Oleh :
Pradanti Nadilla Widiawati F14150018
Aqil Abiyanto F14150044
Firhand Hawarie F14150054
Gilang Ananda Putra F14150070
Aryasena Bagas Dewanusa F14150117
ABSTRAK
Kata kunci : serbuk kayu sengon, briket, biomassa, bahan bakar alternatif
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan 2
METODOLOGI 2
Waktu dan Tempat 2
Alat dan Bahan 2
Tahapan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 4
Biomassa 4
Parafin 5
Bio-Briket 5
Perekat Briket 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Pemilihan Bahan Biomassa dan Perekat 6
Pengujian Karakteristik Pembakaran Briket 6
Indikator Keberhasilan 9
Perbandingan Dengan Produk Komersial 9
PENUTUP 10
Kesimpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Persiapan bahan 12
Pembuatan bio-briket 13
Pengujian karakteristik pembakaran 14
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Bio-briket adalah bahan bakar padat dari biomassa yang dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu, sehingga dalam
pemakaiannya memerlukan pemadatan bahan baku. Dalam rangka efisiensi
penggunaan kayu perlu diupayakan pemanfaatan serbuk kayu menjadi produk yang
lebih bermanfaat. Maka dari itu diperlukan upaya intensifikasi penggunaan energi
yang diawali dengan mengetahui sifat fisis dan karakteristik bio-briket untuk
komponen pembuatan fire starter bio-briket limbah padat organik.
Tujuan
METODOLOGI
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu timbangan digital, heater,
pengaduk, dan panci.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu wadah telur, limbah padat
pertanian yaitu serbuk kayu sengon. Serta bahan baku perekat yaitu lilin parafin.
Tahapan Penelitian
Penelitian terdiri atas beberapa tahap yang diawali dengan persiapan bahan
meliputi penimbangan massa dari bahan dan perekat. Selanjutnya adalah
pembuatan bio-briket yang terdiri dari pembuatan perekat, pencampuran dengan
perekat, pencetakan dan pengeringan briket. Tahap terakhir ialah pengujian
karakteristik pembakaran bio-briket. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat
pada gambar berikut.
3
Pembuatan Perekat
Bahan perekat yang digunakan adalah parafin. Pembuatan perekat dilakukan
dengan melelehkan parafin di atas panci dengan menggunakan heater.
Pencetakan briket
Serbuk kayu sengon dan parafin yang sudah tercampur secara merata
kemudian dituangkan dalam cetakan wadah telur.
Pengeringan Briket
Bio-briket yang sudah dihasilkan kemudian dikeringkan dengan cara
penjemuran memanfaatkan sinar matahari selama 1 hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Biomassa
Parafin
Parafin yang merupakan bahan utama dari lilin merupakan kombinasi dari
jenis hidrokarbon yang berbeda yang dapat diperoleh dari destilasi minyak bumi
(Akgun, Aydin, dan Kaygusuz 2007). Dikarenakan hal tersebut, parafin dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Parafin juga memiliki sifat fisik yang mudah
meleleh dengan titik leleh berkisar antara 40 hingga 70 ℃.
Bio-Briket
Perekat Briket
Selain dari biomassanya, kualitas dari sebuah briket juga sangat ditentukan
dari bahan perekat yang digunakan. Penggunaan parafin sebagai bahan perekat
briket telah dicoba oleh Mustafiah, Darnengsih, dan Ikasari (2016) dengan beberapa
variasi perekat-biomassa yang berbeda dan didapatkan bahwa rasio paling optimal
ialah 4:20. Penggunaan parafin ini sendiri memiliki kelebihan yaitu dapat
meningkatkan nilai kalor dari briket akibat komposisi kimianya yang merupakan
rangkaian hidrokarbon.
6
Kecamatan Jumlah
Bogor Selatan 8
Tanah Sareal 5
Bogor Tengah 2
Bogor Barat 7
Bogor Utara 5
Total 27
Sumber : Dinas KUMK Kota Bogor (2015)
Dikarenakan tujuan dari produk ini ialah sebagai pemula api sehingga yang
menjadi parameter pengukuran karakteristik pembakaran bio-briket ini ialah lama
nyala api. Adapun hasil dari pengukuran adalah sebagai berikut.
7
7 600
500
6.8
6.7 400
6.6
300
6.5
6.4 200
6.3
100
6.2
6.1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sampel ke-
600
500
200
100
0
6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 7
Massa bahan (gram)
Dari hasil pengukuran terlihat untuk tiap-tiap sampel, lama nyala api berkisar
antara 5.5 hingga 9 menit dengan rata-rata 6.65 menit. Lama nyala api ini bervariasi
bergantung kepada massa dari sampel. Massa dari sampel yang berbeda bukan
merupakan massa dari biomassa, melainkan massa dari wadah telurnya dikarenakan
sulit melakukan pemotongan yang sempurna agar sampel memiliki massa yang
sama. Dari grafik hubungan massa sampel dan nyala api pada Gambar 3, didapatkan
bahwa massa sampel dan nyala api memiliki hubungan linier dengan nilai
determinasi 0.9307 yang artinya lama nyala api sangat dipengaruhi oleh massa
sampel.
9
Indikator Keberhasilan
Dikarenakan tujuan utama dari bio-briket ini ialah sebagai pemula api,
sehingga indikator keberhasilannya ialah lama nyala api, kemudahan dan keamanan
dalam penggunaan, dan kemudahan mendapatkan bahan.
Untuk lama nyala api, seperti yang telah didapatkan pada hasil pengukuran
bahwa lama nyala api yang diperoleh ialah lebih kurang 6 menit, dengan nilai
minimal 5.6 menit. Lama nyali api dapat dikatakan sudah cukup sebagai pemula
api.
Bentuk dari bio-briket pemula api ini ialah seperti piramida sesuai bentuk
cetakan yang merupakan wadah telur sehingga dalam penggunaannya, bio-briket
ini dapat berdiri stabil yang membuatnya aman untuk digunakan. Untuk
penyalaannya, bio-briket ini dapat dibakar dengan korek api biasa pada bagian
sayap dari wadahnya sehingga mudah untuk digunakan.
Kemudian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa biomassa serta
wadahnya merupakan limbah yang sudah tidak lagi digunakan. Selanjutnya bahan
ini cukup mudah didapatkan, seperti yang tertera pada subbab mengenai pemilihan
bahan di Kota Bogor saja setidaknya terdapat 27 UMKM yang bergerak di bidang
kayu yang tentu saja menghasilkan limbah biomassa ini. Bahan perekat dan cetakan
yang merupakan parafin dan bekas wadah telur juga relatif mudah didapatkan.
Sebagai tambahan berikut daftar harga dari bahan baku briket ini.
Tabel 3 Daftar harga dari bahan
Sehingga dari ketiga indikator ini, bio-briket pemula api ini dapat dikatakan
berhasil.
Salah satu produk yang sudah dijual secara komersial ialah dengan merek
©
UCO Sweet-Fire. Produk ini berbahan utama bagasse tebu, masing-masing unit
mempunyai massa rata-rata 4.1 gram dengan lama nyala api dapat mencapai 7
menit. Harga dari produk ini ialah USD 5.99 per pak dengan isi 20 buah, dengan
asumsi 1 USD sama dengan Rp 14 000 maka harga per buahnya ialah lebih kurang
Rp 4000. Berikut contoh produknya.
10
Jika dibandingkan, maka bio-briket yang telah dibuat memiliki harga hingga
10 kali lebih murah. Harga ini belum termasuk biaya dari packaging.
PENUTUP
Kesimpulan
Bio-briket pemula api ini terbuat dari bahan yang merupakan limbah yang
sudah tidak terpakai, kemudian bio-briket ini telah memenuhi dari ketiga indikator
keberhasilan yakni lama nyala api yang cukup lama, kemudahan dan keamanan
dalam penggunaan, serta kemudahan dalam mendapatkan bahan baku.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Penimbangan biomassa
Penimbangan parafin
13
Pelelehan parafin
Pengeringan
14