BABA I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara filosofis individu memang merupakan pribadi yang utuh yang keseluruhan
hidupnya didukung oleh kemauan baik pada kebutuhan sisi duniawi maupun spiritual.
Dalam filsafat Islam tidak ditekankan adanya dikotomi pada dua aspek ini, baik pada
ranah individual maupun sosial kemasyarakatan. Pada prinsip yang demikian terkandung
nilai adanya unsur kebebasan namun tetap dapat dipertanggung jawabkan bagi umat
Islam ketika ia berikhtiar untuk mencapai kemenangan hidupnya, termasuk kebutuhan
ekonominya.
Ekonomi Islam sebagai salah satu cabang ilmu menuntun pelaku ekonomi pada
pencapaian kesejahteran hidup melalui distribusi sumber daya yang didasarkan pada
syariat Islam. Aturan ini juga merupakan perangkat nilai, moral etis dalam beraktifitas
lainnya yang memberikan daya kontrol bagi setiap muslim dalam menjalankan perilaku
kehidupan ekonominya. Pada era kekinian tampaknya ekonomi Islam telah hadir sebagai
solusi alternatif di tengah pertarungan antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialisme
sebagai sistem yang sedang mengalami kebuntuhan karena belum mampu memecahkan
segenap permasalahan ekonomi.
Sehingga makalah ini dihadirkan untuk menjadi bahan pengantar diskusi seputar
konsep dasar ekonomi Islam. Didalamnya akan terkemukakan deskripsi pemaknaan
basis tujuan hidup umat Islam, makna ilmu ekonomi Islam, dasar-dasar ekonomi Islam,
prinsip-prinsip serta tujuan ekonomi Islam dari beberapa referensi yang ada. Dengan
demikian diharapkan dalam bahasan ini akan didapatkan gambaran konsepsi yang
mendasar tentang ekonomi Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekonomi Islam ?
2. Apa saja dasar-dasar ekonomi Islam ?
3. Apa saja prinsip ekonomi Islam ?
4. Apa saja tujuan ekonomi Islam ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.2
4 Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 8-12
5 Tauhid asma merupakan bagian dari mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam akidah Islam. Tauhid ini
merupakan bentuk penerapan pengesaan dari makhluk terhadap Allah mengenai nama-nama-Nya dan sifat-sifat-
Nya, yang mana nama-nama dan sifat-sifat ini telah diatributkan oleh-Nya sendiri.
4
3. Aspek Akhlak
Menegakkan norma dan etika yang merupakan ‘ruh’ ekonomi islam itu sendiri, dengan
cara mentransformasikan etika transdental (etika yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadits) dalam segala aktivitas ekonomi.
Dari tiga hal diatas, lahirlah dasar-dasar ekonomi Islam yang kita kenal saat ini,
yaitu;
1. Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, baik didunia dan
diakhirat
2. Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan
dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula
3. Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlantar
4. Dalam harta benda itu, terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta,
karena itu, harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rezeki
5. Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat
6. Perniagaan diperkenankan, tetapi riba dilarang
7. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerjasama dan yang menjadi
ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.6
Sedangkan yang menjadi landasan dan tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam
adalah sebagai berikut:
1. Nilai dasar sistem ekonomi Islam, meliputi:
a) Hakikat kepemilikan
b) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia
c) Keadilan antar sesama manusia
2. Nilai instrumental sistem ekonomi Islam, meliputi:
a) Kewajiban zakat
b) Larangan riba
c) Kerjasama ekonomi
d) Jaminan sosial
e) Peranan negara
3. Nilai filosofis sistem ekonomi Islam, meliputi:
a) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai
6 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), hal. 259
5
b) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangan
berlangsung terus-menerus
4. Nilai normatif sistem ekonomi Islam, meliputi:
a) Landasan akidah
b) Landasan akhlak
c) Landasan syariah
d) Al-Qur’anul Karim
e) Ijtihad.7
1. Prinsip-prinsip produksi
Manusia melakukan kegiatan produksi secara umum adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok semua individu dan setiap orang agar memiliki standar
7 Ibid, hal. 259
9 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar . (Yogyakarta: EKONSIA, 2002) hal. 166
6
hidup yang manusiawi, terhormat dan sesuai dengan martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.10
Pada umumnya, barang-barang itu belum mempunyai kegunaan sebelum
dikerjakan oleh manusia. Usaha membuat suatu barang menjadi berguna atau lebih
berguna untuk memenuhi kebutuhan tersebut disebut dengan produksi. Dengan kata
lain, produksi itu adalah setiap usaha membuat suatu barang menjadi berguna atau
lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi merupakan
kegiatan ekonomi yang memadukan berbagai kekuatan melalui suatu proses tertentu
yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu lembaga usaha. Perpaduan kekuatan
tersebut, misalnya modal serta kewirausahaan. Dengan demikian, produksi bertujuan
untuk memberikan nilai lebih pada barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan tiga serangkai dari kegiatan
ekonomi. Ketiganya saling memengaruhi. Namun, produksi menempati posisi kunci.
Tidak akan ada distribusi tanpa adanya produksi, dan siapapun tidak dapat
mengonsumsi barang yang diperlukannya jika ia sendiri atau orang lain tidak
memproduksinya. Jadi, pangkal kehidupan ekonomi adalah produksi.
Adapun yang menjadi prinsip-prinsip dari produksi adalah sebagai berikut:
a. Barang dan jasa yang haram dilarang untuk diproduksi ataupun di pasarkan
b. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezaliman
c. Proses produksi harus senantiasa mempertimbangkan aspek ekonomi, mental,
dan kebudayaan
d. Prinsip kesejahteraan
e. Prinsip kebersamaan dengan tujuan produksi swasembada individu dan
masyarakat luas
f. Tidak melakukan penimbunan barang dengan maksud untuk meraih
keuntungan besar.11
2. Prinsip-prinsip Konsumsi
Adapun yang menjadi prinsip-prinsip Konsumsi adalah sebagai berikut:
a. Prinsip halalan thayyibah. Artinya, Islam melarang mengkonsumsi barang-
barnag yang tidak bermanfaat
b. Prinsip kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan dan kebutuhan terhadap barang
konsumsi harus diteliti terlebih dahulu
10 Muhammad Alim, Pengantar Ilmu Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka, 2007), hal. 73
11 Ibid, hal. 77
7
12 Ibid, hal. 81
13 Ibid, hal. 83
15 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar . (Yogyakarta: EKONSIA, 2002) hal. 170
8
16 Yuliadi, Imamudin, Ekonomi Islam: Sebuah Pengantar, (Yogyakarta, LPPI-UMY, 2001) hal. 89
9
Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 12-13
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa, Ekonomi Islam
adalah pengelolaan atau aturan-aturan rumah tangga (bangsa, negara dan dunia) bertujuan
untuk menciptakan barang dan jasa dalam memenuhi kehidupan sehari-hari yang
berlandaskan syariah Islam.
Dasar-dasar ekonomi Islma terdiri dari beberapa aspek, yakni; 1) Aspek akidah yang
meliputi (Ekonomi islam bersifat ekonomi ilahiyah, Ekonomi islam bersifat Rabbaniyah serta
tauhid asma), 2) Aspek Syariah, dan 3) Aspek Akhlak. Sedangkan yang menjadi landasan dan
tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah; 1) Nilai dasar sistem ekonomi Islam, 2)
Nilai instrumental sistem ekonomi Islam, 3) Nilai filosofis sistem ekonomi Islam, dan 4) Nilai
normatif sistem ekonomi Islam.
Dalam sistem ekonomi Islma, Prinsip-prinsip dalam ekonomi islam dibagi menjadi 4
yaitu; 1) Hak milik peribadi, 2) Kebebasan mencari sumber pendapatan, 3) Keadilan sosial,
dan 4) Hak pewarisan. Sedangkan secara mendasar, prinsip dalam perlaku ekonomi Islam
dibagi menjadi 3, yaitu; 1) Prinsip produksi, 2) Prinsip Konsumsi, dan 3) Prinsip-prinsip
distribusi.
Dan adapun tujuan dari ekonomi Islam adalah Mewujudkan pertumbuhan ekonomi
dalam Negara, Mewujudkan kesejahteraan manusia dan Mewujudkan sistem distribusi
kekayaan yang adil. Sedangkan pada hakekatnya ekonomi Islam merupakan sistem yang
berlandaskan pada nilai-nilai keadilan , kedermawanan, kemanfaatan serta kebajikan dan
kemakmuran untuk tercapainya kesejahteraan dan keberhasilan di dunia dan akhirat. Ada juga
yang mengatakan bahwa tujuan ekonomi islam adalah mashlahah (kemaslahatan) bagi umat
manusia. Yaitu dengan mengusahakan segala aktivitas demi tecapainya hal-hal yang berakibat
pada adanya kesejahteraan bagi manusia serta menghindarkan diri dari segala hal yang
membawa mafsadah(kerusakan) bagi manusia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Heri Sudarsono, 2002, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar , Yogyakarta: Ekonisia
Ika Yunia Fauzia, Abdul Kadir Riyadi, 2014, Prinsip Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana
Veithzal Rivai, Andi Buchari, 2009, Islamic Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi
Solusi, Jakarta: Bumi Aksara