Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maria Tokan Ina Surat

NIM : 2014017076

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

A. Akun-akun dan Pengelompokan Transaksi pada Siklus Penjualan dan Penagihan.

Tujuan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK.
Terdapat lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan:
1. Penjualan baik secara tunai maupun kredit,
2. Penerimaan kas,
3. Retur penjualan dan pengurangan harga,
4. Penghapusan piutang tak tertagih, dan
5. Estimasi beban piutang tak tertagih.
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan.

Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk
transfer kepemilikan barang dan jasa ke pelanggan setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk
dijual. Hal tersebut dimulai dengan permintaan seorang pelanggan dan berakhir dengan konversi
material atau jasa ke dalam piutang dan akhirnya kas.

Delapan fungsi bisnis terjadi dalam setiap pencatatan lima kelompok transaksi pada siklus
penjualan dan penagihan.

a. Pemrosesan pesanan pelanggan: secara hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan


penawaran untuk membeli barang dalam kondisi tertentu yang disepakati. Dokumen dalam
pemrosesan pesanan pelanggan yaitu permintaan pelanggan dan pesanan penjualan.
b. Pemberian kredit: sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otorisasi yang sah harus menyetujui
permohonan kredit dari seorang pelanggan.
c. Pengiriman barang: sebuah dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengirima yang dapat
dilakukan secara otomatis oleh computer berdasarkan pada informasi pesanan pesanan pelanggan dan
disiapkan dokumen pengiriman untuk memulai pengiriman barang.
d. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: penagihan dengan jumlah yang tepat bergantung
pada tagihan pada pelanggan untuk jumlah yang dikirim pada harga yang disahkan. Dokumen-
dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: faktur penjualan, arsip transaksi
penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang, neraca saldo akun piutang,
dan laporan penagihan bulanan.
e. Memproses dan mencatat penerimaan kas: termasuk penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas.
Dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan ini antara lain slip pembayaran, daftar awal
penerimaan kas, arsip transaksi penerimaan kas, dan jurnal atau daftar penerimaan kas.
f. Pemrosesan pencatatan retur penjualan dan pengurangan harga: dokumen yang digunakan dalam
proses ini adalah memo kredit serta jurnal retur penjualan dan pengurangan harga.
g. Menghapus piutang tak tertagih: setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih
maka perusahaan harus menghapuskannya dan penghapusan itu dapat ditandai dalam formulir
otorisasi piutang tak tertagih.
h. Beban piutang tak tertagih: prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban
piutan tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

C. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi


penjualan.

a. Memahami pengendalian internal—penjualan: auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun


kuesioner, dan pengujian penelusuran.
b. Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi: pemisahan tugas yang tepat,
otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih
dahulu, laporan tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.
c. Menentukan keluasan pengujian pengendalian.
d. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.
e. Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang
dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan
ke pelanggan, penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif,
transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian, penjualan telah dicatat dengan akurat,
transaksi penjualan telah dimasukkan pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar,
penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal yang benar.

D. Merancang dan menjalankan susunan pelaksanaan prosedur audit.


Pengubahan dari suatu susunan rancangan program audit pada susunan pelaksanaan program
audit, prosedurnya harus digabungkan.
Hal ini bertujuan untuk: menghilangkan duplikasi prosedur, meyakinkan pada saat sebuah dokumen
tertentu diperiksa semua prosedur telah dilaksanakan, dan memungkinkan auditor untuk melakukan
prosedur seefektif mungkin.
E. Retur penjualan dan pengurangan harga.
Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian
kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang
fiktif.

F. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian


substantif transaksi penerimaan kas.

Auditor harus mengikuti proses: menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit,
merancang pengujian pengendalian, dan merancang pengujian substantive transaksi. Langkah-langkah
metodologi ini: menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat, menyiapkan pembuktian
penerimaan kas, dan melakukan pengujian untuk mengungkap lapping dan dalam piutang dagang.

G. Pengujian audit untuk penghapusan piutang tak tertagih.


Auditor mencegah kecurangan dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh
manajemen yang berwenang setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak
mampu membayar piutang.

H. Pengendalian internal tambahan terhadap saldo akun serta penyajian pengungkapan.

a. Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan ditindaklanjuti.
b. Kebijakan penghapusan piutang.

I . Dampak pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.


Dampak yang paling signifikan terletak pada konfirmasi piutang dagang.

J. IKHTISAR
Langkah-langkah metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive
transaksi:
memahami pengendalian internal, mengukur resiko pengendalian yang direncanakan, menentukan
keluasan pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive.

Anda mungkin juga menyukai