Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Retorika

Retorika berasal dari bahasa Yunani “RHETOR” atau bahasa Inggris “ORATOR”
yang berarti “kemahiran dalam berbicara dihadapan umum.

Seni dan ilmu Seni berbicara-Kemahiran dan kelancaran berbicara-Kemampuan


memproduksi gagasan-Kemampuan mensosialisasikan sehingga mampu
mempengaruhi audience. Dari cakupan pengertian diatas, maka ada dua hal yang
perlu ditarik dandiperhatikan, yaitu kemahiran atau seni dan ilmu. Retorika sebagai
kemahiran atau seni sudah barang tentu mengandung unsur bakat (nativisme),
kemudian retorika sebagai ilmuakan mengandung unsur pengalaman (empirisme),
yang bias digali, dipelajari dan diinventarisasikan. Retorika merupakan artistic
science (ilmu pengetahuan yang mengandung seni), dan scientivicart (seni yang
ilmiah).

1. Retorika adalah pers yang tidak tertulis, tetapi dipidatokan sebagai


media propaganda untuk membentuk pendapat umum.
2. Retorika adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi,
mengurangi jiwa manusia secara positif ke arah kebenaran, dan
menekankan jiwa-jiwa manusia (Plato
3. Retorika sebagai seni berbicara memang memiliki daya persuasi
yang sangat tinggi, dengan menggunakan bahasa lisan yang indah (irama,
mimik, dan intonasi suara).

Retorika sebagai kesenian berbicara baik (kunst gut zu redden atau ars bene
dicendi) yang dicapai ebrdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis Lebih luas
lagi Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika di
Sirikkusa ibu kota Sislia Yunani abab ke 5 SM). Retorika adalah memberikan
suatu kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis yang terdiri dari Gorgias, Lysias,
Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5 SM). Retorika adalah ilmu yang
mengajarkan orang tentang keterampilan, tentang menemukan sarana persuasif
yang objectif dari suatu kasus (Aristoteles) Study yang mempelajari
kesalahpahaman serta penemuan saran dan pengobatannya (Richard awal abad ke
20-an)

*Gaya Bahasa Retorika**


* "Metafora "(menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal dengan
mengidentifikasikannya dengan sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas
dan dikenal, tamsil);
* "Monopoli Semantik "(penafsir tunggal yang memaksakan kehendak atas teks
yang multi-interpretatif);
* "Fantasy Themes "(tema-tema yang dimunculkan oleh penggunaan kata/istilah
bisa memukau khalayak);
* "Labelling "(penjulukan, audiens diarahkan untuk menyalahkan orang lain),
* "Kreasi Citra "(mencitrakan positif pada satu pihak, biasanya si subjek yang
berbicara);
* "Kata Topeng "(kosakata untuk mengaburkan makna harfiahnya/realitas
sesungguhnya);
* "Kategorisasi "(menyudutkan pihak lain atau skenario menghadapi musuh yang
terlalu kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan);
* "Gobbledygook "(menggunakan kata berbelit-belit, abstrak dan tidak secara
langsung menunjuk kepada tema, jawaban normatif);
* "Apostrof" (pengalihan amanat dengan menggunakan proses/kondisi/pihak lain
yang tidak hadir sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab kepada suatu
masalah).

B. Tujuan Retorika

Tujuan retorika adalah persuasi, yang dimaksudkan dalam persuasi


dalam hubungan ini adalah yakinnya pendengar akan kebenaran gagasan
hal yang dibicarakan pembicara. Artinya bahwa tujuan retorika adalah
membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam
menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat lewat
kegiatan bertutur

C. Fungsi Retorika

Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.

Membimbing penutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan


manusia pada umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan
sedang dihadapi.

Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.

Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan


kebenaran dengan alasan yang masuk akal.

Retorika Dalam keseharian


Berbicara atau bertutur merupakan kegiatan yang paling sering
dilakukan orang dalam kehidupan bermasyarakat. Sebelum dikenal
adanya tulisan, bertutur sudah digunakan sebagai alat komunikasi.
Seiring perkembangan zaman, kegiatan bertutur memiliki peranan
penting bagi kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Sering kita
temui daerah dengan kebudayaan yang baik memiliki kebiasaan
bertutur yang baik pula, sesuai dengan ungkapan ”bahasa
menggambarkan budaya setempat”.
Berbicara menjadi suatu hal yang penting dalam keseharian. Berbicara
dipergunakan untuk berkomunikasi, menyampaikan informasi,
menyampaikan maksud, sampai digunakan untuk berdebat. Kecakapan
dalam berbicara untuk menyampaikan suatu ide merupakan kecerdasan
linguistik, bagian dari delapan kecerdasan yang disampaikan oleh
Howard Gardner pada tahun 1983 dalam bukunya Frames of Mind.
Kecerdasan ini pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia dengan kadar
kemampuannya yang berbeda-beda. Untuk memiliki kemampuan ini
ternyata bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang mampu
merumuskan sebuah gagasan dengan baik, namun kesulitan dalam hal
penyampaiannya. Dalam penyampaiannya pun harus jelas dan
sistematis agar mudah dipahami oleh pendengar.
Dahulu kemampuan berbicara yang baik hanya dimiliki oleh orang yang
mempunyai status atau fungsi tertentu seperti kepala suku saat upacara
adat, pemakaman, kelahiran, dan sebagainya. Penguasaan mantra,
kata-kata bijak, dan nasehat yang diberikan kepada masyarakat menjadi
kelebihan yang mereka miliki jika dibandingkan dengan orang lain.
Kemampuan berbicara inilah yang membuat para kepala suku dihormati
dan disegani oleh masyarakatnya.
Kemampuan berbicara ini juga berkembang di Yunani dan Roma dengan
tokohnya seperti Socrates dan Aristoteles. Mereka menyebut
kemampuan berbicara ini dengan retorika yang berasal dari bahasa
Latin rhetorica yang berarti ’ilmu berbicara/bertutur’. Awalnya mereka
menganggap ilmu ini untuk memenangkan suatu kasus. Namun,
penggunaan retorika kini sudah bergeser pada ilmu yang mengajarkan
tindak dan usaha bertutur untuk membina saling pengertian. Sesuai
yang dikatakan oleh I Gusti Ngurah Oka.: “Retorika adalah ilmu yang
mengajarkan tindak dan usaha yang efektif dalam persiapan, penataan
dan penampilan tutur untuk membina saling pengertian dan kerja sama
serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.”

Pentingnya Retorika Dalam Organisasi Mahasiswa


Organisasi Mahasiswa adalah suatu unit tempatnya mahasiswa berorganisasi yang
berada dilingkup kampus, yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuan
organisasi yang disepakati bersama. Dalam sebuah organisasi, penting sekali
penerapan retorika dalam menyampaikan suatu pendapat. Retorika mengajarkan
bagaimana menjadi seorang mahasiswa yang berkompeten dengan akhlak yang
baik dan dapat terpengaruh bagi orang lain.
Sebuah organisasi harus mempunyai anggota yang mempunyai jiwa komunikasi
yang baik dan apa yang di sampaikan bisa bermanfaat dalam hal kegiatan sehari –
sehari. Dalam organisasi saat ini, jarang sekali mahasiswa atau kader dalam
organisasi yang mempunyai akademis yang mampu beretorika yang baik. Dan
kelemahan dari mereka adalah bingung apa yang mau disampaikan dan cara
menyampaikannya dengan baik di depan umum.
Dalam buku Talking Point terbitan Gramedia yang mengupas tuntas bagaimana
menjadi seorang yang mempunyai kecakapan beretorika. Mulai dari kekuatan
emosi, teknik-teknik dalam berbicara, dan cara menggunakan bahasa tubuh
sampai mengatasi gangguan – gangguan dalam melisankan suatu ide atau gagasan
dalam pemikiran orang tersebut.
Banyak di kalangan mahasiswa dalam organisasi yang mengeluarkan suatu
pendapat dengan retorika yang baik, tapi hanya ingin menjadikan suatu
pendapatannya itu sebagai Kepameran atau pendapat yang Cuma – Cuma. Mereka
melakukan sikap seperti itu hanya ingin mendapat perhatian dari seniornya
ataupun teman seangkatannya dan tidak berguna bagi lingkup organisasi tersebut.
Menurut Ortega G. Yasset pernah berkata, “ Dalam sebuah bangsa, kaum muda
ataupun mahasiswa adalah aset yang tak ternilai harganya. Bahkan kemajuan
sebuah bangsa sangat tergantung terhadap kemampuan kaum muda atau
mahasiswa untuk membuat perubahan – perubahan yang signifikan”. Artinya
sebagai mahasiswa harus mengeluarkan pendapat dengan retorika yang baik,
jangan hanya melakukan suatu pendapat tapi pendapat tersebut tidak berpengaruh
pada masyarakat ataupun negara Indonesia.
Jadi, Mahasiswa dalam organisasi harus mempunyai dasar dalam mengeluarkan
pendapat atau percakapan dengan retorika yang baik dan jadikan pendapat
tersebut dapat terpengaruh oleh masyarakat dan dapat di Implementasikan di
negara luar. (*)
LOBBY

Anda mungkin juga menyukai