Anda di halaman 1dari 5

1.

Analisis Pinch digunakan untuk mengidentifikasi biaya energi dan jaringan penukar panas
(Heat Exchanger Network) serta target biaya modal untuk proses dan mengetahui pinch point.
Prosedur pertama yaitu memprediksi desain, persyaratan minimum energi eksternal, area
jaringan, dan jumlah unit untuk suatu proses pada pinch point. Selanjutnya desain jaringan
penukar panas atau HENDesign yang memenuhi target ini disintesis. Akhirnya jaringan
dioptimalkan dengan membandingkan biaya energi dan biaya modal dari jaringan sehingga total
biaya diminimalkan. Dengan demikian, tujuan utama dari analisis pinch adalah untuk mencapai
penghematan keuangan dengan proses integrasi panas yang lebih baik (memaksimalkan heat
recovery dari proses ke proses dan mengurangi beban utilitas eksternal). Konsep integrasi panas
proses digambarkan dalam contoh yang dibahas di bawah ini.

2. Combined Cycle Power Plant (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU)

Pembangkit jenis ini adalah perpaduan dari pembangkit gas turbine dan steam turbine, sistemnya bisa
dikatakan paling kompleks karena harus mengkombinasikan antara dua proses.
Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan
energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat
Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan
digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat
Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya
menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.

3. Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap.Siklus Rankine adalah siklus
termodinamikayang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran
tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak.
Skema Peralatan pada Siklus Rankine

Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanantinggi. Pada tahap ini
fluida kerja berfase cair sehingga hanyamembutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses
pemompaan.

Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah fase menjadi
uap jenuh. Proses ini berlangsung padatekanan konstan.

Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa putaran turbin.
Proses ini menyebabkan penurunantemperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat
akhirkondensasi titik air mulai terjadi.

Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap berubah menjadi fase
cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Gambar 2.3. Diagram temperatur-entropi untuk siklus Rankine

proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui turbin danuap jenuh pada kondisi 1
hingga mencapai tekanan kondenser.

proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanankonstan melalui kondenser
dengan cairan jenuh pada kondisi 3.

proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke kondisi 4dalam daerah hasil
kompresi.

proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanankonstan melalui boiler untuk
menyelesaikan siklus.

4. SIKLUS BRAYTON

Siklus rankine merupakan salah satu siklus termodinamika yang digunakan dalam proses pembangkitan
energi listrik tenaga gas (PLTG).
(a) Skema Siklus Brayton

(b) Diagram P-V Siklus Brayton

(c) Diagram T-s Siklus Brayton

(1-2) Proses Kompresi Isentropik

Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet kompresor. Oleh kompresor, udara
dikompresikan sampai tekanan tertentu diikuti dengan volume ruang yang menyempit. Proses ini tidak
diikuti dengan perubahan entropi, sehingga disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan dengan
angka 1-2 pada kurva di atas.

(2-3) Proses Pembakaran Isobarik

Pada tahap 2-3, udara terkompresi masuk ke ruang bakar. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang
bakar, dan diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar tersebut. Energi panas hasil pembakaran
diserap oleh udara (qin), meningkatkan temperatur udara, dan menambah volume udara. Proses ini
tidak mengalami kenaikan tekanan udara, karena udara hasil proses pembakaran bebas berekspansi ke
sisi turbin. Karena tekanan yang konstan inilah maka proses ini disebut isobarik.

(3-4) Proses Ekspansi Isentropik

Udara bertekanan yang telah menyerap panas hasil pembakaran, berekspansi melewati turbin. Sudu-
sudu turbin yang merupakan nozzle-nozzle kecil berfungsi untuk mengkonversikan energi panas udara
menjadi energi kinetik (baca artikel berikut). Sebagian energi tersebut dikonversikan turbin untuk
memutar kompresor. Pada sistem pembangkit listrik turbin gas, sebagian energi lagi dikonversikan turbin
untuk memutar generator listrik. Sedangkan pada mesin turbojet, sebagian energi panas dikonversikan
menjadi daya dorong pesawat oleh sebentuk nozzle besar pada ujung keluaran turbin gas.

(4-1) Proses Pembuangan Panas

Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada siklus Brayton ideal, udara yang
keluar dari turbin ini masih menyisakan sejumlah energi panas. Panas ini diserap oleh udara bebas,
sehingga secara siklus udara tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
5. Heat Recovery Steam Generator, adalah peralatan utama dari Pusat Listrik Tenaga Gas-Uap yang
berfungsi untuk memanfaatkan gas buang turbin gas untuk memperoduksi uap bertekanan ( khususnya
superheated steam ). Panas/kalor yang dipindahkan dari gas buang tersebut seluruhnya berpindah
dengan cara konveksi ke air yang berada dalam pipa. Gas buang turbin gas mengalir memanasi peralatan
HRSG mulai dari superheater, kemudian menuju ke evaporator, ke economizer dan preheater dan
selanjutnya keluar melalui cerobong pembuangan.

Anda mungkin juga menyukai