Anda di halaman 1dari 1

NARASI PENOBATAN AYAH BUNDA GENRE

Aku adalah remaja


Insan yang dahaga akan kebebasan.
Soal aturan? Itu bukan persoalan
Yang terpenting bahagia diri jadi suatu ukuran

Ini aku, remaja


Mencari jati diri menjadi dilema
Juga tentang bersenang-senang adalah nirwana
Tak peduli deret jelaga nista

Aku memang remaja


Tak pernah pikir panjang perihal rencana
Hanya lakukan yang tampak oleh mata
Hingga diri kian tersudut pada lembah buta

Aku masih remaja


Diri bimbang, perlu dibina
Oleh sahabat, kerabat hingga keluarga
Mereka pelengkap dalam sunyi dunia

Ini kami dari remaja. Lima transisi kehidupan harus kami jauhkan dari narkoba. Demikian pula dari pernikahan
dini yang berujung durjana. Seks pranikah pun harus ditepis dari logika.

Kami tetaplah remaja yang butuh belai hangat Ayah Bunda. Ya, Ayah dan Bunda GenRe kami tercinta. 1,3 juta
remaja di Kalimantan Barat butuh sosok kalian yang luar biasa. Sosok yang mampu menempa dan membina
untuk menjalankan 8 fungsi keluarga.

Di bumi Sambas ini kami bersuara, mohon direngkuh dalam pangkuan Ayah Bunda GenRe 14 kabupaten/kota.
Didiklah kami untuk menggapai bonus demografi yang bersahaja. Juga bersaing di era Industri 4.0 dan siap
menatap masa depan dengan menjadi remaja yang sehat, cerdas dan ceria.

Ayah. . .
Bunda . . .
Ini pekik dari anak-anakmu rindu belaian
Dari singgasana hati yang paling dalam~
Kami remaja Kalbar bangga miliki kalian . . .

Keterangan:
Baca dengan intonasi, vokal, dan artikulasi yang santai tapi menyentuh. Bawa sedikit gaya pembacaan puisi.
Baca secara bergantian yang ditentukan oleh warna teks.
Khusus teks warna merah dibaca secara bersama-sama.
“Naik tanpa latihan, turun tanpa penghormatan. Jadi, harus latihan, latihan dan latihan.
Semangat! jangan lupa bahagia �

Anda mungkin juga menyukai