Biomassa adalah bahan yang berasal dari makhluk hidup, termasuk tanaman, hewan
dan mikroba. Menjadikan biomassa sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut
menjadi menarik, sebab biomassa merupakan bahan yang dapat diperbaharui, meliputi pohon,
tumbuhan, tanaman produksi dan residunya, serat-serat tanaman, limbah hewan, limbah
industri dan limbah-limbah lain yang berupa bahan organik. Pemanfaatan energi biomassa
yang sudah banyak ada saat ini adalah dari limbah Biomassa. Yakni, sisa-sisa Biomassa yang
sudah tidak terpakai semisal bagas (bekas tebu kering), tangkai jagung, tangkai padi, dan yang
semisalnya.
Sifat-sifat dan karakteristik penting pada biomassa yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. kadar air (intrinsik dan ekstrinsik)
2. nilai kalori
3. kandungan residu/abu
4. kandungan logam alkali
5. rasio antara selulosa dan lignin
6. kandungan karbon terikat (fixed carbon) dan kandungan zat volatile (volatile matter).
Sumber : Anonim
Gambar 3.2 Rencana Pemanfaatan Biomassa di Indonesia
Gambar 3.3 Kontribusi penyediaan energi terbarukan untuk konsumsi energi dunia dan
peranan biomassa untuk panas, etanol, biodiesel, listrik
Pelet Kayu
Indonesia mampu menghasilkan listrik biomassa ~49,8 GW (Indonesia hanya perlu
tambahan listrik nasional 35 GW). Potensi biomassa Indonesia sekitar 146,7juta ton/tahun
yang berasal dari residu padi (150GJ/tahun ), kayu karet (120 GJ/tahun ), residu gula (78
GJ/tahun ), residu kelapa sawit (67 GJ/tahun ), dan sampah organik lain (20GJ/tahun ).
Gambar 3.4 Global Regional Pellet Production
Seperti diketahui, pengguna pelet kayu dunia tahun 2013 (23,6juta ton) tercatat adalah
negara Jepang, Korsel, China (2juta ton), Eropa (12juta ton) (pengguna sekaligus
penghasil terbesar, yaitu Jerman, Swedia, Latvia, dan Portugal), AS (3juta ton), Rusia
(2juta ton) dan Kanada (3juta ton).
Gambar 3.6 Harga Pelet Kayu di Eropa (Swiss, Jerman dan Austria)
Khusus untuk Indonesia, pabrik pelet kayu terbesar ada di Semarang, yang produksi
pelet kayunya populer di Korsel, karena kualitasnya bagus (kalori tinggi, kandungan kimia
dan abu cukup rendah). Korsel melakukan proyek-proyek kerma di Jatim dan Jateng,
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Indonesia akan menjadi target Korsel untuk menjadi
pemasok pelet kayu di masa datang di Asia terutama untuk bahan biopelet yang berasal
dari pelepah / cangkang sawit, bagas tebu, jerami, kaliandra merah, dan lain-lain.
Pelet Bagas, serbuk Gergaji, jerami padi/gandum, sekam padi, bagas / ampas tebu
(mengandung gula 2,5%, nilai kalori 1.825kKal), batang jagung/sorgum, sampah daun,
rumput, ranting, dan bagian tanaman yang telah dianggap limbah dapat menjadi sumber
pelet kayu. Pelaku usaha pelet kayu mulai menanam kayu cepat panen yang minim
perawatan, dan kandungan energinya tinggi sebagai campuran limbah tsb. Sebagai contoh:
Petai cina (Leucaena leucocephala), kaliandra merah (Caliandra calotahun yrsus), dan
Gamal (Gliricidia sepium). Tujuan membuat pelet kayu adalah nilai kalor limbah kayu
tersebut hendak ditingkatkan agar menjadi BAHAN BAKAR berkalori mendekati
batubara (5.000 - 6.000 kKal), yaitu sekitar 4.200 - 4.800 kKal dengan kadar abu sekitar
0,5-3%.
Tabel 3.3 Traditional use of biomass for cooking in developing Asia – 2013
Sumber : IEA, World Energy Outlook 2015.
a. Energi biomassa menjadi salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar
fosil. Biomassa sebagai sumber energi tidak akan pernah habis, karena bahan biologis
yang di butuhkan untuk membuat energi biomassa akan selalu tersedia selama
kehidupan di muka bumi ini masih ada.
b. Pemanfaatan energi biomassa sebagai bahan baku untuk menjadi bionergi:
Biogas
Biodiesel
Bioethanol
Pelet Kayu
c. Biomassa dapat dikonversi menjadi 3 jenis produk utama:
Energi panas/listrik
Bahan bakar transportasi
Bahan baku kimia
d. Kelebihan dari energi biomassa adalah sifatnya yang terbarukan dan tidak akan habis
juga pengolahan yang fleksibel dimana kita dapat menentukan jenis energi seperti apa
yang kita butuhkan. Kekurangan dari energi biomassa ialah sifatnya yang berlawanan
dengan pangan dan dibutuhkan lahan yang luas untuk menanam.