itu, sistem ini
termasuk yang sulit untuk dioperasikan.
f. Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) Digester
Pada sistem Upflow Anaerobic Sludge Blanket ( UASB) air limbah masuk ke dalam
tangki anaerobik dengan aliran ke arah atas reaktor vertikal yang sudah terdapat
sludge yang menggandung mikroorganisme atau biasa disebut sludge bed atau blanked.
Sistem UASB sangat menitik beratkan pada pertumbuhan bakteri tersuspensi yang
sesuai dengan waktu tinggal atau hidrolic retention time (HRT). Laju beban
organik atau organic load rate (OLR) harus dijaga untuk memfasilitasi proses
granulasi. Dengan sistem ini jumlah mikroorganisme di dalam reaktor cukup tinggi
sehingga waktu tinggal (HRT) bisa kecil. Sistem ini tergolong high rate digester dan
memerlukan volume reaktor yang relatif kecil, namun memerlukan sistem
pengendalian proses yang lebih kompleks.
2.2.4 Pembahasan
1. Kondisi awal dan akhir bahan
2. Rasio C/N
5. Suhu
8. Nyala api
Berdasarkan uji nyala api yang dilakukan pada mingggu pertama gas yang dihasilkan
belum dapatmenyala jikadibakar. Pada saatmemasuki minggukedua gasmetana
barubisa terbakar, hal ini terjadi pada seluruh perlakuan. Penyebab terjadinya hal
tersebut bisa dikarenakan produksi gas metan yang dihasilkan pada awal produksi
biogas masih rendah, karena proses anaerob memerlukan beberapa tahapan
diantaranya : Hidrolisis, asidogenesis dan methanogenesis.
2.2.5 Kesimpulan
Komposisi 50%:50% merupakan komposisi terbaik yang dapat menghasilkan produksi
biogas dengan jumlah produksi sebesar 35690 ml.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dihasilkan oleh penguraian
bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme anaerob. Proses pembuatan biogas
terjadi dalam sebuah digester yang memiliki beragam tipe sehingga diperoleh biogas yang
dapat dialirkan ke berbagai peralatan sehari-hari yang instalasinya sudah disesuaikan. Biogas
dapat dihasilkan dari komposisi bahan organik, akan tetapi ada komposisi tertentu yang lebh
tepat untuk menghasilkan jumlah gas dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, salah satuna
adalah dengan memadukan komposisi berupa kotoran ayam dan kotoran sapi dengan
perbandingan sebesar 50%:50%.
3.2 Saran
Kajian pustakan dan penelitian terkait biogas perlu lebih diintensifkan lagi agar biogas
ang diperoleh memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi sehingga dapat digunakan secara
luas dalam berbagai kegiatan pemenuhan hidup manusia dan mengurangi kelangkaan energi
yang tidak dapat diperbaharui.
Daftar Pustaka
Wahyuni, Sri. 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta : Penebar Swadaya Grup.
Simamora, Suhut, Salundik, Sri Wahyuni, Surajudin. 2014. Membuat Biogas: Pengganti
Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. Surabaya : Agromedia.
Wahyuni, Sri. 2013. Energi Alternatif Pengganti BBM, Gas, dan Listrik. Surabaya:
Agromedia.
Sanjaya, Denta, Agus Haryanto, Tamrin. 2015. Journal Teknik Pertanian. Biogas Production
From a Mixture of Cow Manure with Chicken Manure. State University of Lampung.
Sunaryo. 2014. Jurnal PPKM UNSIQ 1. Rancang Bangun Reaktor Biogas untuk Pemanfaatan
Limbah Kotoran Ternak Sapi di Desa Limbangan Kabupaten Banjarnegara. Universitas
Sains Al-Qur’an Wonosobo.
http://ptseik.bppt.go.id/artikel-ilmiah/52-mengenal-tipe-tipe-reaktor-biogas.