Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN HAP DI AREA RUMAH SAKIT

Topik : Penyuluhan
Pokok Bahasan : Pencegahan HAP di area Rumah Sakit
Sasaran : Keluarga pasien di Bedah Aster (HCU A)
Tempat : Ruang tunggu bedah A
Hari / Tanggal : 05 April 2019
Waktu : 60 Menit

A. Tujuan

1. Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:
a) Mengetahui pengertian HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
b) Mengetahui penyebab HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
c) Mengetahui tanda dan gejala HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
d) Mengetahui pencegahan HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)

B. Sasaran

Keluarga pasien di Bedah Aster (HCU A)

C. Materi

(Terlampir)

D. Media

1. Leaflet
2. Lembar balik

E. Metode

Ceramah dan tanya jawab


F. Setting

1 2 Keterangan:

1. Tempat presentasi
3 2. Tempat notulen
3. Tempat anggota penyuluhan
4. Tempat observer
4

G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 20 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :

1. Mengetahui pengertian HAP (Hospital


Acquaired Pneumonia)
2. Mengetahui penyebab HAP (Hospital
Acquaired Pneumonia)
3. Mengetahui tanda dan gejala HAP
(Hospital Acquaired Pneumonia)
4. Mengetahui pencegahan HAP
(Hospital Acquaired Pneumonia)

3. 10 menit Evaluasi Menyimak dan


mendengarkan
4. 5 menit Penutup: Menjawab salam

1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang


telah disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
3. Mengucapkan salam

H. Kriteria Hasil:

1. Kehadiran keluarga 80%


2. Keluarga dapat menyebutkan kembali :
a) Pengertian HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
b) Penyebab HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
c) Tanda dan gejala HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)
d) Pencegahan HAP (Hospital Acquaired Pneumonia)

3. Peserta yang hadir mampu mengajukan pertanyaan


4. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan

I. Struktur Organisasi

1. Pembicara : Ade Putrina


2. Moderator : M. Dheni
3. Notulen : Mas Sonia
4. Observer : Arsi Susilawati
LAMPIRAN

A. MATERI HAP (HOSPITAL ACQUAIRED PNEUMONIA)

1. Definisi

Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus


respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga
dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru. Pada
perkembangannya, berdasarkan tempat terjadinya infeksi, dikenal dua bentuk
pneumonia, yaitu pneumonia masyarakat (community-acquired
pneumonia/CAP), apabila infeksinya terjadi di masyarakat dan pneumonia-RS
atau pneumonia nosokomial (hospital acquired pneumonia/ HAP), bila
infeksinya didapat di rumah sakit (Amalina, 2014; Nurul, Hikmah, & Pertiwi,
2016).

Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut di parenkhim paru,


yang didapat setelah pasien dirawat di rumah sakit selama 48 jam atau lebih.
Sebelum masuk rumah sakit semua infeksi yang terjadi di pasien telah
disingkirkan. Hospital acquired pneumonia mencakup yang berhubungan
dengan penggunaan ventilator (ventilator acquired pneumonia), ataupun yang
tidak berhubungan dengannya, serta akibat pascabedah. Pasien pengidap
penyakit berat yang dirawat dalam waktu lama dapat mengalami HAP lebih
dari satu kali (>1 peristiwa HAP), yang ditandai dengan gejala yang berbeda
dari infeksi sebelumnya dan hasil biakannya pun berbeda (Roes, Kartika, &
Andriyoko, 2014).
2. Penyebab

Patogen penyebab pneumonia nosokomial berbeda dengan pneumonia


komuniti. Pneumonia nosokomial dapat disebabkan oleh kuman bukan multi
drug resistance (MDR) misalnya S.pneumoniae, H. Influenzae, Methicillin
Sensitive Staphylococcus aureus (MSSA) dan kuman MDR misalnya
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Acinetobacter spp dan Gram positif seperti Methicillin Resistance
Staphylococcus aureus (MRSA). Pneumonia nosokomial yang disebabkan
jamur, kuman anaerob dan virus jarang terjadi (PDPI, 2003).

3. Faktor risiko

Faktor risiko pada pneumonia sangat banyak dibagi menjadi 2 bagian:


a. Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh

Penyakit kronik (misalnya penyakit jantung, PPOK, diabetes,


alkoholisme, azotemia), perawatan di rumah sakit yang lama, koma,
pemakaian obat tidur, perokok, intubasi endotrakeal, malnutrisi, umur
lanjut, pengobatan steroid, pengobatan antibiotik, waktu operasi yang
lama, sepsis, syok hemoragik, infeksi berat di luar paru dan cidera paru
akut (acute lung injury) serta bronkiektasis

b. Faktor eksogen adalah :


1) Pembedahan :
Besar risiko kejadian pneumonia nosokomial tergantung pada jenis
pembedahan, yaitu torakotomi (40%), operasi abdomen atas (17%)
dan operasi abdomen bawah (5%).
2) Penggunaan antibiotik :
Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi, terutama antibiotik
yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di
saluran pencernaan. Sebagai contoh, pemberian antibiotik golongan
penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan. Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora
normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif. Pemberian penisilin dosis tinggi
akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan
kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring.
3) Peralatan terapi pernapasan
Kontaminasi pada peralatan ini, terutama oleh bakteri Pseudomonas
aeruginosa dan bakteri gram negatif lainnya sering terjadi.
4) Pemasangan pipa/selang nasogastrik, pemberian antasid dan
alimentasi enteral
Pada individu sehat, jarang dijumpai bakteri gram negatif di lambung
karena asam lambung dengan pH < 3 mampu dengan cepat membunuh
bakteri yang tertelan. Pemberian antasid / penyekat H2 yang
mempertahankan pH > 4 menyebabkan peningkatan kolonisasi bakteri
gram negatif aerobik di lambung, sedangkan larutan enteral
mempunyai pH netral 6,4 - 7,0.
5) Lingkungan rumah sakit
a) Petugas rumah sakit yang mencuci tangan tidak sesuai dengan
prosedur
b) Penatalaksanaan dan pemakaiaan alat-alat yang tidak sesuai
prosedur, seperti alat bantu napas, selang makanan, selang infus,
kateter dll
c) Pasien dengan kuman MDR tidak dirawat di ruang isolasi.
4. Pencegahan
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2003) pencegahan HAP adalah
a. Letakkan pasien pada posisi kepala lebih ( 30-45 ) tinggi untuk
mencegah aspirasi isi lambung
b. Pertimbangkan pemberian makanan secara kontinyu dengan jumlah
sedikit melalui selang makanan ke usus halus
c. Prosedur pencucian tangan harus dijalankan sesuai prosedur yang
benar, untuk menghindari infeksi silang
d. Alat-alat yang digunakan untuk pasien harus diganti secara berkala
misalnya alat-alat bantu napas, pipa makanan dll
e. Drainase sekret saluran napas dengan cara fisioterapi.
f. Tirah baring.
g. Mobilisasi sedini mungkin.
h. Oral hygiene
Menurut (Quinn et al., 2014) pencegahan HAP menurut
patogenesisnya adalah sebagai berikut;
B. DAFTAR HADIR

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN DI RUANG BEDAH ASTER

Tempat : RSUD DR SUTOMO, SURABAYA


Tanggal : 05 April 2019
No Nama Tanda Tangan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15

DAFTAR HADIR PELAKSANA PENYULUHAN DI RUANG BEDAH ASTER

Tempat : RSUD DR SUTOMO, SURABAYA

Tanggal : 05 April 2019


No Nama Anggota Organisasi Tanda tangan
1
2
3
4
LEMBAR OBSERVASI

Pokok Bahasan : Pencegahan HAP di area Rumah Sakit


Sasaran : Keluarga pasien di Bedah Aster (HCU A)
Tempat : Ruang Tunggu Bedah Aster RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari, Tanggal : Jumat, 05 April 2019
Waktu : 60 menit

Dilakukan
No. Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan materi. √
b. Kesiapan SAP. √
c. Kesiapan media : Lembar balik, √
Leaflet.
d. Peserta hadir di tempat PKRS. √

e. Penyelenggaraan dilaksanakan di √
Ruang Bedah Aster 1 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
f. Pengorganisasian penyelenggaraan √
penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses a. Fase dimulai dengan waktu yang √
telah direncanakan.
b. Peserta mengajukan pertanyaan √
dan menjawab pertanyaan secara
benar.
c. Suasana PKRS tertib dan nyaman. √

3. Evaluasi Hasil a. Peserta mampu menjawab √


pertanyaan dan mengulang tentang
apa itu HAP
b. Peserta mampu menjawab √
pertanyaan dan mengulang tentang
apa saja yang dilakukan untuk
mencegah HAP
c. Peserta mampu menjawab dan
mengulang tentang penyebab dan √
faktor risiko terjadinya HAP
d. Peserta mampu menjawab tentang

5 moment cuci tangan
e. Peserta mampu mempraktikkan

kembali 6 langkah/gerakan cuci
tangan
f. Peserta mampu menjelaskan

kembali manfaat dan langkah-
langkah mika miki

Pertanyaan :

1. Cuci ........................ sebaiknya berapa kali?

2. Bagaimana cara memiringkan posisi pasien yang tidak sadar?

3. Apakah penyakit Pneumonia itu menular?


Referensi

Nurul, K. R., Hikmah, F., & Pertiwi, D. A. (2016). Analisis Faktor Penyebab
Kejadian Hospital- Acquired Pneumonia (Hap) Pada Pasien Instalasi Rawat Inap
Kelas Iii Rs Paru Jember Tahun 2015. Jurnal Kesehatan, 4(3), 1–16. Retrieved
from
https://publikasi.polije.ac.id/index.php/jurnal_kesehatan/article/view/352/pdf
PDPI, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2003). Pneumonia Nosokomial.
Retrieved March 26, 2019, from
https://www.klikpdpi.com/konsensus/pnenosokomial/pnenosokomial.html
Quinn, B., Baker, D. L., Cohen, S., Stewart, J. L., Lima, C. A., & Parise, C. (2014).
Basic Nursing Care to Prevent Nonventilator Hospital-Acquired Pneumonia.
Journal of Nursing Scholarship, 46(1), 11–19. https://doi.org/10.1111/jnu.12050
Roes, B. A., Kartika, D., & Andriyoko, B. (2014). Hospital Acquired Pneumonia
Onset dan Bakteremia. Indonesian Journal Of Clinical Pathology And Medical
Laboratory (Vol. 20). Retrieved from http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapers-cpmlebcfb91e54full.pdf

Anda mungkin juga menyukai