Anda di halaman 1dari 13

LISTRIK MAGNET

ARUS LISTRIK

OLEH

EGLY MEWENGKANG

17505039

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

2019

i
PEMBAHASAN

ARUS LISTRIK

Muatan-muatan listrik yang bergerak menimbulkan aliran listrik (arus listrik),


dan setiap medium yan membawa arus disebut konduktor. Dalam konduktor logam
muatan dibawa oleh elektron. Dalam konduktor gasa atau plasma, muatan dibawa
oleh elektron danion positif ( atom-atom kekurangan elektron). Plasma terdiri atas
sejumlah muatan positif dan negatif yang seimbang (total muatan adalah nol).
Ionosfer bumi terdiri atas ion-ion positif dan elektron-elektron bebas adalah plasma.
Di larutan elektrolit muatan dibawa oleh ion-ion positif dan negatif. Di dalam
semikonduktor muatan dibawa oleh elektron dan “hole”, kelakuan hole seperti muatan
positif.

1. ARUS LISTRIK DAN RAPAT ARUS


Misalnya suatu muatan uji e berada dalam medan listrik 𝐸⃗ (gambar7 .1) maka muatan
akan mendapat gaya 𝐹 = 𝑒𝐸⃗ (N) (7.1)

Muatan uji +e

Gambar 7.1 muatan uji e dalam medan

Jika muatan tersebut bergerek bebas, maka akan menerima percepatan, yang
menurut hukum ke-2 Newton adalah:
⃗⃗⃗𝐹
𝑎= (m𝑠 −2 ) (7.2)
𝑚
Dengan m adalah massa partikel (dalam kg).
Dalam keadaan tidak ada hambatan, kecepatan partikel v (at) akan bertambah
secara tidak terputus dengan waktu. Di dalam konduktor-konduktor as, cairan, atau
konduktor padat, partikel satu dengan partikel lainnya bertumbukan secara berulang-
ulang, yang menyebabkan ehilangan eneri dan perubahan arah gerak secara acak. Jika
𝐸⃗ konstan dan medium homoen, efek dari tumbuan adalah untuk menahan partikel
bermuatan agar kecepatan rata-rata tetap dan disebut kecepatan hanyut/drift velocity

1
(=Vd). Kecepatan hanyut mempunyai arah sama denan medan listrik dan hubungan
antara keduanya dinyatakan denan suatu konstanta yan disebut mobilitas (=µ m).
Hubunan tersebut adalah
⃗⃗⃗⃗
𝑉𝑑 = µ𝑚 𝐸⃗ (m𝑠 −1 )(7.3)
Dengan µ𝑚 = mobilitas (m2 volt s-1)
𝐸⃗ = kuat medan listrik ( volt m-1)

Untuk konduktor-konduktor yan baik memiliki mobilitas tinggi.


Misalkan suatu konduktor penampang lintangnya seragam sebesar A (gambar
7.2), partikel bermuatan bebas bergerak dengan kecepatan volume ρ. Gerakan
muatan-muatan akan membentuk arus I ( dalam coulumb per sekon) lewat titik acauan
yang diberikan. Besar arus I tersebut diberikan oleh persamaan
I= VdρA (ampere) (7.4)
Dengan:
I = Kuat arus (coulomb s-1 atau ampere)
Vd = Kecepatan hanyut (m s-1)
ρ = rapat muatan (C m3)
A = luas penampang medium konduktor (m2)

Gambar 7.2 Medium dengan luas penampang A memiliki muatan bebas, arus I
dalam 𝐸⃗

(Catatan : muatan – muatan yang bergerak dapat muatan positif atau muatan
negatif. Muatan positif bergerak searah dengan arah medan, muatan negatif bergerak
berlawanan dengan arah medan, tetapi jumlah keduanya menyatakan arus total. Untuk
penyederhanaan dalam gambar hanya ditampilkan muatan positif).

2
𝑑𝑥
Menurut kinematika Vd = 𝑑𝑡 (𝑥 = 𝑙), maka persamaan (7.4) dapat dinyatakan
𝑑𝑥
I= ρA
𝑑𝑡
𝑑(𝑥ρA)
= , sedangkan xA=volume
𝑑𝑡
𝑑(ρv)
=
𝑑𝑡
𝑑q
I= (7.5)
𝑑𝑡
Berdasarkan persamaan (7.5) dapat dinyatakan bahwa arus listrik I adalah
sama dengan kecepatan perubahan muatan yang pindah melalui suatu titik.
Menurut persamaan (7.4), arus adalah sebnading dengan kecepatan hanyut,
rapat muatan, dan luas konduktor. Jika persamaan (7.4) dibagi dengan A, maka
diperoleh arus per satuan luas dan disebut rapat arus (=𝑗), sehingga
𝐼
𝑗 = 𝐴 = ⃗⃗⃗⃗
𝑉𝑑 𝜌 (Am-2) (7.6)

Rapat arus memiliki arus perluas dan dinyataan dalam ampere per meter
kuadrat (Am-2).
Persamaan (7.6) adalah untuk rapat arus searah dengan aliran muatan.
Besarnya rapat arus adalah sama denan arus persatuan luas melalui suatu luasan yang
tegak lurus terhadap aliran (gambar 7.3).

Gambar 7.3 Rapat arus 𝑗 paralel dengan ⃗⃗⃗⃗


𝑑𝑎

3
Jika 𝑗 dan elemen luas ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑎tidak sejajar (gambar 7.4), maka:

Gambar 7.4 Rapat arus 𝑗 dan elemen luas tidak paralel.

𝑑𝑞 = 𝜌 𝑑𝑙 cos 𝜃 𝑑𝑎 , 𝑑𝑙 = 𝑣𝑑𝑡
= 𝜌 𝑣 cos 𝜃 𝑑𝑎 𝑑
𝑑𝑞
= 𝜌 𝑣𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑑𝑎 (7.7)
𝑑𝑡
𝑑𝑞
⃗⃗⃗⃗
( ) = 𝑗. 𝑑𝑎
𝑑𝑡

Jika dianggap sembarang permukaan S (gambar 7.4) maka dapat dicari


perubahan muatan yang mengalir melalui permukaan dengan menjumlahkan
sumbangan dari seluruh elemen da. Sehingga persamaan (7.7) menjadi :
𝑑𝑞 ⃗⃗⃗⃗
( ) = ∫ 𝑗. 𝑑𝑎(7.8)
𝑑𝑡 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑆 𝑠

Atau

⃗⃗⃗⃗
𝐼 = ∫ 𝑗. 𝑑𝑎(7.9)
𝑠

Persamaan (7.9) sering disebut fluks dari muatan, dan permukaan S dapat terbuka dan dapat
tertutup.

Gambar 7.5 kecepatan perubahan muatan yang mengalir melalui Luasan S.

4
Jika muatan mengalir pada permukaan maka dapat dipikirkan mengenai rapat
⃗ . Rapat arus permukaan searah dengan permukaan searah dengan
arus permukaan 𝐾
permukaan aliran muatan. Besarny Ksama dengan arus persatuan panjang garis yang
terletak di dalam permukaan dan teak lurus terhadap aliran ( gambar 7.6).

Gambar 7.6 Rapat arus permukaan

⃗⃗⃗⃗ (gambar 7.7). Vektor


⃗ tidak berimpit terhadap 𝑑𝑠
Misal pada suatu keadaan 𝐾

satuan 𝑡̂ digambarkan tegak lurus terhadapa ds dan terletak pada permukaan, 𝐾
dikerjakan sedemikian sehingga merupakan vektor tangensial. Dengan cara yang sama
dengan persamaan (7.6) dan (7.8) maka dapat ditunjukkan :

⃗ = 𝜎𝑣(7.10)
𝐾

𝑑𝑞
( ⃗ . 𝑡̂)𝑑𝑠
) = (𝐾 (7.11)
𝑑𝑡

(𝜎 = rapat muatan permukaan)

Serupa dengan di atas, untuk arus pada filamen diperoleh

𝐼 = 𝜆(𝑣)

(𝜆= rapat muatan linear dari aliran)

5
⃗ tidak tegak lurus terhadap ds
Gambar 7.7 𝐾

2. RESISTANSI DAN KONDUKTANSI, RESITIVITAS DAN KONDUKTIVITAS


Resistansi (hambatan = R), dengan ( hantaran= G) merupakan besaran fisis
untuk resistor. Konduktansi adalah kebalikan dari resistansi G = 1/R dan dinyatakan
dalam mho.

𝐼 1
𝐺= =
𝑉 𝑅

Gambar 7.8 Resistor, Resistansi, R, Konduktansi G=1/R

Resistivitas (kehambatan) S dan konduktivitas ( ketahanan), 𝜎 adalah besaran –


besaran. Volumetrik yang melukiskan bagaimana baik atau jeleknya material-
material/ bahan – bahan menghantar listrik. Resistivitas, S dinyatakan dalam
Ohmmeter (Ωm).
𝑅𝐴
𝑆= (𝑜ℎ𝑚 − 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)(7.12)
𝑙
Dengan:
R = resistsn dari kota antara ujung permukaan
l = Panjang kotak
A = Luas kotak pada ujung-ujun permukaan

Gambar 7.9 Bahan penghantar berbentuk kotak segiempat

6
Jika suatu bahan mempunyai rsitivitas S= 1 Ωm, bahan berbentuk kubus dengan
panjang 1 m memiliki maka resistamsi R=1 Ω
Konduktivitas 𝜎, adalah berbanding terbalik dengan resistivitas S,
1 𝑙
𝜎= = (𝑚ℎ𝑜 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)(7.13)
𝑠 𝑅𝐴
Contoh:
a. Hitunglah konduktivitas dari kawat ysng diameternya 4 mm, panjang 5m. Jika
resistansinya 12 Ωm.
b. Bahan apakah itu?
Penyelesaian:
𝑙 5 𝑚ℎ𝑜
a. 𝜎 = = = 3,3 𝑥 107
𝑅𝐴 12𝑥10−3 𝜋92𝑥10−3 )2 𝑚

b. Bahan itu adalah campuran aluminium, yaitu antara aluminium (𝜎 =


3,5x107 dan Duralumin (𝜎 = 3x10−7

3. HUKUM OHM
Pada tahun 1826 George Simon Ohm melakukan eksperimen menentukan hubungan
antara tegangan V atas panjang konduktor dan arus I yang melalui konduktor dalam
batas-batas karakteristik parameter konduktor (Gambar 7.10). Parameter itu disebut
Resistans R, yang didefinisikan sebagai hasil bagi tegangan V dan arus I, sehingga
dituliskan :
𝑉
𝑅= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼 . 𝑅 ( Hukum Ohm)
𝐼

Hukum Ohm menyatakan bahwa pada potensial atau tegangan V antara ujung-ujung
konduktor adalah sama dengan hasil kali resitansi R dan arus I.

Hal itu di asumsikan bahwa R tidak bergantung I, bahwa R adalah konstan


(tetap). Pembicaraan demikian, adalah menurut hukum Ohm. Disana ada elemen-
elemen rangkaian, tetapi ada perbaikan dimana resistans tidak konstan. Elemen-
elemen demikian dikatakan tidak linear / non linear, dan diagram V versus I
dibutuhkan untuk menunjukan kelakuan mereka. Sekalipun demikian, resistans suatu
elemen non linear adalah masih didefinisi oleh 𝑅 = 𝑉⁄𝐼 , tetapi R tidak bergantung
pada I .

7
Gambar 7.10 Tegangan V melintang konduktor panjang I, menghasilkan arus I

4. HUKUM OHM PADA SUATU TITIK DAN RAPAT ARUS


Berdasarkan hukum Ohm (7.14), arus yang melalui konduktor (gambar 7.11)
diberikan oleh :
𝑉
𝐼= (7.15)
𝑅

Dengan V = potensial melintang ujung-ujung kotak = EI, R = resistansi kotak. Arus


adalah I adalah sama dengan rapar arus J kali luas penampang lintang kotak, yaitu :

𝐼 = 𝑗 𝐴, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗 = 𝐼⁄𝐴

Ɩ
Karena, 𝑅 = dan 𝑉 = 𝐸 Ɩ,
𝜎𝐴

𝐸𝚤𝜎𝐴
Maka 𝑗=
Ɩ𝐴

𝑗 = 𝜎𝐸 (7.16)

(Hukum Ohm pada suatu titik)

Rapat arus didalam konduktor berbentuk kotak diasumsikan serba sama. Untuk
mencapai keadaan tersebut, maka bahan harus memiliki hantaran tinggi (idealnya 𝜎 =
∽) pada ujung-ujung plat ?lempeng dari kotak (gambar 7.11).

8
Gambar 7.11 Kotak hantaran dengan aliran arus serba sama

5. DAYA DAN HUKUM JOULE


Bila pembawa muatan bergerak dalam konduktor, maka pembawa muatan akan
bertumpukan dengan atom logam . Akibat tumbukan tersebut pembawa muatan
kehilangan energi. Hilangnya energy tesebut menyebabkan logam tersebut menjadi
panas. Dengan demikian, pada peristiwa tumbukan tersebut pembawa muatan
menyerahkan energy kinetiknya kepada atom-atom logam yang ditumbuk, sehingga
energy tersebut berubah menjadi energy getaran atom yang dapat diketahui gejalanya
berubah timbulnya panas dalam logam konduktor.

Untuk mengetahui seberapa muatan melepaskan energy maka dapat diikuti


penjelasan berikut ini. Misal pada suatu konduktor memiliki suatu beda potensial V
dan dialiri arus I. Hal ini berarti ada sejumlah muatan yang bergerak dibawah
pengaruh beda potensial V (misalnya dq. Muatan tersebut akan melepasan energy
𝑑𝑊 = 𝑑𝑞 𝑉

𝑑𝑊 = 𝐼 𝑑𝑡 𝑉 (7.17)

Energi tersebut hilang sebagai panas dan diterima logam dengan daya

𝑑𝑊
𝑃= = 𝑖𝑉 (7.18)
𝑑𝑡

Dari hukum Ohm 𝑉 = 𝐼 . 𝑅 ,maka (7.17) menjadi

𝑃 = 𝐼²𝑅 (7.19)

Dan persamaan (7.17) menjadi :

9
𝑑𝑊 = 𝑖²𝑅 𝑑𝑡

𝑇
𝑊 = ∫0 𝑖²𝑅 𝑑𝑡 (7.20)

Jika I dan R konstan, maka (7.20) menjadi :

𝑊 = 𝑖² 𝑅 𝑇 (7.21)

𝑊 = 𝑃𝑇 (7.22)

Persamaan (7.21) dan (7.22) merupakan hukum Joule dengan

W = energy ( J = watt sekon )

P = Power = Daya ( W)

I = Arus ( A)

R = Risistans ( Ω )

T = Waktu ( sekon )

Contoh :

Suatu resistor R = 2Ω, menyerap energy 800 J dalam 2 sekon dari arus I = I₀ sin 𝜔𝑡, dimana
𝜔 = 2 𝜋f dan f = 60 Hz.

a Berapakah harga arus puncak


b Ulangi untuk f = 1 KHz

Penyelesaian :

Berdasarkan persamaan (7.20)

𝑊 = ∫ 𝑖²𝑅 𝑑𝑡
0

𝑊 = 𝑅 ∫ 𝑖₀² 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡 𝑑𝑡
0

10
𝑇

𝑊 = 𝑅𝑖₀² ∫ 𝑠𝑖𝑛 ² 𝜔𝑡 𝑑𝑡
0

800 = 2𝑖₀² ∫ 𝑠𝑖𝑛² 𝜔𝑡 𝑑𝑡


0

800
𝐼₀² = 2
2 ∫0 𝑠𝑖𝑛² 𝜔𝑡 𝑑𝑡

800
𝐼0 = √ 2 = 20 𝐴
2 ∫0 𝑠𝑖𝑛² 𝜔𝑡 𝑑𝑡

6. Membandingkan Dielektrik, Konduktor dan semi konduktor


Pada dielektrik , atau bahan isolasi (insulator) muatan-muatan terikat dan titak bebas
untuk berpindah, sehingga konduktivitas idealnya = 0. Walaupun suatu medan
diberikan pada suatu insulator maka tidak aka nada muatan yang berpindah, tetapi
dalam insulator akan timbul polarisasi, pergeseran electron terhadap keadaan
seimbang. Pada plasma, gas, dan cairan, muatan-muatan dari kedua jenis biasanya
hadir dan bebas berpindah. Misal bahwa seluruh partikel negatif dari macam yang
sama dan seluruh partikel positif sejenis maka konduktifitasnya akan memiliki dua
suku, sebagai berikut :

σ=ρ ̱μ ̱+ ρ ̟μ ̟ (mho 𝑚−1) (7.23)

dengan :

ρ ̠= rapat partikel muatan negative (C 𝑚−3)

μ ̠= mobilitas partikel bermuatan negative (𝑚2 𝑉 −1 𝑆 −1 )

ρ ̟= rapat partikel muatan positif (C 𝑚−3)

μ ̟= mobilitas partikel bermuatan positif

suku pertama menunjukan sumbangan konduktifitas dari partikel muatan negative yang
bergerak berlawanan terhadap Ē, sedangkan suku kedua menampilkan sumbangan
konduktivitas dari partikel muatan positif yang bergerak searah dengan medan Ē .

11
dalam konduktor biasa (seperti logam), misalnya tembaga dan alumunium, energy tertinggi
disiapkan untuk melepaskan electron dari atom-atom dibawah pengaruh medan listrik
sehingga bebas untuk berpindah. Atom-atom tersebut, berapa pun ada sisa tertentu dalam
kisi-kisi konduktor maka hanya elektron yang memiliki mobilitas. Selanjutnya konduktivitas
untuk konduktor hanya memiliki satu suku yaitu :

σ = 𝜌𝑒 𝜇𝑒 (7.24)

dengan :

𝜌𝑒 = rapat electron

𝜇𝑒 = mobilitas electron

Dalam bahan semikonduktor, konduksi normal oleh elektron dilengkapi oleh


pembawa muatan lain yang disebut “hole”, yang menggambarkan ruang kosong dalam
struktur kisi dari semi konduktor. Hole didalam semikonduktor mempunyai kelakuan seperti
muatan positif, tetapi mobilitasnya seperti electron. Oleh karena itu konduktivitas suatu semi
konduktor dinyatakan sebagai berikutm :

σ = 𝜌𝑒 𝜇𝑒 + 𝜌ℎ 𝜇ℎ (7.25)

Dengan :

𝜌𝑒 = rapat muatan electron

𝜇𝑒 = mobilitas electron

𝜌ℎ = rapat muatan hole

𝜇ℎ = mobilitas hole

Untuk melihat konduktivitas dari bahan-bahan, maka pada akhir bab ini disajikan
beberapa bahan dengan sifat konduktivitasnya.

12

Anda mungkin juga menyukai