PENDAHULUAN
Metode ini merupakan unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya.
Sieve tray pada kolom destilasi dirancang agar uap-hasil yang mengalir
naik mengalami kontak intim dengan arus zat cair yang mengalir ke bawah. Untuk
melihat skema kerja Sieve Tray pada kolom destilasi dapat dilihat pada Gambar
1.1 berikut ini :
Gambar 1.1 Sieve Tray pada Kolom Distilasi (wilkipedia)
Zat air mengalir melintasi plat dan melewati weir ke downcomer menuju
ke pelat di bawahnya. Uap mengalir melalui lubang-lubang pada pelat yang
mengisi sebagian besar ruang yang terdapat antara kedua downcomer. Aliran uap
memerlukan adanya perbedaan tekanan agar dapat melewati lubang-lubang pada
pelat dan zat cair diatas pelat. Tekanan yang diperlukan itu diadakan pada reboiler
yang membangkitkan uap pada tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
penurunan tekanan di dalam kolom dan kondenser. Penurunan tekanan melintasi
pelat merupakan jumlah penurunan tekanan akibat rugi gesekan pada lubang dan
penurunan karena zat cair yang terperangkap di atas plat.
Pada kondisi normal, kecepatan uap sangat tinggi sehingga membentuk
campuran zat cair dan uap yang membuih (foaming). Jika kecepatan uap
meningkat, maka penurunan tekanan menyeluruh (pressure drop overall) juga
meningkat. Kecepatan uap tersebut dapat dikontrol dengan mengatur laju boil-up.
(Mc Cabe, 1989)
Penurunan tekanan menyeluruh (pressure drop overall) diperlukan untuk
menentukan tekanan dan suhu di dalam reboiler. Penurunan tekanan per pelat
diperlukan untuk memastikan bahwa pelat itu beroperasi sebagaimana mestinya
(tanpa weeping ataupun flooding).
Flooding merupakan akibat dari akumulasi cairan secara berlebihan di
dalam kolom. Pada laju alir cairan yang rendah, tray beroperasi pada spray regime
(regim pancar). Pada rejim ini, cairan tersebar sebagai butiran-butiran yang
dikelilingi uap. Jika laju uap terus ditingkatkan, suatu saat dapat tercapai suatu
kondisi dimana butiran-butiran cair akan terbawa aliran uap. Akibatnya, cairan
akan berpindah ke tray sebelah atas. Jika peristiwa ini terjadi terus menerus,
cairan akan terakumulasi di dalam kolom. Pada laju cairan yang tinggi, dispersi
cairan di atas tray membentuk buih. Dalam hal ini, kolom dikatakan beroperasi
pada regim buih. Uap tersebar sebagai gelembung-gelembung yang dikelilingi
oleh cairan. (Mc Cabe, 1989)
1.2.5. Foaming
Secara definisi foaming adalah melarutnya fasa gas ke dalam fasa padat
atau cairan. Secara teknis diindustri migas foaming merujuk pada timbulnya buih
pada fasa cairan,bisa di crude oil, di produced water, di glycol maupun di senyawa
amin.
Foaming terjadi bila ada agitasi yang menyebabkan fasa gas tadi masuk ke fasa
liquid (kita bicara di industri migas), dan foaming akan semakin banyak terbentuk
bila ada zat yang disebut foamer,umumnya berupa surfactant. Ciri2 terbentuknya
foaming,kalau di glycol unit dan di amine unit, biasanya terjadi penambahan
make up chemicalnya, lalu produk yg dihasilkan offspec,misalnya gas menjadi
kurang kering (untuk glycol unit) atau gas masih bersifat asam (untuk amine unit).
Kadang terjadi juga masalah di pompa karena foaming yang terbentuk bisa
merusak pompa. Generic MDEA adalah MDEA teknis,belum dicampurkan bahan
kimia lain, puritynya diatas 99 %.