Anda di halaman 1dari 1

Geografis & Geostrategis Negara Tunisia

Geopolitic dan geostrategi merupakan dua konsep yang berkorelasi dalam menjelaskan
posisi sebuah negara, terutama dalam merespon tindakan dan kerjasama dengan negara lain.
Geostrategi merupakan sebuah output dari kajian geopolitic. Setiap negara menggunakan
geostrategi sebagai alat dan sarana mencapai geopolitiknya. Demikian halnya dengan kawasan
Timur Tengah khususnya dunia Arab. Sebagai kawasan yang kaya akan minyak, Timur Tengah
menjadi regional yang kerap diwarnaidengan perang yang dilatarbelakangi oleh perebutan sumber
daya alam berupa minyak sebagai perwujudan geoekonomi. Pembahasan ini akan fokus mengkaji
mengenai geopolitic dan geostrategic beberapa negara di Timur Tengah yakni Tunisia, Mesir,
Libya, Syria, Bahrain, Iran, Irak dan Arab Saudi. Namun, disini kita hanya akan membahas tentang
Geografis dan Geostrategi negara Tunisia saja. Dan untuk lebih jelasnya, mari kita simak
penjelasan dibawah ini.

Tunisia secara geografis berada diujung Utara benua Afrika dan berhadapan langsung
dengan benua Eropa yang dipisahkan dengan Laut Mediterania. Wilayahnya tidak terlalu luas,
hanya sekitar 162.155 km2 (lebih luas dari Pulau Jawa). Meskipun demikian, Tunisia memiliki
peran penting bagi beberapa negara besar dunia, seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Perancis.
Bagi Amerika Serikat, Tunisia merupakan rekan dalam kerjasama militer sekalius sebagai lokasi
pemantik Arab Spring yang dilatarbelakangi oleh nilai demokratisasi yang ditanamkan oleh AS.
Perancis merupakan eksportir dan importir terbesar bagi Tunisia, artinya hubungan kerjasama
ekonomi keduanya dapat dikatakan bagus secara geoekonomi. Sedangkan Tiongkok menganggap
Tunisia sebagai teman baik. Membentuk hubungan baik dengan negara-negara besar merupakan
geostrategi dari Tunisia untuk meningkatkan perekonomiannya, sebab semakin banyak
bekerjasama dengan mereka semakin banyak pula bantuan yang diberikan. Goncangan politik
secara besar di negara yang sejak tahun 1979 dikomandoi Ben Ali tersebut bermula ketika krisis
ekonomi global tahun 2008 membawa stagnansi ekonomi, akibatnya banyak terjadi pengangguran.
Hal ini menjadi pemicu demo besar-besaran yang akhirnya memaksa Ben Ali mundur sebagai
pemimpin Tunisia. Kejadian ini yang memicu kejadian Arab Spring di negara-negara Arab
lainnya. Dan berbicara mengenai Arab Spring, dalam literatur yang saya baca, yang membuat saya
tercengang ketika membacanya, bagaimana bermula ketika seorang pemuda yang berusia 26 tahun
membakar dirinya hidup-hidup atas protes yang dilakukannya terhadap Presiden Ben Ali pada saat
itu, hingga membuat dunia timur tengah juga ikut terguncang. Arab Spring dapat didefinisikan
sebagai keadaan dimana rakyat melakukan perlawanan terhadapa pemerintah, akibat
ketidakpuasan rakyat atas kinerja pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai