Anda di halaman 1dari 9

Dhamuz Zebaoth

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

A. Pengertian
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat sembuh sendiri dan tersebar
diseluruh dunia, biasanya ditularkan melalui penelanan bahan – bahan yang terinfeksi secara oral
tetapi terkadang – kadang dapat juga secara parenteral.
( Keperawatan Medical Bedah edisi 8, vol :3 )
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama ditularkan secara
parenteral tetapi juga dapat secara oral, melalui hubungan yang eratantara pnderita dengan orang
lain, dan dari ibu ke bayi nya.
( Kamus Saku Keperawatan edisi 31 )
Hepatitis adalah Penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan akut.
( Kapita Selekta Kedokteran )
Kesimpulan :
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menular ke orang lain, yang
bersifat akut dan kronik.

B. Patofisiologi
1. Etiologi
Ada 6 jenis virus penyebab hepatitis :
a. Virus hepatitis A
b. Virus hepatitis B
c. Virus hepatitis C
d. Virus hepatitis D
e. Virus hepatitis E
f. Virus hepatitis G
2. Manifestasi klinis
1. Anoreksia
2. Nausea
3. Vomiting
4. Fatigue
5. Malaise
6. Antralgia
7. Mialgia
8. Nyeri kepala
9. Fotofobia
10. Faringitis
11. Batuk
12. Koriza dapat mendahului timbulnya ikterus selama 1 – 2 minggu
13. Apabila hepar sudah mulai membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas.
14. Demam dengan suhu 38 – 390 C, lebih sering ditemukan pada hepatitis A, kadang dapat
mencapai 400 C.
15. Urine berwarna gelap ( seperti teh )
16. Dengan timbulnya gejala kuning / ikterus, maka biasanya gejala prodromal menghilang.
17. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan
18. Splenomegali dapat ditemukan pada 10 – 20 % pasien
3. Proses Perjalanan Penyakit
Virus masuk kealiran darah melalui membrane mukosa

Merusak kulit untuk mencapai hati

Masa inkubasi 6 minggu – 6 bulan

Demam ( respons infeksi )

Ruam, kekuningan, nyeri perut dan mual

Hepatitis
4. Komplikasi
a. Komplikasi Ringan
• Kolestasis berkepanjangan
• Relapsing hepatitis
• Hepatitis kronis persisten dengan gejala asimtomatik dengan AST fluktuatif
b. Komplikasi Berat
• Hepatitis kronis aktif
• Sirosis hati
• Hepatitis fulminan / karsinoma hepatoseluler
• Anemia aplastik, glumerulonefritis
• Necrotizing vasculitis / mixed cryoglobulinemia
C. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemeriksaan Diagnostik
Tes fungsi hati
Abnormal ( 4 – 10 X dari normal ), catatan : merupakan batasan nilai untuk membedakan
hepatitis virus dari non-virus
AST ( SGOT ) / ALT ( SGPT )
Awalnya meningkat, dapat meningkat 1 – 2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
Darah lengkap
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM ( gangguan enzim hati ) atau
mengakibatkan perdarahan
Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada ( splenomegali )

Diferensial darah lengkap


Luekositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.
Alkali Fosfatase
Agak meningkat ( kecuali ada kolestasis berat )
Feses
Warna tanah liat, steatorea ( penurunan fungsi hati )
Albumin serum
Menurun
Gula darah
Hiperglikemia transien / hipoglikemia ( gangguan fungsi hati )
Anti – HAVIgM
Positif pada type A
HbsAG
Dapat positif ( type B ) atau negative ( type A ), catatan : merupakan diagnostic sebelum terjadi
gejala klinik
Masa protrombin
Mungkin memanjang ( disfungsi hati )
Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg / 100 ml ( bila diatas 200 mg / ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler )
Tes ekskresi BSP
Kadar darah meningkat
Biopsi hati
Menunjukan diagnosis dan luasnya nekrosis
Skan hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
Urinalisa
Peninggian kadar bilirubin : protein / hematuria dapat terjadi
b. Farmakoterapi
1. Berikan faksin hepatitis
2. Tidak ada terapi medika mentosa karena pasien dapat sembuh sendiri
3. Obat antiemetic golongan metoklopramid
4. Berikan vitamin K bila terdapat pemanjangan masa protromlan
2. Keperawatan
a. Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitif
b. Perbaikan hygiene makanan dan minuman
c. Perbaikan hygiene sanitasi lingkungan dan pribadi
d. Isolasi pasien
D. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2. Sirkulasi
Tanda : bradikardia ( hiperbilirubinemia berat )
Ikterik pada sclera, kulit, membrane mukosa.

3. Eliminasi
Gejala : Urine gelap
Diare konstipasi, feses warna tanah liat
Adanya / berulangnya hemodialisa
4. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan ( anoreksia ), penurunan berat
badan atau meningkat ( edema ), mual, muntah
Tanda : Asites
5. Neurosensori
Tanda : Peka ransang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
Mialgia, artalgia, sakit kepala
Gatal ( pruritus )
Tanda : Otot tegang, gelisah
7. Pernapasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok ( perokok )
8. Keamanan
Gejala : Adanya transfuse darah/produk darah
Tanda : Demam.
Urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan.
Eksaserbasi, jerawat.
Angioma jarring-jaring, eritema palmar, ginekomastia ( kadang-kadang ada pada hepatitis
alkoholik ).
Splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.
9. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkat resik terpajan ( contoh homoseksual aktif/beseksual pada
wanita )
10. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus, bakteri
atau toksin ( makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah atau darah ); pembawa ( simtomatik
atau asimtomatik ); adanya prosedur bedah dengan anastesia haloten; terpajan pada kimia toksin
( contoh karbon tetraklorida. Vinil klorida ); obat resep ( contoh sulfonamide,fenotiasid,
isoniazid ).
Perjalanan/migrant dari cina, afrika, asia tenggara, timur tengah ( hepatitis B ( HB ) endemic
diarea ini ).
Obat jalanan ( IV ) atau penggunanan alcohol
Diabetes, GIK, atau penyakit ginjal.
Adanya infeksi seperti flu pada pernapasan atas.
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :
6,7 hari
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
tugas pemeliharaan dan pengaturan rumah.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d
Kelemahan umum : penurunan kekuatan / ketahanan ; nyeri
Mengalami keterbatasan aktivitas ; depresi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic : anoreksia, mual / muntah
Gangguan absorbsi dan metabolism pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflex visceral
), empedu tertahan.
Peningkatan kebutuhan kalori / status hipermetabolik
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d
Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga ( asites )
Gangguan proses pembekuan
4. Rendah situasional, harga diri b.d
Gejala jengkel / marah, terkurung / isolasi, sakit lama / periode penyembuhan
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d
Pertahanan primer tidak adekuat ( contoh leucopenia, penekanan respons inflamasi ) dan depresi
imun
Malnutrisi
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada pathogen
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit / jaringan b.d
Zat kimia ; akumulasi garam empedu dalam jaringan
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
Kurang terpajan / mengingat : salah interpretasi informasi.
Tidak mengenal sumber informasi
F. Intervensi
1. Intoleransi aktivitas b.d
Kelemahan umum / penurunan kekuatan/ketahanan; nyeri
Mengalami keterbatasan aktivitas; depresi
Mandiri:
Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai
keperluan.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energy yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak
diyakini menurunkan aliran darah kekaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke sel hati.
Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatankulit yang baik.
Rasional : Meningkatkan fungsi pernapasan dan
meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kerusakan jaringan

Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.


Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa
gangguan.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan
imajinasi
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan
energy, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
Awasi terulangnya anoreksia dan nyerri tekan pembesaran hati.
Rasional : Menunjukan kurangnya resolusi/eksaserbasi
penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
Kolaborasi :
Berikan antidote atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi ( contoh lavase, katarsis,
hiperventilasi ) tergantung pada pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik
dapat membatasi derajat kerusakan jaringan.
Berikan obat sesuai indikasi: sedative, agen antiansietas, contoh diazepam ( valium );
lorazepam ( antivan ).
Rasional : Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
Catatan : penggunanan barbiturate dan tranquilizer seperti compazine dan thorazine,
dikontraindikasi sehubungan dengan efek hepatotoksik.
Awasi kadar enzim hati
Rasional : Membantu menentukan kadar aktivitas tepat,
sebagai peningkatan premature pada potensial resiko berulang.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic ; anareksia, mual/muntah.
Gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflek
visceral ), empedu bertahan.
Mandiri :
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksi. Anoreksi juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit
pada sore hari
Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat
meningkatkan nafsu makan
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan pemasukan
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari
Rasional : Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat
lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.
Kolaborasi :
Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien,
dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk
memnuhi kebutuhan individu, metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan
pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleran,
masukan normal atau lebih protein akan membantu regenarasi hati. Pembatasan protein
diindikasikan pada penyakit berat ( contoh hepatitis kronis ) karena akumulasi produk akhir
metabolisme protein dapat mencetuskan hepatic ensefalopati.
Awasi glukosa darah
Rasional : Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi,
memrlukan perubahan diet/pemberian insulin.

Berikan obat sesuai indikasi :


Antiemetik, contoh metalopramide (reglan); Trimentrobenzamid (tigan).
Rasional : Diberikan ½ jam sebelum makan, dapat
menurunkan mual dan meningkatkan toleransi pada makanan. Catatan : Compazine
dikontraindikasikan pada penyakit hati
Antasida, contoh Mylanta, titralac
Rasional : Kerja pada asam gaster, dapat menurunkan
iritasi/risiko perdarahan

Vitamin contoh B komplek,C, tambahan diet lain sesuai indikasi


Rasional : Memperbaiki kekurangan dan membantu proses
penyembuhan
Terapi steroid, contoh prednisone ( deltasone ) tunggal atau kombinasi dengan azatioprin (
imuran )
Rasional : Steroid dikontraindikasikan karena
meningkatkan risiko berulang / terjadinya hepatitis kronis pada pasien dengan hepatitis virus.
Namun, efek anti inflamasi mungkin berguna pada hepatitis aktif kronis ( khususnya idiopatik )
untuk menurunkan mual / muntah dan memampukan pasien untuk mengkomsumsi makanan dan
cairan. Steroid dapat menurunkan aminotransferase serum dan kadar bilirubin, tetapi tidak
mempengaruhi nekrosis hati atau regenerasi. Kombinasi terapi mempunyai efek samping lebih
sedikit.
Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan
Rasional : Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan
kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.

3. Resti kekurangan volume cairan b.d


Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ke 3 (asites).
Gangguan proses pembekuan
Mandiri :
Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian. Catat kehilangan melalui
usus, contoh muntah dan diare.
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan
penggantian/efek terapi. Catatan : Diare dapat berhubungan dengan respons terhadap infeksi dan
mungkin terjadi sebagai masalah yang lebih serius dari obstruksi aliran darah portal dengan
kongesti vaskuler pada traktus GI atau sebagai hasil penggunaan obat ( neomycin ) laktulosa
untuk menurunkan kadar ammonia serum pada adanya ensefalopati hepatic.
Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi/perfusi.
Periksa asites atau pembentukan edema. Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional : Menurunkan kemungkinan perdarahan
kedalaman jaringan.
Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional : Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
Observasi tanda perdarahan . contoh hematuria/melena, ekimosis, perdarahan terus menerus dari
gusi/bekas injeksi.
Rasional : Kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi
memenjang bila absorbsi vitamin K tergantung pada traktus GI dan sintesis protrombin menurun
karena mempengaruhi hati.
Kolaborasi :
Awasi nilai labolatorium, contoh Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu pembekuan.
Rasional : Menunjukan hidrasi dan mengidentifikasi retensi
natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan edema. Defisit pada pembekuan
potensial beresiko perdarahan.
Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit ;
Rasional : Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
Protein hidrolisat;
Rasional : Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat
membantu mengembalikan cairan dari jaringan kesistem sirkulasi.
Vitamin K;
Rasional : Karena absorbs tergantung, penambahan dapat
mencegah masalah koagulasi, yang dapat terjadi bila factor pembekuan/waktu protrombin
ditekan.
Antasida atau reseptor H2 antagonis, contoh simetidin ( tagamet )
Rasional : Menetralisir/menurunkan sekresi gaster untuk
merendahkan resiko iritasi/perdarahan gaster
Obat – obat anti diare, misal ; difenoksilatdan atripin ( lomotil )
Rasional : Mengurangi kehilangan cairan / elektrolit dari
saluran GI
Plasma beku segar ( fresh frozen plasma / FFP )
Rasional : Mungkin diperlukan untuk menggantikan factor
pembekuan pada adanya defek koagulasi
Diposkan oleh Diary of Effata Zebaoth di 06:12

d . F e s e s Warna tanah liat, steatorea ( penurunan fungsi hati )


e.
Anti – HAVI
g
MPositif pada type A
f.
Hb
s
AGDapat positif ( type B ) atau negative ( type A ), catatan : merupakan diagnostic
sebelumterjadi gejala klinik g . M a s a p r o t r o m b i n Mungkin memanjang ( disfungsi hati
)h . B i l i r u b i n s e r u m Diatas 2,5 mg / 100 ml ( bila diatas 200 mg / ml, prognosis buruk
mungkin berhubungandengan peningkatan nekrosis seluler )i . B i o p s i
h a t i Menunjukan diagnosis dan luasnya nekrosis
j.
CT Scan hatiMembantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkimk . U r i n a l i s a Peninggian kadar bilirubin : protein / hematuria dapat terjad

Anda mungkin juga menyukai