Anda di halaman 1dari 2

PENYELESAIAN KONFLIK PERNIKAHAN

Dalam hal interaksi dan aktivitas antara seorang individu dengan individu
lainnya tatkala sering dijumpai adanya masalah yang timbul oleh karena
pertentangan atau konflik. Perselisihan, pertentangan, dan konflik terutama dalam
pernikahan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan harus dihadapi. Konflik
terjadi oleh karena dalam suatu pernikahan terdapat penyatuan dua pribadi yang
unik dengan latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda (Santrock,
2002).
Konflik adalah salah satu penentu paling penting dari kuantitas dan
kualitas hubungan di antara anggota keluarga. Faktanya, konflik disebabkan oleh
tidak adanya konsistensi tujuan atau kepentingan dari anggota keluarga dan
perbedaan pandangan terhadap masalah kehidupan. Konflik diperlukan dan
berharga untuk evolusi pernikahan. Konflik yang dikelola dengan baik dapat
membantu pasangan belajar satu sama lain dan meningkatkan kualitas hubungan
mereka. Konflik dalam pernikahan dapat menimbulkan berbagai dampak pribadi,
keluarga, fisik, dan psikologis, diantaranya dapat menyebabkan depresi,
kecemasan, dan gangguan makan. Terlepas dari kenyataan bahwa orang yang
telah menikah biasanya memiliki tingkat kesehatan yang lebih tinggi
dibandingkan orang yang hidup lajang, konflik dalam pernikahan dapat
menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih buruk dan risiko penyakit tertentu,
seperti penyakit jantung, serta kanker dan nyeri kronis. Lebih lanjutnya, konflik
tersebut dapat memengaruhi kehidupan keluarga dengan cara yang berbeda,
seperti misalnya penurunan kinerja orang tua dan kompatibilitas anak-anak serta
semakin meningkatkan konflik di antara semua anggota keluarga (orang tua
dengan anak-anak maupun antar saudara kandung) (Asadi et al., 2016).
Berbagai sumber konflik dalam pernikahan, antara lain kebutuhan
pasangan yang tidak cocok, keterampilan komunikasi yang buruk, kepercayaan
yang terdistorsi, reaksi emosional yang ekstrim, dan pemaksaan. Para peneliti juga
telah mengidentifikasi beberapa sumber utama konflik, yaitu, perilaku kekerasan
dari suami, kurangnya kerjasama dalam keluarga, ketidakmampuan untuk
menghabiskan waktu bersama yang cukup, masalah mengenai anak-anak dan
keluarga lain, kurangnya komunikasi yang efektif, dan masalah keuangan.
Terdapat pula studi mengemukakan bahwa sifat-sifat pribadi, keterampilan
komunikasi, komitmen, dan latar belakang keluarga merupakan faktor paling
signifikan dalam konflik pernikahan (Asadi et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai