PENDAHULUAN
1
2
Golden time (waktu emas) penanganan pasien stroke, terutama stroke iskemik
adalah 3 jam sejak terjadi serangan. Waktu ini akan dipergunakan untuk
mengoreksi sumbatan yang terjadi di otak. Pemeriksaan dini yang dapat kita
lakukan untuk melihat gejala stroke adalah dengan FAST (Face, Arms, Speech,
Time). Segera diperhatikan wajah pasien apakah ada yang tertarik sebelah
(tidak simetris), meminta pasien mengangkat tangan, berbicara, serta
memperhatikan kapan dimulainya serangan itu Apabila masalah pada
pemerikaan FAST, maka selanjutnya harus segera menghubungi petugas
kesehatan untuk mengirim pasien ke sarana kesehatan (Batubara, 2015).
mana yang mengalami kerusakan dan tingkat keparahan dari kerusakan sel
otak tersebut (WHO, 2019).
Kondisi psikologis yang umum dialami oleh individu dengan stroke ini dapat
berupa labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam dan kurang
kerjasama serta adanya frustasi yang persisten, marah yang mengakibatkan
depresi (Masniah, 2017). Menurut Munir (2016) usia adalah determinan yang
mempengaruhi Post Stroke Depression (PSD. Penelitian yang dilakukan oleh
Hayulita & Sari (2014) mengemukakan bahwa depresi pada pasien stroke bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Depresi pada pasien stroke dapat terjadi
sebagai akibat langsung dari proses infark otak atau dapat terjadi sebagai
reaksi akibat ketidakberdayaan maupun akibat dari kecacatan.
pasien stroke nantinya pasti akan mempengaruhi kualitas hidup pasien tersebut
(Bariroh et al., 2016).
Dari penjelasan diatas kiranya perlu dilakukan eksplorasi pada pasien stroke
yang mencakup 6 dimensi yaitu dimensi kesehatan fisik berupa aktivitas
sehari-hari, ketergantungan pada obat dan alat ketergantungan medis,
kelelahan, rasa sakit dan tidak nyaman, tidur dan istirahatlah. Eksplorasi pada
dimensi psikologis, diantaranya tentang penampilan dan citra tubuh, perasaan
5
negatif, perasaan positif, harga diri, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.
Dari dimensi tingkat kemandirian, mencakup mobilitas, aktivitas hidup sehari-
hari, ketergantungan pada bahan obat dan bantuan medis serta kapasitas kerja.
Dimensi hubungan sosial, meliputi hubungan personal, dukungan sosial dan
aktivitas seksual. Dimensi hubungan dengan lingkungan mencakup sumber
finansial,kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan
dan sosial, partisispasi dan rekreasi, lingkungan fisik dan transportasi. Dan
yang terakhir dimensi spiritual mencakup keyakinan beragama (WHO, 2019).
Selain dari segi kualitas hidup pasien stroke juga mengalami gangguan pada
kualitas tidur. Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan
antara gangguan tidur sedang sampai berat yang terjadi pada pasien stroke,
yang mana hubungan ini tidak dipengaruhi faktor perancu lainnya. Gangguan
tidur ini dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk tergantung pada defisit
neurologik spesifik yang ditimbulkan seperti obstructive sleep apnea
syndrome (OSAS) dan nocturnal oxygen desaturation merupakan gangguan
tidur yang paling banyak ditemukan pada stroke akut (Sekeon & Kembuan,
2015). Penelitian oleh Bariroh (2016) tentang Kualitas Hidup Berdasarkan
Karakteristik Pasien Pasca Stroke, mengatakan bahwa proporsi terbesar dari
responden yang mempunyai nilai kualitas hidup buruk adalah kelompok umur
lansia (≥55tahun) yaitu sebesar 67,7%, jenis kelamin pria sebesar 52,1%,
tidak bekerja yaitu sebesar 58,5%, dan menderita stroke non hemoragik yaitu
sebesar 52,6%.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 15 Maret
2019 di UPT. Lansia kota Binjai, didapat bahwa jumlah lansia yang ada di
tempat tersebut ada 167 orang dengan jumlah lansia dengan stroke ada 20
orang yaitu 12 laki-laki dan 8 perempuan. Hasil wawancara dan pengamatan
kepada partisipan di UPT. Lansia kota Binjai, lansia tersebut mengungkapkan
bahwa aktivitas mereka sehari-hari mengalami kesulitan sehingga dibantu
oleh ibu asuh disiang hari dan dibantu oleh temannya satu wisma bila malam
hari. Keseharian mereka hanya didalam wisma saja tidak keluar karena
6
Jika ditinjau kembali prevelansi jumlah kasus stoke yang setiap tahun
semakin meningkat dikarenakan berbagai macam faktor penyebab, serta
perlunya diketahui bagaimana sebenarnya kualitas hidup pasien dengan
stroke karena akan sangat mempengaruhi keefektifan program terapi yang
akan dijalankan. Berdasarkan fenomena diatas maka perlu diadakan
penelitian untuk mengeksplorasi Perspektif Multidimensi Quality Of Life
Pasien Stroke Di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dinas Sosial Binjai.