Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI


NOMOR: 017/PER-DIR/RACHMI/03.19

TENTANG
PEDOMAN ALUR PASIEN

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit mempunyai kewajiban


memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskrimasi dan efektif
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
b. Bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan,
dan menjaga mutu pedoman alur pasien
R S K I A Rachmi Yogyakarta.
c. Bahwa Rumah Sakit wajib menyusun
pedoman alur pasien RSKIA Rachmi Yogyakarta.

Mengingat : 1. UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran
2. UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 Tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2008 Tentang
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN ALUR PASIEN RSKIA Rachmi


Pertama : Peraturan Direktur tentang pedoman alur pasien RSKIA
Rachmi
Kedua : Peraturan pedoman alur pasien di RSKIA Rachmi sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di Yogyakarta
Pada tanggal 05 Maret 2019
Direktur,

dr. Sussy Listisrsasih, MMR


NIP: 2018086
Lampiran I : Peraturan Direktur RSKIA Rachmi
Nomor : 017/PER-DIR/RACHMI/03.19
Tentang : Pedoman Alur Pasien

PEDOMAN ALUR PASIEN

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK


RACHMI

EDISI 1

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI


JL. KH. Wachid Hasyim No. 47
Yogyakarta 55262
Telp: 0274-376717 email: rskia.rachmi@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga pedoman
alur pasien RSKIA Rachmi ini dapat selesai disusun
Pedoman ini merupakan pedoman kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit
dalam menjalankan pelayanan di RSKIA Rachmi. Dalam pedoman ini diuraikan
tentang petunjuk pelaksanaan alur pasien di RSKIA Rachmi.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terma kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pedoman
alur pasien RSKIA Rachmi.

Tim Penyusun

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Pengertian .......................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................... 5
BAB III KEBIJAKAN ................................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA ............................................................................. 7

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi ii


BAB 1
PENDAHULUAN

A. L atar Belakang
Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang penting bagi masyarakat,
karena Rumah Sakit adalah tulang punggung fasilitas kesehatan di
Indonesia. Rumah Sakit bisa dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
atau swasta. Tenaga di Rumah Sakit pun beragam, ada tenaga dokter,
perawat, apoteker, ahli gizi, tenaga perekam medis, tenaga manajemen
kesehatan maupun tenaga non kesehatan.
Pasien yang datang ke Rumah Sakit pun memiliki beragam jenis
penyakit mulai dari penyakit menular sampai penyakit degeneratif. Oleh
karena itu, disini kami berusaha untuk menyusun alur dan prosedur
pendaftaran pasien baik pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap.
Unit Rawat Jalan adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan berupa tindakan/perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta
melakukan pencatatan/perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab
atas segala kegiatannya di rawat jalan.
.
B. Pengertian
Definisi American Hospital Association di tahun 1978 menyatakan
bahwa Rumah Sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah
memberikan pelayanan kepada pasien-diagnostik dan terapeutik untuk
berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah
maupun non bedah. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi, dan
dipelihara, dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan
pasiennya dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesak-
desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit juga menyebutkan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 1


paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan di rumah sakit yang
tersedia 24 jam untuk memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan
ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multi disiplin.
Selain itu Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Rachmi (UGD) adalah salah satu bagian di RSKIA rachmi yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat
ditemukan dokter umum bersama sejumlah perawat. Saat tiba di UGD,
pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu, anamnesis untuk
membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang
terkena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite oleh dokter
daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran
dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS, distabilkan dan
dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau dikeluarkan
(dipulangkan). UGD Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Racmi buka 24
jam.
Sedangkan Alur Pelayanan adalah urutan atau tata cara yang harus
diikuti pasien untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan berdasarkan
ketentuan yang berlaku di RSKIA Rachmi.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Seperti telah diketahui sebelumnya, Rumah Sakit secara umum menyediakan


pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pembahasan pada panduan
ini ditekankan pada Alur Pelayanan di Unit Gawat Darurat yang ada di Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi.
Prinsip-prinsip dasar pada layanan di Rumah Sakit :
1. Pasien datang ke rumah sakit dapat disebabkan karena beberapa alasan, yaitu :
a) Dikirim oleh/ rujukan rumah sakit lain, puskesmas atau jenis pelayanan
kesehatan lain.
b) Dikirim oleh/ rujukan praktik dokter, Dokter, bidan, atau tenaga kesehatan
lain di luar rumah sakit.
c) Datang atas kemauan sendiri.
2. Setelah pasien tiba di rumah sakit, pasien/ keluarga melakukan pendaftaran di
loket pendaftaran. Pasien ditanya mengenai tujuan kedatangannya di rumah
sakit.
3. Berdasarkan kecepatan pelayanan kesehatan, pasien datang ke rumah sakit
dapat dibedakan :
a) Pasien yang dapat menunggu yaitu pasien berobat jalan dengan perjanjian
dan pasien yang tidak dalam keadaan darurat.
b) Pasien yang datang perlu pertolongan segera (pasien gawat darurat).
4. Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien rawat jalan dan rawat
inap.
5. Bedasarkan jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
a) Pasien baru, yaitu pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit
untuk keperluan pelayanan kesehatan dan akan menerima nomor rekam
medis.
b) Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan
pelayanan kesehatan dan akan mempergunakan nomor rekam medis.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 3


BAB III
KEBIJAKAN

1. UGD
- Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu,
anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya.
Setelah penaksiran dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS,
distabilkan dan dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau
dikeluarkan (dipulangkan).
- UGD Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi buka 24 jam.
- Terdiri dari minimal satu orang dokter jaga dan satu orang perawat yang
harus ada di UGD
- Melayani pasien yang membutuhkan pertolongan yang bersifat segera dan
mengancam nyawa.
- Terdapat obat dan alat kesehatan yang mencukupi dan dapat digunakan
untuk merawat pasien yang membutuhkan pertolongan mendesak dan
mengancam nyawa
2. Rawat Jalan
- Memberikan pelayanan berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan
kepada pasien, serta melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan
bertanggung jawab atas segala kegiatannya di rawat jalan.
- Poliklinik RSKIA Rachmi buka pada jam-jam tertentu
- Menentukan apakah pasien tersebut dapat dirujuk di sarana pelayanan
kesehatan atau di rawat inap.
- Biasanya melayani pasien dalam jumlah banyak, oleh karena itu
membutuhkan kartu tunggu agar pasien dapat antri
- Melayani pasien yang memiliki penyakit/ gangguan yang tidak mendesak.
3. Rawat Inap
- Rawat inap RSKIA Rachmi Buka 24 jam
- Terdiri dari dua orang perawat jaga untuk tiap shift.
- Melayani pasien yang di rawat inap termasuk memberikan perawatan dan
pengobatan.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 4


BAB IV
TATALAKSANA

A. Asesmen awal saat pasien masuk rumah sakit


a. Identifikasi, persiapan, dan rancang discharge planning
b. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil pemeriksaan
fisik, diagnosis dan tata laksana)
c. Lakukan anamnesis : identifikasi alasan pasien di rawat, termasuk
masalah sosial dan perubahan terkini
d. Asesmen kebutuhan perawatan pasien berdasarkan kondisi dan penyakit
yang dideritanya
e. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini, misalnya
fungsi kognitif, mobilitas
f. Asesmen mengenai kondisi keuangan dan status pendidikan pasien
g. Asesmen mengenai status mental pasien
h. Asesmen mengenai kondisi rumah / tenpat tinggal pasien
i. Tanyakan mengenai medikasi terkini yang di konsumsi pasien saat di
rumah
j. Identifikasi siapa pendamping utama / penanggung jawab perawatan
pasien
k. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping utama /
penanggung jawab perawatan pasien
l. Tanyakan mengenai keinginan / harapan pasien atau keluarga
m. Libatkanlah mereka dalam perencanaan discharge planning (karena
pasien yang paling tahu mengenai apa yang dirasakannya dan ingin
dirawat oleh siapa)
n. Gunakan bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan keluarganya
o. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim discharge planner / DPJP, PPJP,
dan Karu akan berdiskusi dengan tim multidisipliner mengenai :
1) Asesmen resiko : pasien dengan resiko tinggi membutuhkan
Discharge planning yang baik dan adekuat. Berikut adalah krirteria
pasien risiko tinggi :

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 5


 Usia ≥65 tahun
 Tinggal sendirian tanpa dukungan social secara langsung
 Dirawat kembali dalam 30 hari
 Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas
 Tidak bekerja / tidak ada asuransi
2) Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia untuk
pasien
3) Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien setelah pulang dari
rumah sakit.
B. Pasien saat di ruang Rawat Inap
a. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan
keluarga
b. Gunakan pendekatan multidisiplin dalam menyusun perencanaan dan tata
laksana pasien
c. DPJP dan PPJP di ruangan harus memastikan pasien memperoleh
perawatan yang sesuai dan adekuat serta proses discharge planning
berjalan lancer
d. DPJP dan Karu
Tugas DPJP karu adalah:
1) Mengkoordinasi semua asek perawatan pasien termasuk discharge
planning, asesmen, dan peninjauan ulang rencana perawatan
2) Memastikan semua rencana berjalan dengan lancar
3) Mengambil tindakan segera bila terdapat masalah
4) Mengkoordinasi semua aspek perawatan pasien termasuk discharge
planning, asesmen, dan peninjauan ulang rencana perawatan.
5) Memastikan semua rencana berjalan dengan lancar
6) Mengambil tindakan segera bila terdapat masalah.
7) Mendiskusikan dengan pasien mengenai perkiraan tanggal alur pasien
dalam 24 jam setelah pasien dirawat.
8) Identifikasi, melibatkan, dan menginformasikan pasien mengenai
rencana keperawatan, pastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan khusus
pasien terpenuhi

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 6


9) Catat semua perkembangan ke dalam rekam medis pasien
10) Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien
dipulangkan dan konfirmasi dengan pasien dan keluarga / PJ
Perawatan pasien
e. Berikut adalah beberapa peralatan tambahan yang diperlukan pasien
sepulangnya dari rumah sakit (bila diperluka) : Peralatan yang portable
dan sederhana : mudah digunakan, intruksi penggunaan minimal.
Contoh: tongkat, toilet duduk
f. Pilihan transportasi yang dapat digunakan adalah :
1) Ambulance
2) Mobil pribadi
3) Taksi
g. Identifikasi dan latihan professional kesehatan yang dapat merawat
pasien sertalakukan koordinasi dengan tim multidisiplin dalam
merancang Discharge planning pasien
h. Yang dimaksud tim multi disiplin ini adalah para professional kesehatan
dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, seperti pekerja social, perawat,
terapis, dokter
i. Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan pasien di
rawat, tatalaksana, prognosis dan rencana alur pasien
j. Tanyakan kepada pasien : “Anda ingin di rawat siapa sepulangnya dari
rumah sakit?
k. Biasanya pasien akan memilih untuk dirawat oleh anggota keluarganya.
l. Tanyakan kepada keluarganya mengenai kesediaan mereka untuk
merawat pasien. Pastikan mereka di informasikan mengenai cara
merawat pasien
m. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi layanan
perawatan pasien sepulangnya dari rumah sakit/ carer (biasanya
Keluarga)
1) Rencanan alur pasien secara tertulis dan lisan
2) Kondisi medis pasien
3) Hak carer untuk memperoleh asesmen

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 7


4) Penjelasan mengenai seperti apa terlibat dalam perawatan pasien
5) Keuntungan yang di dapat
6) Dampak financial
7) Akses penerjemah untuk memungkinkan komunikasi dan
pemahaman yang efektif
8) Pemberitahuan mengenai kapan pasien akan di pulangkan
9) Pengaturan transportasi
10) Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu sebelum pasien
di pulangkan dan pastikan terdapat jadwal pengecekan alat yang rutin
11) Aturlah jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan pendamping
/ PJ perawatan pasien
n. Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi, staf harus
memberitahukannya kepada keluarga dan menghargai keinginan pasien
o. Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganya dalam
merancang discharge planning, staf harus melakukan peninjauan ulang
mengenai rencana perawatan dan mencari solusi realistis dari masalah
yang timbul. Salah satu cara adalah dengan konferensi kasus yang
melibatkan multidisipliner.
C. Pasien saat akan di pulangkan dari Rumah Sakit
a. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien
sebaiknya dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai
b. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak
adalah DPJP / konsultan penanggung jawab pasien (atau oleh orang lain
yang mendapat delegasi kewenangan dari konsultan)
c. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam
perencanaan dan pelaksanaan alur pasien
d. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (Holistik)
e. Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien
f. Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan financial pasien
g. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari
rumah sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Penentuan tempat ini dilakukan oleh DPJP dan tim perawatan bersama

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 8


dengan penanggung jawab pasien. Berikut adalah beberapa contoh
tempat perawatan :
1) Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan tambahan untuk
menunjang perawatan pasien
2) Alur pasien ke rumah tanpa perlu perawatan khusus
3) Perawatan di rumah dengan di damping oleh perawat / pendamping
pasien
4) Rumah sakit / fasilitas perawatan jangka panjang
5) Fasilitas keperawatan yang terlatih
6) Rumah perawatan umum, seperti panti jompo, dan sebagainya
h. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien), maka pasien tidak dapat di pulangkan
i. Tim discharge planners (DPJP, PPJP, Ka.Unit, Tim PKRS) harus
berusaha untuk mencari tempat perawatan yang dapat menunjang
kebutuhan pasien
j. Pastikan terjadinya komonikasi efektif antara pelaksana perawatan
primer, sekunder, dan sosial unjtuk menjamin bahwa setiap pasien
menerima perawatan dan penanganan yang sesuai dan adekuat
k. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komonikasi dengan dokter
keluarga pasien / tim layanan primer mengenai rencana alur pasien
l. Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus/ ekstra
seperti kebutuhan perawatan kebersihan diri, sosial, dan sebagainya.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan pasien dan berikan dukungan
tambahan
m. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan mengenai
rencana keperawatan
n. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses alur pasien
o. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah memperoleh
informasi yang adekuat
p. Hak pasien sebelum di pulangkan:
1) Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen
medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 9


informasi relevan lainnya mengenai rencana perawatan dan
tatalaksana selanjutnya.
2) Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama
dengan kerabat, pendamping, atau teman pasien.
3) Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin baik
sebelum / saat pasien masuk rumah sakit
4) Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan
dengan perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5) Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka
panjang, termasuk dampak finansialnya.
6) Diberikan nomor kontak yang dapat di hubungi saat pasien
membutuhkan bantuan / saran mengenai pemulangannya.
7) Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan
yang dapat diakses
8) Memperoleh informasi lengkap mengenai criteria dilakukan
perawatan yang berkesinambungan
9) Tim discharge planners (DPJP, PPJP, Ka Unit, Tim PKRS) tersedia
sebagai orang yang dapat di hubungioleh pasien dalam membantu
memberikan saran
10) Memperoleh akses untuk memberikan komplin mengenai pengaturan
discharge planning pasien dan memperoleh penjelasannya.
q. Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang paksa
(dimana bertentangan denagn saran dan kondisi medisnya), dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1) Pasien memahami resiko yang dapat timbul akibat pulang paksa
2) Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan
dengan pulang paksa, dikarenakan kondisi medisnya
3) Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan gangguan jiwa.
r. Dokumentasikan rencana alur pasien di rekam medis dan berikan
salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya
s. Ringkasan / resume discharge planning pasien berisi :

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 10


1) Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
2) Resume rencana penanganan / tatalaksana pasien selanjutnya
3) Regimen pengobatan pasien
4) Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan terapi
selanjutnya.
5) Janji temu dengan professional kesehatan lainnya
6) Detail mengenai pengaturan layanan di komonitas / publik dan waktu
pertemuannya
7) Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi emergency /
pembatalan pertemuan / muncul masalah-masalah medis pada pasien
t. Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi 11

Anda mungkin juga menyukai