FOTO SCAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir dengan judul “Efisiensi Panas Kondensor Unit 1 Pembangkit
Listrik Tenaga Uap 2 x 125 MW PT Bosowa Energi” oleh Nurpitasari NIM 331
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Kepala Program Studi D-3 Teknik Kimia
HALAMAN PENGESAHAN
iii
Laporan tugas akhir dengan judul “Efisiensi Panas Kondensor Unit 1 Pembangkit
Listrik Tenaga Uap 2 x 125 MW PT Bosowa Energi” oleh Ayu Anjelia Cristhin
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Kepala Program Studi D-3 Teknik Kimia
HALAMAN PENERIMAAN
Pada hari ini, 3 Agustus 2018 tim penguji ujian sidang laporan tugas akhir
telah menerima hasil ujian laporan tugas akhir oleh mahasiswa Nurpitasari NIM
iv
331 15 027 dan mahasiswa Ayu Anjelia Cristhin hande NIM 331 15 047 dengan
judul “Efisiensi Panas Kondensor Unit 1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 x 125
MW PT Bosowa Energi”.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha esa. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulisan laporan tugas akhir ini yang berjudul
Listrik Tenaga Uap 2 125 MW PT. Bosowa Energi” dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
program studi Diploma III Teknik Kimia Politeknink Negeri Ujung Pandang.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
v
hambatan tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan
melalui lembaran ini penulis menyampaikan terim kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua atas doa dan dukungan yang luar biasa bagi kami
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh
membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dan demi perbaikan
pada masa mendatang. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
HALAMAN PENERIMAAN.....................................................................................v
KATA PENGANTAR................................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................xiii
RINGKASAN...........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
vii
1.3 Ruang Lingkup................................................................................................2
1.4 Tujuan..............................................................................................................3
1.5 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
18
22
viii
3.2 Prosedur Pelaksanaan......................................................................................
22
3.3 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................
22
3.4 Teknik Pengolahan Data..................................................................................
24
29
4.1 Hasil................................................................................................................
29
4.2 Deskripsi Kegiatan..........................................................................................
30
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
33
5.1 Kesimpulan....................................................................................................
33
5.2 Saran...............................................................................................................
33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
34
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan dan
22
x
DAFTAR GAMBAR
10
17
18
27
30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
35
36
37
41
42
43
xii
Lampiran 7 Nilai Efisiensi dan Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U)........
44
45
46
47
SURAT PERNYATAAN
xiii
Tempat/Tgl.Lahir : Pangngalawakkang/ 21 Mei 1998
Alamat : BTN Asal Mula Blok E5/21, Tamalanrea, Makassar
Dengan ini menyatakan:
(Nurpitasari)
SURAT PERNYATAAN
xiv
Tempat/Tgl.Lahir : Palopo/ 16 Juni 1997
Alamat : BTN Asal Mula Blok E3/10 Tamalanrea, Makassar
Dengan ini menyatakan:
xv
kondensor dapat diketahui dengan menghitung nilai efisiensi perpindahan panas
dan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan yang terjadi didalam
kondensor.
Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai Efisiensi Panas (�) dan koefisien
perpindahan panas keseluruhan (U) pada kondensor Horizontal Surface Cooling
dengan menggunakan konsep neraca panas.
xvi
BAB I PENDAHULUAN
hal yang sangat penting oleh karena itu keberadaan industri Pembangkit listrik
untuk mengolah uap sehingga dapat menjadi tenaga listrik salah satunya adalah
kondensor.
listrik tenaga uap. Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan
digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). Kondensor dapat juga
Tenaga Uap) berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari low pressure
turbine menjadi air kondensat untuk digunakan kembali sebagai air pengisi boiler.
Kondensor dituntut untuk mampu memiliki kinerja yang baik agar dapat diperoleh
hasil yang maksimal serta dapat menunjang penuh terhadap suatu unit operasi.
Dari waktu ke waktu kinerja suatu alat mengalami penurunan walaupun sudah
dilakukan maintenance secara berkala ataupun tidak. Kinerja dari suatu kondensor
kondensor nilai panas yang diserap oleh fluida dingin dari steam dapat dilihat
1
dengan menghitung efisiensi, kemudian dapat pula diketahui berapa banyak panas
yang hilang saat terjadinya proses perpindahan panas yang nantinya akan
koefisien dapat menentukan berapa besar laju perpindahan panas pada fluida.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui nilai efisiensi panas kondensor
dengan harapan agar dapat mengetahui tentang kinerja alat, dimana PT Bosowa
kondensor.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian tersebut yaitu sebagai
berikut :
2
2) Menghitung nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada
Energi
1.5 Manfaat Kegiatan
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu di
lapangan/pabrik
2) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah ke
lingkungan kerja
3) Mengetahui efisiensi perpindahan panas pada kondensor unit 1
Energi
Sulawesi Selatan. PLTU beroperasi pada Siklus Rankine yang dimodifikasi agar
pengisi ketel/boiler (feed water heating) dan pemasan kembali uap keluar turbin
3
Pulverized yang merupakan sebuah boiler berbahan bakar batubara bubuk (PT
PLN, 2007).
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat dan
energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 (tiga) tahapan yaitu :
1) Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
Tenaga Uap (PLTU) yang terdiri dari beberapa pipa-pipa kecil berisi cooling
water. Kondensor merupakan heat exchanger atau alat penukar kalor (APK), kerja
4
kondensor adalah mengkondensasikan uap yang keluar dari turbin menjadi air,
uap dari low pressure turbin masuk dan didialirkan kedalam suatu ruangan yang
berisi pipa-pipa (tubes). Air hasil kondensasi dipompa oleh CEP (Condensate
Extraction Pump) menuju boiler dan akan digunakan kembali. Dalam perpindahan
panas yang terjadi prinsip yang digunakan adalah prinsip perpindahan panas
secara konduksi dan konveksi. Proses perpindahan panas secara konduksi ini
terjadi saat cooling water mengalirdalam pipa-pipa kecil dan perpindahan panas
secara konveksi terjadi ketika steam melewati sisi luar pipa kecil tersebut (Lini
Proses pada kondensor dimulai dari panas uap bekas diteruskan ke massa
fluida pendingin melalui media pemisah yaitu permukaan perpindahan panas yang
dibuat dengan pipa-pipa dengan ketebalan yang tipis dalam jumlah banyak untuk
air-umpan berkualitas tinggi untuk dipakai Iagi dalam siklus. Jika air pendingin
yang bersirkulasi cukup rendah, akan menimbulkan tekanan balik yang rendah
untuk membuang uap keluar dari turbin. Hal ini akan menurunkan tekanan akhir
yang keluar dari turbin sehingga daya turbin akan menjadi lebih besar
daya turbin yang tetap, efisiensi instalsi akan meningkat. Kondensor uap yang
5
merupakan alat penukar kalor berpendingin air sangat dipengaruhi oleh kondisi air
pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu, kondensor berpendingin air
(Water Cooled Condenser). Kondensor jenis ini digunakan pada sistem yang
berskala besar untuk keperluan komersil di lokasi yang mudah memperoleh air
bersih. Kondensor jenis ini menjadi pilihan yang ekonomis bila terdapat suplai air
bersih mudah dan murah. Pada umumnya kondensor seperti ini berbentuk tabung
yang di dalamnya berisi pipa (tubes) tempat mengalirnya air pendingin (Utomo,
2015) .
dengan cara bantuan air untuk membantu mengambil panas dari refrigeran uap.
Refrigeran uap yang mengalir dalam kondensor disimpan dalam suatu tempat atau
air dilewatkan pada kondensor yang berisi refrigeran uap. Air masuk mempunyai
dari refrigerant uap dipindahkan ke air melalui dinding kondensor. Air tersebut
membawa panas dari wadah melalui saluran ke luar. Jika medium pendingin yang
digunakan adalah air, kelebihannya adalah air mempunyai sifat membawa dan
memindahkan panasyang jauh lebih baik daripada udara (El Wakil, 1992).
6
Gambar 2.2 Surface condensor
Sumber: Frandhoni Utomo (2015)
(permukaan). Uap yang telah berubah fase menjadi cair digunakan sebagai air
umpan boiler. Prinsip kerja surface kondensor, steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang
menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini
disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi
7
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya
dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling
section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya
dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada
dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air
a) Horizontal Condensor
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan
arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat
8
Kelebihan horizontal kondensor adalah :
1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil
dan ringan
b) Vertical Condensor
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan
arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada
2.5
Bagian Utama Surface Kondensor
Surface kondensor secara umum terdiri dari shell, water box, tube plat,
1. Selongsong (shell)
memungkinkan pemuaian antara pipa air masuk dan selongsong, maka fleksibel
9
diafragma dipasang pada sisi masuk dan keluar dari selongsong. Diafragma ini
dan water box. Expantion join terbuat dari stainless steel yang terletak pada leher
terpisah, maka pencucian setengah kondensor dapat diakukan pada beban rendah.
3. Pipa dan pemegang pipa (tube plats dan tubes)
Pemegang pipa terbuat dari naval brass dan pipanya dari aluminium brass.
Pipanya di roll ke pemegang pipa dan ditunjang dengan 6 buah penunjang pipa.
antara pipa aluminium brass dengan selongsong baja carbon). Perapat karet
digunakan antara pemegang pipa dan ruang air. Kegunaan diafragma selongsong
baja yang fleksibel selain untuk menghilangkan pemuaian juga digunakan sebagai
kondensat dan dilengkapi dengan gelas penduga dan lubang lalu orang.
2.6
agar kerja kondensor bisa maksimal dan menaikkan efesiensi siklus PLTU
(Kusuma, 2012).
10
1. Starting Air Ejektor, digunakan untuk menyedot dan membuang udara
dari sistem air pendingin utama agar air pendingin dapat mengisi seluruh
udara sisi air pendingin terletak pada bagian atas water box sisi inlet dan sisi outlet
condensor.
Main Air Ejektor berfungsi membuat vacum pada sisi uap , sampai vacum
dan kotoran halus dengan cara menginjeksikan bola karet (Tapproge Ball)
proses kondensasi uap menjadi condensat water. Bahan baku air pendingin
biasanya didapatkan dari danau dan air laut, dalam proses pengambilannya
biasanya digunakan alat sejenis jaring yang berfungsi untuk menjaring kotoran
serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut kedalam hisapan pompa yang
(Prasetyo, 2017).
utama, dan cooling tower. Sistem ini mempertahankan vakum pada sisi
11
pembuangan turbin dengan mengalirkan air pendingin yang cukup untuk
1. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan (mengkondensasikan) uap
bekas dari turbin dengan cara menyemprotkan air pendingin utama melalui
perubahan phase dari uap menjadi air.Parameter yang dipantau adalah tekanan
sehingga kevakuman kondensor dapat dipertahankan, alat ini akan terus dibuka
selama kondensor belum vakum, dan akan ditutup ketika kondensor vakum.
berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke hot water basin
menembalikan panas ke atmosfer dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
12
dibuang ke atmosfir. Fakta bahwa air membutuhkan biaya yang rendah, mudah
didapatkan dan merupakan media yang efektif yang digunakan sebagai penukar
panas. Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot
Water Basin) yang terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga
dilengkapi dengan noozle yang berfungsi utuk memancarkan air sehingga menjadi
butiran butiran kecil dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara
pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan air menuju bak penampung (Cool
uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau dibuang
dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang merupakan
pompa vakum.
13
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan
baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air pendingin
berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut mengandung endapan-
endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube kondensor, hal
bola sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu
bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar
14
penukar panas dapat digolongkan menjadi dua sistem utama (Mc cabe 1993),
yaitu:
2.9.1 Pertukaran Panas Secara Langsung
Materi yang akan dipanaskan atau didinginkan dikontakkan langsung
fluidadengan kukus, es). Metode ini hanya dapat digunakan untuk hal-hal tertentu
yang khusus.
2.9.2 Pertukaran Panas Secara Tidak Langsung
Pertukaran panas secara tidak langsung memungkinkan terjadinya
Pertukaran panas jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi
penukar panas yang sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi
yang sama pula. Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida dingin yang
keluar dari alat penukar panas tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang
keluar dari alat penukar panas , sehingga diperlukan media pendingin atau media
15
2.9.2.2 Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah ( counter current )
Penukar panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk dengan
arah berlawanan, mengalir dengan arah berlawanan dan keluar pada sisi yang
berlawanan .Temperatur fluida dingin yang keluar penukar panas lebih tinggi
dianggap lebih baik dari alat penukar panas aliran searah (Co-Current).
2.10.1 Menurut Kern, D. Q. 1988 penyusunan neraca entalpi dalam Penukar Panas
Panas yang dipindahkan untuk salah satu arus fluida dalam penukar panas,
………….......…………………………..…(1)
dimana:
, = Entalpi persatuan massa arus fluida masuk dan keluar alat penukar panas.
16
- qh = qc…………………..................….……..…..……............(2)
…………......................(3)
Maka
…...…................(4)
cp = panas spesifik
berlawanan arah ).
Beda Suhu rata-rata logaritma atau log mean temperatur diffrence (LMTD)
adalah beda pada ujung penukar kalor dikurangi beda suhu pada ujung yang satu
lagi dibagi dengan logaritma alamiah daripada perbandingan kedua beda suhu
LMTD = ...........................................................................(6)
Dimana :
17
LMTD = Beda temperature rata – rata logaritmik
∆T1 = Th in – Tc out
∆T2 = Th out – Tc in
Menurut Kern D.Q 1998 untuk mengetahui efisiensi panas kondensor dan
berikut:
ᶯ= ..........................................................................(5)
Dimana:
ᶯ : Efisiensi kondensor
QDiserap : Jumlah panas yang diserap air pendingin
persamaan:
18
U= .........................................................................(6)
Dimana :
Praktek kerja ini terlaksana pada tanggal 05 Maret – 05 Mei 2018 yang
bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT Bosowa Energi Desa
Punagaya, Kecamatan bangkal, kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2 Prosedur Pelaksanaan
2. Observasi di unit WTP Water Treatment Plant (WTP) dan unit Boiler
5. Pengolahan data.
19
Data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini ialah data operasi
harian pabrik yang di peroleh dari Control Central Room (CCR), spesifikasi
dsign alat yang diperoleh dari manual book serta wawancara atau tanya jawab
A. Data Primer
Data ini diperoleh dari spesifikasi alat yang terdapat pada manual book dan
data operasi harian pabrik pada Control Central Room (CCR), meliputi:
Panjang pipa ( )
Jumlah pipa ( )
B. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan judul
meliputi:
Faktor koreksi LMTD ( )
20
Kalor spesifik ( )
menyeluruh:
Panas yang dipindahkan untuk salah satu arus fluida dalam penukar panas,
………….......……………………..….………..…(1)
Dimana:
, = Entalpi persatuan massa arus fluida masuk dan keluar alat penukar
panas.
dari kedua arus fluida yang berada disebelah luar dapat mengambil kalor atau
melepaskan kalor ke udara sekitar jika fluida itu lebih dingin atau lebih panas.
21
besarnya kalor yang dipindahkan masing-masing fluida maka digunakan
persamaan:
dikarenakan fluida panas melepas kalor, dan panas yang dilepaskan diambil fluida
qc = -qh………..........……………………………..….......................(4)
……………………...........(5)
Persamaan diatas disebut neraca entalpi total (overall enthalpy balance) dan
jika kalor spesifik (Cp) dianggap konstan, maka neraca entalpi total untuk alat
...….......(6)
22
2.10.4 Neraca Entalpi Untuk Kondensor
- qh =qc……………….............…....……………..…..…….......... (7)
...............................................(8)
perubahan suhu, misalnya suhu kondensat yang keluar lebih rendah dari suhu uap
….…….......(9)
cp = panas spesifik
23
2.10.4 (J.P Holman 1983) Untuk Menghitung nilai LMTD untuk aliran Counter –
sebagai berikut:
......................................................(10)
Dimana :
2.10.5 (J.P Holman 1983) Untuk menentukan Faktor koreksi LMTD pada alat
, ........................................................................(11)
Dimana:
T1: Temperatur fluida panas masuk kondensor (0C)
T2: Temperatur fluida panas keluar kondensor (0C)
t1: Temperatur fluida dingin masuk kondensor (0C)
t2: Temperature fluida dingin keluar kondensor (0C)
Nilai R dan P di plotting pada grafik Fig. 2.9 untuk memperoleh nilai Ft.
24
Gambar 3.1 Grafik faktor koreksi untuk alat penukar-kalor
Sumber: J.P Holman 1983
Menurut Kern D.Q 1998 untuk mengetahui efisiensi panas kondensor dan
berikut:
ᶯ= .......................................................................(12)
Dimana:
ᶯ = Efisiensi kondensor
QDiserap : Jumlah panas yang diserap air pendingin
U= ..........................................................................(13)
Dimana :
Ft =Faktor Koreksi
Maka :
25
Dimana:
N = Jumlah tube
L = Panjang Pipa
4.1 Hasil
turbin menjadi air (kondensat) yang menggunakan air laut sebagai media
konsep perhitungan tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan data yang telah
Tabel 4.1 Hasil perhitungan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan dan
efisiensi perpindahan panas
26
Berdasarkan data dari tabel diatas maka dibuatkan grafik hubungan antara
nilai laju perpindahan panas dengan nilai koefisien perpindahan panas hubungan n
27
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara nilai qh terhadap nilai U
tekanan atau konsentrasi. Pada alat kondensor terjadi perpindahan panas yang
disebabkan adanya perbedaan suhu antara fluida panas (Steam) dan fluida dingin
(sea water), alat ini bekerja dengan cara memindahkan energi panas antara dua
jenis fluida tersebut dengan menggunakan perbedaan suhu dari kedua fluida.
Fluida dingin (sea water) bertindak sebagai pendingin yang akan mendinginkan
fluida panas (staem) yang awalnya berbentuk gas panas menjadi air dengan
demikian panas yang terjadi pada kondensor ialah panas laten dimana panas yang
kondensor perpindahan panas antara fluida tersebut terjadi secara tidak langsung
karena kedua cairan tidak bercampur didalam kondensor dimana fluida panas
(steam) akan dialirkan melalui shell sedangkan fluida dingin (sea water) akan
dialirkan melalui tube. Dengan perpindahan panas dari fluida panas (steam) ke
fluida dingin (sea water) maka terjadi kenaikan suhu fluida dingin yang keluar
dan perubahan phasa serta penurunan suhu dari fluida panas. Perpindahan kalor
yang terjadi akan mempengaruhi laju alir fluida panas (steam) dan fluida dingin
(sea water).
Pada penelitian yang telah dilakukan yaitu untuk mencari nilai efisiensi (�)
dan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) pada alat kondensor. Dari
data yang didapatkan suhu masuk dan keluar fluida merupakan variabel yang
28
Pada tabel 4.1 dapat diketahui nilai efisiensi selama 29 hari pengoperasian
fluida dingin dari fluida panas dalam hal ini jumlah panas yang diserap oleh sea
water dari steam dengan menggunakan alat kondensor. Data hasil perhitungan
menunjukan bahwa nilai efisiensi perpindahan panas tertinggi terjadi pada hari ke-
27 yaitu sebesar 92,8278735% dan nilai efisiensi terendah terjadi pada hari ke- 17
80,76867246% selama 29 hari dan dapat pula diketahui bahwa pada pengoprasian
hilang dapat disebabkan beberapa faktor salah satunya adaanya kebocoran alat
nilai qc dan qh. Nilai qc dan efisiensi berbanding lurus yaitu ketika nilai qc
semakin besar maka nilai efisiensi juga akan semakin besar. Berbeda dengan
pengaruh nilai qh terhadap efisiensi, nilai efisiensi akan semakin kecil jika nilai
qh semakin besar. Nilai qc dan qh dipengaruhi oleh beda suhu fluida panas
(steam) dan fluida dingin (sea water) yang masuk dan keluar dari alat kondensor.
Semakin besar nilai beda suhu antara kedua fluida maka semakin besar nilai qh
panas (Q) terhadap nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan (U). Pada tabel
Nilai U tertinggi berada pada hari ke-23 yakni sebesar 4947,748704 W/m 2 oC dan
nilai terendah berada pada hari ke-16 yakni sebesar 2166,917467 W/m 2 oC,
29
perbedaan tersebut dipengaruhi oleh besar nilai dari qh. Nilai qh dan U
berbanding terbalik dimana semakin besar nilai qh maka nilai U akan semakin
kecil. Nilai U dan qh setiap harinya bersifat fluktuatif. Nilai pada qh didapatkan
dari beda suhu fluida panas (steam), semakin besar nilai beda suhu fluida panas
(steam) maka semakain besar pula nilai qh hal ini sesuai dengan teori yaitu
total menuju perpindahan panas antara dua fluida. Maka semakin tinggi
transmitasi yang ada maka semakin kecil pula laju perpindahan panas yang terjadi
pada fluida. Nilai rata-rata U selama 29 hari yaitu sebesar 3069,49895 W/m 2 0C
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil
1) Nilai efisiensi perpindahan panas pada kondensor setiap harinya
30
1) Melakukan pembersihan terhadap kotoran atau fouling sebagai hambatan
kondensor agar dapat diketahui seberapa besar penurunan kinerja alat dari
31
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, kusuma. 2012. ( http:// www.scrib.com kondensor), diakses pada tanggal 26 Januari
2018.
Asrorin Safira Zata Lini, dan Bayu Rudiyanto 2016. (https:// www.scrib.com
Jurnal-Ilmiah Rotary ISSN 2540-8704/Vol. 1 No. 1, Edisi Agustus 2016),
diakses pada tanggal 27 Januari 2018.
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 2 Tabel Spesifikasi Kondensor
Tipe kondensor Surface Condensor, Single-shell,
double pass tube
Tube Material Titanium
Jumlah tube (N) 8882 buah
Fluida dingin Air laut
Fluida panas Steam
Diameter luar tube (od) 28 mm
Diameter dalam tube (id) 26,8 mm
Panjang pipa tube (L) 7200 mm
Laju massa fluida dingin 21500 t/h
Kapasiatas pengaliran uap 262 t/h
Tekanan Kondensor
7,5 kPa
(Sumber: Data Manual Book Condensers PLTU Jeneponto)
36
Lampiran 3 Perhitungan :
1. Data Teknis
2. Pengolahan Data
2.1 Menentukan Neraca Panas/ Heat Balance (Q)
1) Laju perpindahan pada shell (fluida panas)
37
= 42.3625 ………………….....( Tabel Lampiran 5)
hfg = = hg-hf
= 31,0485
33.983-28.114)
38
146339,9416 kj/s = 146339.9416 KW …………….....(Tabel 4.1)
174749.8346 Kj/s
Ft : 1 …………………………………………………(Tabel Lampiran 6)
39
………………………………………………(Tabel Lampiran 6)
Sehingga :
174749.8346 KW
2,865684217
40
Lampiran 4. Data Operasi Harian Pabrik Fluida Dingin
41
Lampiran 5. Data Operasi Harian Pabrik Fluida Panas
42
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Faktor Koreksi LMTD
43
Lampiran 7. Nilai Efisiensi dan Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U)
44
Lampiran 8. Data Sifat-Sita Fluida
45
Sumber: Buku Heat Transfer 6th J.P Holman hal 662
46
Sumber: Buku Enggineering Thermodynamics 6th Michael J. Moran &
Howard N. Shapiro hal 5
Lampiran 10. Referensi Teori Nilai Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan (U)
47
Sumber: Buku Heat Transfer 6th J.P Holman hal 523
48