Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

OLEH:
dr. Garry Grimaldy

PENDAMPING:
dr. Kartika R. Wardhani

DALAM RANGKA MENGIKUTI PROGRAM INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM PESANGGRAHAN
PROVINSI DKI JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Neurodermatitis sirkumskripta atau liken simplek skronis merupakan salah


satu penyakit kulit yang ditandai dengan penebalan kulit (likenifikasi).
Peradangan kulit kronis ini disebabkan berbagai rangsangan yang akan membuat
sensasi gatal. Sensasi gatal ini akan menimbulkan garukan dan gosokan yang
terjadi berulang sehingga akan seperti kulit batang kayu.
Populasi di dunia yang menderita neurodermatitis didapatkan sekitar 12%.
Penyebab neurodermatitis belum diketahui pasti namun ada beberapa faktor
pendorong terjadinya penyakit ini. Faktor eksternal seperti lingkungan dan gigitan
serangga maupun faktor internal berupa dermatitis atopik dan psikologis dapat
menjadi pencetus terjadinya penyakit ini.Usia 30-50 tahun sangat rentan untuk
terkena penyakit kulit ini dan sering ditemukan pada wanita. Berbagai lokasi yang
sering terjadi antara lain leher, siku, lutut, anogenital, kelopak mata, wajah dan
kepala.

Neurodermatitis merupakan salah satu penyakit kulit kronik yang berkaitan


dengan psikologis seseorang. Masalah psikologis yang dapat terjadi seperti
depresi, ansietas, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan tidur. Efek yang
ditimbulkan dari neurodermatitis terhadap kualitas hidup pasiennya akan berefek
negatif. Neurodermatitis merupakan penyakit yang memiliki hubungan signifikan
dengan terbatasnya kualitas hidup pasien. Peradangan penyakit kronis ini
menyebabkan terjadinya penurunan nyata pada kualitas hidup pasien
neurodermatitis
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. SHRN
Nomor Rekam Medis : 91449
Tanggal Lahir : 8 September 1971
Usia : 47 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kebon Kopi, Tangerang
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juli 2019

2.2 Hasil Anamnesis Pasien


Keluhan Utama:
Gatal pada kaki sejak 1 bulan

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:


Sejak 1 bulan SMRS, pasien merasakan gatal yang memberat pada kaki
bagian bawah di sekitar betis. Gatal dirasakan pasien saat sedang bersantai atau
tidak melakukan aktivitas apapun. Pasien belum memberikan pengobatan apapun
pada daerah yang gatal. Gatal dirasakan pasien kambuh ketika dalam keadaan
stress, banyak pikiran dan semakin gatal ketika malam. Gatal membaik setelah
pasien menggaruk daerah yang gatal dan setelah mandi air hangat. Setiap hari,
pasien mandi dua kali sehari, dengan sabun batangan.
Riwayat anggota keluarga dengan penyakit serupa disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit alergi, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
kolesterol, asma atau penyakit paru lainnya, dan penyakit ginjal disangkal oleh
pasien. Riwayat operasi, trauma atau perdarahan disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama dengan pasien. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, kolesterol, asma atau penyakit
paru, dan penyakit ginjal pada keluarga disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah ke dokter untuk mencari pengobatan.

Riwayat Alergi
Alergi terhadap obat-obatan atau makanan disangkal oleh pasien.

2.3 Hasil Pemeriksaan Fisik


Status dan Vital Sign
Kondisi Umum : Baik
GCS : 15 (E4 V5 M6)
Tekanan Darah : 120 /80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular, isi cukup
Frekuensi Nafas : 16 kali/menit, regular
Suhu Axila : 36,3 oC
Skala Nyeri / VAS :0
Status Gizi
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 centimeter
Body Mass Index : 19,53 kg/m2 (status gizi baik)

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterus -/-, Refleks Pupil +/+ isokor
THT
Telinga: Hiperemi -/-, edema -/-, sekret -/-, nyeri tarik -/-
Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret -/-
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Leher : JVP dalam batas normal, Pembesaran KGB (-)
Thorax
Cor Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS IV, kuat angkat (-)
thrill (-)
Perkusi : Batas atas ICS II, batas bawah ICS V, batas kanan PSL
dekstra ICS IV, batas kiri MCL sinistra ICS V
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo Inspeksi :Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-), jejas (-)
Palpasi : Vocal fremitus Normal / Normal
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), jejas (-), Massa (+) bila mengejan
Auskultasi : Bising Usus (+)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (+) minimal, Hepar dan Lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani
Punggung : Nyeri ketok CVA -/-
Kelamin
Tidak diperiksa
Ekstremitas : CRT <2s, Hangat + / +, Edema - / -
Pemeriksaan Dermatologik
o Regio/Letak Lesi:
 Tungkai dan punggung kaki
o Efloresensi:
 Primer: Plak
hiperpigementasi
 Sekunder: skuama,
likenifikasi
o Sifat UKK:
 Ukuran: Plakat
 Susunan: Polisiklik
 Penyebaran dan lokalisasi:
Sirkumskrip, regional

2.5 Pemeriksaan Penunjang


o Tes : tes auspitz (-)
o Pemeriksaan anjuran : uji histopatologi

2.6 Diagnosis
Diagnosis Kerja
o Neurodermatitis
Diagnosis Banding
o Dermatitis atopik
o Psoriasis vulgaris
2.7 Manajemen Pasien
Tatalaksana umum
o Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal.
o Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kuku tetap pendek untuk
menghindari komplikasi kulit saat menggaruk
o Mengedukasi pasien untuk menjaga kelembaban kulit dengan
menggunakan sabun yang mengandung pelembab dan secara berkala
menggunakan pelembab
o Memberi edukasi pasien untuk menghindari stress
Tatalaksana khusus
Sistemik:
 Loratadine tabs 1x10 mg (malam)

2.8 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam

2.9 Resume
Perempuan, usia 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan pruritus yang
memberat 1 bulan SMRS dengan efloresensi primer plak hiperpigmentasi dan
papul, efloresensi sekunder likenifikasi dan skuama pada tungkai bawah dextra
dan sinistra. Keluhan memburuk saat stress dan terutama malam. Keluhan
membaik bila digaruk dan mandi air hangat.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sinonim
Neurodermatitis atau yang lebih lengkapnya disebut neurodermatitis
sirkumskripta memiliki nama lain yaitu liken simpleks kronikus. Selain itu, juga
disebut liken Vidal karena istilah ini pertama kali dipakai oleh Vidal

3.2 Definisi

Neurodermatitis sirkumskripta merupakan salah satu penyakit kulit yang


ditandai dengan penebalan kulit (likenifikasi). Peradangan kulit kronis ini
disebabkan berbagai rangsangan yang akan membuat sensasi gatal. Sensasi gatal
ini akan menimbulkan garukan dan gosokan yang terjadi berulang sehingga akan
seperti kulit batang kayu

3.3 Epidemiologi

Neurodermatitis lebih sering pada orang dewasa sekitar umur 30- 50


tahun.Insidensi lebih tinggi pada wanita dan banyak ditemukan pada bangsa ras
Asia dan kelompok ras asli Amerika. Pasien dengan riwayat dermatitis atopik
dapat terkena neurodermatitis pada usia yang lebih muda sekitar usia 19 tahun.

3.4 Etiologi

Penyebab belum diketahui secara pasti tetapi ada berbagai faktor penyebab
dari neurodermatitis ini, antara lain:

1. Faktor Eksterna

1.1 Lingkungan

Udara kering dan panas dapat menyebabkan iritasi dan


timbul rasa gatal. Keringat yang mudah muncul ketika suhu
tinggi akan menyebabkan rasa gatal juga sehingga biasanya akan
terjadi neurodermatitis di daerah anogenital.

1.2 Gigitan serangga


Reaksi radang yang timbul karna gigitan serangga dapat
mencetuskan rasa gatal di tubuh.

2. Faktor interna

2.1 Dermatitis atopik

Pasien dermatitis atopik sekitar 26% sampai 75% akan


terkena neurodermatitis.

2.2 Psikologis
Prevalensi tertinggi penyebab neurodermatitis ini merupakan
anxietas. Neurotransmitter yang berpengaruh terhadap perasaan antara lain
dopamine, serotonin atau peptide opioid, memodulasikan persepsi gatal
melalui penurunan jalur spinal

3.5 Etiopatogenesis

Stimulus neurodermatitis adalah pruritus dimana dapat berhubungan dengan


gangguan kulit, proliferasi nervus dan tekanan emosional. Pruritus dapat disertai
lesi maupun tidak. Pasien neurodermatitis dapat ditemukan gangguan metabolik
atau gangguan hematologik.
Pruritus yang berperan sentral menyebabkan likenifikasi dan prurigo
nodularis (pola reaksi kulit). Hipotesis pruritus karna penyakit yang mendasari
seperti gagal ginjal kronis, limfoma Hodgkin, obstruksi saluran empedu,
hipertiroidia, penyakit kulit misal dermatitis kontak alergik, dermatitis atopik,
gigitan serangga dan tekanan emosi yang termasuk aspek psikologik.
Jumlah eosinofil akan meningkat pada prurigo nodularis. Isi dari eosinofil
ini adalah protein X dan protein kationik. Protein – protein ini menyebabkan
degranulasi sel mas dengan bertambahnya jumlah sel Langerhans. Pada prurigo
nodularis saraf yang mengandung CGRP (calcitonin gene-related peptide) dan SP
(substance P), bahan imunoreaktif, akan terjadi peningkatan jumlah di dermis
sedangkan pada neurodermatitis tidak. Histamin yang terlepas dari sel mas karna
SP dan CGRP akan menimbulkan pruritus. Peningkatan faktor pertumbuhan saraf
p75 pada membran sel Schwan dan sel perineum diduga menyebabkan hiperplasi
neural.
3.6 Gejala Klinis

Gatal yang dirasakan penderita sangat gatal walaupun rasa gatal tidak
muncul terus menerus.Biasanya muncul dalam keadaan pasien istirahat atau tidak
sibuk. Apabila muncul malam hari maka penderita akan mengalami kesulitan tidur
karna gatal yang sangat. Rasa gatal ini akan terasa lebih enak apabila digaruk.
Namun apabila garukan dan gosokan yang terjadi terlalu keras sehingga melukai
kulit akan timbul rasa nyeri yang menggantikan rasa gatal. Stress psikologis,
mudah berkeringat, pengaruh suhu dan iritasi pakaian akan menambah rasa gatal
penderita

Lokasi dan lamanya lesi akan mempengaruhi gejala klinis. Awalnya


berbentuk plak eritematosa, sedikit edematosa dan lesi tunggal. Lalu edema dan
eritema akan menghilang digantikan batas yang tidak jelas, hiperpigmentasi,
bagian tengah yang berskuama juga menebal, likenifikasi dan ekskoriasi. Plak
eritematosa berbentuk plakat dan memiliki 3 zona antara lain :

a. Zona perifer selebar 2-3 cm yang tidak menebal dan terdapat papul.
b. Zona media dapat berisi papul lentikular yang mengalami
ekskoriasi.

c. Zona sentral yang memiliki penebalan paling parah dan alterasi


pigmentasi

Neurodermatitis dapat berlokasi dimana saja tetapi biasa ditemukan pada


tengkuk, scalp, lengan bagian ekstensor, samping leher, vulva, pubis, skrotum,
lutut, paha bagian medial, perianal, tungkai bawah lateral, punggung kaki dan
pergelangan kaki bagian depan. Umumnya neurodermatitis pada daerah tengkuk
atau lichen nuchae terjadi pada wanita. Terlihat di tengah tengkuk ada plak kecil
yang dapat meluas ke scalp dan skuama akan menyerupai psoriasis.
Gambar 3.1. Ekskoriasi

Garukan dan gosokan berulang pada daerah lesi dapat menimbulkan variasi
klinis seperti prurigo nodularis. Lesi yang terlihat seperti nodus kubah, permukaan
yang mengalami erosi tertutup krusta dan skuama. Lama kelamaan akan keras dan
hiperpigmentasi menjadi lebih gelap. Lesi multipel dimana ekstremitas menjadi
lokasi tersering dengan ukuran beberapa milimeter sampai 2 cm.

Gambar 3.2. Likenifikasi pada neurodermatitis


Pasien etnis kulit hitam likenifikasi yang terjadi dapat diasumsikan dengan
tipe pola khusus, tidak terdapat plak solid. Tetapi likenifikasi yang terjadi terdapat
papul-papul kecil dengan variasi ukuran 2 sampai dengan 3 mm

3.7 Histopatologi

Lokasi dan durasi neurodermatitis dapat menyebabkan variasi terhadap


perubahan histopatologi likenifikasi. Gambaran yang dapat terlihat yaitu
ortokeratosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur, hipergranulosis.
Sekitar pembuluh darah dermis bagian atas bersebukan sel radang limfosit dan
histiosit.Bagian tengah pada prurigo nodularis akantosis lebih tebal, lebih
menonjol dari permukaan, proliferasi sel Schwan, dan hiperplasi neural.
Terkadang sebagian epidermis tertutup oleh krusta.

3.8 Diagnosis

Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


merupakan serangkaian langkah untuk menetukan diagnosis dari suatu
penyakit. Anamnesis pada neurodermatitis berupa :

a) Gatal pada satu daerah atau lebih

b) Timbul plak

c) Rasa gatal terdapat pada lokasi seperti tengkuk, leher,


ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan kaki.

d) Eritema pada awal lesi

e) Gatal saat istirahat dan timbul intermiten

Pemeriksaan Fisik menunjukkan:

a) Plak eritema

b) Batas tegas

c) Likenifikasi

d) Hiperpigmentasi

Pemeriksaan penunjang didapatkan seperti :


a) Hiperkeratosis dengan area parakeratosis

b) Akantosis dengan pemanjangan rete redges yang irregular

c) Hipergranulosis

d) Perluasan dari papil dermis

Melalui gambaran klinis dapat didiagnosis neurodermatitis sirkumskripta.


Jika likenifikasi sudah ditegakkan maka perlu dicari penyebab yang mendasari
penyakit ini terjadi. Akan tetapi perlu dipikirkan penyakit lainnya yang
berhubungan dengan gejala pruritus seperti liken planus, psoriasis, liken
amiloidosis dan dermatitis atopik.

3.9 Penatalaksanaan

Pada pasien neurodermatitis terapi efektif seharusnya adalah koreksi


stimulasi psikologis.Berbagai terapi topikal yang digunakan seperti steroid
topikal, agen keratolitik seperti asam salisilat, kapsasin dan krioterapi. Sedangkan
terapi sistemik meliputi antihistamin sedatif, antidepresan trisiklik dan
psikoterapi.

Daerah lesi dapat dilindungi dengan menggunakan sabun atau losion yang
mengandung tar batu bara dengan atau tanpa krem medikasi. Dibutuhkan waktu
seminggu atau lebih untuk perbaikan.
Gatal dan stres dapat dikurangi dengan pemberian anti histamin, sedatif atau
obat antidepresan. Selain itu, untuk mengurangi gatal dan peradangan dapat
disuntikkan steroid langsung ke dalam lesi. Pada pasien neurodermatitis yang
mempunyai komponen emosional membutuhkan anti depresan dan obat
penenang.
Terapi pilihan untuk mengurangi inflamasi, gatal, dan hiperkeratosis dapat
diberikan terapi steroid topikal seperti salep klobetasol 0,05% selama 2 minggu.
Jika terapi topikal tidak berespon, dapat digunakan terapi sistemik steroid
seperti prednison oral 40 mg selama 5 hari, kemudian 20 mg selama 10 hari. Pada
neurodermatitis yang luas, berat, dan sangat gatal diberikan
Triamsinolonintramuscular 1 mg/kg (maksimal 80 mg).
Seiring dengan pemberian terapi medikamentosa, perlu diperhatikan terapi
non medikamentosa.Edukasi memegang peranan yang penting dalam terapi non
medikamentosa. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam edukasi meliputi
pengetahuan mengenai cara perawatan penyakitnya, cara perawatan untuk
mengurangi keluhan dan pengetahuan tentang komplikasi yang dapat terjadi. Luka
perlu dirawat dan dibersihkan dengan kain dan air bersih yang dikompres pada
daerah luka atau yang terasa gatal.Setelah itu, oleskan salep yang sudah diberikan.
Pasien perlu ditegaskan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal baik
menggunakan alat bantu seperti sisir maupun dengan jari tangan karena hal ini
dapat memperparah keadaan luka. Apabila gatal, maka sarankan kepada pasien
untuk menepuk-nepuk daerah yang gatal.
Komplikasi dapat terjadi infeksi sekunder dan karsinoma sel skuamosa
akibat luka baru yang timbul karna garukan yang berlebihan. Apabila infeksi
sekunder sudah terjadi maka diberikan cefadroksil kapsul 500 mg 2xsehari selama
7 hari, flukonazole kapsul 150 mg 2xsehari selama 2 minggu. Gatal pada malam
hari dapat diberikan antihistamin sedatif seperti doksepin atau hidroksizin 10-
75 mg.

3.10 Prognosis

Apabila rasa gatal, likenifikasi ringan dan perubahan pigmentasi dapat


diatasi maka prognosis neurodermatitis baik. Akan tetapi bila pasien berada dalam
tekanan emosional yang meningkat atau masa stress maka relaps dapat terjadi.
Stadium awal dapat dicegah dengan pengobatan untuk membantu mengurangi
proses likenifikasi. Prognosis yang terjadi berbeda- beda tergantung dari kondisi
pasien. Jika terdapat gangguan psikologis atau penyakit lain yang menyertai
prognosis dapat lebih buruk. Neurodermatitis dapat menjadi lesi yang persisten
dan bersifat berulang. Bila dipicu respon terhadap stres emosional maka
eksaserbasi dapat terjadi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis Diagnosis Kerja


KASUS TEORI: NEURODERMATITIS
Epidemiologi Wanita, 47 tahun Banyak terjadi pada dewasa usia
30-50 tahun, wanita lebih banyak
dibanding pria
Etiologi Pasien memiliki kebiasaan o Hingga saat ini etiologi yang
menggaruk bagian kulit yang gatal menyebabkan neurodermatitis
tidak diketahui, diduga
berhubungan dengan riwayat
atopi.
o Likenifikasi disebabkan oleh
manipulasi garukan dari
pasien
Faktor Risiko o Tidak memiliki riwayat atopi o Memiliki riwayat atopi
o Gatal mulai terjadi ketika o Dipicu keadaan psikologi
pasien terasa stress dan banyak seperti stress, depresi,
pikiran gangguan panik.
o Gatal memburuk ketika malam o Faktor lingkungan yang
menginduksi gatal: cuaca
panas,keringat
Manifestasi  Pasien mengeluhkan gatal  Pruritus kebanyakan terjadi
Klinis terutama saat santai namun disaat tidak beraktivitas
terkadang terjadi tiba tiba dan namun bisa juga terjadi secara
membaik ketika digaruk. terus menerus, dirasa
 Gatal dirasa memburuk saat membaik bila digaruk. Pasien
malam dapat menggaruk baik dalam
 Gatal diinduksi oleh stress dan keadaan sadar maupun dalam
ketika sedang banyak pikiran keadaan tidak sadar yaitu saat
tidur.
 Gatal memburuk pada cuaca
panas, berkeringat dan dapat
disebabkan oleh iritasi
terhadap bahan pakaian
 Gatal memburuk saat sedang
stress

Karakteristik o Regio/Letak Lesi: pergelangan o Regio/Letak Lesi: kulit


Lesi kaki dan tungkai bawah kanan kepala, tengkuk, pergelangan
dan kiri ekstensor. kaki, ekstrimitas bagian
o Efloresensi: ekstensor, dan regio
 Primer: Plak anogenital,labia mayora pada
hiperpigmentasi , papul perempuan dan skrotum pada
 Sekunder: laki-laki
skuama,likenifikasi o Efloresensi:
o Sifat UKK:  Primer: Plak eritem
 Ukuran: Lentikular, Plakat hingga hiperpigemnetasi
 Susunan: Polisiklik dengan atau tanpa papul
o Penyebaran dan lokalisasi:  Sekunder: Skuama,
Sirkumskrip, Batas tidak jelas, likenifikasi, erosi,
regional ekskoriasi.
o Sifat UKK:
 Ukuran: Plakat
 Susunan: Polisiklik
o Penyebaran dan lokalisasi:
Sirkumskrip, regional
Pemeriksaan Fenomena auspitz (-)  Penegakan diagnosis
Penunjang neurodermatitis didasarkan
pada gambaran klinis
 Pemeriksaan histopatologi
berupa gambaran
hyperkeratosis, ortokeratosis,
hipergranulosis, dan
hyperplasia epidermal
psoriasiform, papilla dermis
menebal.
Tata Laksana  Sistemik:  Kortikosteroid topikal poten
- Loratadine 1x10 mg
khusus  Preparat antipruritus
nonsteroidal: menthol,phenol,
pramoxine
 Steroid intralesional bila tidak
membaik dengan
kortikosteroid topikal: injeksi
intralesi dengan triamcinolone
acetonide
 Antihistamine sedative

Analisis Diagnosis Banding


- Dermatitis atopi (DA)
Merupakan dermatitis krinik residif disertai rasa gatal yang sering terjadi
pada bayi dan anak 50% menghilang pada saat remaja, kadang dapat menetap atau
dapat kembali muncul pada saat dewasa. Etiologi dari DA adalah multifaktorial
terdiri dari factor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor genetic,
imun, psikologis. Faktor ekstenal berupa faktorlingkunagn atau allergen, trauma
dan iritan lainnya.
Klasifikasi DA menurut usia dibagi menjadi 3, Fase infantil pada bayi
berusia 2 bulan-2 tahun dengan tempat predileksi di wajah, kedua pipi dan
tersebar simetrislesi dapat meluas ke dahi, pergelangan tangan, dan tungkai bagian
fleksor. Fase anak usia 2-10 tahun dapat muncul setelah fase infantile maupun
baru dengan tempat predileksi tersering pada fosa kubiti dan popliteal serta
ekstrimitas bagian fleksor dan tersebar simetris. Fase remaja dan dewasa usia >13
tahun dengan tempat predileksi sama dengan pada fase anak dapat meluas pada
telapak tangan, pergelangan tangan, leher anterior, scalp dan areola mammae.
Manifestasi kulit berupa plak hiperpigmentasi, hyperkeratosis, likenifikasi,
eksoriasi, dan skuamasi dan rasa gatal yang lebih hebat saat istirahat dan
berkeringat. Fase remaja dewasa dapat berlangsung hingga usia 30 tahun bahkan
lebih.
Diagnosis DA dapat ditegakan secara klinis dengan kriteria Hanifin Rajka
dan criteria William

- Psoriasis vulgaris
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik
yang kuat. Diinduksi berbagai faktor pencetus, misalnya trauma, infeksi, obat-
obatan maupun factor psikologik, dapat timbul fenotip psoriasis pada individu
dengan faktor predisposisi. Penyebab dari penyakit ini masih tidak diketahui
dengan pasti namun berkaitan dengan stimulasi keratinosit oleh sistem imun
Gambaran klasik psoriasis adalah plak eritem berbatas tegas yang ditutupi
oleh skuama kasar berlapis berwarna keperakan yang bila dilepaskan didapatkan
bintik-bintik perdarahan. Ukuran lesi bervariasi dari seujung jarum hingga plakat,
umumnya bilateral simetris. Diagnosis umumnya ditegakkan dari evaluasi klinis
dimana keluhan utama pasien 70% berupa gatal disertai rasa terbakar dan nyeri.
Umumnya didapatkan distribusi lesi pada kulit kepala, sisi ekstensor dari siku dan
lutut, sacrum, bokong, dan genital.
BAB V
PENUTUP

Neurodermatitis merupakan kelainan kulit berupa penebalan kulit seperti


batang kayu yang lebih menonjol dan timbul secara sekunder akibat gosokan dan
garukan. Etiologi dan faktor resiko dari neuro dermatitis antara lain yaitu gatal
yang akan menimbulkan gosokan dan garukan, adanya hubungan dengan kelainan
atopik, faktor lingkungan dan faktor psikologik atau emosional. Penegakan
diagnosis neurodermatitis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Prognosis dari neurodermatitis adalah baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. New York: McGraw-Hill
medical; 2012.
2. James WD, Berger T, Elston D. Andrews’ Diseases of the Skin: Clinical
Dermatology. Elsevier Health Sciences; 2015.
3. Kartowigno HS. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. 2nd ed. Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2012.
4. Menaldi SLS. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.
5. Lichen Simplex Chronicus: Background, Pathophysiology, Epidemiology.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1123423-overview
6. Psoriasis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview
7. Atopic Dermatitis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1049085-overview

Anda mungkin juga menyukai