DASAR TEORI
Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
ini beroperasi pada sumber tegangan tiga fasa yang dihubungkan dengan kumparan
jangkar di stator. Selain mendapat suplai tegangan tiga fasa, motor sinkron juga
mendapat arus eksitasi/arus medan dari sumber arus searah (DC) pada kumparan
medan di rotornya.
(self starting). Oleh karena itu, motor sinkron tiga fasa membutuhkan penggerak
mula (prime mover) untuk memutar rotor sampai pada kecepatan putar sinkronnya.
putarnya, karena ketika motor bekerja, medan magnet pada rotor akan selalu terikat
atau terkopel secara magnetis dengan medan putar statornya, sehingga rotor akan
pada beban yang berubah-ubah. Namun apabila beban yang diberikan sudah
melewati batas kemampuan dari motor maka motor akan melepas kecepatan
Keuntungan lain dari motor sinkron adalah tidak hanya dapat bekerja pada
faktor daya terbelakang (lagging) seperti motor induksi, namun juga dapat bekerja
dengan faktor daya unity bahkan dengan faktor daya mendahului (leading).
Sehingga motor sinkron dapat berperan untuk memperbaiki faktor daya sistem.
Secara umum, konstruksi motor sinkron tiga fasa terdiri dari stator (bagian yang
diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian magnetik
2.2.1 Stator
Secara umum stator terdiri dari kerangka stator, inti stator, belitan dan slot.
1. Rangka Stator
biasanya dibuat dari dari besi campuran baja atau plat baja giling yang
kebutuhan.
2. Inti Stator
Inti stator melekat pada rangka stator dimana inti ini terbuat dari
laminasi-laminasi besi khusus atau campuran baja. Hal ini diperbuat untuk
memperkecil rugi arus Eddy. Tiap laminasi diberi isolasi dan diantaranya
3. Slot
dalam sepanjang keliling stator. Bentuk slot ada 3 yaitu Slot Terbuka, Slot
2.2.2 Rotor
Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang
slot dan juga kumparan medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub
Pada motor sinkron tiga fasa terdapat 2 sumber tegangan dari luar yaitu arus
bolak-balik (AC) yang dialirkan kebelitan jangkar dan arus searah (DC) yang
akan menghasilkan arus tiga fasa yang mengalir pada kumparan stator tersebut. Jika
arus tiga fasa (yang berbentuk sinusoidal murni atau saling berbeda sudut 1200
listrik) mengalir pada kumparan stator motor sinkron tiga fasa, maka akan
menghasilkan intensitas medan magnet (HS) yang juga saling berbeda sudut 1200
Hal inilah yang disebut dengan medan putar yang timbul pada stator.
Timbulnya medan putar pada stator ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.2
berikut.
(a) (b)
(Gambar 2.2) dengan beda fasa masing-masing 1200. Maka akan timbul 3
buah arus sinusoidal (Ia, Ib, Ic) yang terdistribusi berdasarkan fungsi waktu
seperti terlihat pada (Gambar 2.3). Secara vektoris, pada keadaan t1, t2, t3,
t4, arah fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-
masing ditunjukkan seperti pada (Gambar 2.4). Pada saat t1, arah fluks
resultannya sama dengan arah fluks yang dihasilkan kumparan a-a (Gambar
2.4a). Pada saat t2, arah fluks resultannya sama dengan arah fluks yang
dihasilkan kumparan b-b (Gambar 2.4b). Pada saat t3, arah fluks resultannya
sama dengan arah fluks yang dihasilkan kumparan c-c (Gambar 2.4c). Pada
saat t4, arah fluks resultannya berlawanan arah dengan arah fluks yang
dihasilkan kumparan a-a (Gambar 2.2d). Perubahan arah fluks ini akan
magnet stator.
starting) maka rotor diputar dengan suatu penggerak mula sampai pada
kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan putar medan stator. Sehingga
medan magnet rotor BR akan mendapat tarikan dari kutub medan putar stator
dan akan selalu menempel dan mengikuti putaran BS dengan kecepatan yang
sama atau sinkron. Interaksi antar kedua medan magnet tersebut akan
Tind = k.BR x B
(2.1)
Tind = k.BR.BS.Sin δ
Keterangan :
10
akan diperoleh :
dimana : k = Konstanta
β = Sudut kopel
Pada beban nol, sumbu kutub medan berhimpit dengan sumbu kutub
tertinggal sebentar dari medan stator, terbentuk sudut kopel (β), untuk
11
sinkron, kecuali untuk arah aliran dayanya dimana arah aliran daya pada motor
sinkron terbalik dengan arah daya pada generator sinkron. Karena arah aliran daya
ini terbalik, maka arah arus yang mengalir ke stator motor juga akan terbalik.
fasanya ditunjukkan pada gambar (2.8). Rangkaian ekuivalen tiga fasa biasa dalam
Kirchoff untuk rangkaian ekuivalennya juga akan berubah. Jadi persamaan hukum
12
Jadi persamaan ini sama dengan persamaan generator sinkron, kecuali tanda untuk
13
(2.3) dapat digambarkan diagram fasor motor sinkron seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.9 Diagram Fasor Motor Sinkron Dengan Faktor Daya Satu (Unity)
Keterangan :
IA = Arus Jangkar
δ = Sudut Kopel
Dalam hal ini motor dianggap beroperasi dengan faktor daya satu (unity).
Namun dalam operasi motor sinkron, motor dapat beroperasi dengan faktor daya
mendahului (leading) dan tertinggal (lagging) selain dengan faktor daya unity.
Diagram fasor motor sinkron denga faktor daya mendahului (leading) dan
tertinggal (lagging) ditunjukkan seperti pada gambar (2.10) dan gambar (2.11).
14
Gambar 2.11 Diagram Fasor Motor Sinkron Dengan Faktor Daya Lagging
arus medan, motor sinkron akan beroperasi dengan faktor daya tertinggal (lagging)
dan diagram fasornya seperti yang ditunjukkan pada gambar (2.11). Oleh karena
itu, untuk menganalisis motor sinkron digunakan diagram fasor motor sinkron
Dari diagram fasor motor sinkron didapat daya mekanik (Pmek) motor
= . (2.5)
Untuk motor sinkron tiga fasa maka persamaan daya mekanik (Pmek) menjadi:
= 3. . (2.6)
15
maka diagram fasornya menjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.
ℎ. δ = Xa. Ia (2.7)
Maka diperoleh,
ℎ. δ
= (2.8)
3. . ℎ. δ
= (2.9)
Sesuai dengan prinsip kerjanya, motor sinkron tidak dapat melakukan start
sendiri (self starting). Motor sinkron harus diputar terlebih dahulu sampai pada
putaran sinkronnya. Hal ini dilakukan oleh penggerak mula (prime mover).
16
tidak praktis. Maka untuk start motor sinkron dapat dilakukan dengan cara lain.
Saat ini ada tiga pendekatan utama yang dapat dilakukan untuk menjalankan
Pada metode start motor sinkron dengan penggerak mula, motor sinkron
dikopel dengan penggerak mula (prime mover), selanjutnya penggerak mula akan
motor sinkron tersebut diparalelkan dengan jala-jala dan bekerja sebagai generator.
Setelah hal ini dicapai, penggerak mula dilepas dari poros motor. Ketika penggerak
mula dilepas dari poros motor, poros motor akan berputar perlahan (putarannya
menurun) sehingga medan magnet rotor (BR) akan tertinggal dibelakang Bnet dan
mesin akan start beraksi sebagai motor. Saat paralelnya sudah komplit, maka motor
sinkron tidak dapat melakukan start sendiri (self starting). Perputaran medan
17
Dimana :
terjadi interaksi tarik-menarik dan tolak-menolak antara kutub medan magnet stator
Pada metode start dengan mereduksi frekuensi ini, pada saat start, motor
disuplai dengan frekuensi yang rendah sehingga kecepatan putaran medan putar
stator juga rendah. Hal ini akan membuat terjadinya interaksi tarik-menarik dan
tolak-menolak antara kutub medan magnet stator dan kutub medan magnet rotor.
Setelah terjadi interaksi antara kedua kutub medan magnet tersebut, maka frekuensi
sistem dapat dinaikkan secara perlahan sampai pada frekuensi dan kecepatan
sinkron yang diinginkan. Saat ini, pengaturan besar frekuensi yang disuplai dapat
Saat kumparan stator dihubungkan dengan tegangan tiga fasa maka akan
timbul medan putar pada stator. Kemudian medan putar ini akan menginduksikan
18
kumparan peredam akan mengalir arus. Arus ini akan menimbulkan kopel antara
rotor dengan stator secara magnetis sehingga rotor pun berputar. Namun kecepatan
putar rotor tidak sama dengan kecepatan sinkronnya. Pada saat ini, motor sinkron
bertindak sebagai motor induksi karena terdapat slip antara kecepatan putar rotor
kumparan medan penguat yang berada pada rotor dieksitasi dengan sumber arus
diperoleh :
a. Jika arus penguat kecil dengan arti arus penguat lebih kecil dari Im
19
perubahan arus eksitasi atau Ia = f(If), ditunjukkan dalam bentuk kurva V pada
Gambar 2.14. Pada gambar dibawah dapat digambarkan beberapa kurva V yang
dibedakan berdasarkan level daya aktifnya. Untuk arus eksitasi yang lebih kecil dari
harga minimum Ia, arus jangkar akan lagging dan mengonsumsi daya reaktif. Untuk
arus eksitasi lebih besar dari harga minimum Ia, arus jangkar akan leading dan
20
Untuk daya yang konstan, jika faktor daya digambarkan sebagai fungsi arus
eksitasi atau Cos Phi = f(If) maka akan diperoleh kurva V invers. Pada Gambar 2.15
aktifnya. Kurva mencapai nilai maksimum sama dengan satu pada harga arus
eksitasi nominalnya.
21