Laporan Kpbs 30 Juni 2012 PDF
Laporan Kpbs 30 Juni 2012 PDF
Disusun oleh :
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Manager Produksi KPBS
Menyetujui :
Mengetahui,
IDENTITAS SISWA
IDENTITAS SISWA
IDENTITAS SISWA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya serta karunia kepada kita semua, sehingga proses penyusunan laporan
praktek kerja industri (Prakerin) di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan
periode April-Juni 2012 telah selesai. Laporan praktek kerja industri ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat nilai Evaluasi Belajar Semester IV di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7
Bandung.
Dalam menyelesaikan laporan ini banyak sekali kendala yang dialami penulis, namun
sedemikian rangkaian masalah yang kami hadapi, semaksimal mungkin kami berusaha
menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Industri ini. Kami menyadari bahwasannya laporan
yang singkat dan sederhana ini, masih jauh dari sempurna. Akan tetapi kami berharap, semoga
laporan ini akan bermanfaat bagi kami, juga untuk orang yang memerlukan infomasi sebagai
perbandingan.
Salam dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak H. Aun Gunawan. SE selaku ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan
2. Bapak drh H. Asep Khaerudin Rahmat selaku Manager Produksi yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja
Industri di Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Pangalengan.
3. Bapak Rahmat Asman dan Bapak Ujang Wawan sebagai pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan perhatian kepada kami di Milk Treatment KPBS
Pangalengan.
4. Bapak Dian, Bapak Tatang ,Bapak Agus, A’ Asep, A’ Dedi Supriyadi, A’ Dedi
Suryadi, A’ Acep, A’ Dani, Teh Eva, Teh Nuri, Teh Lia, Teh Hera, dan para
karyawan MT KPBS Pangalengan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu,
terimakasih atas bimbingan dan pengetahuan.
5. Ibu Dra. Ike Raudah, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7
Bandung.
6. Bapak Drs. Dede Tarmana, sebagai ketua program keahlian Kimia Industri SMKN
7 Bandung.
7. Bapak Yuda Wijaya sebagai guru pembimbing yang telah memberikan perhatian
dan dukungan kepada kami.
8. Pihak sekolah, seluruh guru SMKN 7 Bandung, yang telah memberikan dukungan
dan sabar memberi bantuan.
9. Kepada Orang Tua kami yang senantiasa selalu mendoakan, memberi semangat,
dan dorongan dengan tulus serta penuh kasih.
Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga laporan Prakerin Periode April-Juni 2012 ini telah selesai tepat pada
waktunya.
Penulis Laporan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……..………..……………………………………………….....18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang diketahui, industri persusuan Nasional amat tergantung pada susu
impor. Proporsi susu impor 68 persen dari total kebutuhan susu Nasional. Tahun 2001
misalnya, kebutuhan susu Nasional sebesar 1.330 ribu ton, padahal susu produksi dalam
negeri hanya 502 ribu ton. Sebagian besar produsen susu (98,5 persen) terkonsentrasi di
Pulau Jawa dan 90 persen dipasarkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS), (Rudyanto, Dj.
2004).
Susu merupakan bahan makanan yang paling cepat rusak. Menurut Rudyanto, Dj
(2004) tingkat kerusakan susu dari peternak sampai ke IPS berkisar 5-12 persen dari total
produksi atau 15,6 ribu ton sampai 62,4 ribu ton. Faktor utama rusaknya susu adalah
buruknya higien-sanitasi dalam pengumpulan dan transportasi dari rantai peternak-
koperasi sampai ke IPS, sehingga kontaminasi bakteri pembusukpun dapat berkembang
biak, yang pada akhirnya susu tidak layak dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
Pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan cara pendinginan agar dapat memperlambat
pembusukan atau kerusakan pada susu.
Laktoperoksidase adalah enzim alami pada susu, jumlahnya lebih kurang 10-30
ppm dan biasanya pada susu tersebut juga mengandung tiosianat 3-5 ppm yang
konsentrasinya tergantung pemberian jenis pakan serta hidrogen peroksida (H 2O2) 1-2
Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di Milk Treatment KPBS bertujuan untuk :
• Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses pengolahan dan penanganan susu
segar di Milk Treatment KPBS.
• Memahami alur susu dari peternak hingga Milk Treatment kemudian di olah sebagai
produk siap jadi maupun produk bahan baku untuk di IPS.
• Memahami proses pemeliharaan, perawatan, dan pemerahan susu secara baik dan benar
sehingga susu yang dihasilkan kualitasnya bagus.
Salah satu koperasi susu yang cukup besar dan termasuk berhasil di Indonesia
diantaranya adalah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) yang dilatarbelakangi
oleh keinginan para petani peternak sapi perah di Pangalengan dalam meningkatkan
pendapatan akibat ditingkatkannya populasi ternak sapi perah. Cikal bakal KPBS
dimulai dari berdirinya Gabungan Petani Peternak Sapi Perah Indonesia Pangalengan
(GAPSIP) pada bulan Nopember tahun 1949.
1.6.2 Misi
1. Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang
Perkoperasian serta Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku, serta melaksanakan amanah keputusan Rapat
Anggota.
2. Memotivasi Anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat
sendiri, sekaligus mengangkat citra Perkoperasian.
3. Meningkatkan kopetensi sumber daya koperasi.
4. Melaksanakan Tata Kelola Operasional dengan baik, efektif & efisien.
5. Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
6. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang
ramah lingkungan.
Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut
antara 1.000 – 1.420 meter, suhu udara antara 12 – 28ºC, basah udara (kelembaban) antara
60 – 70 %. Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok
untuk perkebunan serta tanaman sayuran. Pangalengan berbatasan langsung dengan
kecamatan Banjaran disebelah utara, disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir
Jambu, di sebelah selatan berbatasab dengan kabupaten Garut dan di sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Pacet.
Wilayah yang terbagi kedalam 37 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dengan 748
kelompok peternak sapi perah, dan sekitar 6541 jumlah peternak, populasi sapi 12.809
ekor.
Tabel 1. Nama Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dan Jumlah Kelompok.
NO Nama TPK Kode TPK Grup TPK Jumlah Kelompok
1 Warnasari WNSR 14
2 Padahurip PDHRP 17
3 Cipanyisikan CPSK I 12
4 Kebon Jambu KBJ 14
5 Pulo PLO 24
6 Pangalengan PLN 9
7 Pangkalan PKL 24
8 Mekar Mulya MKMY II 39
9 Bojong Waru BJW 21
10 Ciawi CWI 15
11 Babakan BBK 19
12 Cisangkuy CSKY 26
III
13 Citere CTR 20
14 Sukamenak SKM 35
15 Cipanas CPNS 22
16 Rancamanyar RCM 18
IV
17 Los I LOS I 34
18 Los II LOS II 38
19 Pintu I PNT I 17
20 Barrusulam BRSM 22
V
21 Gunung Cupu I GNCP I 16
22 Gunung Cupu II GNCP II 17
23 Wates WTS 26
24 Wanasuka I WNSK I VI 13
25 Wanasuka II WNSK II 10
PEMBINA
PENGURUS PENGAWAS
TIM KONSULTAN
SEKRETARIAT &
HUMAS LITBANG
ADMINISTRASI
PENYULUHAN & KEUANGAN
Dalam rangka menentukan efektifitas kerja yang mantap dan operasional maka
disusun tuags sebagai berikut :
1.10 Ketenagakerjaan
Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh unit pengolahan susu di KPBS lebih
diutamakan tenaga kerja yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Tingkat pendidikan
bervariasi mulai dari Sekolah Dasar hingga yang berjenjang pendidikan sarjana.
Pengambilan dan penempatan tenaga kerja di KPBS disesuaikan berdasarkan jumlah
kebutuhan. Jumlah pegawai di Milk Treatment KPBS adalah 124 orang yang
diantaranya, 2 orang di bagian penerimaan, 9 orang di bagian laboratorium dan 1 orang
Kasie Laboratorium, 13 orang di bagian proses dan 1 Kasie proses, 7 orang di bagian
mesin dan 1 orang Kasie mesin, 5 orang di bagian bengkel dan Kasie bengkel, 33 orang
di bagian transportasi diantaranya 20 supir IPS dan 13 orang supir, 1 orang di bagian
gudang, 2 orang di bagian produksi, 8 orang penyuluh dan 1 orang Kasie serta 1 orang
Kasie MCC (Milk Cooling Centre), 2 orang Gardening, dan 5 orang satpam.
Sistem penerimaan tenaga kerja yang ditetapkan oleh Milk Treatment KPBS
disesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh KPBS pusat. Selanjutnya akan di
adakan seleksi penerimaan calon tenaga kerja baru yang di laksanakan secara bertahap.
Calon tenaga kerja yang lulus dalam seleksi peneriman akan menjalani masa percobaan
selama 6 bulan. Dalam masa percobaan itu, tenaga kerja baru di berikan upah sebesar
80% dari gaji pokok. Jika selama masa percobaan itu, calon tenaga kerja memiliki
prestasi yang baik dalam bekerja, disiplin waktu, kesetiaan dan pengabdian tinggi, maka
dapat di angkat sebagai tenaga kerja. Usia tenaga kerja untuk taraf pendidikan SD
sampai dengan SMA atau kejuruan yang dapat bekerja di Milk Treatment KPBS yaitu
berumur tidak lebih dari 28 tahun, sedangkan untuk lulusan sarjana usianya tidak di
batasi.
Selain pemberian gaji, perusahaan memberikan kesejahteraan pada karyawan,
diantaranya tunjangan kesejahtaraan berupa pelayanan asuransi kesehatan bagi seluruh
keluarga karyawan, tunjangan di hari tua sebesar 5%, tunjangan hari raya berupa gaji
tambahan yang besarnya satu bulan gaji atau bonus merata untuk seluruh karyawan pada
tahun berikutnya. Hal ini bertujuan untuk maningkatkan produktivitas para karyawan.
Biaya kesehatan bagi anggota koperasi yaitu sebesar 3 kali dari gaji dalam satu bulan dan
SIMKA (Simpanan Karyawan) digunakan untuk memfasilitasi anggota berupa
penampungan dan pemasaran susu, pengadaan pakan ternak, jasa simpan pinjam,
pengadaan unit sapi perah, pelayanan kesehatan sapi, pelayanan inseminasi buatan dan
penyediaan kebutuhan pokok bagi para ternak.
Pakaian seragam diberikan satu tahun sekali bagi karyawan tetap. Bagi karyawan
yang lembur pemberian gaji diperhitungkan setiap jamnya dan diberikan bersamaan
dengan pemberian gaji pokok setiap bulan. Penentuan jadwal kerja yang berlaku di Milk
Treatment KPBS untuk pegawai di bagian administrasi hanya 6 hari kerja dimulai pukul
07.00–15.00 WIB. Pegawai di bagian laboratorium, penerimaan dan proses dibagi
TIM MANAJEMEN
• H. W. Hermansyah, SE.
• H. Hendra Turga, SE
SUSUNAN PENGAWAS Periode 2012-2015
• Ketua / Anggota : Ayi Dimyati
• Anggota : Ade Tatang
• Anggota : A Warmo Sugandi
PEMBINA
• Bupati Kabupaten Bandung
• Ka. Dinas Koperasi & UKM Kab. Bandung
• Ka. Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Bandung Muspika Kec.
Pangalengan, Kertasari & Pacet
BAB II
KEGIATAN DI LINI INDUSTRI
2.1 Garis Besar Alur Pengolahan Susu Di KPBS Pangalengan
Susu yang telah di perah akan disetorkan ke TPK. Susu yang telah di kumpulkan
di TPK kemudian dikirim, jalur pengiriman susu di bedakan menjadi 2: Ada yang
langsung dikirim menuju MT KPBS, ada pula yang dikirimkan menuju Cooling Unit
untuk didinginkan terlebih dahulu supaya kualitas susu tidak menurun saat dikirimkan
menuju MT KPBS.
Di MT KPBS, setiap mobil tangki susu KPBS yang baru datang di uji kualitasnya
terlebih dahulu. Diantaranya pengujian meliputi tes alkohol serta uji kualitas susu yang
terdiri dari pemeriksaan Fat, Laktosa, Protein, Freezing Point, dan Total Solid.
Setelah lulus uji, tangki susu akan masuk ke bagian penerimaan. Disana susu
akan ditimbang volumenya, setelah ditimbang susu masuk pada bak penanmpungan
sementara. Dari bak penampungan sementara susu akan di pompa menuju Plat Cooler.
Di Plat Cooler, susu akan diturunkan suhunya dari suhu normal susu yang datang sekitar
Balance Tank
2.4.4
PHE Regeneratif I
Homogenizer
PHE Pasteurisasi
Holding Tube
PHE Regeneratif II
PHE Pendingin
Storage Tank
Packaging
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sejarah Susu
Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia.
Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan
domba. Sapi dan domba mulai dijina.14kkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu
dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para
pengembara gurun di sana.Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada abad
5000 SM melewati daerah Anatolia.[Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode
Neolitik.
Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa
Eropa pada zaman Pertengahan Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa
sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Susu
sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan Hindia Belanda pada
abad ke 18.
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu
menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein.
Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang
dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan
minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi
Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk
melalui kelenjar susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air
susu kepada bayi nya hingga umurnya mencapai 7 tahun.
3.4 Gizi Untuk Manusia
Di beberapa bangsa, terutama bangsa Eropa, meminum susu telah menjadi kebiasaan
yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan
peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya diminum, melainkan diubah
bentuknya menjadi margarin, yogurt bahkan es krim. Susu pun terus dikembangkan
seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri susu sangat maju dalam hal
teknologi dan kualitas susu itu sendiri. Susu-susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata
mengandung kandungan gizi yang tinggi Ini sangat baik bagi kesehatan dan
pertumbuhan kita. Hal ini yang menyebabkan, tinggi rata-rata orang Eropa jauh dari
tinggi rata-rata orang Asia. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang dapat
menguatkan tulang.
Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat untuk logistik
susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai mengandungi
lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi. Susu paus mengandung kandungan lemak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
46
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
terbesar, yaitu 50% dari kadar susu tersebut. Namun, susu paus tidak dikonsumsi oleh
manusia.
Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steri l. Namun, apabila
sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu
yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik
beku, titik didih, dan tingkat keasaman.
Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya.
Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan.
Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan
mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna
kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan
muncul.
Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula
laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila
terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim
dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya.
Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.
Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3
jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh
perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu
biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu,
lemak, serta temperatur susu.
Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah
100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan
pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik
beku air yang berbeda.
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan
sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari
6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.
Susu murni harus mengandung sekurang-kurangnya 3,25% dari lemak susu dan
8,25% padatan susu bukan lemak (protein, karbohidrat, vitamin larut air, dan mineral).
Penambahan vitamin A dan D pada susu ini bersifat fakultatif.
Susu kurang lemak banyak dipilih orang orang-orang yang ingin mengurangi
konsumsi lemak di dalam susu. Sesuai dengan namanya, kadar lemak pada susu ini telah
dikurangi hingga tersisa 2%. Untuk konsumen yang menginginkan konsumsi lemak lebih
sedikit lagi, diciptakanlah susu rendah lemak. Kadar lemak pada susu ini telah dikurangi
hingga tersisa 1%.
Pada susu skim, kadar lemaknya dikurangi hingga hampir tidak ada sama sekali
(0,1%), namun residu dari lemak susunya boleh tersisa hingga maksimum 0,5%. [5]
Karena vitamin A dan D yang larut dalam lemak ikut hilang pada proses penghilangan
lemak, pada susu kurang lemak, susu rendah lemak, dan susu skim umumnya
ditambahkan kedua vitamin tersebut.
Susu murni yang dipanaskan selama beberapa waktu akan terubah menjadi
evaporated milk. Susu ini terbentuk melalui pemanasan susu dengan menggunakan
pompa vakum untuk menghilangkan kira-kira 60% kadar airnya. Selain penghilangan
air, dalam pembuatan evaporated milk ini juga dilakukan penambahan vitamin D serta
standardisasi nutrisi. Selanjutnya susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5 °C
selama 15 menit untuk sterilisasi. Hasilnya, evaporated milk akan berstruktur lebih pekat
dibandingkan susu murni, dan mengandung kira-kira 25% padatan susu bukan lemak.
Karena memiliki kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang
tidak sedikit, diantaranya:
Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu
berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah
tinggi.
Menurunkan tekanan darah.
Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu
mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan
mencegah gigi berlubang.
B. Macam-Macam Susu
Susu Steril
Susu homogen dalam botol/kaleng steril yang telah dipanaskan hingga 110°C,
sehingga menjadi lebih kental. Tahan lama sekali, bahkan hingga tahunan,
sekalipun tidak disimpan dalam lemari es.
Susu Bubuk
Hasil olah susu segar yang dikeringkan hingga berbentuk bubuk. Ada yang
penuh kandungan lemak (Full Cream), dibuang sebagian lemaknya (low Fat) atau
yang tanpa lemak (Skim/Non Fat). Untuk memperoleh susu cair, larutkan 3 sdm
susu bubuk dalam 250 ml air, atau ikuti keterangan pada kemasan.
Buttermilk
Cairan sisa pemrossesan mentega. Susu jenis ini biasanya kental dan bisa
langsung diminum atau untuk campuran membuat kue. Jika diberi soda kue, susu
ini berfungsi sebagai bahan pengembang. Sebagai pengganti pakailah susu asam
atau buat sendiri dari susu cair (lihat susu asam).
Yogurt
Susu yang difermentasikan. Rasanya asam, lebih kental dari susu asam. Untuk
masakan, campuran minuman, saus salad, atau marinate.
Full cream
Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan
vitamin D.
Low fat
Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full
cream.
Skim
Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%.
Flavoured
Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa tertentu untuk
variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang, dan rasa lainnya. Umumnya
memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa ini.
Calcium enriched
Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya
telah dikurangi.
Komposisi susu sangat beragam tergantung dari jenis ternak, waktu pemerahan,
urutan pemerahan, keragaman akibat musim, umur sapi, penyakit, makanan ternak da faktor-
faktor lainnya. Keragaman dalam komposisi susu binatang tersebut menunjukkan perbedaan
tahap perkembangan anaknya pada waktu kelahiran. Susu yang dikonsumsi harus memberi
zat makanan yang cukup dalam pembentukan tubuh untuk memungkinkan perkembangan
yang cepat.
Menurut Prof. Douglas Goff, seoramg dairy scientist dari University of Guelph,
Kanada dalam harian kompas menyatakan komposisi susu terdiri atas air (water) sekitar
87%, lemak susu (milk fat) dan bahan kering tanpa lemak (Solids NonFat / SNF). Kemudian,
bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam ( sitrat,format,
asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase,fosfatase, lipase), gas (oksigen,
nitrogen) dan vitamin (vitamin A, C, D, tiamin, riboflavin).
Lemak Susu
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4%-5,5%. Lemak susu terdiri atas
trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak melalui
ikatan-ikatan ester. Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam lambung
(lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai
hidrokarbon dan golongan karboksil.
Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3,25 %. Beberapa protein spesifik yang menyusun
protein susu adalah kasein dan whey protein. Kasein merupakan komponen protein terbesar
dalam susu yakni sekitar 80 % dari total protein, sedangkan sisanya whey protein. Whey
protein meerupakan protein butiran (globular ). Beta- laktoglobulin, alpa-laktalbumin,
imunoglobulin dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Dalam
whey protein terkandung pula beberapa enzim (laktopeeroksidase), hormon dan antibodi.
Kabohidrat Susu
Mineral Susu
Susu mengandung beberapa bahan mineral seperti Potasium (K) 0.140%, Kalsium
(Ca) 0.125%, klorin (Cl) 0.103%, Fosfor (P) 0.096%, Sodium (Na) 0.056%, Magnesium
(Mg) 0.012% dan Sulfur (S) 0.025 %. Sedangkan mineral lain yang terdapat dalam jumlah
sedikit diantaranya besi (Fe), tembaga (Cu), aluminum (Al), boron (B), seng (Zn), mangan
(Mn), dan silikon (Si). Kalsium dan fosfor mempunyai nilai gizi yang penting, juga kalsium
fosfat merupakan bagian dari partikel kasein. Kandungan mineral dari susu tidak
dipengaruhi oleh makanan ternak. Tetapi kandungan yodium pada susu dapat berubah-ubah
sesuai dengan makanannya (Buckle et all, 1987 dalam Abidah,S.2002).
Vitamin Susu
Susu mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D dan
Vitamin E, serta sedikit vitamin K. Susu juga mengandung vitamin yang larut dalam air
seperti tiamin, riboflavin, niasin, asam pentatenat, piridoksin, biotin, kolin, inositol, asam
folat, vitamin B 12 yang kesemuanya tergolong sebagai kompenon vitamin B komplek.
Disamping itu juga mengandung vitamin C.
2. Cita Rasa
Cita rasa susu hampir tidak dapat diterangkan, tetapi yang jelas menyenangkan
dan agak manis. Rasa manis ini berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari
kloida,sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Menurut Buckle (1985), cita rasa yang
kurang normal mudah sekali berkembang didalam susu dan hal ini merupakan akibat
dari:
1. Cita rasa makanan sapi yang mencemari makanan dan minuman sapi
Jika susu dipanaskan, maka susu akan mendidih pada suhu kira-kira 100,160C.
Jadi hanya sedikit diatas titik didih air. Sebaliknya susu akan membeku pada suhu kira-
kira –0,520 0C jika didinginkan. Titik beku akan berubah jika pada susu ditambahkan
air, santan atau lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit saja.
4. Kekentalan Susu
Susu mempunyai kekentalan 1,5-1,7 kali dibandingkan dengan kekentalan air.
Pada suhu 20 0C, susu mempunyai kekentalan sebesar 1,005 cp (sentipois). Kekentalan
susu dipengaruhi oleh komposisi susu, umur hewan dan beberapa perlakuan, misalnya
adanya pengadukan akan menurunkan kekentalan susu. Sebaliknya pengasaman,
aktivitas bakeri dan pemeraman (aging) akan menaikkan kekentalannya.
Susu dalam ambing ternak sehat pun tidak bebas hama dan mungkin
mengandung sampai 500 mikroorganisme/ml. Jika ambing itu sakit jumlah
mikroorganisme dapat meningkat menjadi lebih besar dari 20.000 sel/ml. Susu
mengandung sejumlah bahan anti bakteri seperti laktoferin, laktoperoksidase, lisosim
dan N-asetil-β -D-glukosaminidase (NAGase). Bahan-bahan tersebut dapat mencegah
10 Alcaligenes viscosus
11 Eschericia coli
12 Aerobacter Merubah warna susu menjadi keruh
13 Staphilococcus cremoris dan kental
14 Micrococcus pituitoparus
15 Micrococcus frendeurechii
16 Bacillus subtilis Menguraikan protein susu menjadi
17 Clostridium butirycum peptida-peptida, asam amino bebas,
18 Serratia amin dan amonia
19 Pseudomonas fluorescens
Menguraikan lemak menjadi asam
20 Achromobacter lipolyticum
lemak bebas dan gliserol
21 Achromobacter lipidis
22 Pseudomonas cyanogenus Merubah warna susu menjadi kebiru-
biruan
23 Pseudomonas synxantha Merubah warna susu menjadi
kekuning-kuningan
24 Serratia marcescens Merubah warna susu menjadi kemerah-
merahan
25 Eberthella thyphosa
26 Brucella abortus Menyebabkan penyakit demam
27 Brucella suis
1. Genetik
Faktor genetik adalah faktor individu yang diturunkan orang tua kepada anaknya.
Menurut Sudono (1989) dalam Abidah,S (2002), bahwa setiap bangsa sapi mempunyai
sifat-sifat sendiri untuk menghasilkan susu yang berbeda dalam jumlah maupun susunan.
Adapun komponen air susu segar dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Air Susu Berdasarkan Bangsa Sapi
Bangsa Sapi Air (%) TS (%) Lemak (%) Protein (%) Laktosa (%) Abu (%)
Holstein 88.07 11.93 3.45 3.15 4.65 0.68
Guernsey 85.45 14.55 4.98 3.84 4.98 0.75
Jersey 85.43 14.57 5.14 3.80 4.87 0.76
Ayrshire 87.28 12.72 3.85 3.32 4.90 0.65
Sumber : Eckels, 1987
Secara keseluruhan air minum diperlukan oleh sapi laktasi setiap harinya berkisar
antara 37 sampai 45 liter. Kebutuhan air untuk memproduksi sati liter air susu adalah 3,6
sampai 4,0 liter, maka sapi perah membutuhkan air lebih banyak (Makin,dkk,1980 dalam
Abidah,S, 2002)
4. Umur
Produksi susu sapi yang dipelihara masih muda belum menunjukkan produksi
yang tinggi. Produksi susu maksimal diperoleh pada periode laktasi yang ke 4 dan 5.
Penurunan produksi susu akan tampak jelas setelah sapi mencapai laktasi yang ke 8 dan
10. Hal ini disebabkan karena aktifitas kelenjar-kelenjar air susu sudah berkurang.
Berdasarkan penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sapi yang berumur 10 tahun kadar
lemak air susu akan menurun berkisar 0,2% dan kandungan Bahan kering tanpa lemak
berkisar 0,5% (Lampert, 1970 dalam Abidah, S, 2002).
5. Berat Tubuh
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara berat tubuh
dengan produksi susu dari bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena sapi
yang besar akan mengkonsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang
kecil (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002)
6. Suhu Lingkungan
Peningkatan suhu lingkungan akan meningkatkaan tingkat pernapasan. Hal ini
terjadi terutama pada bangsa sapi yang tidak tahan panas. Produksi susu dan konsumsi
makanan secara otomatis direduksi dalam usaha mengurangi panas tubuh bila temperatur
lingkungan meningkat (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002).
7. Keadaan Sapi
8. Kesehatan Sapi
Berbagai penyakit terutama mastitis, milk fever, ketosis dan gangguan pencernaan
mempengaruhi produksi dan komposisi air susu. Jika sapi terkena penyakit mastitis maka
air susu yang dihasilkan mengandung bakteri Streptococcus agalactie yang sangat
banyak dan air susu menjadi cepat dan mudah pecah, apalagi jika penyakit mastitis sudah
parah maka putting dari ambing yang terkena mastitis tidak akan memproduksi susu lagi
(Makin, dkk. 1980 dalam Abidah, S, 2002).
Secara umum faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas
susu dikemukakan oleh Fateta IPB (1977) dalam Abidah, S (2002) :
a. Kebersihan kandang dan ternak yang kuang.
b. Cara pemerahan masih sederhan dan kurang higienis.
c. Perlengkapan yang terbatas.
d. Cara penanganan dan paengamanan yang masih rendah.
1. Kandungan Mikroorganisme
Tumbuhnya mikroorganisme menyebabkan kerugian dalam mutu susu. Beberapa
kerusakan pada susu yang disebabkan karena tumbuhnya mikroorganisme antara lain
adalah :
a) Pengasaman dan penggumpalan, yang disebabkan karena fermentasi laktosa
menjadi asam laktat yang menyebabkan turunnya pH dan kemungkinan terjadinya
penggumpalan kasein.
b) Berlendir seperti tali yang disebabkan karena terjadinya pengentalan dan
pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah
oleh beberapa jenis bakteri
c) Penggumpalan susu yang timbul tanpa penurunan pH. Hal ini disebabkan oleh
bakteri Bacillus cereus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis
fosfolipid disekitar butiran-butiran lemak dan dengan demikian kemungkinan
butir-butir itu menyatu membentuk suatu gumpalan yang timbul ke permukaan
susu.
3.14 Sterilisasi
Pengertian
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan.
Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkoholan autoklaf
3. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV
BAB
IV
Sore
Sore
Sore
Sore
Sore
Pagi
Pagi
Pagi
Pagi
Pagi
Pagi
Barusulam 3.49 4.43 7.85 7.81 11.34 12.23 532 540 1.0253 1.0261 3.3 3.8 3.08
Lembang Sari 3.53 4.37 7.75 7.83 11.29 12.20 524 533 1.0254 1.0260 3.2 3.4 2.70
Wanasuka I 3.37 4.35 7.82 7.83 11.19 12.18 528 533 1.0252 1.0261 3.1 3.3 3.00
4.1.2 Rata-Rata Kualitas Susu per Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012
Rata-rata Pagi/Sore
TPK Fat SNF TS FP Density Resazurin
Barusulam 3.96 7.83 11.78 536 1.0257 3.96
Lembang Sari 3.95 7.79 11.74 528 1.0257 3.95
Wanasuka I 3.86 7.83 11.69 531 1.0257 3.86
Sukapura 3.88 7.77 11.65 522 1.0254 3.88
Cipanas 3.85 7.80 11.65 526 1.0256 3.85
Rancamanyar 3.85 7.80 11.65 526 1.0256 3.85
Cisabuk 3.81 7.76 11.57 529 1.0257 3.81
Citere 3.79 7.78 11.57 528 1.0256 3.79
Los I 3.81 7.76 11.57 525 1.0255 3.81
Lodaya 3.84 7.72 11.56 521 1.0255 3.84
Citawa 3.82 7.75 11.56 527 1.0257 3.82
Bojong Waru 3.78 7.78 11.56 527 1.0255 3.78
Warnasari 3.81 7.74 11.55 527 1.0255 3.81
4.3 Data Produksi Susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012
A. Jumlah Produksi susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012
SELISIH
MT SELISIH MCU SELISIH TOTAL
TGL MT-MCU
PAGI SORE JUMLAH (-/+) PAGI SORE JUMLAH (-/+) (KG) (-/+)
30 60676 39641 100317 - 16087 10321 26408 - - -
1 59973 39518 99491 (826) 15880 10492 26372 (36) 125863 (862)
2 59871 39734 99605 114 15911 10448 26359 (13) 125964 101
3 59932 39862 99794 189 16044 10761 26805 446 126599 635
4 60534 40245 100779 985 16146 10916 27062 257 127841 1242
5 60925 40300 101225 446 16464 11208 27672 610 128897 1056
6 61000 40235 101235 10 16548 11200 27748 76 128983 86
7 61369 40661 102030 795 16582 11348 27930 182 129960 977
8 61388 40758 102146 116 16514 11121 27635 (295) 129781 (179)
9 61306 40496 101802 (344) 16555 11378 27933 298 129735 (46)
10 61417 40256 101673 (129) 16842 11317 28159 226 129832 97
Jumlah 607715 402065 1009780 1356 163486 110189 273675 1751 1283455 3107
BAB
V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisa
Dari hasil analisa pengujian kualitas komposisi susu bahwa susu yang baik untuk di
konsumsi adalah yang memenuhi standar kualitas sebagai berikut :
4. Cemaran Mikroba
a. Total bakteri maksimum 1.000.000 CFU/ml
b. Salmonella negatif
c. Eschericia coli (patogen) negatif
d. Coliform 20 CFU/ml
e. Streptococcus group B negatif
f. Streptococcus aureus 100 CFU/mlJumlah sel radang maximum 40.000/ml
5.2 Pembahasan
Koperasi Peternakan Bandung Selatan adalah sebuah bidang usaha yang berebentuk
koperasi bergerak dalam bidang peternakan sapi perah khususnya di Bandung Selatan,
Pangalengan.
Milk Treatment KPBS Pangalengan merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki
KPBS.
Uji alkohol ini menggunakan alkohol 78%, 75%, 73% atau 70% dan susu
dengan perbandingan 2ml alkohol : 2ml susu. Bila terjadi gumpalan atau terdapat
partikel-partikel kecil di dalam tabuing itu bisa dinyatakan postif (+) atau pecah.
Dan sebaliknya jika tidak terjadi gumpalan atau tidak terdapat partikel partikel kecil
di dalam tabung dinyatakan negatif (-) atau tidak pecah. Susu pecah diakibatkan
enzin glukosa yang menyelubungi protein hanya bisa bertahan selam 3 jam saja,
karna air yang terdapat mikroba didalamnya akan mengikis selubung enzim glukosa
tersebut yang mengakibatkan pecahnya selubung glukosa yang menyelubungi
protein didalamnya. Prinsipnya bila susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai
sifat dehydrasi maka protein dikoagulasikan sehingga akan tampak pecahan pada
susu tersebut. Semakin tinggi derajat keasaman susu yang diperiksa semakin kurang
jumlah alkohol dengan kepekatan tertentu yang diperlukan untuk memecahkan susu
dengan jumlah yang sama. Kolostrum dan perubahan fisiologis pada sapi dapat
menyebabkan susu pecah pada saat uji alkohol. Fungsi dari alkohol test yaitu :
1. Untuk menguji bakteri secara kasar.
2. Menguji daya ketahanan susu.
3. Mengetahui derajat keasaman susu atau reduktasi.
4. Mengetahui umur susu.
Ket : (-) : umur susu belum lebih dari 2 jam
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktek Kerja Industri yang telah di lakukan di Milk Treatment KPBS di
peroleh kesimpulan sebagai berikut :
6.2 Saran
- Siswa diharapkan di beri pengetahuan dari awal proses kegiatan Industri hingga akhir
proses kegiatan Industri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2005). Plate Counts or How to Make Bacteriological Serial Dilutions. [Online].
Tersedia : http ://www.science-projects/serdil.html.[ Maret 2005]
Atherton & Newlander. (1977). Chemistry and Testing of Dairy Products : Dye Reduction Test
Methylene Blue and Resazurin. Fourth edition. [Online]. Tersedia : http ://
www.glanbiarnutritionals.com. [April 2005]
Codex Alimentarius. (1991). Lactoperoxidase System : Guidelines for the Preservation of Raw
Milk by use of the Lactoperoxidase System.Vol 12.[Online].Tersedia :
http://www.cac.org.cn/pdf/standard/v-12/GL-13-1991 pdf #search=Lactoperoxidase
system%10 chemical%20 formula.
Dirjen Peternakan. (1983).SK Dirjen Peternakan no 17/ kpts /DJP/ 1983. Jakarta : Dirjen
Peternakan
Eckels, C.H, et al. (1980). Milk and Milk Product. Fourth Edition. London : Mc Graw – Hill
Book Company
Ensminger. (1980). Dairy Cattle Science. 2nd edition. Illinois : The Interstate Printer and
Publisher Inc
Fateta. (1997). Pola Proyek Perbaikan Teknologi Pengolahan Susu. Bogor : Direktorat Bina
Produksi Peternakan
Hadiwiyoto,S. (1994). Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Edisi II.
Yogyakarta : Liberty
Lampert, L.M. (1970). Modern Dairy Product. India : Eurasia Publishing House (P) Ltd, New
Delhi
Makin,M. et al. (1980). Ilmu Produksi Ternak Perah. Bandung: Fakultas Peternakan Unpad
Bandung
Rudyanto,DJ. (2001). Hati-hati Gunakan LP-System pada Susu. Kompas. [Online]. Tersedia :
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0309/01/inspirasi/521601.htm [15 Januari 2005].
Schmidt. (1971). Biology of Lactation. San Fransisco : W.h Freeman and Company
Shiddieqy,I. (2004).” Memetik Manfaat Susu Sapi”.Pikiran Rakyat (16 Desember 2004 ).
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
76
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
http://duniaternaks.blogspot.com/2010/08/uji-kualitas-susu.html
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48033/B06fek.pdf?sequence=1
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/07/deteksi_residu_antibiotika_golongan_penisilin.doc
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_susu.pdf
http://lulu-nurlaila.blogspot.com/2012/01/rekombinan-dna-aktivitas-enzim-dan.html
“WATER BATH”
Berfungsi untuk memanaskan sampel susu pada uji
“INCUBATOR”
resazurin suhunya 30oC Berfungsi untuk menyimpan sampel TPC di
petridisk.
“ALAT TITRASI”
“NERACA ANALITIK” Digunakan untuk titrasi kadar keasaman susu.
Berfungsi untuk menimbang bahan.
“LACTOSCOPE” “LACTODENSIMETER”
Untuk menguji kualitas dan komposisi susu secara
Untuk menguji berat jenis susu
keseluruhan.
Yang terdiri dari Fat, Lactose, Protein, Total Solid, dan
Freezing point.
“AUTOCLAVE”
Alat untuk mensterilisasi secara basah. “GERBER”
Alat yang digunakan untuk menghitung fat secara
Alat yang disterilisasi adalah peralatan yang mudah manual.
memuai.
Seperti bahan, dan fintipe yang dilakukan pada suhu
121ºC selama 15 menit.
“MIXING TANK I”
“STORAGE TANK” Berfungsi untuk mengukur volume susu yang akan
Berfungsi untuk menampung susu yang akan di di produksi sesuai dengan orderan ,dan
mencampurkan bahan-bahan susu rasa, berkapasitas
produksi ,berkapasitas 50 ton atau 50.000 kg. 2000 L.
“BLENDER”
“ PHE (PLAT HEAT EXCHANGER)” Berfungsi untuk mencampurkan bahan susu rasa
Berfungsi untuk sirkulasi susu agar susu panas, ,seperti perasa, CMC, dan gula
supaya ketika pencampuran dengan bahan susu
rasa mudah tercampur. Dengan memakai hot water
yang di alirkan secara bersamaan dengan susu dan
berlawanan arah.
“HOMOGENIZER”
“PHE REGENERATIF I” Berfungsi untuk menyeragamkan globula lemak,
Berfungsi untuk memanaskan susu yang dengan tekanan 1000 psi.
bersinggungan dengan susu panas, dengan susu
60o-70oc.
“HOLDING TUBE”
“PHE PASTEURISASI” Berfungsi untuk proses HTST (High Tenperature
Berfungsi untuk proses pasteurisasi Short Time) di tahan selama 15 detik dengan suhu
75o-82o c.
Mencatat jumlah volume yang di terima Test Gun untuk mengecek keasaman susu