BAB 1
PENDAHULUAN
B. Survey
Output yang dihasilkan dari pelaksanaan survey ini adalah keadaan eksisting
topografi kawasan, kondisi eksisting dan infrastruktur kawasan kumuh yang terdiri
atas:
a. Bangunan gedung;
b. Jalan lingkungan;
c. Penyediaan air minum;
d. Drainase lingkungan;
e. Pengelolaan air limbah;
f. Pengelolaan persampahan;
g. Proteksi kebakaran; dan
h. Ruang terbuka hijau/ruang publik.
C. Perencanaan Teknis Awal
Perencanaan teknis awal adalah hasil analisis berdasarkan hasil survey lapangan,
termasuk konsep penataan yang diajukan, serta beberapa sasaran pekerjaan yang
dihasilkan seperti tipologi kawasan kumuh yang ada. Dalam perencanaan awal ini
dihasilkan rancangan/design kawasan permukiman (penanganan kawasan kumuh)
dan infrastruktur yang paling baik untuk dapat dilaksanakan pembangunannya.
D. Perencanaan Teknis Akhir
Perencanaan teknis akhir adalah hasil perbaikan semua hasil perencanaan awal yang
terdiri atas gambar rancangan/design kawasan permukiman (penanganan kawasan
kumuh), gambar teknis perencanaan infrastruktur kawasan kumuh menjadi lebih
baik, peta lokasi penataan, peta penataan kawasan permukiman, Rancangan
Anggaran Biaya Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunannya dan Kerangka Acuan
Kerja kegiatan konstruksi fisiknya. Untuk Rancangan Anggaran Biaya Pelaksanaan
yang disusun harus menggunakan analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta
Karya. Rancangan Anggaran Biaya Pelaksanaan harus sinkron/tersambung/terhubung
dengan gambar teknis. Rancangan Anggaran Biaya Pelaksanaan dalam bentuk
softcopy harus disusun dalam format excel yang tersambung satu sama lain antara
harga satuan, Analisa dan kebutuhan.
Jika ada penggunaan lahan masyarakat, maka agar melengkapinya dengan Surat
Keterangan Hibah dari masyarakat yang berkekuatan hukum tetap. Artinya lahan
yang akan digunakan untuk pembangunan konstruksi fisiknya harus “clear and clean”,
tidak bermasalah hukum dikemudian hari.