Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

DENGAN MENGGUNAKAN KARTU JAKARTA SEHAT


(Studi pada RSAB Harapan Kita dan RS Zahirah DKI Jakarta)

Indah Nur Lathifah, Agus Suryono, Minto Hadi


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: indah.lathifah@gmail.com

Abstract: Implementation of Public Health Service Program by Using “Kartu Jakarta Sehat” (A
Study at RSAB Harapan Kita and RS Zahirah DKI Jakarta). Public health Jakarta became one
of the principal problems that got the attention of the city government. In order to provide quality
public health services, the cost of control and based on the principle of justice, and achieve optimal
public health degree, Jakarta Provincial Government plan a system of Health Insurance for the
poor and vulnerable who named 'Program Jakarta Sehat' (KJS). The purpose of this study is to
describe and analyze how the implementation of public health programs using 'Kartu Jakarta
Sehat' in RSAB Harapan Kita as government hospitals and RS Zahirah as the private hospitals. In
addition, to identify and analyze the factors that will be supporting and inhibiting the
implementation of KJS at RSAB Harapan Kita as a government hospitals and RS Zahirah as the
private hospitals.

Keywords: Policy Implementation, Healt Care, Kartu Jakarta Sehat

Abstrak: Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan Menggunakan


Kartu Jakarta Sehat. Kesehatan masyarakat DKI Jakarta menjadi salah satu pokok masalah yang
mendapat perhatian dari Pemprov DKI Jakarta. Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat yang bermutu, biaya terkendali serta berdasarkan prinsip keadilan, dan mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, Pemprov DKI Jakarta merencanakan suatu sistem
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi penduduk miskin dan rentan yang diberi nama Program
Jakarta Sehat (KJS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
bagaimana implementasi program pelayanan kesehatan masyarakat dengan menggunakan Kartu
Jakarta Sehat di RSAB Harapan Kita selaku rumah sakit pemerintah dan RS Zahirah selaku rumah
sakit swasta.

Kata kunci: Implementasi Kebijakan, Pelayanan Kesehatan, Kartu Jakarta Sehat

Pendahuluan Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan


DKI Jakarta merupakan daerah khusus yang sesuai dengan amanat UUD 1945, UU No
ibukota Indonesia. Jakarta menjadi satu-satunya 36 Tahun 2009 Pasal 5 Tentang Kesehatan dan
kota di Indonesia yang memiliki status setingkat Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu
provinsi. Menurut data BPS tahun 2012 Jakarta Kota Jakarta No. 4 tahun 2009 tentang Sistem
memiliki luas sekitar 662,33 km2 dengan jumlah Kesehatan Daerah, baru-baru ini DKI Jakarta
penduduk pada tahun 2012 data Bappeda Jakarta meluncurkan sistem Jaminan Pemeliharaan Ke-
sekitar 9.991.788 jiwa. Dengan jumlah penduduk sehatan bagi masyarakat miskin dan rentan
yang padat, dalam Pedoman Pelakasaan KJS dengan pelayanan kesehatan gratis bagi masya-
tahun 2013 diperkirakan sebanyak 4.700.000 rakat DKI Jakarta yang diberi nama Program
jiwa terdiri dari penduduk miskin dan rentan. Jakarta Sehat (KJS). Pelaksanaan Program Jakar-
Menurut data PPLS dalam Pedoman Pelakasaan ta Sehat (KJS) diatur dalam Peraturan Gubernur
KJS tahun 2013 penduduk miskin di DKI Jakarta Nomor 187 Tahun 2012 Tentang Pembebasan
sebanyak 1.200.000 jiwa dan diperkirakan se- Biaya Pelayanan Kese-hatan. Dalam Pergub No.
banyak 3.500.000 jiwa adalah penduduk yang 187 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Biaya
masuk dalam kelompok rentan. Diperkirakan se- Pelayanan Kesehatan pada pasal 6 disebutkan
banyak 4.700.000 jiwa penduduk DKI Jakarta bahwa masyarakat yang dapat menerima pem-
belum memiliki jaminan pemeliharaan pelayanan bebasan biaya pelayanan kesehatan adalah pen-
kesehatan. duduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 175


Terdapat revisi tentang pernyataan pada 3. Model Implementasi Kebijakan Publik
pasal 6 dalam Pergub No. 187 Tahun 2012 Ten- Menurut model Edward III dalam Widodo
tang Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan (2012, h. 96-107) mengajukan empat faktor atau
direvisi dalam Pergub Provinsi DKI Jakarta No- variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan
mor 14 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Pe- atau kegagalan implementasi kebijakan. Empat
raturan Gubernur Nomor 187 Tahun 2012 Ten- variabel atau faktor tadi antara lain meliputi
tang Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan variabel atau faktor communication, resources,
yang mengatakan “masyarakat yang dapat mene- dispositions, dan bureaucratic structure.
rima pembebasan biaya pelayanan kesehatan a. Faktor komunikasi (communication)
adalah penduduk miskin atau rentan dan masya- Komunikasi diartikan sebagai proses
rakat yang memperoleh penghargaan atas jasa- penyampaian informasi komunikator
nya”. kepada komunikan. Komunikasi kebija-
Namun pada kenyataannya, dengan adanya kan berarti merupakan proses penyam-
program Kartu Jakarta Sehat, tidak terlalu di paian informasi kebijakan dari pembuat
sambut dengan baik oleh rumah sakit swasta. kebijakan (policy maker) kepada pelak-
Sekitar 16 rumah sakit swasta di DKI meng- sana kebijakan (policy implementors).
ajukan pengunduran diri dalam memberikan
pelayan Kartu Jakarta Sehat. Salah satu rumah b. Sumber Daya (Resources)
sakit Pemerintah yang melayani pasien dengan Sumber-sumber dalam implementasi
menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) adalah kebijakan memegang peranan penting,
RSAB Harapan Kita dan salah satu rumah sakit karena implementasi kebijakan tidak
swasta yang melayani pasien dengan menggu- akan efektif bilamana sumber-sumber
nakan Kartu Jakarta Sehat adalah RS Zahirah. pendukungnya tidak tersedia. Sumber
daya yang dimaksud adalah sumber da-
Tinjauan Pustaka ya manusia, sumber daya anggaran,
1. Kebijakan Publik sumber daya peralatan, dan sumber da-
Kebijakan publik (Public Policy) menurut Dye ya informasi dan kewenangan.
dalam Widodo (2012 h.12) diartikan sebagai
“whatever governments choose to do or not” c. Dispotition or Attitude (sikap)
yang artinya kebijakan publik apa pun yang Disposisi merupakan kemauan, ke-
pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak inginan, dan kecenderungan para pelaku
melakukan sesuatu. Menurut Widodo (2012:14) kebijakan untuk melaksanakan kebi-
kebijakan publik dibuat bukannya tanpa maksud jakan tadi secara sungguh-sungguh se-
dan tujuan. Maksud dan tujuan kebijakan publik hingga apa yang menjadi tujuan ke-
dibuat adalah untuk memecahkan masalah publik bijakan dapat diwujudkan.
yang tumbuh kembang di masyarakat. Masalah
tersebut begitu banyak macam, variasi, dan in- d. Bureaucratic structure (struktur
tensitasnya. Oleh karena itu, tidak semua ma- birokrasi)
salah publik tadi bisa melahirkan suatu kebijakan Menurut (Edward III, 1980 h.125),
publik. Hanya masalah publik yang dapat meng- implementasi kebijakan bisa jadi masih
gerakkan orang banyak untuk ikut memikirkan belum efektif karena adanya ketidak-
dan mencari solusi yang bisa menghasilkan se- efisienan struktur birokrasi (deficiencies
buah kebijakan publik. in bureaucratic structure). Struktur bi-
rokrasi ini mencakup aspek-aspek
2. Implementasi Kebijakan Publik seperti strukrur organisasi, pembagian
Abdul Wahab (2012 h.130-132) kewenangan, hubungan antara unit-unit
menguraikan bahwa implementasi sebagian besar organisasi yang ada dalam organisasi
kebijakan publik atau program-program peme- yang bersangkutan, dan hubungan or-
rintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuat ganisasi dengan organisasi luar dan
kebijakan, yang masing-masing berusaha keras sebagainya.
untuk memengaruhi perilaku birokrat garda de-
pan/pejabat lapangan (street level bureucrats) 4. Pelayanan Publik
dalam rangka memberikan pelayanan atau jasa Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, Bab 1,
tertentu kepada masyarakat, atau mengatur peri- Pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik
laku dari satu atau lebih kelompok sasaran. adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi se-
tiap warga negara dan penduduk atas barang,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 176


jasa, dan/atau pelayanan administratif yang di- luhan/persoalan/sengketa
sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. dalam pelaksanaan pelayanan
1. Asas-Asas Pelayanan Publik publik; c. rincian biaya pe-
Dalam memberikan pelayanan publik, layanan publik dan tata cara
instansi penyedia pelayanan publik harus pembayaran.
memperhatikan asas pelayanan publik. 3. Kepastian waktu, Pelaksanaan
Asas-asas pelayanan publik menurut Ke- pelayanan publik dapat disele-
putusan Menpen Nomor 63/2003 sebagai saikan dalam kurung waktu
berikut: yang telah ditentukan.
a. Transparansi. 4. Akurasi: produk pelayanan pu-
Bersifat terbuka, mudah dan dapat blik diterima dengan benar, te-
diakses oleh semua pihak yang pat dan sah.
membutuhkan dan disediakan se- 5. Keamanan: proses dan produk
cara memadai serta mudah dime- pelayanan publik memberikan
ngerti. rasa aman dan kepastian hu-
b. Akuntabilitas. kum.
Dapat dipertanggungjawabkan se- 6. Tanggung jawab: pimpinan
suai dengan ketentuan peraturan penyelanggaraan pelayanan pu-
perundang-undangan. blik atau pejabat yang di-tunjuk
c. Kondisional. bertanggungjawab atas penye-
Sesuai dengan kondisi dan kemam- lenggaraan pelayanan dan pe-
puan pemberi dan pemerima pela- nyelesaian keluhan/ persoalan
yanan dengan tetap berpegang pada dalam pelaksanaan pelayanan
prinsip efisiensi dan efek-tivitas. publik.
d. Partisipatif. 7. Kelengkapan sarana dan pra-
Mendorong peran serta masyarakat sarana kerja, peralatan kerja
dalam penyelenggaraan pelayanan dan pendukung lainnya yang
publik dengan memperhatikan as- memadai termasuk penyediaan
pirasi, kebutuhan dan harapan ma- sarana teknologi, telekomu-
syarakat. nikasi dan informatika (telete-
e. Kesamaan Hak. matika).
Tidak deskriminatif dalam arti tidak 8. Kemudahan Akses: tempat dan
membedakan suku, ras, agama, go- lokasi sarana prasarana pela-
longan, gender, dan status ekonomi. yanan yang memadai, mudah
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban. dijangkau oleh masyarakat dan
Pemberi dan penerima pelayanan dapat memanfaatkan teknologi
publik harus memenuhi hak dan telekomunikasi dan informasi.
kewajiban masing-masing pihak. 9. Kedisiplinan, kesopanan dan
2. Prinsip-prinsip penyelenggaraan keramahan: pemberi pelayanan
pelayanan Publik harus bersikap didipilin, sopan
Dalam Keputusan Menteri Negara dan santun, ramah, serta mem-
Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor berikan pelayaanan dengan ikh-
63/KEP/MPAN/7/2003 tentang Pedo- las.
man Umum Penyelenggaraan Pelayanan 10. Kenyamanan: lingkungan pela-
Publik, terdapat sepuluh prinsip-prinsip yanan harus tertib, teratur, di-
penyelenggaraan pelayanan publik, ke- sediakan ruang tertentu yang
sepuluh prinsip tersebut adalah sebagai nyaman, bersih, rapih, lingku-
berikut; ngan yang indah dan sehat, ser-
1. Kesederhanaan: produser pe- ta dilengkapi dengan fasi-litas
layanan publik tidak berbelit- pendukung pelayanan, seperti
belit, mudah dipahami, dan parkir, toilet, tempat ibadah
mudah dilaksanakan. dan lainnya.
2. Kejelasan: a. persyaratan teknis
dan administratif pelayanan 5. Pelayanan Kesehatan
publik; b. unit kerja/pejabat Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, Bab 1,
yang wewenang dan bertang- Pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik
gungjawab dalam memberikan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
pelayanan dan penyelesaian ke- rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 177


dengan peraturan perundang-undangan bagi b. Pembiayaan Pelaksanaan Program
setiap warga negara dan penduduk atas barang, Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang Menggunakan Kartu Jakarta Sehat.
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. c. Pelayanan rumah sakit terhadap pengguna
Sementara menurut Pohan (2007:5), pelayanan Kartu Jakarta Sehat.
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan ke- (2) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
sehatan yang selalu berupaya memenuhi harapan Implementasi Program Pelayanan Kesehatan
pasien sehingga akan selalu merasa berhutang Masyarakat Dengan Menggunakan Kartu Jakar-
budi serta sangat berterima kasih. ta Sehat.

6. Konsep Kartu Jakarta Sehat Lokasi penelitian di DKI Jakarta dan situs
Program Jakarta Sehat (KJS) merupakan penelitian pada RSAB Harapan Kita sebagai
program yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pro- rumah sakit pemerintah dan RS Zahirah sebagai
vinsi DKI Jakarta dalam rangka meningkatkan rumah sakit swasta di DKI Jakarta. Sumber data
pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan. diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Program Jakarta Sehat diluncurkan oleh pe- Pengumpulan data dilakukan melalui wawan-
merintahan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja cara, observasi dan dokumentasi. Instrumen pe-
Purnama dengan maksud untuk mensejahterakan nelitian ada peneliti sendiri, pedoman wawancara
masyarakat Jakarta. dan catatan lapangan. Analisis data meng-
Tujuan dari pengimplementasian Kartu gunakan Model penelitian kualitatif versi Miles
Jakarta Sehat sangatlah mulia, ingin memberikan dan Huberman yang diterjemahkan dalam
jaminan pemiliharaan kesehatan bagi penduduk Sugiyono (2012: 246). Analisis data terdiri dari
Provinsi DKI Jakarta khususnya bagi masyarakat tiga alur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu
miskin dan kurang mampu secara gratis dengan reduksi data, penyajian data, serta penarikan
sistem rujukan berjenjang. Dengan adanya Kartu kesimpulan atau verifikasi.
Jakarta Sehat Pemprov DKI Jakarta sedang
melakukan pembenahan dalam bidang kesehatan. Pembahasan
Terbukti dalam pemberian pelayanan kesehatan 1. Implementasi Pelayanan Kesehatan
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu secara Masyarakat dengan Menggunakan Kartu
gratis, dan pelayanan kesehatan juga diperluas Jakarta Sehat, meliputi:
dengan bukan rumah sakit pemerintah/daerah a. Alur prosedur pelaksanaan program
saja yang memberikan pelayanan tetapi Pemprov pelayanan kesehatan masyarakat de-
DKI Jakarta juga mengikutsertakan rumah sakit ngan menggunakan Kartu Jakarta
swasta dalam pelayanan kesehatan bagi Sehat
masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam implementasi suatu kebi-
jakan dibutuhkan kejelasan tentang alur
Metode Penelitian prosedur pelaksanaan kebijakan tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan pada Alur prosedur pelaksanaan pe-layanan
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan kesehatan dengan menggunakan Kartu
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Jakarta Sehat di RSAB Harapan Kita
Usman (2009 h.130) penelitian deskriptif yaitu, pertama warga DKI Jakarta miskin
kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut dan rentan membawa Kartu Jakarta
pendapat responden apa adanya sesuai dengan Sehat atau No. Registrasi KJS +
pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis KTP/KK DKI Jakarta, pasien membawa
pula dengan kata-kata apa yang melatarbelakangi surat rujukan dari Puskesmas dan surat
responden berperilaku (berpikir, berperasaan, rujukan dari Rumah Sakit Daerah,
dan bertindak). Minimal ada tiga hal yang kemudian pasien ke bagian Satgas Gakin
digambarkan dalam penelitian kualitatif, yaitu untuk melakukan verifikasi kepesertaan
karakteristik pelaku, kegiatan atau kejadian- semua berkas pasien di cek pada bagian
kejadian yang terjadi selama penelitian Satgas Gakin, setelah kelengkapan data
Fokus dalam penelitian ini adalah: (1) pasien terpenuhi maka dari bagian Satgas
Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Ma- Gakin melakukan ACC dan diberi
syarakat dengan Menggunakan Kartu Jakarta stampel KJS RSAB Harapan Kita.
Sehat, meliputi: Kemudian pasien KJS kebagian Askes
a. Alur Prosedur Pelaksanaan Program Center (PT. Askes) untuk melakukan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan verifikasi data ke-pesertaan ulang dan
Menggunakan Kartu Jakarta Sehat. mendapatkan Surat Jaminan Pelayanan,
kemudian pasien ke bagian pendaftaran

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 178


dan menuju poli-klinik yang dituju. 5. Melakukan pendaftaran di front
Pasien emergensi ter-sebut akan office
diberikan layanan kesehatan terlebih 6. Menuju poliklinik yang dituju
dahulu dan keluarga pasien diberikan Di RS Zahirah verifikasi berkas ke-
kesempatan untuk me-lakukan verifikasi pesertaan KJS dilakukan di satu tempat
yang telah dijelaskan di atas. yaitu sama-sama di front office. Pihak RS
Dari pernyataan di atas dapat Zahirah pun tidak melakukan verifikasi
disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan yang sifatnya independen, semua veri-
Program Jakarta Sehat (KJS) pasien fikasi dilakukan oleh petugas PT. Askes.
harus melakukan beberapa tahapan. Berdasarkan pernyataan tersebut
Menurut Keputusan Menteri Pendaya- bahwa alur prosedur pelayanan ke-
gunaan Aparatur Negara Nomor 63 sehatan masyarakat dengan meng-
Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum gunakan Kartu Jakarta Sehat dapat di-
Penyelenggaraan Pelayanan Publik men- katakan sejalan dengan prinsip pe-
jelaskan prinsip-prinsip pelayanan publik layanan publik yaitu kesederhanaan.
salah satunya adalah kese-derhanaan. Dengan dilakukannya verifikasi di satu
Kesederhanaan yang di-maksudkan yaitu tempat dengan tempat pendaftaran, tidak
prosedur pelayanan publik tidak berbelit- membuat pasien KJS harus berkali-kali
belit, mudah di-pahami, dan mudah melakukan verifikasi dan mondar-
dilaksanakan. mandir ke bagian satu ke bagian satunya
Dari pernyataan tersebut peneliti lagi. Prosedur pelayanan publik yang
dapat menyimpulkan dua kesimpulkan tidak berbelit-belit, mudah dipahami,
tentang prosedur yang terdapat di RSAB dan mudah dilaksanakan.
Harapan Kita, kesimpulan pertama alur
prosedur di RSAB Harapan Kita dapat b. Pembiayaan Pelaksanaan Program
dikatakan berbelit-belit, tidak mudah di- Pelayanan Kesehatan dengan Meng-
pahami, dan tidak mudah dilaksanakan gunakan Kartu Jakarta Sehat
apabila pasien KJS dalam kondisi gawat Pembiayaan untuk kegiatan pelak-
darurat (emergency), karena biasanya sanaan Program Jakarta Sehat (KJS)
keluarga pasien dalam konsisi gawat berasal dari Anggaran Pendapatan dan
darurat (emergency) tergesa-gesa dalam Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan verifikasi tersebut sehing- (APBD) melalui dokumen pelaksana
ga prosedur yang begitu panjang tidak anggaran yang dialokasikan melalui Unit
mudah dilaksanakan, kesimpulan kedua Penyelenggara Jamkesda Dinas Kesehat-
prosedur RSAB Harapan Kita dapat an Provinsi DKI Jakarta. Dana penge-
dikatakan tidak berbelit-belit, mudah di- lolaan jaminan pemeliharaan ke-sehatan
pahami, dan mudah dilaksana-kan yang derah digunakan dana pengelolaan untuk
telah sesuai dengan teori prinsip pelayan- kegiatan PT. Askes (Persero) mengacu
an publik yaitu kesederhanaan. Pasien pada Surat Kontrak No. 90/2013 Pasal 3
berinisial E berpendapat bahwa prosedur yang meliputi sembilan kegiatan yang
tersebut tidak mem-bebankan pasien dan dikerjasamakan dengan PT. Askes
dia merasa mudah memahami prosedur (Persero) yang terdiri dari:
yang ter-dapat di RSAB Harapan Kita. 1. Manajemen Kepesertaan
Adapun alur prosedur pelayanan 2. Penerbitan Jaminan Pelayanan
kesehatan masyarakat dengan meng- Kesehatan
gunakan Kartu Jakarta Sehat di RS 3. Keperluan Pelayanan Kesehatan
Zahirah sebagai berikut: 4. Pengendalian Pelayanan Kesehatan
1. Warga DKI Jakarta miskin dan 5. Penanganan Keluhan Peserta
rentan 6. Penyediaan Sistem Informasi Mana-
2. Membawa Kartu Jakarta Sehat atau jemen
No. Registrasi KJS + KTP/KK DKI 7. Pemberlakuan tarif dan Sistem
Jakarta Pembayaran
3. Surat rujukan dari Puskesmas dan 8. Verifikasi Klaim dari Fasilitas
Surat rujukan dari Rumah Sakit Kesehatan
Daerah 9. Penyediaan pelaporan secara online
4. Melakukan verifikasi pada petugas Tarif yang digunakan dalam pelak-
PT. Askes yang tersedia di RS sanaan Program Jakarta Sehat (KJS) di
Zahirah RSAB Harapan Kita dan RS Zahirah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 179


menggunakan tarif INA CBG’S. Tarif Harapan Kita dan RS Zahirah dari
INA CBG’S merupakan cara pem- segi kedisiplinan petugas (dokter
bayaran pasien rawat jalan dan rawat dan suster), kesamaan hak yang
inap di fasilitas kesehatan lanjutan diberikan petugas (dokter dan sus-
berdasarkan diagnosis-diagnosis atau ter), dokter yang melayani pasien
kasus-kasus yang relatif sama dengan KJS sudah dapat dikatakan sangat
hitungan episode pelayanan. Dengan baik. Namun, di RSAB Harapan
menggunakan tarif INA CBG’S dalam Kita dalam segi kesopanan dan
pelaksanaan Program Jakarta Sehat keramahan suster kepada pasien
(KJS) Pemprov DKI Jakarta telah dapat dikatakan cukup baik karena
menyediakan dana untuk setiap diag- beberapa suster masih yang kurang
nosis-diagnosis yang diderita oleh pa- sopan dan ramah terhadap pasien
sien KJS. Namun, Pemprov DKI Jakarta KJS, sedangkan di RS Zahirah
memberikan batasan dana untuk setiap keramahan dan kesopanan dari
diagnosis-dianogsis yang diderita oleh petugas dapat dikatakan sangat baik,
pasien KJS. karena pada kenyataanya hubungan
Dalam implementasi Program antara pasien dengan dokter dan
Jakarta Sehat (KJS) sumber daya ang- suster dapat terjalin dan memiliki
garan sangat berpengaruh dalam pelak- aspek kekeluargaan dalam mem-
sanaan KJS. Apabila tidak terdapat sum- berikan pelayanan. Dari segi fasilitas
ber daya anggaran, kemungkinan besar yang telah dimiliki RSAB Harapan
program KJS tidak akan berjalan karena Kita dan RS Zahirah juga dapat
tidak memiliki dana untuk membiayai dikatakan cukup dan memadai untuk
operasionalisasi pelaksanaan kebijakan. melayani pasien KJS, namun me-
Pada kenyataannya terdapat batasan miliki perbedaan untuk ruang kelas
dana yang diberikan Pemprov DKI Ja- III bagi pasien KJS di RSAB
karta kepada Rumah Sakit yang melak- Harapan Kita memiliki 3 (tiga)
sanakan KJS. Batasan dana tersebut ruang khusus untuk pasien KJS dan
dapat ditetapkan melalui diag-nosa pa- pasien jaminan kesehatan dari pe-
sien KJS. Sehingga implementasi Prog- merintah lainnya, sedangkan di RS
ram Jakarta Sehat di RSAB Harapan Zahirah hanya memiliki 1 (satu)
Kita dan RS Zahirah sesuai dengan ruang kelas III untuk pasien KJS dan
model implementasi Edward III. Me- pasien umum tunia.
nurut Edward III dalam Widodo (2012,
h. 100) sumberdaya anggaran sangat 2. Faktor Pendukung dan Penghambat
diperlukan untuk membiayai operasio- dalam Implementasi Program Pelayanan
nalisasi pelaksanaan kebijakan. Terba- Kesehatan Masyarakat dengan Mengguna-
tasnya anggaran yang tersedia menye- kan Kartu Jakarta Sehat, meliputi:
babkan kualitas pelayanan pada publik a. Faktor Pendukung dan Penghambat
yang harus diberikan kepada masyarakat Lingkungan Internal
juga terbatas. Faktor pendukung dalam lingkungan
internal di RSAB Harapan Kita antara
c. Pelayanan Rumah Sakit terhadap lain; tersedia bagian Satgas Gakin yang
pengguna Kartu Jakarta Sehat bersifat independen, Sumber daya ma-
1) Dalam mensosialisasikan Program nusia. Faktor pendukung di RS Zahirah
Jakarta Sehat (KJS) kepada masya- antara lain; sumber daya manusia seperti
rakat DKI Jakarta. RSAB Harapan dokter, perawat dan komisaris RS
Kita selaku rumah sakit pe-merintah Zahirah. Sedangkan Faktor penghambat
tidak melakukan sosialisasi kepada dalam lingkungan internal di RSAB
masyarakat DKI Jakarta. Sedangkan Harapan Kita yaitu terbatasnya petugas
RS Zahirah selaku rumah sakit verifikasi di bagian Satgas Gakin. Fak-
swasta melakukan sosialisasi Pro- tor penghambat dalam lingkungan inter-
gram Jakarta Sehat (KJS) kepada nal di RS Zahirah yaitu terbatasnya
masyarakat DKI Jakarta khususnya dana.
warga Jagakarsa, Jakarta Selatan. b. Faktor Pendukung dan Penghambat
2) Dalam tingkat dan kualitas pe- Lingkungan Eksternal
layanan rumah sakit yang diberikan Faktor pendukung dalam lingkungan
kepada pasien KJS yaitu RSAB eksternal di RSAB Harapan Kita dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 180


RS Zahirah antara lain; pemberian dana, pelayanan kesehatan masyarakat dengan
Komunikasi dengen pemerintah berjalan menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) di
baik, sosialisasi program KJS kepada RSAB Harapan Kita sebagai rumah sakit
masyarakat, Wadah untuk bertanya pemerintah dan RS Zahirah sebagai rumah sakit
secara langsung kepada dinas kesehatan swasta sudah berjalan secara baik dan sesuai
DKI Jakarta telah tersedia. Sedangkan dengan peraturan yang dibuat oleh Pemprov DKI
faktor penghambat dalam lingkungan Jakarta serta sesuai dengan Kemenpan Nomor 63
eksternal di RSAB Harapan Kita dan Tahun 2003 tentang pedoman umum
RS Zahirah antara lain; batasan ang- penyelenggaraan pelayanan publik, namun
garan, komunikasi dengan PPK 1 faktor penghambat dalam imple-mentasi
(Puskesmas). Program Jakarta Sehat (KJS) berupa terbatasnya
dana, kurangnya sumber daya ma-nusia di bagian
Kesimpulan Satgas Gakin RSAB Harapan Kita dan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kurangnya komunikasi RS Zahirah de-ngan
kesimpulan bahwa implementasi program PPKI (Puskesmas).

Daftar Pustaka
Abdul Wahab, Solichin. (2012) Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Penyusunan Model-model
Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta, Bumi Aksara.
Anonymous (2013) Jumlah penduduk DKI Jakarta Tahun 2007-2012. Bappeda Jakarta [Internet], 20
November. Available from: <http://bappedajakarta.go.id/> [Accessed 20 November 2013].
Badan Pusat Statistik. Jakarta dalam Angka 2012. Jakarta, BPS Provinsi DKI Jakarta.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementrian Pendayagunaa Aparatur Negara.
Pedoman Pelaksanaan Program Jakarta Sehat (KJS) Tahun 2013. Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta.
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 4 tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan
Daerah. Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 187 Tahun 2012 Tentang
Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan. Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Gubernur Nomor 187 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Biaya Pelayanan
Kesehatan. Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pohan, Imbalo S. (2007) Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan.
Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Jakarta,
Pemerintah Republik Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Tentang Kesehatan. Jakarta,
Pemerintah Republik Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Akasara.
Widodo, Joko. (2012) Analisis Kebijakan Publik. Malang, Bayumedia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 175-181 | 181

Anda mungkin juga menyukai