ARUS LISTRIK
OLEH
EGLY MEWENGKANG
17505039
JURUSAN FISIKA
2019
i
PEMBAHASAN
ARUS LISTRIK
Muatan uji +e
Jika muatan tersebut bergerek bebas, maka akan menerima percepatan, yang
menurut hukum ke-2 Newton adalah:
⃗⃗⃗𝐹
𝑎= (m𝑠 −2 ) (7.2)
𝑚
Dengan m adalah massa partikel (dalam kg).
Dalam keadaan tidak ada hambatan, kecepatan partikel v (at) akan bertambah
secara tidak terputus dengan waktu. Di dalam konduktor-konduktor as, cairan, atau
konduktor padat, partikel satu dengan partikel lainnya bertumbukan secara berulang-
ulang, yang menyebabkan ehilangan eneri dan perubahan arah gerak secara acak. Jika
𝐸⃗ konstan dan medium homoen, efek dari tumbuan adalah untuk menahan partikel
bermuatan agar kecepatan rata-rata tetap dan disebut kecepatan hanyut/drift velocity
1
(=Vd). Kecepatan hanyut mempunyai arah sama denan medan listrik dan hubungan
antara keduanya dinyatakan denan suatu konstanta yan disebut mobilitas (=µ m).
Hubunan tersebut adalah
⃗⃗⃗⃗
𝑉𝑑 = µ𝑚 𝐸⃗ (m𝑠 −1 )(7.3)
Dengan µ𝑚 = mobilitas (m2 volt s-1)
𝐸⃗ = kuat medan listrik ( volt m-1)
Gambar 7.2 Medium dengan luas penampang A memiliki muatan bebas, arus I
dalam 𝐸⃗
(Catatan : muatan – muatan yang bergerak dapat muatan positif atau muatan
negatif. Muatan positif bergerak searah dengan arah medan, muatan negatif bergerak
berlawanan dengan arah medan, tetapi jumlah keduanya menyatakan arus total. Untuk
penyederhanaan dalam gambar hanya ditampilkan muatan positif).
2
𝑑𝑥
Menurut kinematika Vd = 𝑑𝑡 (𝑥 = 𝑙), maka persamaan (7.4) dapat dinyatakan
𝑑𝑥
I= ρA
𝑑𝑡
𝑑(𝑥ρA)
= , sedangkan xA=volume
𝑑𝑡
𝑑(ρv)
=
𝑑𝑡
𝑑q
I= (7.5)
𝑑𝑡
Berdasarkan persamaan (7.5) dapat dinyatakan bahwa arus listrik I adalah
sama dengan kecepatan perubahan muatan yang pindah melalui suatu titik.
Menurut persamaan (7.4), arus adalah sebnading dengan kecepatan hanyut,
rapat muatan, dan luas konduktor. Jika persamaan (7.4) dibagi dengan A, maka
diperoleh arus per satuan luas dan disebut rapat arus (=𝑗), sehingga
𝐼
𝑗 = 𝐴 = ⃗⃗⃗⃗
𝑉𝑑 𝜌 (Am-2) (7.6)
Rapat arus memiliki arus perluas dan dinyataan dalam ampere per meter
kuadrat (Am-2).
Persamaan (7.6) adalah untuk rapat arus searah dengan aliran muatan.
Besarnya rapat arus adalah sama denan arus persatuan luas melalui suatu luasan yang
tegak lurus terhadap aliran (gambar 7.3).
3
Jika 𝑗 dan elemen luas ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑎tidak sejajar (gambar 7.4), maka:
𝑑𝑞 = 𝜌 𝑑𝑙 cos 𝜃 𝑑𝑎 , 𝑑𝑙 = 𝑣𝑑𝑡
= 𝜌 𝑣 cos 𝜃 𝑑𝑎 𝑑
𝑑𝑞
= 𝜌 𝑣𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑑𝑎 (7.7)
𝑑𝑡
𝑑𝑞
⃗⃗⃗⃗
( ) = 𝑗. 𝑑𝑎
𝑑𝑡
Atau
⃗⃗⃗⃗
𝐼 = ∫ 𝑗. 𝑑𝑎(7.9)
𝑠
Persamaan (7.9) sering disebut fluks dari muatan, dan permukaan S dapat terbuka dan dapat
tertutup.
4
Jika muatan mengalir pada permukaan maka dapat dipikirkan mengenai rapat
⃗ . Rapat arus permukaan searah dengan permukaan searah dengan
arus permukaan 𝐾
permukaan aliran muatan. Besarny Ksama dengan arus persatuan panjang garis yang
terletak di dalam permukaan dan teak lurus terhadap aliran ( gambar 7.6).
⃗ = 𝜎𝑣(7.10)
𝐾
𝑑𝑞
( ⃗ . 𝑡̂)𝑑𝑠
) = (𝐾 (7.11)
𝑑𝑡
𝐼 = 𝜆(𝑣)
5
⃗ tidak tegak lurus terhadap ds
Gambar 7.7 𝐾
𝐼 1
𝐺= =
𝑉 𝑅
6
Jika suatu bahan mempunyai rsitivitas S= 1 Ωm, bahan berbentuk kubus dengan
panjang 1 m memiliki maka resistamsi R=1 Ω
Konduktivitas 𝜎, adalah berbanding terbalik dengan resistivitas S,
1 𝑙
𝜎= = (𝑚ℎ𝑜 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)(7.13)
𝑠 𝑅𝐴
Contoh:
a. Hitunglah konduktivitas dari kawat ysng diameternya 4 mm, panjang 5m. Jika
resistansinya 12 Ωm.
b. Bahan apakah itu?
Penyelesaian:
𝑙 5 𝑚ℎ𝑜
a. 𝜎 = = = 3,3 𝑥 107
𝑅𝐴 12𝑥10−3 𝜋92𝑥10−3 )2 𝑚
3. HUKUM OHM
Pada tahun 1826 George Simon Ohm melakukan eksperimen menentukan hubungan
antara tegangan V atas panjang konduktor dan arus I yang melalui konduktor dalam
batas-batas karakteristik parameter konduktor (Gambar 7.10). Parameter itu disebut
Resistans R, yang didefinisikan sebagai hasil bagi tegangan V dan arus I, sehingga
dituliskan :
𝑉
𝑅= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼 . 𝑅 ( Hukum Ohm)
𝐼
Hukum Ohm menyatakan bahwa pada potensial atau tegangan V antara ujung-ujung
konduktor adalah sama dengan hasil kali resitansi R dan arus I.
7
Gambar 7.10 Tegangan V melintang konduktor panjang I, menghasilkan arus I
𝐼 = 𝑗 𝐴, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗 = 𝐼⁄𝐴
Ɩ
Karena, 𝑅 = dan 𝑉 = 𝐸 Ɩ,
𝜎𝐴
𝐸𝚤𝜎𝐴
Maka 𝑗=
Ɩ𝐴
𝑗 = 𝜎𝐸 (7.16)
Rapat arus didalam konduktor berbentuk kotak diasumsikan serba sama. Untuk
mencapai keadaan tersebut, maka bahan harus memiliki hantaran tinggi (idealnya 𝜎 =
∽) pada ujung-ujung plat ?lempeng dari kotak (gambar 7.11).
8
Gambar 7.11 Kotak hantaran dengan aliran arus serba sama
𝑑𝑊 = 𝐼 𝑑𝑡 𝑉 (7.17)
Energi tersebut hilang sebagai panas dan diterima logam dengan daya
𝑑𝑊
𝑃= = 𝑖𝑉 (7.18)
𝑑𝑡
𝑃 = 𝐼²𝑅 (7.19)
9
𝑑𝑊 = 𝑖²𝑅 𝑑𝑡
𝑇
𝑊 = ∫0 𝑖²𝑅 𝑑𝑡 (7.20)
𝑊 = 𝑖² 𝑅 𝑇 (7.21)
𝑊 = 𝑃𝑇 (7.22)
P = Power = Daya ( W)
I = Arus ( A)
R = Risistans ( Ω )
T = Waktu ( sekon )
Contoh :
Suatu resistor R = 2Ω, menyerap energy 800 J dalam 2 sekon dari arus I = I₀ sin 𝜔𝑡, dimana
𝜔 = 2 𝜋f dan f = 60 Hz.
Penyelesaian :
𝑊 = ∫ 𝑖²𝑅 𝑑𝑡
0
𝑊 = 𝑅 ∫ 𝑖₀² 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡 𝑑𝑡
0
10
𝑇
𝑊 = 𝑅𝑖₀² ∫ 𝑠𝑖𝑛 ² 𝜔𝑡 𝑑𝑡
0
800
𝐼₀² = 2
2 ∫0 𝑠𝑖𝑛² 𝜔𝑡 𝑑𝑡
800
𝐼0 = √ 2 = 20 𝐴
2 ∫0 𝑠𝑖𝑛² 𝜔𝑡 𝑑𝑡
dengan :
suku pertama menunjukan sumbangan konduktifitas dari partikel muatan negative yang
bergerak berlawanan terhadap Ē, sedangkan suku kedua menampilkan sumbangan
konduktivitas dari partikel muatan positif yang bergerak searah dengan medan Ē .
11
dalam konduktor biasa (seperti logam), misalnya tembaga dan alumunium, energy tertinggi
disiapkan untuk melepaskan electron dari atom-atom dibawah pengaruh medan listrik
sehingga bebas untuk berpindah. Atom-atom tersebut, berapa pun ada sisa tertentu dalam
kisi-kisi konduktor maka hanya elektron yang memiliki mobilitas. Selanjutnya konduktivitas
untuk konduktor hanya memiliki satu suku yaitu :
σ = 𝜌𝑒 𝜇𝑒 (7.24)
dengan :
𝜌𝑒 = rapat electron
𝜇𝑒 = mobilitas electron
σ = 𝜌𝑒 𝜇𝑒 + 𝜌ℎ 𝜇ℎ (7.25)
Dengan :
𝜇𝑒 = mobilitas electron
𝜇ℎ = mobilitas hole
Untuk melihat konduktivitas dari bahan-bahan, maka pada akhir bab ini disajikan
beberapa bahan dengan sifat konduktivitasnya.
12