Anda di halaman 1dari 8

PGM 2003,26(2): 27-34 FaMor-faMorpositif untuk meningkatkanpotensi kader Trintrin T.

Mudjianto; dkk

FAKTOR-FAKTOR POSITIF UNTUK MENINGKATKAN POTENSI KADER POSYANDU


DALAM UPAYA MENCAPAI KELUARGA SADAR GlZl (KADARZI)
Trintrin T Mudjianto; ueqep S Hidayat Hermina; Erna Luciasari; Nunl Afriansyah dan Noviati Fuada
ABSTRACT
POSITIVE FACTORS TO INCREASE THE POTENTIAL OF CADRE'S INTEGRATED
SERVICES POST IN ORDER TO ACHIEVE THE NUTRITION AWARENESS FAMILY
Background: One of indicators of the nutrition awareness family (KADARZI) is family member's attendance for
health and growth monitoring to POSYANDU, especially children aged 1-5 years (BALITA) and pregnant women.
The successful of BALITA growth monitoring depends on the cadre ability to conduct the POSYANDU activities.
among others. Objectives: The objective of this study is to describe the positive factors related to POSYANDU
cadre ability to increase the family nutrition awareness regarding BALITA growth monitoring. Methods: Cross-
sectional survey was used in this study. The study was conducted in 16 POSYANDU of the Kampar and
Pelalawan Districts. Riau Province, and covered 58 cadres as respondents, Interview with resDondents was used
to collect data using a questionnaire. Results: All cadres are women and most of them are 2 i - 4 0 of age about
50 Dercent Ulat havina hiah school education. and almost all of resoondents work as housekeeoer. Motivation to
be 'cadres is mainly f i r hilping the community member or village development. About 53 percent of cadres had
never received trainina. and the rest of cadres had received trainina
-onlv,once althouoh thev have been a cadre
for more than two y e a k Bes~des,most of the POSYANDU has no mater~alsor booklek for ~ommun~h, education.
Awut 71 percent caares nave no m 6 e t ana awut 52 percent nave never given tnfonnatton to the comm.niry
beca~semev nave no knodedqe in ndtnt on co~nselna.Caare knoNedqe in o r o m curve lntemretatlon in the
growth chaiis very low; it wasbnly nine percent of ca6e that able to in6rpreigrowth curve coriectly. Only two
percent cadre knows that the weight change in monthly weighing should be told to mother in nutrition counseling.
In order to increase nutrition awareness family, particularly in growth monitoring, the POSYANDU should be
revitalized by improving the cadre ability in growth graph interpretation as well as growth monitoring, nutrioon
counseling, and provide means of communication in POSYANDU activities. [Penel Giri Makan 2003, 26 (2):
27-34].
Key Words: POSYANDUcadre, nutition awareness family, POSYANDUrevifalization

PENDAHULUAN

K
eluarga sadar gizi (KADARZI) adalah Indonesia. Berdasarkan data Susenas tahun 2003
keluarga yang sduruh anggota keluarganya (2), prevalensi gizi kurang pada anak balita di
melakukan perilaku gizi seimbang; mampu lndonesia adalah 273%. Prevalensi gizi kurang
mengenali masalah kesehatan dan gid setiap pada anak balita yang masih tinggi merupakan
anggota keluarganya; dan mampu mengambil cenninan pemantauan pertumbuhan anak balita
langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang belum optimal. Untuk memantau kesehatan
yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Terdapat dan pettumbuhan anak balita, masyarakat dapat
5 indikator kadarzi, yaitu: 1) Keluarga biasa memanfaatkan Posyandu. Pada saat ini
mengonsumsi aneka ragam makanan; 2) Keluarga diperkirakan ada sekitar 240.000 Posyandu
selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan tersebar di s e l u ~ hwilayah Indonesia, baik di
anggota keluarganya, khususnya anak balita dan perkotaan maupun perdesaan (1).
ibu hamii; 3) Keluarga hanya menggunakan garam Keberfiasilan pemantauan pertumbuhan
beryodium untuk memasak makanannya; 4) anak balita tergantung kepada partisipasi ibu
Keluarga memberi dukungan pada ibu meiahirkan datang ke Posyandu, setla ibu bisa dan mau
untuk memberikan AS1 eksklusif; dan 5) Keluarga memberikan makanan yang berglzi pada anaknya
biasa makan pagi (1). (3). Keadaan tersebut Gdak tedepas dari peranan
Masalah Kekurangan Energi Protein kader dalam melaksanakan kegiatan Posyandu,
(KEP) anak balita yang meiipud gizi kurang (BBIU < yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan
-2SD dari median baku WHC-NCHS) masih kemampuan kader dalam pemantauan
me~pakan salah satu masalah gid utama di pertumbuhan, pemberian konseling gizi s e a faktor-
PGM 2003,26(2): 27-34 Fakior-faktorpositif untuk meningkatkan potend kader Trintrin T. Mudjianto; dkk

faktor lain yang berpengamh dalam pelaksanaan menggunakan daftar pertanyaan. Analisis data
kegiatan Posyandu. dilakukan secara deskriptif. Pengetahuan kader
Dalam tulisan ini akan disajikan potensi Posyandu dibagi menjadi 3 kategori, yaiU 'tahu"
kader serta faktor-faktor yang dapat menunjang (bila dapat menjawab lebih dari 70% pertanyaan
dalam melakukan kqiatan pemantauan dengan benar), "kurang tahu" (bila menjawab 51-
pertumbuhan anak balita di Posyandu. 70% pertanyaan dengan benar), dan "tidak tahu"
(bila menjawab kurang atau sama dengan 50%
benar).
CARA
Desain penelitian yang digunakan adalah
metode survet yang benifat krosekslonal Penellt.an
d aksanakan dl KabuDaten Katn~ardan Pelaawan Karakteristik Kader Posyandu
di Provinsi Riau, ya"g dipilih secara sengaja. Di
Dan 16 Posyandu yang ditelis bemasil
masing-masing kabupaten dipilih dua kecamatan,
diwawancara sebanyak 58 kader sebagai
kemudian di masing-masing kecamatan dipilih dua
responden. S e l u ~ hresponden adalah perempuan.
desa, dan di masing-masing desa dipilih dua
Sebagian besar (83%) kader berusia 2 1 4 0 tahun.
Posyandu aktif, sehingga SelU~hPosyandu yang
Pendidikan kader dapat dikatakan baik, sebagian
diteliti bejumlah 16 Posyandu. Responden dalam
besar telah mengenyam pendidikan SLTA atau
penelitian ini adalah kader Posyandu. Di setiap
sederajat (50%), bahkan ada yang berpendidikan
Posyandu yang diteliti, seluruh kader dijadikan
perguruan Snggi (6,9%). Pada umumnya kader
responden. Data yang dikumpulkan dari kader
tidak bekerja untuk mencari naRtah (64%), hanya
antara lain meliputi karakteristik kader, motivasi
sebagian kecil yang bekeja, yakni sebagai pegawai
menjadi kader, pelatihan, pembinaan, pengetahuan
negeri, pegawai swash, dagang, wiraswasta dan
grafik pertumbuhan dan konseling gizi. Data
petani (Tabel 1).
dikumpulkan dengan wawancara dengan
Tabel 1
Karakteristik Kader Posyandu

No Karakteristik n = 58 %
1. Umur (tahun): 21 -30 24 41,4
31 -40 24 41,4
> 40 10 17,2
2. Pendidikan: Tidak sekolah 5 8.6
SD 9 15.5
SLTPlsederajat 11 19,O
SLTAlsederajat 29 50.0
PTID2/D31Sl 4 6,9
3. Pekerjaan: Pqawai negerilswasta 7 12,l
Daganghiraswasta 12 20.7
Petani 2 3.4
Tidak bekerja 37 63,s

Lama Bertugas sebagai Kader Posyandu 1 tahun. Terdapat 28% kader bedugas kurang dari
1 tahun, dan 16% kader yang b a bertugas
~ selama
Kader yang bertugas di Posyandu sering
1 tahun. Namun, ada pula kader yang telah
mengalami pergantian. Hal tersebut dapat dillihat
bertugas selama 5 tahun atau lebih, yaitu sebesar
dari banyaknya kader yang baru bertugas di
29% (Tabel 2)
Posyandu selama 1 tahun atau bahkan kurang dari
PGM 2003.26(2): 27-34 FaMw-faMorpositif untuk meningkatkanpotensi kader Trinbin T. Mudjianto; dkk

Tabel 2
Lama Kader Bertugas dl Posyandu

Lama Kader Bertugas n %


< 1 tahun 16 27,6
1 tahun 9 155
2 - 4 tahun 16 27,6
2 5 tahun 17 29,3
Total 58 100,O

Tugas Kader di Posyandu


Tugas kader dalam kegiatan Posyandu Posyandu yang ditelili hanya terdapat 12 responden
dibagi menjadi 4 kegiatan atau yang disebut dengan yang bertugas di meja pendaftaran (Tabel 3). Ini
4 rneja, yaitu pendaftaran (Meja I), penimbangan dapat diartikan, hanya 75% Posyandu yang
(Meja 2), pencatatan (Meja 3) dan penyuluhan mempunyai petugas pendaftaran.
(Meja 4). Hasil penelitian menunjukkan. dari 16

Tabei 3
Tugas Kader dalam Kegiatan Posyandu

Tugas Kader dl Posyandu n %


Pendaftaran 12 20,7
Penimbangan 21 36,2
Pencatatan 16 27,6
Penyuluhan 8 13,8
PMT 1 1,7
Total 58 100,O

Penimbangan me~pakantugas yang diutamakan sebenarnya bukan rne~pakantugas utama dalam


dalam kegiatan Posyandu. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan Posyandu.
jumlah responden yang bertugas menimbang
sebanvak 21 orang. Jumlah tersebut lebih banyak Motivasi menjadi Kader Posyandu
dari jumlah posyaidu yang diteliti (16 ~os~andu).
Motivasi responden untuk menjadi kader
Dengan demikian terdapat 5 Posyandu yang
Posyandu sebagian besar (41%) adalah karena
mempunyai 2 orang kader yang bertugas sebagai
ingin membantu masyarakat dalam memajukan
penimbang. Kader yang bertugas mencatat, di
desa, selain itu karena keinginan sendiri; rnengisi
masing-masing Posyandu yang diteliti terdapat satu
waktu luang; ingin mengetahui kesehatan dan
orang. Tidak semua Posyandu mempunyai kader
perkembangan berat badan anak; dan menambah
yang bertugas di meja penyuluhan. Terdapat 8 pengetahuan dalam mernberikan makanan yang
responden yang bertugas di Posyandu sebagai
bergizi bagi anak balita. Sebagian lagi ada yang
penyuluh. Dengan demikian hanya 50% Posyandu
menyebulkan motivasi menjadi kader karena
yang mempunyai kader yang bertugas di meja
ditunjuk bidan atau teman; atau untuk menunjang
penyuluhan. Selain itu ada satu kader yang
tugas suami sebagai pamong desa (Tabel 4).
bertugas hanya sebagai pembagi PMT, yang
PGM 2003,26(2): 27-34 Fakior-faktorpositifuntuk meningkatkan pofensiksder Trinbin T. Mdjianto; dkk

Tabel 4
Motlvasl Menjadl Kader Posyandu

Motivasl n %
Membantu kemajuan desa 24 41,4
Tahu kesehatanlberat badan anak 10 17,3
Tahu makanan bergizi 4 63
Kemauan sendirilmengisi waktu 13 22.4
Dipilih bidanlteman 5 8,6
Menunjang tugas suami 2 3,4
Total 58 100,O

Pelatlhan Kader Posyandu pelatihan sebagian besar bertempat di desa (31%),


walaupun ada juga yang pemah mendapat
Jumlah kader yang telah mengikuti
pelatihan di Puskesmas atau kantor kecamatan.
pelatihan yang berkaitan dengan kegiatan
Cara pelatihan yang diberikan sebagian besar
Posyandu adalah sebanyak 27 responden (47%)
dalam bentuk ceramah disertai praktik (31%).
dan 31 responden lainnya (53%) menjadi kader
sebagian cara lain b e ~ p ceramah
a (17%).
tanpa pemah mendapat pelatihan. Kader yang
Materi yang diberikan dalam pelatihan
mendapat pelatihan sebagian besar (28%) hanya
umumnya meliputi: pelaksanaan Posyandu, guna
mengikuti pelatihan satu kali, 8,6% mengikuti 2 kali
KMS, pengisian KMS yang meliputi pencatatan
pelatihan, dan 10,3% lainnya telah mengikuti 3 kali
identitas, imunisasi, AS1 eksklusif, cara pembuatan
pelatihan atau lebih. Pelatihan kebanyakan
grafik hasil penimbangan, serta konseling gizi bagi
dilakukan oleh Puskesmas (34%),dan ada juga
ibu balita (Tabel 5).
yang menyebutkan dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Da6 II dan KKN mahasiswa Kebidanan. Tem~at
Tabel 5
Sebaran Kader Berdasarkan Materi yang Diterima dalam Pelatihan (n = 58)

Materi Pelatlhan %
Pelaksanaan Posyandu 13,8
Guna KMS 24,l
Pencatatan identitas pada KMS 25,9
Pencatatan imunisasi pada KMS 21,l
Cara membuat grafik pada KMS 22,4
Pencatatan AS1 eksklusif pada KMS 12.1
Konseling gizi 10,3

Praktik yang diberikan dalam pelatihan dalam pelatihan hanya sebanyak 17%, hanya 26%
adalah cara menimbang, membuat grafik hasil kader yang pemah mendapat praktik membuat
penimbangan dalam KMS, cara memberikan grafik dalam KMS, dan hanya sekitar 7% kader
konseling gizi dan pembuatan makanan tambahan. yang pemah mendapat praktlk memberikan
Kader yang pemah mendapat praktik menimbang konseling gizi kepada ibu balita (Tabel 6).

Tabel 6
Sebaran Kader Berdasarkan Materi Praktik dalam Pelatihan (n = 58)
Materi Praktik I %
Penimbangan 17,2
Pembuatan grafik pada KMS 25,9
Memberikan konseling gizi 6,9
Pembuatan makanan tambahan 6.9
PGM 2003,26(2): 27-34 FaMor-faMor positif untuk meningkatkan potensikader Trintn'n T. Mudjianto; dkk

Pemblnaan Posyandu Gizi), perawat, mantri, petugas PKM. PLKB dan


dokter (Tabel 7). Kegiatan utama petugas ke
Pembinaan Posyandu dilakukan oleh Posyandu adalah memberikan imunisasi. Slain itu
Puskesmas kecamatan. Kunjungan petugas adalah penyuluhan, periksa ibu hamil, memeriksa
Puskesmas ke Posyandu dilakukan secara rutin hasil pencatatan kader, membantu mengisi KMS,
sebulan sekall disebutkan oleh 59% responden, pemberian pi1 tambah darah dan pelayanan KB.
selain itu 17% menyatakan Posyandu jarang Penyuluhan yang dilakukan petugas, bukan
dikunjungi petugas, yaitu hanya 1-3 kaliltahun, penyuluhan kepada pengguna Posyandu, tetapi
dan 10% menyatakan kedatangan petugas ke penjelasan kepada kader tentang pelaporan dan
Posyandu Gdak tentu. Petugas Puskesmas yang pencatatan kegiatan Posyandu.
Dalina senna datana ke Posvandu adalah bidan
i 6 2 6 . Slak itu i a l a h TPG (Tenaga Petugas
Tabel 7
Petugas yang Sering Melakukan Pembinaan ke Posyandu M e n u ~Kader
t

Petugas n %
Bidan 36 62.1
Dokter 4 6,9
Perawat 7 12,i
Petugas Gizi/TPG 11 19,O
MantrilPetugas PKM 6 10,3
PLKB 6 10,3
Total 58 100,O

Pemahaman Kader terhadap Grafik dengan benar oleh sekitar 70%


kader. Tindakan yang hams dilakukan kader bila
Peltumbuhan Anak Balita
berat badan anak ada di Bawah Garis Merah lBGMl
\ ~ ,

Kemampuan kader dalam membuat grafik hasil hanya dipahami oleh 46% kader. Sedangkan bila
pnimbangan anak balita dalam KMS, serta anak BGM berat badannya 3 bulan berturut-brut
pemahaman, dan interpretasi grafik tenebut akan naik, yang artinya saat itu anak sehat, tetapi
berpengaruh tehadap pmberian informasi mengalami gangguan pertumbuhan pada masa
pertumbuhan anak balita kepada ibunya. lampau, atau anak tersebut pendek, hanya 1,7%
Pemahaman kader yang salah dalam ukuran skala kader yang paham. Anak balita bila berat badannya
grafik KMS akan menyebabkan pembuatan grafik 3 bulan b e r t ~ ~ t -tidak
b ~ tnaik (3T). Berarti, anak
pertumbuhan yang salah pula. Kader yang dapat mengalami gangguan pertumbuhan, hanya
menyebutkan jarak antargaris dalam KMS dengan dipahami oleh 16% responden (Tabel 8).
benar, hanya sebanyak 57%. Ciri grafik
pertumbuhan yang baik dan Gdak baik disebutkan
.---. -
Tsbl
Sebaran Kader Posyandu Menurut Pemahaman Grafik Pertumbuhan
dalam KMS dengan Benar (n = 58)

I Jenis Pemahaman I % 1
Jarak antargaris dalam KMS (gram) 56.9
Grafik naik mengikuti salah satu pita warna KMS 70,7
Ciri grafik pertumbuhan kurang baik 72,4
Tindakan bila berat badan di bawah aaris merah (BGMI 46.6
Grafik BGM, tetapi berat badan 3 buian bertuwt-iurutnaik ti7
Berat badan 3 bulan berturut-turut Gdak naik (3 T) 15,5
PGM 2003,26(2): 27-34 Faktw-fakfor positif untuk meningkatkanpotensikader Trintnn T. Mudjianto; dkk

Kemampuan kader dalam mengisi KMS kecil kader yang mengerti. lnterpretasi grafik
serta menginterpretasikan grafik yang dibuablya pertumbuhan kurang baik hanya dipahami dengan
dapat dilihat pada Tabel 9. Sekitar 60% kader dapat benar oleh 36% responden, dan interpretasi grafik
membuat grafik hasil penimbangan dengan benar. yang mengalami gangguan pertumbuhan hanya
Namun, dalam mengarlikan pertumbuhan anak dipahami dengan benar oleh 15% responden
berdasatkan grafik yang dibuat, hanya sebagian
Tabel 9
Sebaran Kader Posyandu Menurut Praktik Pembuatan dan Pemahaman
Grafik Peltumbuhan dalam KMS dengan Benar (n.58)

Praktik Pembuatan dan lnte~retasiGrafik %


Praktik ~embuatanqrafik: berat badan tumbuh dengan baik 1 63,s

I
Prakl ic ;nterpretas brafir; berat baaan tumbuh balk-
Prakt r; o e m ~ ~ a t aarafik
n berat baaan tumb~hkurana ba K
Praktlk ;ntemretasi.'brafik berat badan tumbuh kurang balk
I
1
638
534
36-2
I1
L Praicu pemb~atangrafik berat baaan d bawah gans merah
P r a ~ t ~ k ~ n t e p e w r a f i L D _ eDadan
r a t ai bawa_19anzeran I ::::I
Dan keseluruhan pertanyaan yang diajukan tentang kader yang dapat dikategorikan "tahu" dan paham
pemahaman grafik pertumbuhan serta kemampuan tentang grafik pertumbuhan dalam KMS, yaitu dapat
kader dalam praktik membuat dan menjawab lebih dari 70% pertanyaan dengan
menginlerpretasikan grafik dalam KMS, hanya 9% benar.

Tahu

Kurang tahu
44.8%
Gambar 1
Tingkat Pemahaman Kader Tentang Grafik Pertumbuhan

Konseling Gizi dalam memberikan konseling gizi, umumnya sdak


lerdapat di Posyandu; 71% kader menyebutkan ha1
Konseling gizi atau nasihat tentang makanan lenebut. Di samping itu hanya 10% kader yang
diberikan oleh kader Posyandu kepada ibu balita pemah mendapat materi konseling gizi dalam
berdasarkan hasil penimbangan (berat badan naik pelatihan. Selain itu, kader pada umumnya tidak
atau tidak) dan umur anak. Dari data yang diperoleh menguasai a ~ t i grafik pertumbuhan hasil
ternyala 52% kader tidak pemah melakukan penimbangan.
konseling gizi kepada ibu balita di Posyandu karena Cara memantau pertumbuhan anak balita,
tidak tahu materi apa yang haus diberikan dalam pengertian grafik pertumbuhan anak balita dan
konseling gizi. Berdasarkan jawaban-jawaban materi konseling gizi tertulis dengan rinci dalam
responden tentang nasihat makanan bayi dan anak, Buku Panduan Penggunaan KMS Balita bagi
yang hams diberikan hanya 2% kader, yang dapat Petugas Kesehatan (4). Pada saat penelitian
dikategorikan 'tahu" atau menguasai pengetahuan dilaksanakan panduan tersebut belum sampai di
gizi untuk konseling di Posyandu, yaitu dapal tingkal Kabupaten dan Puskesmas, masih berada di
memberikan jawaban lebih dari 70% dengan benar. Tingkat Provinsi, walaupun Buku Panduan tenebut
Buku pegangan yang dapat dipakai sebagai acuan telah mengalami cetak ulang.
PGM 2003,26(2) 27-34 FaMor-faMorposhfuntukrneningkatkanpotensr kader Trlntrln T Mudyanto, dkk

Kurang tahu

PEMBAHASAN
& Garrbar 2
Tmgkat Pengdahuan Kader Tentanq Komelng GRI
94 8%
Tldak tahu

telah dilakukan umumnya berkaitan dengan


kegiatan imunisasi dan pencabtan dan pelaporan
Di dua kabupaten yang diteliti masih terdapat hasil kegiatan Posyandu Menurut Mamdy dkk (5).
peluang untuk meningkatkan potensi kader secara twretis, pengetahuan dan keterampilan
Posyandu sebagai pelaksana kegiatan pemantauan kader diperoleh melalul pelatihan pada waktu awal
pertumbuhan dalam upaya peningkatan status gizi dari masa kekaderannya, swta latihan penyegaran
masyarakat, khususnya anak balita. Hal tersebut yang dllakukan secara berkala. Kemudian, melalui
karena ada faktor-faktor posltif pada kader supetvisl yang dilakukan oleh petugas puskesmas,
Posyandu, yaitu kader pada umumnya berus~a pengetahuan dan keterampilan kader ltu perlu
muda sehingga masih memungkinkan untuk dltingkatkan. Disebutkan oleh Lofi Mahshid (3),
ditingkatkan kemampuannya. Hal tersebut didukung tujuan pemantauan pertumbuhan adalah agar ibu
oleh tingkat pendidikan kader yang cukup tlnggi, bisa dan mau memberikan makanan yang bergizi
karena separuh kader berpendidikan SLTA, bahkan pada anaknya. Disebutkan pula konseling gizi
ada sebagian yang berpendidikan Perguruan secara perorangan adalah merupakan bagian
Tinggi. Kader sebagian bear rnempunyai waktu penting d x i berbagal program pemantauan
luang untuk melaksanakan kegiatan Posyandu pertumbuhan, dan jika mendapat respon yang
karena tidak bekerja mencan nafkah. Faktor positif positlf dari ibu tidak diragukan bahwa pemantauan
lain adalah motlvasi untuk menladi kader, yaltu pertumbuhan dapat memperbaiki status gizi anak
sebagian besar ingln membantu masyarakat dan balita.
memajukan desa, selain itu adalah keinginan untuk Selama ini kader Posyandu adalah
mengetahui kesehatan dan perkembangan anak sukarelawan, dan tidak mendapat imbalan. Untuk
balita serta mengetahui cam rnemberikan makanan kelangsungan partisipasi kader dalam keglatan
yang baik kepada anak balita.
pemantauan pertumbuhan di Posyandu perlu
Untuk mengoptimalkan kinerja kader
dipertimbangkan pembenan insentif. S e p h
dalam melaksanakan kegiatan pemantauan
dilakukan di Thailand dan Denpasar-Bali, tenaga
pertumbuhan, perlu diadakan pelatihan bagi kader
yang bdum pernah mendapat pelatihan atau sukarela pemmtau pertumbuhan tidak dibayar,
penyegaran bagi kader yang pernah rnendapat tetapi mereka dan keluarganya mendapat
pelatihan Mengingat sebagian kader belum pernah pelayanan kesehatan gratis (6) Selain itu perlu
mendapat pelatihan, pemahaman kader tentang dltunjang dengan kelengkapan sarana-sarana.
grafik pertumbuhan dan konseling gizi sangat seperti buku-buku pedoman, untuk meningkatkan
kurang. Pelatihan perlu dilakukan secara periodlk pemahaman tentang grafik pertumbuhan dan
karena senng terjadi pergantian kader Posyandu. konseling gizi. Buku-buku pedoman tersebut p d u
Selain pelatihan, pembinaan kepada kader diadakan di tingkat Posyandu karena pada
Posyandu perlu ditingkatkan, terutama yang umumnya Posyandu tidak mempunyai buku-buku
berkaitan dengan pemahaman tentang grafik pedoman yang dapat dipakai sebagai acuan oleh
petumbuhan dan konseling gizi. Pemblnaan yang kader.
PGM 2003.26(2): 27-34 FaMor-faMwposififunivl r meningkatkanpotansikader Trinbin T. Mudjianto; dkk

3. Kepaia Puskesmas Kampar dan Bangkinang di


Kabupaten Kampar, Kepala Puskesrnas
1. Potensi kader Posyandu di Kabupaten Kampar Pangkalan Kerinci dan Pangkalan Kuras di
dan Pelalawan untuk meningkatkan Kadarzi Kabupaten Pelalawan, beserta petugas gizi.
dalam memantau pertumbuhan anak balita
cukup baik, mengingat tingkat pendidikan 4. Semua pihak yang telah membantu beserta
kader sebagian besar SLTA atau sederajat. responden yang telah bersedia untuk
usia kader tidak terialu tua, sebagian besar diwawancara di Desa Teratak, Muara Jalai,
mempunyai waklu bang karena tidak bekeja, Bangkinang dan Salo Kabupaten Kampar serta
dan mempunyai motivasi yang mendukung. di Desa TeNsan B ~ N .Pangkalan Kerinci,
Sorek Satu dan Surya lndah di Kabupaten
2. Pengetahuan dan pernahaman kader tentang Pelalawan.
grdk pertumbuhan dan konseling glzi sangat
rendah.
3. Pelaksanaan pelatihan bagi kader Posyandu RUJUKAN
rnasih kurang, baik dalam jumlah kader yang 1. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Gizi
pemah mendapat pelatihan maupun dalam Masyarakat. Panduan Umum Keluarga Mandiri
frekuensi dan materi pelatihan. Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat. Ditjen Binkesmas Depkes RI ,
2002.
SARAN
2. Abnarita, dan Fallah TS. Analisis Situasi Gizi
1. Program Revitalisasi Posyandu perlu dan Kesehatan Masyarakat. Pmiding
d'galakkan kembali, terutama dalam ha1 Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.
peningkatan kemampuan kader dalam Jakarta: LIPI, 2004.
pemantauan pertumbuhan anak balita dan 3. Loffi, M. Growth monitoring: A brief literature
konseling gizi, pembinaan kader oleh petugas, review of current knowledge. Public healM
serta penyediaan sarana penunjang di nutrition. Food and Nofrifion Bulletin 1988,
Posyandu. lO(4): 74.
2. Untuk meningkatkan kineja kader Posyandu 4. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Gizi
perlu adanya pemikiran pemberian Masyarakat. Panduan Penggunaan ffidu
penghargaan kepada kader. Misalnya, b e ~ p a Menuju Sahat (KMS) Baiita bagi Petugas
insentif, pengobatan gratis di Puskesmas atau Kesehatan. Jakarta: Ditjen Binkesmas Depkes
bentuk penghargaan yang lain. RI, 2000.
5. Mamdy Z dkk. Program Usaha Perbaikan Gizi
Keiuarga di dalam Posyandu. Jakarta: FKM UI
UCAPAN TERIMA KASlH dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Diljen
Binkesrnas Depkes RI.
1. Kepala Dinas Kesehatan Pmvinsi Riau,
6. Soekirrnan et al. Are me Children Growing?
besertajajarannya.
-
Gizi lndonesia2002,26: 1 17.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
dan Pelalawan, Pmvinsi Riau, beserta
jajarannya.

Anda mungkin juga menyukai