Anda di halaman 1dari 12

Sitti Ainun Annisa

1711041006

A2 2017

A. MENGAPA HARUS BELAJAR

Kita belajar karena dalam kehidupan kita sehari-hari kita harus melakukan banyak hal
yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya, dan hal itu kita sebut sebagai “masalah”.
Misalnya, supaya bisa menyampaikan keinginan kita kepada orang lain dengan baik dan benar,
kita harus mengetahui cara berkomunikasi. Agar bisa berkomunikasi, kita harus bisa membaca
dan menulis. Namun, itu belum cukup, kita harus tahu kepada siapa kita harus membicarakan
keinginan kita, dengan pilihan kata yang seperti apa, kapan dan di mana tempat yang tepat untuk
membicarakan hal itu. Semua langkah komunikasi itu tidak dengan tiba-tiba kita kuasai. Kita
harus mempelajarinya, atau lebih tepatnya, kita berubah dari belum menguasai cara
berkomunikasi menjadi bisa berkomunikasi. Dengan demikian, kita belajar berkomunikasi
karena kita memiliki masalah dalam berkomunikasi.
Berikut beberapa alasan mengapa kita harus belajar:
1. Mencari Tahu Apa yang Membuat Hidup Kita Bergairah

Mencari tahu apa yang kita ingin lakukan dengan hidup kita tidaklah selalu mudah.
Beberapa orang mungkin menemukanya dalam waktu singkat, tetapi beberapa orang perlu
melalui petualangan panjang untuk sampai pada satu titik yang ia sukai.

Menemukan sesuatu yang membuat hidup ini bergairah, tidak sama artinya dengan
memutuskan apa yang kita sukai. Melainkan juga harus menyadari apa yang sudah kita kuasai.
Beruntungnya, untuk menemukan itu kita tidak harus langsung terjun ke dunia industri. Kita bisa
terlebih dahulu mengambil kursus paruh waktu atau memilih jalur pendidikan formal untuk
mempelajari hal-hal yang belum kita kuasai demi menemukan sesuatu yang membuat hidup
bergair

2. Memperluas Minat

Alasan mengapa kita harus belajar berikutnya adalah karena kita bisa memperluas minat
yang kita miliki. Syaratnya kita harus terlebih dahulu menemukan apa yang kita minati. Jadi
pastikan alasan pertama mengapa kita harus belajar telah Anda temukan. Baru anda bisa
memperluas hal-hal yang anda minati.
Dengan belajar, kita bisa mewujudkan sesuatu yang mungkin menjadi ambisi kita dimasa
lalu tetapi kita tidak punya waktu untuk mewujudkanya. Misalnya Anda memiliki mesin jahit
yang selama bertahun-tahun tidak pernah bisa Anda gunakan. Maka inilah saatnya Anda
mengambil kursus menjahit dan mewujudkan mimpi Anda di masa lalu.

3. Meningkatkan Kualifikasi Diri

Hal yang cukup penting untuk bisa menjalani kehidupan dengan sukses adalah membuat
diri kita dalam level yang lebih tinggi dari kebanyakan orang. Misalnya kita sama dengan si A, si
B atau si C yang sama-sama lulusan jurusan desain. Tentu jika kita melamar pekerjaan di tempat
yang sama dengan mereka, kita harus memiliki kualifikasi diri yang lebih baik dari mereka. Salah
satunya adalah dengan belajar.

Ada banyak kursus di berbagai sektor yang menawarkan pembelajaran dengan waktu
yang fleksibel. Jadi kita tidak harus mengorbankan banyak waktu. Kita tidak harus menghabiskan
lima hari seminggu di ruang kelas. Di sejumlah perguruan tinggidan penyedia kursus ada banyak
pilihan untuk belajar. Baik itu belajar penuh waktu, paruh waktu, atau berdasarkan pembelajaran
jarak jauh dimana kita tidak perlu meninggalkan rumah.

4. Untuk Mengerti

Belajar tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengajarkan Anda cara
berpikir. Kita belajar keterampilan memecahkan masalah tertentu sekaligus juga belajar pola pikir
“ilmiah”. Ini memungkinkan kita melihat masalah atau peristiwa dari berbagai sudut, dan
pemahaman komprehensif yang menyertainya sangat berharga untuk kita menjalani kehidupan.

Belajar juga memungkinkan kita untuk mengatasi masalah baru yang belum kita miliki
“resep penyelesaianya”. Dengan begini, belajar akan membuat kita fleksibel dalam semua aspek
kehidupan.

5. Untuk Tumbuh

Di tempat belajar, kita akan berhubungan dengan orang-orang yang memiliki


karakteristik beragam dan menarik. Anda mungkin juga akan dihadapkan pada masalah baru yang
menantang. Anda memiliki banyak kebebasan dan banyak waktu luang.

Singkatnya, Anda memiliki kesempatan tanpa akhir untuk belajar “keterampilan


kehidupan nyata”. Anda dapat bergabung dengan organisasi, berkeliling dunia, membentuk
persahabatan, memulai hobi, dan lain sebagainya. Semuanya bisa anda lakukan ditempat belajar,
tanpa dibebani terlalu banyak tanggung jawab.

6. Demi Hidup yang Lebih Baik


Salah satu aspek terpenting dari belajar adalah kita jadi bisa menjalani kehidupan dengan
lebih baik. Misalnya saat kita memiliki pekerjaan, pemberi kerja akan membayar hasil pekerjaan
dengan baik. Terutama untuk pekerjaan tertentu yang membutuhkan pengetahuan mendalam
dalam bidang tertentu. Karena itu, tak ada salahnya menghabiskan waktu untuk belajar terlebih
dahulu sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja.

7. Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Kita bisa menikmati proses belajar demi mendapatkan banyak pengetahuan. Sampai
akhirnya kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan penguasaan. Apalagi saat belajar di
universitas, kita diperbolehkan untuk menerapkan pengetahuan tanpa banyak risiko. Artinya kita
bisa melakukan berbagai percobaan dan belajar dari kesalahan dengan konsekuensi minimal. Ini
jauh lebih efektif daripada hanya membaca buku.

8. Mengukur Tingkat Keterampilan

Sekalipun kita terampil dalam sesuatu, membuktikannya bisa menjadi perjuangan –


terutama ketika kita sedang mencari pekerjaan. Mengambil kursus belajar bisa saja menjadi
pilihan yag tepat. Setidaknya, kursus memungkinkan kita menempatkan keterampilan dan
pengalaman di atas kertas, yang akan meningkatkan CV Anda dan meningkatkan kemampuan
kerja Anda.

9. Memiliki Banyak Opsi Pekerjaan dan Karir

Jika Anda tidak memiliki kualifikasi yang tepat, Anda mungkin kehilangan pekerjaan
impian Anda. Untuk itu, mulailah mempertimbangkan belajar. Sebab ada beberapa jenis
pekerjaan yang hanya bisa didapatkan bila Anda memiliki kualifikasi tertentu. Bahkan ada yang
memerlukan gelar untuk memulainya. Sebut saja perawatan, teknisi, dan guru dan lain
sebagainya.

Dengan belajar, Anda tidak hanya akan mendapatkan pekerjaan impian Anda. Melainkan
Anda juga akan mendapatkan banyak opsi pekerjaan lainya yang mungkin belum terpikirkan
sebelumnya.

B. DEFINISI BELAJAR DAN CIRI-CIRI BELAJAR

Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan
tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan,
keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.

Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh
setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan
tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah
belajar, dan aktivitas berlatih.

Pengertian Belajar Menurut Para Ahli

Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan merupakan unsur yang fundamentaldalam
masing-masing tingkatan pendidikan. Agar lebih memahami apa arti belajar, kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

M. Sobry Sutikno

Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang
dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.

Thursan Hakim

Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,
daya fikir, dan kemampuan lainnya.

Skinner

Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlaku secara progresif.

C. T. Morgan

Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan yang relatif dalam
menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang telah lalu.

Hilgard & Bower

Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang
terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya. Mengacu pada definisi belajar di
atas, berikut ini adalah beberapa hal yang menggambarkan ciri-ciri belajar:
Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran) baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.

Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap atau permanen.

Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana hasilnya adalah tingkah laku
individu.

Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar adalah karena adanya hipnosa,
proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib, mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.

Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu lingkungan masyarakat dimana tingkah laku
seseorang dapat berubah karena lingkungannya.

BENTUK, PRINSIP DAN FAKTOR BELAJAR

Setiap orang, tidak terkecuali peserta didik memiliki kekhasan dalam upayanya
Gagne (1984) mengemukakan ada lima bentuk belajar, yaitu:

Belajar Responden

Dalam belajar ini, suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Jadi,
terjadinya proses belajar dikarenakan adanya stimulus. Misalnya Maya bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dengan benar. Kemudian guru tersebut memberikan
senyuman dan pujian kepadanya. Akibatnya Maya semakin giat belajar. Senyum dan pujian
guru ini merupakan stimulus tak terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang
menyenangkan pada diri Maya sehingga ia membuat dia lebih giat lagi dalam belajar.

Belajar Kontiguitas

Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan hubungan stimulus tak terkondisi dengan
respons. Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara stimulus dan respons dapat
menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku individu. Hal ini disebabkan secara sederhana
manusia dapat berubah karena mengalami peristiwa-peristiwa yang berpasangan. Belajar
kontiguitas sederhana bisa dilihat jika seseorang memberikan respon atas pertanyaan yang
belum lengkap, seperti ”dua kali dua sama dengan?” Maka pasti bisa menjawab ”empat”. Itu
adalah contoh asosiasi berdekatan antara stimulus dan respon dalam waktu yang sama.

Bentuk belajar kontiguitas yang lain adalah “stereotyping”, yaitu adanya peristiwa
yang terjadi berulang-ulang dalam bentuk yang sama, sehingga terbentuk dalam pemikiran
kita. Seringkali sinetron televisi memperlihatkan seorang ilmuwan dengan memakai
kacamata, ibu tiri adalah wanita yang kejam. Maka sinetron televisi menciptakan kondisi
untuk belajar stereotyping, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Belajar Operant

Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement, bukan karena adanya stimulus,
sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan ketika organisme beroperasi dengan
lingkungannya. Maksudnya perilaku individu dapat ditimbulkan dengan adanya
reinforcement segera setelah adanya respon. Respon ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan
tindakan. Misalnya respon menjawab pertanyaan guru secara sukarela, maka reinforcer bisa
berupa ucapan guru “bagus sekali”, “kamu dapat satu poin”, dan sebagainya.

Belajar Observasional

Konsep belajar ini memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang
lain melakukan apa yang akan dipelajari. Misalnya anak kecil belajar makan itu dengan
mengamati cara makan yang dilakukan oleh ibunya atau keluarganya.

Belajar Kognitif

Bentuk belajar ini memperhatikan proses-proses kognitif selama belajar. Proses semacam
itu menyangkut “insight” (berpikir) dan “reasoning” (menggunakan logika deduktif dan
induktif). Bentuk belajar ini mengindahkan persepsi siswa, insight, kognisi dari hubungan
esensial antara unsur-unsur dalam situasi ini. Jadi belajar tidak hanya timbul dari adanya
stimulus-respon maupun reinforcement, melainkan melibatkan tindakan mental individu yang
sedang belajar.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa Gagne membagi bentuk-bentuk belajar
menjadi lima bentuk, yang merupakan inti dari teori belajar, yaitu bentuk responden,
kontiguitas, operant, observasional dan kognitif. Responden merupakan belajar yang dibentuk
dengan adanya hubungan antara stimulus dengan respon. Kontiguitas sama dengan
responden, akan tetapi untuk responden waktunya dilakukan secara bersamaan.
Observasional merupakan bentuk belajar yang paling sederhana karena individu hanya
mengamati orang lain kemudian meniru perbuatannya. Sedangkan kognitif merupakan bentuk
yang tertingggi karena sudah memasuki wilayah insight.

Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:

Prinsip Kesiapan

Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan
siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur
arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi
oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain.

Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan
ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik
dalam proses pembelajaran itu terjadi.

Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas
dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran
yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh
siswa.

Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam
situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang
dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil
belajar.

Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku
baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan
proses pengenalan dan penemuan.

Prinsip Belajar Afektif


Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat
dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.

Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan
dalam pencapaian tujuan.

Prinsip Belajar Psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan
fisik.

Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

Perhatian dan Motivasi


Keaktifan
Keterlibatan langsung atau pengalaman
Pengulangan
Tantangan
Balikan dan Penguatan (law of effect)
Perbedaan individual

Faktor Faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa
(faktor eksternal). Hal ini dapat diuraikan sebagaimana disebutkan oleh Djaali (2014: 99),
sebagai berikut:

Faktor dari dalam diri (internal)


a. Kesehatan
Faktor kesehatan dapat memengaruhi belajar seseorang. Apabila orang tersebut sedang
sakit, maka akan mengakibatkan tidak ada motivasi belajar dalam diri seseorang. Hal ini
juga berdampak pada psikologis, karena dalam tubuh yang kurang sehat maka akan
mengalami gangguan pula pada pikiran.

b. Inteligensi
Inteligensi dan bakat merupakan faktor yang sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai inteligensi dan bakat yang tinggi dapat
memberikan pengaruh terhadap hidupnya.

c. Minat dan motivasi


Minat dan motivasi juga faktor penting dalam belajar. Minat yang besar terhadap sesuatu
merupakan dasar untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari
dalam maupun luar diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena adanya
keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu.

d. Cara belajar
Teknik merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.
Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu
belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan tercipta
kebiasaan yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang baik pula.

Faktor dari luar diri (eksternal)


a. Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga.
Pendidikan, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan dengan orang tua,
perkataan, dan bimbingan orantua, mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b. Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan,


lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas, mempengaruhi kegiatan belajar
siswa.

c. Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal
ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

d. Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim
yang sejuk, dapat menunjang proses belajar.

C. HASIL BELAJAR

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram
dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajarana atau kegiatan instruksional, tujuan belajar
telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Menurut Benjamin S. Bloom (1966:7) dalam (Mulyono
Abdurrahman, 2003:38) tujuan instruksional pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga
kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini didasari oleh ansumsi bahwa
hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku siswa. Hal ini memberikan petunjuk bagi guru dalam
menentukan tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan dari dalam diri siswa.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis
perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian
yang telah kecil.
Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun
suatu program.
Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria
tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar


adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah
hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana
(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif
afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasi
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasi
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi lima kategori hasil belajar yang disebut the domainds of learning, yaitu
sebagai berikut :

Kecakapan verbal : Menyatakan label, fakta atau makna esensial dari pengetahuan verbal. Secara
prinsip, mempelajari gagasan-gagasan esenssi membutukan kecakapan intelektual, bukan
kecakapan verbal. Akan tetapi, dalam prakteknya kecakapan intelektual dan verbal dipelajari
serta dipergunakan bersama-sama.

Keterampilan intelektual: Kemampuan siswa berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri meliputi kemampuan untuk membesakan antara objek yang satu dengan yang lainnya,
kemampuan konsep kaidah yaitu bisa menghubungkan antara beberapa konsep.

Strategi kognitif: Menemukan metode untuk membuat proses berpikir dan belajar menjadi lebih
efektif. Strategi ini mempunyai peran pengolahan yang disinggung dalam teori pengolahan
informasi.

Sikap: Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau
dipengaruhi oleh hubungan verbal. Sikap ini penting dalam proses elajar, tanpa kemampuan
belajar tak akan berhasil dengan baik.
Keterampilan motoris (motor skill): Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan,
kegiatan yang membutuhkan prosedur yang digabungkan olehketerampilan fisik yang spesifik
melalui beberapa urutan proses terorganisasi yang disebut dengan berpikir dan bertindak.
MOTIVASI BELAJAR

Pengertian Motivasi Belajar

Belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil dari proses interaksi individu dengan lingkungannya. Sejalan
dengan pengertian tersebut, pengertian belajar menurut Sardiman (2003: 20), merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Hal ini didukung juga oleh
Sugihartono (2007: 74), belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Dengan belajar akan dapat menimbulkan perubahan-perubahan sesuai dengan


pengalaman yang diperolehnya, baik perubahan pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilann,
sikap maupun tingkah laku. Sehingga diharapkan, dapat mempengaruhi peningkatan motivasi
belajar siswa menjadi lebih baik.

Fungsi Motivasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pada diri seseorang, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Maslow dalam Syaiful
Bahri D (2002: 115), sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan
oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta,
penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-
kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu.

Motivasi belajar akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan hal tersebut Sardiman (2003: 85) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi antara lain: 1)
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melapaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; 2)
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikin motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3)
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus 12 dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar


Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak
memiliki motivasi untuk belajar, maka akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan motivasi siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah (Sardiman, 2003: 91-95) antara lain: memberi angka, hadiah, saingan atau kompetensi,
ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,
minat, tujuan yang diakui. Oemar Hamalik, (2004: 184-186) juga sependapat dengan uraian
diatas, untuk memotivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemberian penghargaan dan
ganjaran, pemberian angka atau grade, keberhasilan atau tingkat aspirasi, pemberian pujian,
kompetisi dan kooperasi serta pemberian harapan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, seorang guru bukan
hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu saja tetapi juga memperhatikan
siswanya apakah dia dapat menerima dengan baik atau tidak. Guru harus mengetahui bagaimana
cara memotivasi belajar siswa, berdasarkan uraian di atas untuk memotivasi siswa dengan
memberi angka, pujian 15 dan hadiah merupakan cara yang paling disukai siswa, sehingga dapat
membangkitkan semangat belajar siswa, karena termotivasi untuk mendapatkannya. Sedangkan
dengan hukuman dan kompetisi bertujuan agar timbul semangat persaingan pada siswa untuk
mendapatkan apa yang diinginkan. Upaya tersebut dapat merangsang siswa untuk giat belajar.
Siswa yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan siswa
yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai