Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kelompok Hari : Jumat

MK. Hukum Kesehatan Tanggal: 23 Agustus 2019

UNDANG-UNDANG PRAKTIK TENAGA KESEHATAN


Kelompok 3 :
Alma Diva Azaria (P031713411041)
Ines Rodena Ginting (P031713411053)
Kurnia Afriani (P031713411055)
Nery Octivani (P031713411063)
Nuriani Kristina S (P031713411064)
Qory Aquino Luthfianis (P031713411067)
Rahel Rebeka H (P031713411068)
Vany Novriyanti (P031713411077)
Winda Mauliani (P031713411079)
D3 Gizi Tingkat 3B

Dosen Pembimbing :
Lily Restusari, M. Farm, Apt.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2019
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Kasih
karunia dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman serta berguna
bagi pembaca dalam mengetahui Undang-Undang Praktik Tenaga Kesehatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
tentang Undang-Undang Praktik Tenaga Kesehatan. Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 22 Agustus 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ........................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1 Pengertian Tenaga Kesehatan ............................................................... 6
2.2 Kualifikasi dan Pengelompokan Tenaga Kesehatan ........................... 6
2.3 Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan ....................................... 8
2.4 Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan ............................................. 10
BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya peningkatan kualitas kesehatan manusia merupakan usaha yang
sangat luas dan menyeluruh. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan tujuan
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan di
Indonesia terdiri dari upaya promosi kesehatan melalui peningkatan pengetahuan
(promotif), upaya pencegahan (preventif), upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya
pemulihan (rehabilitatif).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945) mengakui dan melindungi kesehatan sebagai hak asasi setiap manusia. Pada
pasal 28H dan pasal 34 ayat (3) UUD 1945, kesehatan menjadi hak konstitusional
setiap warga negara dan menjadi tanggung jawab bagi pemerintah untuk
menyediakan pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai upaya negara
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya
kesehatan, baik dari tenaga kesehatan maupn tenaga non-kesehatan (Sri, S. 2013).
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan merupakan keadaan sejahtera mulai dari badan, jiwa,
serta sosial yang membuat setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pemerintah
memiliki tanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, serta mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat.
Hak atas kesehatan bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat diperlukan kesadaran,
kemampuan dan upaya peningkatan kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap orang.
Karena itu, upaya peningkatan kesehatan harus dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan (Pitono, S. 2006).
Di Indonesia telah banyak peraturan tentang profesi kesehatan. Peraturan
yang dimaksud yaitu Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran (selanjutnya akan disebut Undang-Undang Praktik Kedokteran),
kewenangan mengenai profesi tenaga kesehatan terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (selanjutnya akan disebut
Undang-Undang Tenaga Kesehatan), Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan (selanjutnya disebut Undang-Undang Keperawatan),
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 Tahun 2010 Tentang Izin Praktik Bidan.
Seluruh ketentuan tersebut dibuat agar tiap tenaga profesi kesehatan melakukan
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, profesional dan bertanggungjawab.
Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat semakin
baik (Sri, S. 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan?
2. Bagaimana registrasi dan perizinan tenaga kesehatan?
3. Apa saja hak dan kewajiban tenaga kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan
2. Mengetahui registrasi dan perizinan tenaga kesehatan
3. Mengetahui hak dan kewajiban tenaga kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tenaga Kesehatan


Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2014 Tenaga Kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga
kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Tenaga kesehatan memiliki beberapa petugas yang dalam kerjanya saling berkaitan
yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan ketenagaan medis lainnya (Peraturan
Pemerintah No 32 Tahun 1996).

2.2 Kualifikasi dan Pengelompokan Tenaga Kesehatan


Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2014

Pasal 8
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas :
a. Tenaga Kesehatan
b. Asisten Tenaga Kesehatan.
Pasal 9
a. Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga,
kecuali tenaga medis.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum Tenaga Kesehatan
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10
a. Asisten Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum pendidikan
menengah di bidang kesehatan.
b. Asisten Tenaga Kesehatan hanya dapat bekerja di bawah supervisi Tenaga
Kesehatan.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Asisten Tenaga Kesehatan diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 11
1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. Tenaga Medis;
b. Tenaga Psikologi Klinis;
c. Tenaga Keperawatan;
d. Tenaga Kebidanan;
e. Tenaga Kefarmasian;
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat;
g. Tenaga Kesehatan Lingkungan;
h. Tenaga Gizi;
i. Tenaga Keterapian Fisik;
j. Tenaga Keteknisian Medis;
k. Tenaga Teknik Biomedika;
l. Tenaga Kesehatan Tradisional; dan tenaga Kesehatan Lain
2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis
terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
3) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi
klinis adalah psikologi klinis.
4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keperawatan terdiri atas berbagai jenis perawat.
5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan
adalah bidan.
6) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
7) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan
masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan
dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga
kesehatan reproduksi dan keluarga.
8) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan
lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan,
dan mikrobiolog kesehatan.
9) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi terdiri
atas nutrisionis dan dietisien.
10) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian
fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur.
11) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keteknisian
medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j terdiri atas perekam
medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan
darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis
gigi dan mulut, dan audiologis.
12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik
biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi
laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
13) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok Tenaga Kesehatan
tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga
kesehatan tradisional keterampilan.
14) Tenaga Kesehatan lain ditetapkan oleh Menteri.

2.3 Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan


1. Registrasi
Pasal 44
1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.
2. STR diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah
memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan meliputi:
a. Memiliki Ijazah Pendidikan di Bidang Kesehatan;
b. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. Memiliki Surat Keterangan Sehat Fisik dan Mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
4. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan.
5. Persyaratan untuk Registrasi ulang meliputi:
a. memiliki STR lama
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi
e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di
bidangnya
f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
Pasal 45
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi ulang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 diatur dengan Peraturan Konsil masing-
masing Tenaga Kesehatan.

2. Perizinan
Pasal 46
1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin.
2. Izin diberikan dalam bentuk SIP.
3. SIP diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi
pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga
Kesehatan menjalankan praktiknya.
4. Untuk mendapatkan SIP, Tenaga Kesehatan harus memiliki:
a. STR yang masih berlaku;
b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi
c. tempat praktik.
5. SIP masing-masing berlaku hanya untuk satu tempat
6. SIP masih berlaku sepanjang
7. STR masih berlaku
8. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP.
9. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 47
Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik mandiri harus memasang papan nama
praktik.

2.4 Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan


Pasal 57
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak :
a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya
c. Menerima imbalan jasa
d. Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama
e. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya
f. Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan
g. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

Pasal 58
1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan etika
profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
b. Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau
keluarganya atas tindakan yang akan diberikan
c. Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan
e. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang
mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
2) Kewajiban hanya berlaku bagi Tenaga Kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan perseorangan.

Pasal 59
1) Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama kepada Penerima
Pelayanan Kesehatan dalam keadaan gawat darurat dan/atau pada bencana
untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
2) Tenaga Kesehatan dilarang menolak Penerima Pelayanan Kesehatan
dan/atau dilarang meminta uang muka terlebih dahulu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan dirinya dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan.
2. Kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan diatur dalam undang-
undang No. 36 Tahun 2014 pada pasal 8, 9, 10, dan 11.
3. Registrasi dan perizinan tenaga kesehatan diatur dalam pasal 44 tentang
kewajiban memiliki STR dalam menjalankan praktik. Dan dalam pasal 46
tentang menjalankan praktik diberikan izin dalam bentuk SIP. Kemudian
dalam pasal 47 harus memasang papan nama praktik.
4. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan diatur dalam pasal 57, 58, dan 59.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memahami dan menerapkan tentang
registrasi dan perizinan tenaga kesehatan. Dalam melakukan registrasi tenaga
kesehatan sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dilakukan dan
dipersiapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Siswati Sri. 2013. Etika Dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-
Undang Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Soeparto, Pitono, Dkk. 2006. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan Edisi
Kedua. Jakarta: Airlangga University Press.

UU No 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai