DISUSUN OLEH:
ABDUL FATAH ROHADI H G99181011
PEMBIMBING :
dr. PARAMITA PUTRI HAPSARI, Sp.An., M.Kes
Oleh:
Abdul Fatah Rohadi H G99181011
Tujuan ulasan
Pencegahan dan pengobatan hipoksemia adalah landasan dari resusitasi akut,
namun pendekatan optimal untuk terapi oksigen dalam pengaturan perawatan akut
masih tidak pasti. Tujuan dari ulasan ini adalah untuk menilai bukti terbaru terkait
dengan pemberian oksigen tambahan untuk pasien dewasa dengan penyakit akut
dengan fokus pada fase resusitasi.
Temuan terbaru
Temuan terbaru umumnya mendukung gagasan bahwa hiperoksemia
berhubungan dengan prognosis buruk pada orang dewasa yang sakit akut pada
berbagai penyakit dan meningkatkan kemungkinan bahwa pemberian oksigen
secara bebas dapat menimbulkan bahaya. Beberapa uji coba acak multisenter
sedang berlangsung yang bertujuan untuk menilai efek dari beberapa rejimen
terapi oksigen yang berbeda terhadap pasien untuk memberikan dasar bagi
rekomendasi berbasis bukti mengenai penggunaan oksigen tambahan pada pasien
Unit Perawatan Intensif.
Ringkasan
Saat ini, bukti yang mendukung pemberian rutin oksigen secara bebas pada
pasien yang sakit akut masih kurang dan, dalam sebagian besar keadaan,
pendekatan yang masuk akal adalah dengan titrasi oksigen tambahan untuk
mencapai saturasi oksigen arteri yang diukur dengan pulse oximetry (SpO2)
sebesar 92-96% dengan bertujuan untuk menghindari hipoksemia dan
hiperoksemia.
Kata kunci
penyakit akut, terapi oksigen, resusitasi
PENGANTAR
Oksigen telah digunakan untuk terapi sejak penggunaannya di Pneumatic
Institution di Bristol pada tahun 1779, tak lama setelah deskripsi independennya
oleh Scheele dan Joseph-Priestly [1]. Terapi oksigen berkelanjutan selama
resusitasi akut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1885, dan
penggunaannya meluas setelah adanya artikel Scott Haldane pada tahun 1919
[2,3]. Resusitasi akut terjadi pada pasien dengan berbagai penyakit yang
mengancam jiwa yang terkait dengan gangguan fisiologis ekstrem, gangguan
oksigenasi jaringan, disfungsi mitokondria, dan cedera atau kematian seluler.
Konsekuensi klinis yang merugikan dari hipoksia berat yang berkelanjutan telah
diketahui [4] dan terapi oksigen telah lama menjadi landasan perawatan pasien
yang sakit akut; Namun, kekhawatiran pertama kali muncul pada tahun 1783
setelah adanya eksperimen dari Lavoisier yang menunjukkan adanya bahaya yang
terkait dengan hiperoksemia yang berkepanjangan telah meningkat dalam
beberapa tahun. Oksigen supra-fisiologis meningkatkan pembentukan spesies
oksigen reaktif, yang dapat membanjiri kapasitas reduksi enzim antioksidan yang
menyebabkan cedera jaringan [5]. Diantara jaringan yang rentan terhadap
toksisitas oksigen adalah paru-paru, di mana oksigen tambahan dapat
meningkatkan ketidakcocokan ventilasi/perfusi [6] dan mengganggu fungsi
makrofag alveolar [7]; pada jantung di mana oksigen tambahan dapat mengurangi
curah jantung dan dapat meningkatkan ukuran infark miokard dan kemungkinan
infark kembali setelah infark miokard akut [8]; dan oksigen tambahan di
pembuluh darah meningkatkan resistensi vaskular sistemik [9,10], dan
mengurangi aliran darah ke koroner [11] dan otak [12].
Tujuan dari ulasan ini adalah untuk menilai bukti terbaru yang berkaitan
dengan penggunaan oksigen tambahan untuk pasien dewasa dalam pengaturan
perawatan akut, dengan fokus pada fase resusitasi.
POIN PENTING
Bukti terus muncul mendukung gagasan bahwa pemberian rutin oksigen
tambahan melebihi dari yang diperlukan untuk memastikan kadar SpO2
arteri normal tidak meningkatkan hasil dan dapat meningkatkan mortalitas.
Meskipun ada ketidakpastian yang cukup besar tentang rejimen terapi
oksigen yang paling tepat untuk digunakan dalam kondisi individual,
pendekatan yang masuk akal untuk penyakit akut adalah dengan titrasi
oksigen tambahan untuk mencapai SpO2 sebesar 92-96% untuk
menghindari hipoksemia dan hiperoksemia.
SYOK SEPSIS
Bukti yang tersedia menunjukkan bahaya dari hiperoksemia parah pada pasien
dengan syok sepsis. RCT dua faktor yang membandingkan terapi oksigen 100%
dengan terapi titrasi oksigen (dan salin hipertonik dengan saline 0,9%) pada
pasien ICU yang membutuhkan ventilasi mekanik dihentikan lebih awal karena
peningkatan yang signifikan dalam jumlah efek samping yang berat pada
kelompok terapi oksigen tinggi [24].
KESIMPULAN
Terapi oksigen adalah komponen kunci dari resusitasi akut dan perawatan
berkelanjutan pasien kritis. Bukti terus muncul mendukung gagasan bahwa
penyediaan rutin oksigen tambahan melebihi batas yang diperlukan untuk
memastikan kadar SpO2 arteri normal tidak meningkatkan prognosis dan paling
buruk meningkatkan mortalitas. Meskipun ada ketidakpastian yang cukup besar
tentang rejimen terapi oksigen yang paling tepat untuk digunakan dalam kondisi
individual, pendekatan yang masuk akal untuk penyakit akut adalah dengan titrasi
oksigen tambahan untuk mencapai SpO2 sebesar 92-96% karena lebih banyak
data tentang target SpO2 yang optimal muncul dari studi masa kini dan
mendatang. Pendekatan baru dalam pemberian dan titrasi terapi oksigen dapat
membantu implementasi strategi terapi oksigen yang dititrasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Grainge C. Breath of life: the evolution of oxygen therapy. J R Soc Med
2004; 97:489–493.
2. Haldane JS. The therapeutic administration of oxygen. Br Med J 2928;
1:181–183.
3. Shultz SM, Hartmann PM. George E Holtzapple (1862-1946) and oxygen
therapy for lobar pneumonia: the first reported case (1887) and a review of
the contemporary literature to 1899. J Med Biogr 2005; 13:201–206.
4. Eastwood G, Bellomo R, Bailey M, et al. Arterial oxygen tension and
mortality in mechanically ventilated patients. Intensive Care Med 2012;
38:91–98.
5. Rodriguez PG, Felix FN, Woodley DT, Shim EK. The role of oxygen in
wound healing: a review of the literature. Dermatol Surg 2008; 34:1159–
1169.
6. Douglas ME, Downs JB, Dannemiller FJ, et al. Change in pulmonary
venous admixture with varying inspired oxygen. Anesth Analg 1976;
55:688–695.
7. Baleeiro CE, Wilcoxen SE, Morris SB, et al. Sublethal hyperoxia impairs
pulmonary innate immunity. J Immunol 2003; 171:955–963.
8. Stub D, Smith K, Bernard S, et al. Air versus oxygen in ST-segment-
elevation myocardial infarction. Circulation 2015; 131:2143–2150.
9. Harten JM, Anderson KJ, Angerson WJ, et al. The effect of normobaric
hyperoxia on cardiac index in healthy awake volunteers. Anaesthesia
2003; 58:885–888.
10. Haque WA, Boehmer J, Clemson BS, et al. Hemodynamic effects of
supplemental oxygen administration in congestive heart failure. J Am Coll
Cardiol 1996; 27:353–357.
11. Farquhar H, Weatherall M, Wijesinghe M, et al. Systematic review of
studies of the effect of hyperoxia on coronary blood flow. Am Heart J
2009; 158:371–377.
12. Johnston AJ, Steiner LA, Gupta AK, Menon DK. Cerebral oxygen
vasoreactivity and cerebral tissue oxygen reactivity. Br J Anaesth 2003;
90:774-786.
13. Beasley R, Chien J, Douglas J, et al. Thoracic Society of Australia and
New Zealand oxygen guidelines for acute oxygen use in adults:
’Swimming between the flags’. Respirology 2015; 20:1182–1191.
14. O’Driscoll BR, Howard LS, Earis J, Mak V. British Thoracic Society
Emergency Oxygen Guideline Group. BTS guideline for oxygen use in
adults in healthcare and emergency settings. Thorax 2017; 72(Suppl 1):ii1-
ii90.
15. Gleason JM, Christian BR, Barton ED. Nasal cannula apneic oxygenation
prevents desaturation during endotracheal intubation: an integrative
literature review. West J Emerg Med 2018; 19:403–411.
16. Oliveira JESL, Cabrera D, Barrionuevo P, et al. Effectiveness of apneic
oxygenation during intubation: a systematic review and meta analysis. Ann
Emerg Med 2017; 70:483.e11–494.e11.
17. Binks MJ, Holyoak RS, Melhuish TM, et al. Apneic oxygenation during
intubation in the emergency department and during retrieval: a systematic
review and meta-analysis. Am J Emerg Med 2017; 35:1542–1546.
18. L’Her E, Dias P, Gouillou M, et al. Automatic versus manual oxygen
administration in the emergency department. Eur Respir J 2017; 50:; pii:
1602552.
19. Austin MA, Wills KE, Blizzard L, et al. Effect of high flow oxygen on
mortality in chronic obstructive pulmonary disease patients in prehospital
setting: randomised controlled trial. BMJ 2010; 341:c5462.
20. Aggarwal NR, Brower RG, Hager DN, et al. Oxygen exposure resulting in
arterial oxygen tensions above the protocol goal was associated with worse
clinical outcomes in acute respiratory distress syndrome. Crit Care Med
2018; 46:517-524.
21. Hofmann R, James SK, Jernberg T, et al. Oxygen therapy in suspected
acute myocardial infarction. N Engl J Med 2017; 377:1240–1249.
22. Hofmann R, Witt N, Lagerqvist B, et al., DETO2X-SWEDEHEART
Investigators. Oxygen therapy in ST-elevation myocardial infarction. Eur
Heart J 2018. [Epub ahead of print]
23. Sepehrvand N, James SK, Stub D, et al. Effects of supplemental oxygen
therapy in patients with suspected acute myocardial infarction: a
metaanalysis of randomised clinical trials. Heart 2018. [Epub ahead of
print]
24. Asfar P, Schortgen F, Boisrame-Helms J, et al., HYPER2S Investigators;
REVA research network. Hyperoxia and hypertonic saline in patients with
septic shock (HYPERS2S): a two-by-two factorial, multicentre,
randomised, clinical trial. Lancet Respir Med 2017; 5:180–190.
25. Roffe C, Nevatte T, Sim J, et al. Effect of routine low-dose oxygen
supplementation on death and disability in adults with acute stroke: the
Stroke Oxygen Study Randomized Clinical Trial. JAMA 2017; 318:1125
-1135.
26. O ´ Briain D, Nickson C, Pilcher DV, Udy AA. Early hyperoxia in patients
with traumatic brain injury admitted to intensive care in Australia and New
Zealand: a retrospective multicenter cohort study. Neurocrit Care 2018.
[Epub ahead of print]
27. Okonkwo DO, Shutter LA, Moore C, et al. Brain oxygen optimization in
severe traumatic brain injury phase-II: a phase II randomized trial. Crit
Care Med 2017; 45:1907–1914.
28. Yokoyama S, Hifumi T, Kawakita K, et al. Early hyperoxia in the intensive
care unit is significantly associated with unfavorable neurological
outcomes in patients with mild-to-moderate aneurysmal subarachnoid
hemorrhage. Shock 2018. [Epub ahead of print]
29. Girardis M, Busani S, Damiani E, Donati A, et al. Effect of conservative
vs conventional oxygen therapy on mortality among patients in an
intensive care unit: the Oxygen-ICURandomized Clinical Trial.
JAMA2016;316:1583–1589.
30. Bassler D, Montori VM, Briel M, et al. Early stopping of randomized
clinical trials for overt efficacy is problematic. J Clin Epidemiol 2008;
61:241–246.
31. Young PJ, Mackle DM, Bailey MJ, et al., The ICU-ROX pilot
investigators; The Australian and New Zealand Intensive Care Society
Clinical Trials Group. Intensive care unit randomised trial comparing two
approaches to oxygen therapy (ICU-ROX): results of the pilot phase. Crit
Care Resusc 2017; 19:344–354.
32. Rasmussen BS. Handling Oxygenation Targets in the Intensive Care
Unit(HOT-ICU) Study Protocol. Available at:
http://www.ctu.dk/Protocols/HOTICU_protocol2017.pdf. (Accessed 30
September 2018).
33. ANZCOR Guideline 11.6.1 – Targeted Oxygen Therapy in Adult
Advanced Life Support 2016 [updated January 2016]. Available at:
https://www.nzrc.org.nz/assets/Guidelines/Adult-ALS/ANZCOR-
Guideline-11.6.1-Targeted-Oxygen-Therapy-Jan2.pdf. (Accessed 30
September 2018).
34. Soar J, Nolan JP, Bottiger BW, et al., Adult advanced life support section
Collaborators. European Resuscitation Council Guidelines for
Resuscitation 2015: Section 3. Adult advanced life support. Resuscitation
2015; 95:100–147.
35. Soar J, Lockey A, Nolan J, Perkins G. Adult advanced life support 2015
Available at: https://www.resus.org.uk/resuscitation -guidelines/adult-
advanced-life-support/. (Accessed 30 September 2018).
36. O’Connor RE, Al Ali AS, Brady WJ, et al. Part 9: acute coronary
syndromes: 2015 American Heart Association Guidelines update for
cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care.
Circulation 2015; 132(18 Suppl 2):S483–S500.
37. Kilgannon JH, Jones AE, Shapiro NI, et al., Emergency Medicine Shock
Research Network (EMShockNet) Investigators. Association between
arterial hyperoxia following resuscitation from cardiac arrest and in-
hospital mortality. JAMA 2010; 303:2165–2171.
38. Bellomo R, Bailey M, Eastwood GM, et al. Arterial hyperoxia and in-
hospital mortality after resuscitation from cardiac arrest. Crit Care 2011;
15:R90.
39. Roberts BW, Kilgannon JH, Hunter BR, et al. Association between early
hyperoxia exposure after resuscitation from cardiac arrest and neurological
disability: prospective multicenter protocol-directed cohort study.
Circulation 2018; 137:2114–2124.
40. Chu DK, Kim LH, Young PJ, et al. Mortality and morbidity in acutely ill
adults treated with liberal versus conservative oxygen therapy (IOTA): a
systematic review and meta-analysis. Lancet 2018; 391:1693–1705.
41. You J, Fan X, Bi X, et al. Association between arterial hyperoxia and
mortality in critically ill patients: a systematic review and meta-analysis. J
Crit Care 2018; 47:260–268.
42. Helmerhorst HJ, Arts DL, Schultz MJ, et al. Metrics of arterial hyperoxia
and associated outcomes in critical care. Crit Care Med 2017; 45: 187–
195.