Ditetapkan Standar Tanggal Terbit Direktur Rs Raudhah Prosedur Operasional Radiologi 01 Maret 2017
dr.Bismel Kasri Hanza
Keselamatan kerja di bagian Radiologi adalah tata cara kerja menggunakan Pengertian sinar - X dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh Undang - Undang ketenaga nukliran ( BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 ). 1. Supaya terhindar dari hal - hal yang tidak diinginkan pada saat menjalankan Tujuan tugas. 2. Terhindar dari radiasi hambur, uji dengan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. 3. Untuk dapat menjaga keselamatan diri sendiri pasien dan penduduk umum. 4. Sebagai acuan petugas radiologi 1. Pemeriksaan secara radiologi bagi pasien hamil, harus ada surat yang Kebijakan disertai dengan klinis dari dokter pengirim. 2. Pemeriksaan secarara diologi bagi pasien yang sedang hamil, harus ada indikasi yang jelas dari dokter pengirim. 3. Pelayanan pemeriksaan dengan sinar - X di ruang perawatan, hanya dilakukan untuk pasien yang tidak memungkinkan di bawa kebagian radiologi dan dengan diagnosa yang jelas. 4. Pemeriksaan dengan sinar - X bagi anak – anak sebaiknya menggunakan waktu penyinaran yang cepat dengan hasil yang optimal. 1. Prosedur Keselamatan UntukPekerja Radiasi. Prosedur 1. Menutup pintu ruang pemeriksaan sebelum melakukan penyinaran. 2. Jangan mengarahkan berkas sinar - X kearah ruang tunggu / panel kontrol 3. Kancingkan penguat baju dan ikat pinggang dengan sempurna, agar tidak terlepas pada saat digunakan. 4. Gantungkan Apron pada tempatnya. 5. Jangan melipat Apron, karena akan dapat mengakibatkan lapisan Pb pada Apron menjadi basah dan Apron tidak lagi kedap radiasi. 6. Memakai Apron pada saat harus membantu memegang pasien. 7. Hindari berkas sinar langsung pada saat membantu; memegang pasien, yaitu dengan cara berdiri disamping berkas sinar guna( Primary Beam ). 8. Gunakan alat penopang atau alat bantu secara mekanik apabila pasien atau penempatan film memerlukan penopang. 9. Gunakan tabel kondisi pemotretansecara optimum. 10. Gunakan pembatas lapangan pemotretan sekecil mungkin, sesuai denganobyek yang akan diperiksa. 11. Melapor kepada petugas Proteksi Radiasi ( PPR ), terutama bagi pekerja radiasi wanita yang sedang hamil. Supaya dapat dipindahkan ketempat lain yang tidak menggunakansinar - X. 12. Menjalani check - up minimal 1 ( satu ) tahun sekali yaitu pemeriksaan darah rutin. 13. Harus berusaha bekerja dengan cepat dan benar. 2. Pasien dan Keluarga Pasien. Untuk membatasi jumlah radiasi yang harus diperoleh pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut, pekerja radiasi harus melakukan : 1. Menutup pintu ruang pemeriksaan sbelum melakukan penyinaran. 2. Berikan alat pelindung radiasi untuk wanita pada usia produktif. 3. Selama melakukan pemotretan, jangan ada pasien lain yang menunggu atau ganti pakaian di ruang pemeriksaan. 4. Berikan Apron pada keluarga pasien apabila harus membantu memegang pasien. 5. Jangan melakukan pelayanan pemeriksaan dengan sinar - X di ruang perawatan. Apabila keadaan pasien masih memungkinkan untuk di foto di bagian radiologi. 6. Dilarang melakukan pemeriksaan dengan sinar - X pada pasien tanpa ada indikasi klinik yang jelas dan atas dasar permintaan dari dokter. 7. Hindari pengulangan foto yang disebabkan olehk kesalahan tehnik pembuatan foto, apabila foto harus diulang, jelaskan kepada pasien pastikan penyebab kegagalan foto tidak terulang lagi.Misalnya obyek pemotretan tidak terpotong, kondisi pemotretan sudah sesuai, alat baik 8. Memasang tanda – tanda bahaya radiasi pada pintu ruang pemeriksaan, sehingga mudah diketahui oleh umum, contohnya lampu merah atau tanda berupa tulisan. 9. Menjaga jarak antara jalur kepermukaan kulit( Focus Film Distance ) sekurang - kurangnya 60 cm. 10. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya, untuk tidak menunggu didepan pintu ruang pemeriksaan. Sinar - X bisa berbahaya karena tidak dapat dirasakan atau dilihat. Bisa saja tidak diketahui bahwa sekarang berada dalam sorotan sinar - X. Penyinaran dengan sinar - X, secara berulang–ulang walaupun dengan dosis kecil, meskipun itu berasal dari sinar hamburan, baik dari penderita atau peralatannya, dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang permanen pada pekerja atau orang lain. Sinar - X hanya berbahaya bila pekerja radiasi tidak berhati - hati dalam menggunakannya yaitu harus taat pada peraturan sebagai berikut : a. Berdiri dibelakang panel kontrol ketika melakukan exposure ( penyinaran ). b. Harus memakai peralatan proteksi radiasi, apabila akan membantu memegang pasien. c. Jangan izinkan orang lain selain pasien, berada di dalam ruangan sinar - X. d. Bila terpaksa harus ada keluarga pasien yang membantu memegangi pasien, berikan alat proteksi radiasi ( Apron ). e. Jangan membuat foto sinar - X tanpa klinis yang jelas, dan tanpa perintah dari dokter pengirim. Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap, 2. IGD 3. Polikilinik Umum 1. Pedoman Proteksi Radiasi Di Rumah Sakit dan Tempat Praktek Umum Referensi lainnya, 1995, Bapeten 2. Materi Rekualifikasi PPR, Bapeten 3. Martin Alan Harbison A, Radiation Protection, 1986