OLEH :
NURDIYANA
OLEH :
NURDIYANA
E31112010
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Departemen Ilmu Komunikasi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan Allah SWT, yang telah
Broadcast (Penyiaran) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Hasanuddin.
ini. Namun berkat bantuan, semangat, dorongan, bimbingan dan kerjasama dari pihak
sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi untuk itu perkenankanlah
1. Segala Puji dan Syukur Kepada Allah SWT yang telah memberikan
mewujudkan skripsi ini, Kedua orang tua, Ayah H. Ahmad dan Ibu Hj.
skripsi ini.
3. Bapak Dr. Moeh Iqbal, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi dan
5. Para pegawai Departemen Ilmu Komunikasi dan Fakultas Ilmu Sosial dan
skripsi ini.
atas segala cerita indah baik senang dan susah, canda tawa, segala perjuangan
dan segala cerita manis yang yang telah kita rangkai bersama – sama.
7. Teman – teman KKN Unhas Gelombang 92, Desa Bonto Mate’ne kecamatan
bulan.
8. Dan seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini,
Skripsi ini bertujuan : (a) Untuk mengetahui gambaran secara umum Persepsi
mahasiswa ilmu komunikasi terhadap tayangan stand up comedy. (b) Untuk
mengetahui Faktor apa saja yang membuat tayangan stand up comedy begitu populer
di kalangan mahasiswa khususnya di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan Maret hingga april 2017
dilaksanakan di Departemen Ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Tayangan Stand up comedy sangat banyak diperbincangkan
oleh para penikmat humor dan program komedi di Indonesia.
Data primer diperoleh dari pengumpulan kuesioner yang telah dijawab oleh
responden. Data sekunder berupa referensi dari buku, koran, dan lain-lain yang
berkaitan dengan penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif dengan mendeskripsikan data dalam bentuk tabel frekuensi serta
grafik. Metode yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa darri berbagai persepsi mahasiswa
yang telah diukur berdasarkan beberapa variabel pertanyaan menunjukkan bahwa
sebanyak 92,5% responden mengaku terhibur dengan hadirnya tayangan stand up
comedy, begitupula dengan beberapa kategori yang lain meliputi waktu penayangan,
durasi dan tema, daya tarik & hingga penampilan komika. Adapun faktor—faktor
yang mempengaruhi persepsi mahasiswa adalah faktor eksternal seperti intensitas,
ukuran, kontras, gerakan, pengulangan, keakraban, dan novelty. Sedanggkan faktor
internal seperti kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, sekap,
kepercayaaan umum, dan penerimaan diri.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 6
D. Karangka Konseptual ........................................................................ 7
E. Landasan Teori……………………………………………………... 11
F. Definisi Konseptual………………………………………………… 15
G. Kerangka Penelitiann……………………………………………….. 17
H. Defenisi Oprasional ........................................................................... 18
I. Metode Penelitian.............................................................................. 22
2. Variabel Penelitian…………………………..……………… 73
2.1 Durasi Menonton………………………………………... 73
2.2 Jenis acara yag disenangi penonton….……….………… 74
2.3 Stand up comedy merupakan proram hiburan……..…… 75
2.4 Pernah meonton stand up comedy……………………… 76
2.5 Tayang stand up comedy menghibur…………..……….. 77
2.6 Tayangan stand up comedy memberi informasi………… 78
2.7 Tayangan stand up comedy menambah wawasan……….. 79
2.8 Tayangan stand up comedy mengjarkan baik & buruk….. 80
2.9 Tayangan stand up comedy disukai penonton……...…… 81
3. Jadwal Penayangan……………………………..………………. 82
3.1 Waktu Penayangan…………………………………...…….. 82
3.2 Hari pnayangan…………………………………………...... 83
3.3 Durasi Penayangan…………………………………...…...... 84
3.4 Penayangan stand up comedy……………………………… 85
6. Daya Tarik……………………...……………………………..... 94
6.1 Daya Tarik Menonton Tayangan Stand up comedy…...……… 94
6.2 Tujuan Menonton Tayangan stand up comedy…..…..………. 95
6.3 Uji Validitas…………………………………………………… 96
6.4 Uji Reabilitas………………………………………………….. 99
B. Pembahasan……………...………………………………………….. 100
1. Identitas Responden…………………………………..…………. 100
2. Jadwal Penayangan………..…………………………………..... 100
3. Penampilan komika…………………………………………...… 102
4. Tema/materi & setting acara……………………………………. 103
5. Daya Tarik………………………...…………………………….. 104
6. Persepsi…………………..……………………………………… 104
7. Faktor yang menyebabkan stand up comedy kian populer…….. 110
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………...…………..… 112
1. Interpertasi Hasil Penelitian…………………………………….. 112
B. Saran……………………………………………………………….... 113
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 113
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
Nomor halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
PENDAHULUAN
Pada dasarnya fungsi dari media massa yakni menyediakan informasi, sebagai
sarana edukasi, sarana untuk menghibur diri, serta sebagai alat untuk mempesrsuasi
informasi. Pada umumnya tujuan utama khalaayak dalam menonton televisi adalah
(2004:128).
khususnya yang paling dominan ialah fungsi hiburan. Dari sekian banyak tayangan
hiburan televisi yang ada yakni, sinetron, kuis/games, film, reality show hingga acara
lawak, satu diantaranya yang mencuri perhatian adalah program yang kini masih
terbilang baru didunia lawak tanah air. Ialah program “stand up comedy”, sebuah
bagi para penonton. Stand up comedy sendiri merupakan seni melawak tunggal yaitu
salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya membawakan materi lawakannya
di atas panggung seorang diri, biasanya di depan pemirsa langsung, dengan cara
menayangkan program stand up comedy diantaranya ialah Metro TV, Kompas TV,
serta indosiar. selain itu program stand up comedy juga pernah menduduki rating 3
besar bersaing dengan sinetron yang juga populer di masyarakat. munculnya program
yakni gaya komunikasi, konteks humor dalam materi stand up comedy, hingga
tempat terbukti sejak populernya tayangan ini, rating program stand up comedy pun
kian memuncak meskipun bersaing dengan beberapa sinetron yang juga populer di
Up Comedy Indonesia merupakan salah satu program yang menjadi trade mark
KompasTV. Kesuksesan yang diraih SUCI dari tahun ke tahun memacu kami untuk
terus menayangkan program ini. Tidak hanya itu, SUCI juga telah menjadi gerbang
awal bagi komika di seluruh Indonesia untuk masuk ke dunia entertainment. Terbukti
dari sejumlah alumni SUCI yang mampu meraih sukses di dunia entertainment
Indonesia. Rating acara tv Indonesia versi KPI atau sebut saja Semi Rating KPI yang
acara yang ditontonnya dan berikut ini adalah hasil jawaban dari responden untuk
kategori program komedi berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam survey indeks
berbagai macam ciri khas bahasa dan budaya yang ada di Indonesia hingga
menghasilkan makna-makna dari materi lawakan yang khas dan cerdas. Program
stand up comedy memandang gejala ini secara kritis. Mereka merasa penyampaian
kritik atau protes masyarakat terhadap suatu permasalahan yang berkembang kurang
begitu efektif. Seperti aksi demonstrasi, bukan aspirasi yang tersampaikan justru
masalah baru muncul akibat aksi tersebut, misalnya kemacetan, aksi anarkisme atau
rusaknya fasilitas umum. Humor dalam materi stand up didapat dengan mengamati
Stand up comedy merupakan bagian dari pertunjukan seni tunggal yang berakar dari
pertunjukan komedi namun mengangkat tema kritik sosial, budaya hingga politik di
dalamnya.
Para pelaku “stand up comedy” atau biasa disebut komika ‘comic’ sangat lihai
dalam menyampaikan materi hingga dapat mengundang tawa penonton. Talenta yang
dimiliki oleh seorang komika tentunnya tak lepas dari penguasaannya terhadap ilmu
komunikasi khususnya kajian ilmu retorika serta kemampuan public speaking. Cara
Berangkat dari hal tersebut, ingin diketahui beragam persepsi yang mucul
tayangan stand up comedy tersebut merupakan suatu seni atau teknik berbicara
dengan beretorika, dan dari semua jurusan yang ada di Fakultas ilmu sosial dan ilmu
tentang retorika. Retorika adalah suatu gaya atau seni berkomunikasi baik yang
dicapai berdasarkan bakat alami (talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini
retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam
proses komunikasi antar manusia. Selain itu, stand up comedy juga sangat erat
khalayak dengan mudah memahami maksud lucu dalam materi komedi yang
disampaikan dan disajikan dalam stand up comedy. Banyak mahasiswa kini menjadi
pecinta stand up comedy, bahkan turut menjadi pelaku dengan mengikuti berbagai
Atas dasar ini lah dipilih Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
B. Rumusan Masalah
comedy ?
adalah :
a. Secara Akademik
b. Secara Teoritis
c. Secara Praktis
dan berkualitas.
D. Kerangka Konseptual
1. Persepsi
melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak
selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak lepas
saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu
melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung
sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak
tangan sebagai alat perabaan, yang kesemuanya merupakan alat indera yang
sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang di indera, dan proses
1. a. Jenis-jenis Persepsi
dan kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu
lingkungan sosialnya.
berikut :
diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses
ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak,
sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu,
sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi
dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis.
menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor
Walgito (1997:54).
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan
stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
1.c. 3. Perhatian
persepsi adanya beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar
terjadinya persepsi, yaitu objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan
sampai kearah mengumpat dengan kasar yang ditujukan agama dan etnis
dengan apa yang disampaikan comic dalam stand up comedy ini. Hasil dari
dalam kaitannya dengan televisi, yang berlaku juga untuk media yang lain
sebelumnya yang dibangun dalam konteks bahasa dan relasi sosial Barker
(2008:286).
E. Landasan Teori
1. Persepsi
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory
stimuli). Menurut Stephen W. Little John (2005 : 336), tentang studi fenomenologi
bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Fenomena yanng tampak merupakan objek
yang penuh dengan makna yang transendental. Dunia sosial keseharian tempat
manusia hidup senantiasa merupakan suatu yang inter subjektif dan sarat dengan
makna. Dengan demikian, fenomena yang di pahami oleh manusia adalah refleksi
tersebut, dapat peneliti simpulkan beberapa kata kunci dalam fenomenologi yaitu
objek, makna, pengalaman, dan kesadaran dari individu. Semua hal tersebut
memainkan peranan penting dalam studi fenomenologi. Jadi penelitian ini berusaha
mengetahui persepsi lebih lanjut mengenai fenomena tayangan stand up comedy yang
2. Komunikasi Massa
(media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk
pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain media
massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh
karena itu massa disini menunjuk pada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau
komunikasi, Gebner, yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
berkesinambungan serta paling luas yang dimiliki orang dalam masyarakat industri
Ardianto (2004:4).
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,
televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang
secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik Mulyana (2002: 75).
3. Teori S – O – R
sudut mana masalah yang dipilih akan disoroti Nawawi (1990:43). Teori S – O – R
menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah
keadaan internal organism berfungsi menghasilakn respon tertentu jika ada kondisi
bahwa dalam menelaah sikap yang baru,ada tiga variable penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerima
Dari Uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini
Organisme :
1. Pehatian
2. Pengertian
Stimulus 3. Penerimaan
Respon
1. Stimulus (Pesan)
2. Organisme (komunikan)
sasaran adalah pemirsa acara “stand up comedy”, dimana dalam penelitian ini
3. Respon (Efek)
diterima.
F. Definisi Konseptual
sangat menghibur.
Setting Acara
menarik
menarik
G. Kerangka Penelitian
Control
H. Definisi Operasional
1. Variabel bebas
yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
2. Variabel Terikat
untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul,
atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
peneliti. Dalam penelitian ini variabel terikat meliputi ekspresi, gaya bahasa,
tema dsb.
3. Mahasiswa
Unhas angkatan 2013 hingga 2015 yang sering atau pernah menonton acara
stand up comedy.
dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sekaligus menjadi objek
peneitian dilandaskan oleh kajian ilmu yang sama yakni “public speaking“.
5. Komika (Comic)
Komika atau comic, ialah sebutan bagi para pelaku stand up comedy.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat seperti apa persepsi mahasiswa
Ilmu komunikasi terhadap seorang komika dilihat dari ekspresi, gaya bahasa
6. Tayangan
yang saat ini masih tayang di Kompas TV, pada hari Jumat pukul 22.30 WIB.
7. Stand Up Comedy
Stand up comedy dalam penelitian ini merupakan inti objek yang ingin
dikaji dan diteliti. Tayangan stand up comedy yang sedang tren dikalangan
rutinitas / hobi.
8. Persepsi
Dalam penelitian ini persepsi dimaknai suatu sudut pandang berupa kesan
televisi.
penelitian ini dikatakan baik apabila ekspresi, gaya bahasa, tema dsb dinilai
oleh responden pada pilihan setuju dan sangat setuju. Begitu pula sebaliknya,
buruk dapat diukur dari penilaian masing – masing mahasiswa terhadap suatu
a. Ekspresi
b. Gaya Bahasa
Kompas TV.
c. Tema
pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan,
1. Jenis penelitian
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Metode ini merupakan metode
yang paling tepat dalam penelitian mengenai persepsi mahasiswa karena format
Waktu penelitian berlangsung selama dua bulan, yakni pada bulan Maret
hingga Mei tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin. Lokasi penelitian berada pada Kampus Tamalanrea,
berstruktur
hingga angkatan 2015 Program Strata I (S1) yang aktif berkuliah dan terdaftar
jumlah sampel dari populasi tertentu dengan syarat kesalahan 1%, 5%, 10%).
S S S
N 1% 5% 10% N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263
65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266
70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267
75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268
80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269
85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270
100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270
120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270
160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270
170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270
180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270
190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270
230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271
240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271
250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 349 271
∞ 664 349 272
Dengan jumlah populasi sebanyak 222 orang ini, dengan menggunakan teknik
Ni
𝑛𝑖 = 𝑥𝑛
N
Keterangan :
135
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang
pengolahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Massa
Berbicara Tentang komunikasi massa, tentu saja media massa yang ada
didalamnya tidak akan ketinggalan untuk dibicarakan pula, karena komunikasi massa
hanya dapat berlangsung apabila melalui media massa. yang termasuk disini adalah
media massa modern, seperti televisi, radio, film, dan media cetak. media massa
elektronika.
komunikasi massa ini, kita tinjau beberapa definisi lain dalam Maulana & Gumelar
(2013:124) :
Introduction menjelaskan :
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa komunikassi massa itu harus
menggunakan media massa. jadi tidak menggunakan media massa, maka itu bukan
komunikasi massa. definisi dari bittner ini seolah-olah hanya menekannkan pada
Komunikasi massa sebagi suatu proses, Edwn Emery, Phillip H. Ault, Warren
komunikasi massa dalam hubungannya dengan pengguaan media massa itu sendiri.
ada pula pendapat lainnya yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang
lain, yaitu Gabner, Gabner (1967) mengemukakan sebagai berikut Maulana &
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas
waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan dan bulanan. Proses
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh
“Dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antar penerima pesan (in
bukan kasuistis, artinya tidak bisa dipahami dalam sekolompok atau komunitas
semua audiens untuk bisa bertatap muka.Jadi, jika semua audiens tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk bertatap muka,itu bukan termasuk komunikasi massa.
a. Komuikatornya terlembagakan
c. Komunikannya heterogen
B. Televisi
media televisi, tidak berarti membuat media massa lain, seperti media cetak dan radio
masing, sehingga khalayak pun dapat menerima informasi yang semakin lengkap dan
variatif.
Kelebihan televisi antara lain adalah sifatnya yang audio visual yang mampu
menyebarluaskan informasinya secara langsung, karena saat ini, faktor kecepatan dan
dibanndingkan degan waktu yang digunkan untuk ngobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang, televisi adalah tren, menjadi cermin perilaku
masyarakat dan dapat menjadi candu. Televisi membujuk kita untuk mengonsumsi
lebih banyak dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan
orag lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini.
Ringkasnya, televisi mampu memasuki sisi-sisi kehiupan kita lebih dari yang lain
Televisi menjadi fenomea besar di era sekarang ini, harus diakui bahwa peran
televisi sangatlah besar dan membentuk pola piker, pengembangan wawasan dan
yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun meerlukan biaya yang
tinggi, tidak mengherankan kalau khalayak betah duduk berlama- lama menikmatinya
Media massa seingkali pula dipandang sebagai guide, petunjuk jalan atau
Fungsi dari media massa adalah sebagai sarana pemberitaan yang ada
Fungsi lain dari media massa yang diutarakan oleh Dennis McQuail bahwa
ada delapan metafora untuk mengartikan fungsi media massa: media merupakan
jendela (Windows) yang memungkinkan kita melihat lingkungan kita lebih jauh,
yang memberi kita instruksi dan petunjuk, penyaring (filters) yang membagi
pengalaman dan fokus pada orang lain, cermin (mirrors) yang merefleksikan diri kita
gagasan seorang mahasiswa dari Belin, Paul Nipkow untuk mengirim gambar melalui
udara dari satu temat ke tempat lain. hal ini terjadi antara tahun 1883 – 1884. Perstasi
Nipkow ini menjadikan ia diakui sebagai “Bapak Televisi”. Dengan sangat pesat, dan
bahkan telah menggeser media assa lainnya dalam hal keunggulannya Morissan
(2010 : 2).
gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system lensa dan suara. pancaran
sinyal ini diterima oleh antenna televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi
menikmati satu saluran televisi saja. Kemudian pada tahun 1989, memberikan izin
operasi kepada kelompok usaha bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI
yang mana merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Gerakan reformasi pada
tahun 1998 ini telah memicu perkembangan industri televisi. seiring dengan itu,
3. Fungsi Televisi
a. Fungsi Penerangan
Televisi adalah media yang mampu menyiarkan inforasi yang amat memuaskan.
Hal ini disebabkan dua faktor yaitu faktor immediacy dan faktor realism. Faktor
disiarkan oleh televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa saat peristiwa itu
berlangsung. Realism mngandung pengertian bahwa televisi menyiarkan informasi
kepada khalayak yang jumlaHnya begitu banyak secara simultan, sesuai dengan
misalnya acara sandiwara, kuis, film, dan lain lain. Kuswandi (1996 :17)
c. Fungsi Hiburan
Televisi merupakan salah satu media yang daapat memberikan suatu hiburan bagi
kalayaknya, hal ini disebabkan oleh karena layar televisi dapat ditampilkan gambar
hidup beserta suaranya (audio visual) dan dpat dinikmati oleh semua orang, bahkan
tuna aksara. Dalam penelitian ini teori televisi digunakan karena menurut fungsinya
4. Program siaran
Kata program berasal dari bahasa Inggris programme yang berarti acara atau
rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiensnya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor
yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun
penyiaran apakah itu televisi maupun radio.program sendiri dapat dianologikan
dengan produk atau barang atau pelayan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini
adalah audiens. Dengan begitu, program adalah suatu produk yang dibtuhkan orang
Program yang bagus terdiri dari orang-orang yang telah belajar untuk
mengukur selera atau cita rasa publik melalui penelitian untuk mengetahui kebiasaan
Program siaran yang akan dibuat harus mempertimbangkan empat hal ketika
a. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang bagus dan
c. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi penonton itu
A. Jenis program
sangat banyak banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan
program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai
audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang
berlaku. Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk
berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun
yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu
menarik audiensnya. Menurut vane-Gross: The Programmes must select the appeal
through which the audience will be reached (programmer harus memilih daya tarik
tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita
misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program
informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news), yang merupakan
laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (Soft news) sendiri
merupakan segala informasi penting dan mendalam (in-depth) namun tidak harus
segera disiarkan, berita yang masuk dalam kategori ini ditayangkan pada suatu
program tersendiri diluar program berita. Program yang dimaksud dalam kategori ini
program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif.
diartikan sebagai semua macam atau jenis keramaian, pertunjukan atau permainan
atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan nama dan
dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton atau mempergunakan fasilitas yang
ada. Dengan demikian dimaksudkan disini adalah pengertian hiburan yang luas, yang
dapat menimbulkan perasaan senang, terhibur atau hal-hal yang menyenangkan bagi
diri manusia. Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita
lakukan. Artinya, hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita
mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari. Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa
komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya.
Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara komedi, Menonton
acara-acara komedi adalah salah satu sarana hiburan yang dapat melepas lelah setelah
beraktifitas.
Setiap hari stasiun televisi berusaha menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya begitu banyak dan jenisnyapun beragam. Pada dasarnya apa saja apa saja
bias dijadikan program untuk ditayangkan di televisi asal selama program itu menarik
dan disukai oleh penontonnya, dan pula selama tidak bertentangan dengan kesusilaan,
hukum dan peraturan yang berlaku. Sebuah program televisi akan selalu berusaha
agar program yang ditayangkannya selalu dapat diikuti oleh penontonnya. Pengelola
suatu stasiun televisi diharapkan memiliki kreativitas seluas – luasnya agar dapat
dengan skenario. Drama yang saat ini populer di tanah air seperti, sinetron
b) Permainan ( Game show), program ini dikemas dengan aktifitas yang seu,
beberapa penyanyi atau band papan atas berupa konser yang dilakukan di
secara bermonolog seorang diri seperti yang marak saat ini yakni program
stand up comedy.
program ini hadir untuk memenuhi kebutuhan penonton akan hiburan televisi.
program hiburan tersebut dikemas dalam acara yang selalu dinanti oleh penonton,
yakni acara sinetron yang sangat digemari oleh kalaangan remaja dan juga ibu – ibu,
program musik, kuis, reality show, infotaiment atau biasa disebut gosip hingga yang
paling disukai yaitu acara komedi. Beragam acara komedi yang hadir ditengah –
tengah masyarakat tentu memberikan efek yang baik bagi penonton, program komedi
tersebut hadir dalam bentuk pertunjukan, show, hingga yang saat ini sedang tren
5. Audiens
Audiens aadalah faktor yang paling penting bagi media karena audiens adalah
konsumen media. Keberhasilan suatu media sangat ditentukan oleh seberapa besar
Walaupun disadari bahwa audiens merupakan faktor paling penting bagi media,
komunikator massa sering kali menjadikan audiens bukan sebagai faktor terpenting
peringkat acara (rating) dan angka penjualan iklan sebagai indikator untuk
upaya untuk dapat mendesain program yang dapat memenuhi kebutuhan mereka
perhatian audiens, dan untuk dapat merebut perhatian audiens, maka pengelola statiun
penyiaran harus memahami siapa audiens mereka dan apa kebutuhan mereka.
Audiens adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan.
program adalah dalam bentuk pemberian umpan balik (feedback) secara langsung dan
tersebut.
Suatu ketika audiens tentu akan berubah. Generasi baru datang, media
produk baru menawarkan gaya hidup baru. Dengan demikian, audiens bisa berubah.
Efek media massa adalah suatu kesan yang timbul pada pikiran khalayak
akibat adanya suatu proses penyampaian pesan melalui media atau alat-alat
Caffe (dalam Ardianto dkk,2004) melihat efek media massa sesuai jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak, membagi atas empat, sebagai berikut :
1. Efek kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi
3. Efek afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba,
terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.
4. Efek behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
C. Persepsi
a) Pengertian Persepsi
kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka.
Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang
obyektif Robbins (2006:170). Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang
dilalui oleh suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian
itu. Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita
pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang
diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian
dihasilkan persepsi.
lalu dan pendidikan yang diperoleh individu. Proses pembentukan persepsi dijelaskan
oleh Feigi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli.
Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi
dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi
penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting.
Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan
menyeluruh.
Gambar 2.1
Lingkungan Interpertasi
Persepsi
dimiliki, setelah itu diberikan sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap
rangsangan lain. Setelah diterima ragsangan atau data yang ada diseleksi. untuk
menghemat perhatian yang digunakan rangsangan yang telah diterima diseleksi lagi
untuk diproses pada tahapan yang lebih lanjut. Setelah diseleksi rangsangan
Persepsi seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan
setiap orang meiliki interpretasi yang berbeda, walaupun apa yang dilihatnya sama.
seseorang, yaitu :
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat
melainkan dalam kaaitannya dengan orang lain yang terlibat. hal tersebut yang
peristiwa sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.
3. Situasi
Persepsi harus dilihat secara yang berarti situasi dimana persepsi tersebut
Robbins, David Krech (1962) dalam Prasilika, Tiara H. (2007:14) meyatakan bahwa
stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah
faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang
yang pertama kali diperoleh. Oleh karena itu pengalaman yang tidak menyenangkan
yang dihadapi oleh manusia senantiasa berubah, maka persepsipun dapaat berubah-
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar
individu.
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. sebagai
3. Perhatian
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan
b) Jenis-jenis Persepsi
terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (persepsi sosial),
dan menurut Mulyana (2001:171), kedua persepsi tersebut mempunyai perbedaan,
beryawa yang ada di sekitar lingkungan kita. Dalam tayangan "stand up comedy”
persepsi lingkungan fisik terhadap objek dapat diliat dari segi kualitas program
Pesepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian
yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu manusia bersifat
saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan gilirannya
persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi persepsi saya terhadap anda.
D. Deskripsi Teori
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R. Teori S-O-
Teori ini memiliki tiga elemen yakni pesan (stimulus), penerima (Organism),
(2003:254).
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara postif atau negatif, misalnya jika
orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi postif, namun jika
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.
Hovland, Janis, dan Kelley menyatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru
ada tiga variabel penting yakni perhatian, pengertian, dan penerimaan Effendy
(2003:205).
Stimulus
Organism
- Perhatian
- Pengertian
- Penerimaan
I. Pesan (Stimulus)
individual yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara
tajam berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula.
setiap anggota khalayak itu, maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek
3. Teori Komedi
manusia dengan cara yang lucu, sehingga penonton bisa menghayati kenyataan
hidupnya. Jadi lakon komedi bukan hanya sekedar lawakan kosong akan tetapi
oleh pemeran. beberapa lakon komedi ini berasal dari hal-hal yang
klise.
gerakan fisik.
BAB III
jurusan Ilmu Komunikasi di Makassar pada tahun 1960-an. Merupakan hasil dari
sebuah gerakan mahasiswa yang pada saat itu sedang menjalani studi di ‘Akademi
dengan proses belajar mengajar yang kurang efektif yang mereka dapatkan,
seperti dosen yang tidak pernah hadir dan berbagai masalah lainnya.
oleh dua orang mahasiswa, yaitu A.S Achmad dan Abdullah suara yang
menginginkan adanya normalisasi akademik sebagai salah satu bentuk solusi dari
permasalahan diatas.
pada saat itu menjadi prof. Nurdin Syahadat bersama dengan dekan akademi Idrus
diajukan oleh gerakan mahasiswa tersebut. Permasalahan klasik, tidak ada dana
Kodam yang pada saat itu dijabat oleh M. Yusuf. Permintaan ini disambut positif
oleh beliau, pemberian dana bantuan harus dikelola secara khusus. Perjuangan
permasalahan dapat teratasi dan selesai, kedua mahasiswa tersebut malah dipecat
Atas saran dari Idrus Effendi selaku dekan akademi, kedua mahasiswa
tinggi swasta baru kepada Idrus Effendi. Hasilnya, terbentuklah perguruan tinggi
berpendidikan tinggi. Hingga pada saat itu jumlah mahasiswanya sekitar 100
orang, dan bertempat di sebuah gedung di jalan Ribura’ne. Tidak lama kemudian,
setelah mendapatkan izin dari pusat, Panglima M. Yusuf membuka Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Perguruan tinggi “Pers dan Publisiteit” akhirnya dilebur
ke dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Publisistik dan untuk
Universitas Hasanuddin
sarjana.
teknologi informasi.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
sekitar.
Broadcasting
Broadcasting (Penyiaran).
berikut:
I. Laboratoriun Radio
II. Laboratorium Produksi Siaran TV
V. Kamera Vidio
VII. Printer
1. Konsentrasi Jurnalistik:
- Wartawan
- Manager Media
- Fotografer
- Konsultan Media
- Pendidik / Trainer
- Peneliti
- PR/Humas
- Bagian pemasaran/Promosi
- Event Organizer
- Publisher
- Pendidik/Trainer
- Peneliti
- Konsultan PR
3. Konsetrasi Penyiaran/Broadcasting:
- Jurnalis Radio/TV
- Penyiar Radio/TV
- Vidio Editor
- Script Writer
- Programmer
- Produser
- Pendidik/Trainer
- Peneliti
6. Kompetensi Lulusan
a. Kompetensi Utama
kabar/radio/televisi/internet.
kabar/radio/televisi/internet.
b. Kompetensi pendukung
kabar/radio/televises/internet.
surat kabar/radio/televisi/internet.
kegiatan jurnalistik.
c. Kompetensi lainnya
jurnalistik/surat kabar/radio/televisi.
Tuhan-an, berakhlak mulia, dan memliki etos kerja yang tinggi dalam
a. Kompetensi utama
relations.
b. Kompetensi pendukukung
relations.
c. Kompetensi lainnya
Tuhan-an, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam
menyelenggarakan layanan kepada masyarakat yang terkait dengan
a. Kompetensi Utama
penyiaran/reportase/presentase.
b. Kompetensi Pendukung
1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
swasta.
penyiaran/reportase/presentasi.
penyiaran/reportase/presentasi.
bidang penyiaran/reportase/presentasi.
kegiatan penyiaran/reportase/presentasi.
c. Kompetensi Lainnya
televisi
dan televisi.
Tuhan-an, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam
televisi.
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas Tahun 2016
2013 88
2014 66
2015 74
dan ditayangkan oleh kompetisi. Program ini menampilkan para komika tunggal
Hingga saat ini program stand up comedy di Kompas TV masih berlangsung dan saat
memberi hiburan komedi bagi pemirsa televisi Indonesia. Hal ini muncul karena
kegelisahan terhadap program Opera Van Java yang ditayangkan oleh Trans 7,
dimana OVJ dimana OVJ munccul sebagai program komedi yang mengedepankan
komedi slapstik. Pada program ini, meski menggunkan property yang sama, banyak
tayangan televisi inspiratf dan menghibur utuk keluarga Indonesia pun berusaha
menjawab keresahan tersebut. Sesuai dengan visi & misi Kompas TV , yaitu memberi
mendidik dan menghibur. stand up comedy dianggap sebagai salah satu bentuk
komedi yang cerdas sejalan dengan visi & misi Kompas TV, karena setiap matei yang
dibawakan oleh para komika melalui tahap pemikiran yang panjang, riset, survey,
atau observasi.
Indonesia (SUCI) yang digagas oleh Kompas TV menjadi alternatif ajang pencarian
bakat di Indonesia yang didominasi oleh program menyanyi dan menari yng
seringkali memiliki konsep yang konstan tanpa ada perubahan. Kompetisi stand up
program stand up comedy ajang pencrian bakat dari stasiun televisi Amerika NBC,
The last komika standing dijadikan model mentah untuk membuat kompetisi stand up
comedy Indonesia (SUCI) ini, tentu dengan berbagai modifikasi agar sesuai dengan
kutur serta budaya yang ada di Indonesia. stand up comedy yang mulai populer
tersebut kini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia terbukti dari beberapa
stasiun televisi yang telah berhasil menayangkan acara tersebut. Sejak Kompas TV
tahun 2011 yang berjudul stand up comedy Indonesia (SUCI). program ini
mendapatkan respon yang cukup tinggi dibandingkan program lainnya di Kompas
TV, dapat dilihat dari yang menonton secara live dan jumlah follower akun twitter
@StandUpKompasTV yang berjumlah 217 ribu lebih, dan program ini juga
sampai 45 menit. Menurut Bastian (2014: 40) stand up comedy adalah seni melawak
dengan seni komedi yang lainnya, terbukti dari jumlah personilnya yang hanya satu
dan berdusarikan beberapa menit saja. Melakukan komedi hanya sendiri di atas
panggung menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku komedi karena serangkaian materi
harus sudah disiapkan sebelumnya, berbeda dengan komedi yang lainnya bisa saling
sekitar tahun 1800-an). Sejarah stand up comedy hadir di Indonesia diawali oleh alm.
Taufik Savalas lewat acaranya comedy café dan Ramon Papana sebagai pemilik
comedy café yang sekarang dinobatkan sebagai Bapak stand up comedy Indonesia
Bastian (2014: 41). Namun pada saat itu, acara tersebut belum banyak dikenal oleh
seperti Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, dan Abdel Achrian ikut berpartisipasi
dalam kemajuan stand up comedy di Indonesia. Hingga pada akhirnya tahun 2011
terdapat seorang produser yang tertarik dengan sstand up comedy dan membuat
program ajang pencarian bakat stand up comedy Indonesia di Kompas TV. Karena
itu, tahun 2011 merupakan tahun stand up comedy mulai banyak dikenal oleh
masyarakat Indonesia.
stand up comedy Kompas TV masih bertahan untuk mewadahi para komika berbakat.
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
mahasiswa Departemen Ilmu komunikasi fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik
IBM SPSS statistic v.20, pengimputan data dilakuakn dengan menganalisis data tiap-
yakni dari angkatan 2013 hingga 2015, dan jumlah responden yang menjadi sampel
didapat seetelah perhitungan menggunakan table Issac dan Michael, berjumlah 135
responden. Untuk lebih jelasnya maka hasil penelitian ini dapat kita lihat pada tabel-
1. Identitas Responden
1.1 Angkatan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari 135 responden penelitian ini,
menunjukan bahwa persentase responden terbesr ialah dari angkatan 2013 dengan
Tabel 4.1
N = 135
2013 50 37
2014 40 29.6
2015 45 33.3
responden (39,2%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 42
N= 135
Perempuan 82 60.7
1.3 Usia
ini, menunjukan bahwa responden dengan umur diatas 21 tahun berada pada
umur dibawah 20 tahun sebanyak 8 responden (5,9%). Untuk lebih jelasnya dapat
N= 135
20 tahun 8 5.9
21 tahun 40 29.6
2. Variabel Penelitian
ini, menujukkan bahwa persentase terbesar adalah durasi menonton televisi yakni
1-2 jam sehari yaitu sebanyak 61 responden (45,1%) disusul durasi menonton
kurang dari satu jam yaitu sebanyak 34 responden (25,1%) kemudian durasi
menonton 3-4 jam sehari yakni 28 responden (20,8%) , dan durasi menonton
diatas 4 jam sehari sebanyak 12 respoden (8,9%), Untuk lebih jelasnya dapat
1 - 2 jam 61 45.1
3- 4 jam 28 20.8
(12,6%) menyukai tayangan news & sport dan sisanya yakni 14 responden
(10,37) memilih tayangan games & kuis, untuk lebih lanjut dapat kita lihat pada
10.50%
39.20%
Setuju
Sangat Setuju
60.70%
tidaak pernah menonton tayangan stand up comedy, Untuk lebh jelasnya dapat
0.00%
Pernah
Tidak Pernah
100.00%
ini, 125 (92,6%) responden menyatakan setuju terhibur & tertawa setelah
Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.4 Distribusi Responden yang terhibur/tertawa setelah menonton
tayangan “Stand up comedy”
7.40%
Terhibur
tidak teribur
92.50%
N=135
3.70%
sangat setuju
44.40% setuju
51.80%
tidak setuju
tidak setuju bahwa stand up comedy dapat menambah wawasan dan memberikan
pengetahuan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut :
Grafik 4.6 Distribusi Responden mengenai tayangan stand up comedy yang
dapat memberikan wawasan
4.40%
kehidupan sosial
penonton dapat mengetahui apa yang baik dan yang buruk dalam kehidupan
sosial. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.7 Distribusi Responden yang setuju bahwa melalui tayangan stand
up comedy kita mengetahui hal yang baik dan buruk
17.80%
setuju
sangat setuju
55.50%
26.60% Tidak setuju
Berdasarkan hasil pengolahan data dari 135 responden dalam penelitian ini,
stand up comedy serta 5 (3,7%) responden lainnya menyatakan tidak suka menonton
tayangan stand up comedy. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :
Grafik 4.8 Distribusi Responden yang menyukai/tidak menyukai tayangan stand
up comedy
3.70%
25.90% suka
tidak suka
sangat suka
70.30%
2. Jadwal Penayangan
menyatakan jam tayang program tesebut tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya dapat
Sesuai
45.90%
Tidak sesuai
54%
tidak sesuai. untuk lebih jelanya, dapat kita lihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.10 Distribusi Responden berdasarkan hari penayangan stand
up comedy Kompas TV
35.50% Sesuai
Tidak sesuai
64.40%
tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.11 Distribusi Responden berdasarkan durasi penayangan stand
up comedy Kompas TV
8.80%
Sesuai
Sangat sesuai
Tidak Sesuai
38.50% 52.20%
penayangan stand up comedy seminggu sekali tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya
36.20%
sesuai
tidak sesuai
63.70%
ini, persentase terbanyak ialah responden yang mengetahui nama – nama komika
nama komika yang tampil dalam program stand up comedy. Untuk lebih jelasnya
18.50%
Mengetahui
12.50% sangat mengetahui
idak mengetahui
68.80%
ini, persentase terbanyak ialah 89 responden (65,9%) yang setuju bahwa para
comic dalam acara stand up comedy memiliki kredibilas sebagai seorang comic,
dan 41 responden (30,3%) lainnya sangat setuju, dan 5 responden (3,7%) sisanya
seorang comic. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.14 Distribusi Responden berdasarkan komika memiliki
kredibilitas sebagai seorang stand up comedian
3.70%
setuju
30.30%
sangat setuju
tidak setuju
65.90%
Berdasarkan hasil pengolahan data dari 135 reponden dalam penelitian ini,
persentase terbanyak ialah responden yang setuju bahwa para comic tampil ahli
responden (11,1%) lainnya menyatakan tidak setuju. untuk lebih jelasnya dapat
11.10%
16.20% Setuju
Sangat setuju
Tidak setuju
72.50%
menyatakan tidak setuju. untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik
dibawah ini :
Grafik 4.16 Distribusi Responden berdasarkan ekspresi yang menarik
dari para comic
17%
setuju
sangat setuju
gaya bahasa seorang comic sudah baik, yakni 93 responden (68,8%), kemudian
comedy tidak baik. untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.17 Distribusi Responden berdasarkan Penggunaan gaya
bahasa para comic stand up comedy
17.70%
baik
14% sangat baik
tidak baik
68.80%
bahwa tema yang disampaikan para comic merupakan fenomena soosial yang
8.14%
Akual
49.60% Sangat Aktual
Tidak aktual
42.20%
ini, persentase terbesar ialah responden yang menyatakan bahwa tema materi
yang disampaikan oleh para comic merupakan fenomena sosial yang faktual,
faktual. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Grafik 4.19 Distribusi Responden berdasarkan Tema materi stand up comedy
yang faktual
11.80%
Faktual
48.80% Sangat faktual
Tidak faktual
42.80%
lainnya merasa sangat sesuai dan 14 responden (10,3%) lainnya memilih tidak
sesuai. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.20 Distribusi Responden berdasarkan setting studio (backsound &
background) tayangan stand up comedy
10.30%
Sesuai
17.70%
Sangat sesuai
Tidak sesuai
71.80%
6. Daya tarik
kemudian disusul alasan tertari menonton karena tema / materi yang disajikan
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berasarkan Daya Tarik Menonton tayangan
stand up comedy
N = 135
Populer 47 34.8
Tema/materi yang 23 17
disajikan komika
Total 135 100.0
ini, persentase terbesar ialah penonton yang memilih menonton tayang stand up
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berasarkan Tujuan Menonton tayangan stand
up comedy
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian
validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan
Apabila nilai r hitung atau nilai korelasi lebih besar dari pada r tabel, maka
dapat dinyatakan valid. Pada tabel di atas menyatakan bahwa semua pertanyaan
dalam kuesioner dinyatakan valid, semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel.
Perhitungan statistik dalam uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21.
0,977 Reliabel
lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasi uji reliabilitas
yang benar dari sesuatu yang diukur. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Alpha Cronbach lebih besar dari nilai r tabel 0,135. Jadi
Akses mempunyai nilai Alpha Cronbach sebesar 0,135, lebih besar dari
Berikut ini akan dibahas hasil dari rumusan masalah pertama yang
beberapa variabel.
1. Identitas Responden
20-21 tahun.
2. Jadwal Penayangan
b. Hari Penayangan (dapat dilihat pada grafik 4.10) dari 135 responden,
d. Penyangan sekali seminggu (dapat dilihat pada grafik 4.12) dari 135
sekali tidak sesuai banyak yang menyarankan mestinya tiap hari atau
b. Kredibilitas komika (dapat dilihat pada grafik dari 4.14) dari 135
c. Keahlian Komika (dapat dilihat pada grafik 4.15) dari 135 responden,
tertawa.
d. Ekspresi Komika (dapat dilihat pada grafik 4.16) dari 135 responden,
b. Penilaian tema /materi acara (dapat dilihat pada grafik 4.19) dari 135
melainkan khayalan.
c. Setting studio, (dapat dilhat pada grafik 4.20) dari 135 responden, 97
komika.
b. Tujuan menonton (dapat dilihat pada tabel 4.6) dari 161 responden, 61
6. Persepsi
tand up comedy ini menghibur dan menarik untuk ditonton. Hal ini dapat
dilihat dari variabel penelitian yang meliputi jadwal tayang, tema, narasi
yang kocak, serta daya tarik. Perhatian, pengertian dan penerimaan dari
kategori yang ditentukan yaitu usia dan jenis kelamin. Berdasarkan dari
antara pesan dan reaksi komunikan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
perubahan sikap yang terjadi bergantung pada proses yang terjadi terhadap
persepsi berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia terhadap sub dimensi comic,
Materi lawakan serta hal – hal yang berkaitan dengan stand up comedy.
memperhatikan hal tersebut. Perhatian timbul, ketika salah satu alat indra
kita menonjol dan mengesampingkan stimulus yang timbul dari alat indra
1. Intensitas
edukatif yang membuat program ini dapat terus eksis sejak program
ini mengudara.
2. Ukuran
3. Kontras
yang biasa ditampilkan. Hal ini dapat dilihat dari penilaian responden
dibawakan setiap kali tayang yakni pada hari jumat oleh paraa komika
penonton.
4. Gerakan
statis. Hal ini dapat dilihat dari konsep program stand up comedy di
Kompas TV. stand up comedy kini tidak hanya sebuah program yang
tema yang biasa, tetapi ada juga materi-materi acara kreatif dengan
5. Pengulangan
6. Keakraban
7. Novelty
1. Kebutuhan Psikologis
tersebut.
tujuannya.
terjadi adalah hasil dari respon, termasuk bagaimana dalam hal ini
yang positif.
ataupun parodi komedi yang menimbulkan tawa dan respon yang luar
biasa dari peonton merupakan sebuah lakon komedi yang berhasil dan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
yaitu::
terhadap hadirnya stand up comedy. Selain itu tayangan stand up comedy juga
berikut materi di dalamnya, makin populer seiring waktu, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yakni materi lawakan yang berbobot, sesuai dengan
realitas, serta sangat menghibur. Dengan basis penonton tersebut, baik bagi
B. SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa
mencerna isi dari materi yang disampaikan oleh para komika, karena masih
banyak komika yang terbiasa memasukkan unsur – unsur sara kedalam isi
materi.
tayangan ini bias terus diterima oleh para audiens serta tetap mengudara di
penggunaan gaya bahasa serta mimic ekspresi yang lebih baik untuk
tema/materi yang baik untuk ditampilakn di Televisi yang baik untuk semua
kalangan.
No Responden :
Petunjuk Pengisian
1. kuesioner ini semata mata untuk keperlan akademis atau penelitian
2. baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. kerahasiaan
jawaban dijaga.
3. berilah tanda (x) pada jawaban yang anda anggap benar.
4. terimakasih atas partisipasinya.
A. Identitas Responden
Nama :
Angkatan :
1. Jenis Kelamin
1. Pria
2. Wanita
2. Usia
1. < 20 tahun
2. 20 tahun
3. 21 tahun
4. > 21 tahun
3. Jenis acara yang paling anda senangi
1. Reality Show & Sinetron
2. News & sport
4. Komedi &Talkshow
6. Games & Kuis
4. Durasi menonton televisi dalam sehari
1. < 1 jam
2. 1 - 2 jam
3. 3 - 4 jam
4. > 4 jam
B. Variabel Penelitian
5 Tayangan “Stand Up Comedy” merupakan jenis acara hiburan?
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Setuju
4. Sangat Setuju
26. Setelah menonton “ Stand Up Comedy” bagaimana kesan anda terhadap program acara
ini ?
…………………………………………………………………………………………………
……
…………………………………………………………………………………………………
………….
27. Apa saran anda terhadap tayangan Stand up comedy kedepannya agar dapat menjadi
tontonan yang menghibur dan dapat dinikmati oleh semua kalangan ?
…………………………………………………………………………………………………
………….
…………………………………………………………………………………………………
…………..