Anda di halaman 1dari 87

KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN

(Milk Treatment KPBS)

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


MILK TREATMENT
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN
PANGALENGAN
Badan Hukum No. 4353/BH/PAD/518-KOP/V/2007
28 Mei 2007

Jl. Raya Pangalengan No.340 Desa/Kecamatan Pangalengan


Kabupaten Bandung 40378
Telp. (022) 5979392 – 5979373 Fax. (022) 5979360

Disusun oleh :

Andika Ardiansyah 2K2


Bagus Purnama 2K3
Risna Rismayanti 2K2

Program Keahlian : KIMIA


Jurusan : KIMIA INDUSTRI

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung


Jalan Soekarno-Hatta No. 596 Telp/Fax. 7563077 Bandung
e-mail : info@smkn7bandung.sch.id
website : www.smkn7bandung.sch.id
BANDUNG
2012

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


1
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


2
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

LEMBAR PENGESAHAN DARI DUNIA INDUSTRI

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Rahmat Asman Ujang Wawan

Mengetahui,
Manager Produksi KPBS

Drh. Asep Khoerudin R

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


3
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH

Menyetujui :

Ketua Program Keahlian Pembimbing Sekolah,


Kimia Industri,

Drs. Dede Tarmana Yuda Wijaya


NIP. 196609211991031004

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Waka Hubin,


SMK Negeri 7 Bandung

Dra. Ike Raudah Dadang Sodikin,Spd


NIP.195902261986032004 NIP. 196403011987031014

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


4
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


5
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

IDENTITAS DUNIA INDUSTRI

1. Nama Perusahaan : Koperasi Peternakan Bandung Selatan


2. Alamat : Jl. Raya Pangalengan No.340, Desa / Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung 40378

3. No.Telp / Fax : (022) 5979392 – 5979373 / (022) 5979360


4. Produk yang dihasikan : 1. Susu Pasteurisasi
2. Fresh Milk
5. Kompetensi : Kimia Industri
6. Nama Peminpin : H. Aun Gunawan, SE

7. Nama Pembimbing : 1. Drh. Asep Khaerudin R


2. Rahmat Asman
3. Ujang Wawan

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


6
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

IDENTITAS SISWA

1. Nama Siswa : Andika Ardiansyah


2. Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 05 Juni 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. NIS : 11007351
5. Bidang Keahlian : Kimia
6. Program Keahlian : Kimia Industri
7. Golongan Darah :B
8. Catatan Kesehatan : Baik
9. Alamat : Jl. Babakan Dese No 16 RT 03/RW 06 Kelurahan
Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Bandung
10. Nama Orang Tua/wali : Agus Prihanto
11. Alamat Orang Tua/wali :Jl. Babakan Dese No 16 RT 03 RW 06
Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal,
Bandung
12. No.Telp : 083821356590

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


7
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

IDENTITAS SISWA

1. Nama Siswa : Bagus Purnama Putra


2. Tempat/Tgl.Lahir : Klaten, 05 April 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. NIS : 11007317
5. Bidang Keahlian : Kimia
6. Program Keahlian : Kimia Industri
7. Golongan Darah :B
8. Catatan Kesehatan : Baik
9. Alamat : Jl. Siliwangi RT 03 RW 27 Kelurahan
Baleendah, Kecamatan Baleendah, Bandung
10. Nama Orang Tua/wali : Mujiono
11. Alamat Orang Tua/wali : Jl. Siliwangi RT 03 RW 27 Kelurahan
Baleendah, Kecamatan Baleendah, Bandung
12. No.Telp : 085220677151

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


8
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

IDENTITAS SISWA

1. Nama Siswa : Risna Rismayanti


2. Tempat/Tgl.Lahir : Ciwidey , 16 Mei 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. NIS : 11007338
5. Bidang Keahlian : Kimia
6. Program Keahlian : Kimia Industri
7. Golongan Darah :
8. Alamat : Jl. Holis Gg.Syahbandar RT 04 RW 01
9. Nama Orang Tua/wali : Wahyu Hidayat
10. Alamat Orang Tua/wali : Jl. Holis Gg.Syahbandar RT 04 RW 01
11. No.Telp : 089655289968

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


9
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


10
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya serta karunia kepada kita semua, sehingga proses penyusunan laporan
praktek kerja industri (Prakerin) di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan
periode April-Juni 2012 telah selesai. Laporan praktek kerja industri ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat nilai Evaluasi Belajar Semester IV di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7
Bandung.
Dalam menyelesaikan laporan ini banyak sekali kendala yang dialami penulis, namun
sedemikian rangkaian masalah yang kami hadapi, semaksimal mungkin kami berusaha
menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Industri ini. Kami menyadari bahwasannya laporan
yang singkat dan sederhana ini, masih jauh dari sempurna. Akan tetapi kami berharap, semoga
laporan ini akan bermanfaat bagi kami, juga untuk orang yang memerlukan infomasi sebagai
perbandingan.
Salam dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak H. Aun Gunawan. SE selaku ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan
2. Bapak drh H. Asep Khaerudin Rahmat selaku Manager Produksi yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja
Industri di Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Pangalengan.
3. Bapak Rahmat Asman dan Bapak Ujang Wawan sebagai pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan perhatian kepada kami di Milk Treatment KPBS
Pangalengan.
4. Bapak Dian, Bapak Tatang ,Bapak Agus, A’ Asep, A’ Dedi Supriyadi, A’ Dedi
Suryadi, A’ Acep, A’ Dani, Teh Eva, Teh Nuri, Teh Lia, Teh Hera, dan para
karyawan MT KPBS Pangalengan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu,
terimakasih atas bimbingan dan pengetahuan.
5. Ibu Dra. Ike Raudah, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7
Bandung.
6. Bapak Drs. Dede Tarmana, sebagai ketua program keahlian Kimia Industri SMKN
7 Bandung.
7. Bapak Yuda Wijaya sebagai guru pembimbing yang telah memberikan perhatian
dan dukungan kepada kami.
8. Pihak sekolah, seluruh guru SMKN 7 Bandung, yang telah memberikan dukungan
dan sabar memberi bantuan.
9. Kepada Orang Tua kami yang senantiasa selalu mendoakan, memberi semangat,
dan dorongan dengan tulus serta penuh kasih.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


11
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
10. Teman-teman di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung, khususnya
sahabat-sahabat yang selalu memberikan support, dan tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
11. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga laporan Prakerin Periode April-Juni 2012 ini telah selesai tepat pada
waktunya.

Bandung, Juni 2012

Penulis Laporan

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


12
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


13
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Industri ………………………..……………….………..................3


Lembar Pengesahan Sekolah ………………………………….……..……...…………...4
Identitas Industri …………………………………………………………..………...…..6
Identitas Siswa …………………………………………….……….................................7
Kata Pengantar …………………………………...……………………………………..11
Daftar Isi …………………………………………………….……….……………….14

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……..………..……………………………………………….....18

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Industri……………………………………19

1.3 Sejarah Perusahaan ...............................................................................................19

1.4 Tujuan Berdirinya KPBS......................................................................................23

1.5 Tugas Pokok KPBS................................................................................................23


1.6 Visi dan Misi KPBS..............................................................................................23
1.7 Lokasi dan Letak Geogrrafis KPBS......................................................................24
1.8 Wilayah Kerja KPBS.............................................................................................24
1.9 Struktur Organisasi KPBS.....................................................................................25
1.10 Ketenagakerjaan.....................................................................................................28

BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI


2.1 Garis Besar Alur Pengolahan Susu Di KPBS Pangalengan…………………...…31
2.2 Prosedur Alur Pengolahan Susu Dari Peternak Hingga Milk Treatment
KPBS……………………………………………………………………………..32
2.2.1. Tata Cara Pemerahan Sapi dan Pemeliharaannya………...…...……………..32
2.2.2. Penerimaan Susu Dari Peternak di TPK……………………………………...33
2.2.3. Pengambilan Sampel Susu Pada Mobil Tangki TPK………………………...34
2.2.4. Tes Alkohol Pada Sampel Susu TPK……………………………………...…34
2.2.5. Pengujian Kualitas Susu TPK, IPS, Kelompok, dan Individu………………34
2.2.6. Akhir Proses Pengujian Susu…………………………………………………35
2.3 Prosedur Pengujian Mikrobiologi……………………………………………...35
2.3.1 Metode Pengujian Rezasurin…………………………………..…..........................35
2.3.2 Metode Pengujian TPC……………………..…………………………………......35
2.3.3 Pengujian Antibiotik Pada Sampel Truk IPS……………………………………...36

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


14
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
2.4 Prosedur Pengolahan Susu di Milk Treatment KPBS Pangalengan.......………...36
2.4.1 Alur Proses Penerimaan Susu Dari TPK Hingga ke MT KPBS………………………37
2.4.2 Proses Pembuatan Susu Freshmilk Untuk Dikirimkan Ke Industri Pengolahan Susu
(IPS)…………………………………………..………………………………………37
2.4.3 Proses Pasteurisasi Susu Murni………………………………………………...........38
2.4.4 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Rasa…………………………………………….39
2.4.5 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)…………………………………...40
2.4.6 Cleaning In Place (CIP) dan Cleaning On Place (COP)………………………………40
2.4.7 Standar Operating Procedur…………………………………………………………...41
2.4.8 Persiapan Penerimaan Susu Ke Cooling Unit…………………………………………41
2.4.9 Pengolahan Limbah KPBS……………………………………………………………42

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Sejarah Susu...........................................................................................................45
3.2 Pengertian Susu .....................................................................................................45
3.3 Nutrisi Hewan Mamalia.........................................................................................45
3.4 Gizi Untuk Manusia...............................................................................................46
3.5 Sumber Susu..........................................................................................................46
3.6 Syarat Susu Yang Baik..........................................................................................46
3.7 Jenis Produk Susu..................................................................................................47
3.8 Manfaat dan Macam Susu......................................................................................48
3.9 Komposisi Susu.....................................................................................................50
3.10 Sifat-Sifat Susu......................................................................................................52
3.11 Mikrobiologi Susu................................................................................................53
3.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Komposisi Air Susu..............54
3.13 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Susu Sapi...................................57
3.14 Sterilisasi................................................................................................................57

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN


4.1 Data Kualitas Susu………………………………………………………………...61
4.1.1 Data Kualitas Susu Bulan Mei Dari tanggal 1-31 Tahun 2012……………………....61
41.2 Rata-Rata Kualitas Susu per Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012………….62
4.2 Data Rekapitulasi Perbandingan Jumlah Produksi Susu Bulan April-Mei 2012...63
4.3 Data Produksi Susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012..................................64

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


15
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Analisa .........................................................................................................67
5.2 Pembahasan ..........................................................................................................68
5.2.1 Uji Resazurin..............................................................................................................68
5.2.2 Uji TPC (Total Plate Count).......................................................................................69
5.2.3 Uji Alkohol.................................................................................................................70
5.2.4 Uji Karbonat................................................................................................................70
5.2.5 Uji Berat Jenis.............................................................................................................70
5.2.6 Uji Kualitas Komposisi Susu......................................................................................71
5.3 Kegiatan Lapangan Di Kandang...............................................................................71
5.3.1 Syarat-Syarat Pemerahan............................................................................................72
5.3.2 Syarat Pembuatan Kandang........................................................................................72
5.3.3 Tata Cara Pemeliharaan Ternak Sapi..........................................................................72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan.................................................................................................................73
6.2 Saran............................................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


16
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


17
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan persusuan Nasional telah berlangsung intensif sejak tahun 1979


melalui pengembangan usaha sapi perah yang berbasis peternakan rakyat. Namun, hingga
kini laju pertumbuhan produksi susu di Indonesia belum dapat mengimbangi laju
konsumsi susu dalam Negeri.

Seperti yang diketahui, industri persusuan Nasional amat tergantung pada susu
impor. Proporsi susu impor 68 persen dari total kebutuhan susu Nasional. Tahun 2001
misalnya, kebutuhan susu Nasional sebesar 1.330 ribu ton, padahal susu produksi dalam
negeri hanya 502 ribu ton. Sebagian besar produsen susu (98,5 persen) terkonsentrasi di
Pulau Jawa dan 90 persen dipasarkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS), (Rudyanto, Dj.
2004).

Susu merupakan bahan makanan yang paling cepat rusak. Menurut Rudyanto, Dj
(2004) tingkat kerusakan susu dari peternak sampai ke IPS berkisar 5-12 persen dari total
produksi atau 15,6 ribu ton sampai 62,4 ribu ton. Faktor utama rusaknya susu adalah
buruknya higien-sanitasi dalam pengumpulan dan transportasi dari rantai peternak-
koperasi sampai ke IPS, sehingga kontaminasi bakteri pembusukpun dapat berkembang
biak, yang pada akhirnya susu tidak layak dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
Pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan cara pendinginan agar dapat memperlambat
pembusukan atau kerusakan pada susu.

Dalam kondisi tertentu pendinginan tidak dapat dilaksanakan karena alasan


ekonomis, teknis, atau praktis. Kesulitan penggunaan pendinginan di antaranya ketiadaan
listrik, mahalnya peralatan dan biaya operasional, serta panjangnya rantai penanganan
menjadi kendala dalam memperluas daerah produksi susu. Dalam situasi ini akan sangat
menguntungkan bila dapat menggunakan cara lain selain pendinginan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri selama pengumpulan dan transportasi ke industri pengolahan susu.
CAC (Codex Alimentarius Comission/Badan PBB yang menangani standar pangan)
merekomendasikan salah satu alternatif pengawetan susu selain pendinginan yaitu dengan
menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya yakni Laktoperoksidase Sistem (LP-
Sistem).

Laktoperoksidase adalah enzim alami pada susu, jumlahnya lebih kurang 10-30
ppm dan biasanya pada susu tersebut juga mengandung tiosianat 3-5 ppm yang
konsentrasinya tergantung pemberian jenis pakan serta hidrogen peroksida (H 2O2) 1-2

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


18
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
ppm. Mengingat kecilnya kandungan tiosianat dan hidrogen peroksida, aktivitas
antibakteri akan cepat menurun dua jam berikutnya sehingga susu cepat rusak.

Untuk mengatasi hal tersebut FAO/WHO pada tahun 1991 merekomendasikan


pemakaian laktoperoksidase sistem (LP-Sistem), yaitu suatu alternatif teknologi
pengawetan susu yang bekerja berdasarkan reaksi kimia alami-oksidasi tiosianat dan
peroksida-untuk menghasilkan komponen antikuman yaitu oksida tiosianat yang
menggunakan laktoperoksidase sebagai katalisator.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Industri


 Media untuk menemukan titik kesesuaian kompetensi antara SMK dengan
instansi/industri.
 Meningkatkan kemampuan siswa pada bidang Knowledge,Attitude dan skill,sesuai
dengan tuntutan instansi/industri.
 Sebagai input untuk memperbaiki kurikulum SMK yang selau mengadopsi pada
kebutuhan pasar.
 Menyiapkan tenaga yang siap pakai.
 Menjalin kerja sama antara SMK Negeri 7 BANDUNG dengan instansi/industri.

Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di Milk Treatment KPBS bertujuan untuk :

• Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses pengolahan dan penanganan susu
segar di Milk Treatment KPBS.

• Mengetahui faktor-faktor penunjang dalam proses pengolahan dan penanganan susu


segar di Milk Treatment KPBS.

• Memahami alur susu dari peternak hingga Milk Treatment kemudian di olah sebagai
produk siap jadi maupun produk bahan baku untuk di IPS.

• Memahami proses pemeliharaan, perawatan, dan pemerahan susu secara baik dan benar
sehingga susu yang dihasilkan kualitasnya bagus.

1.3 Sejarah Perusahaan

Peternakan sapi perah rakyat di Indonesia umumnya tergabung dalam suatu


wadah koperasi susu. Menurut Panggabean (2001), usaha agribisnis susu adalah salah
satu usaha yang telah dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan
usaha andalan KUD dan koperasi susu untuk tujuan menyelamatkan produksi susu
peternakan rakyat dan menambah pendapatan peternak (GKSI, 1996). Susu merupakan
komoditas yang mudah rusak, mempunyai risiko tinggi, oleh karena itu perlu
penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan kemampuan dan

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


19
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
keahlian yang memerlukan kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang
teratur dan berkesinambungan. Perilaku peternak yang seringkali bersikap tidak peduli
atas masalah mutu dan keamanan pangan susu perlu mendapat perhatian untuk
senantiasa dibina, diarahkan serta diyakinkan kesadarannya dalam upaya memperbaiki
mutu dan keamanan susu.

Salah satu koperasi susu yang cukup besar dan termasuk berhasil di Indonesia
diantaranya adalah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) yang dilatarbelakangi
oleh keinginan para petani peternak sapi perah di Pangalengan dalam meningkatkan
pendapatan akibat ditingkatkannya populasi ternak sapi perah. Cikal bakal KPBS
dimulai dari berdirinya Gabungan Petani Peternak Sapi Perah Indonesia Pangalengan
(GAPSIP) pada bulan Nopember tahun 1949.

Pada tahun 1961, GAPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian


Indonesia sehingga tata niaga persusuan diambil alih oleh kolektor (tengkulak), sehingga
peternak mengalami kerugian karena harga susu menjadi sangat rendah bahkan tidak
dibayar. Dengan situasi dan kondisi tersebut pada tahun 1963 GAPSIP tidak mampu
melakukan kegiatannya sebagai koperasi.

Menyadari keadaan tersebut, atas prakarsa beberapa tokoh masyarakat yang


disepakati oleh peternak pada tanggal 22 Maret 1969 didirikanlah koperasi yang diberi
nama KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN disingkat KPBS
Pangalengan yang beralamat di Jl. Raya Pangalengan 340 Kecamatan Pangalengan-
Bandung Selatan, Jawa Barat dengan wilayah kerja kecamatan Pangalengan, Kertasari
dan Pacet. Bersamaan dengan REPELITA I tanggal 1 April 1969 KPBS Pangalengan
diberi Badan Hukum dan tanggal tersebut merupakan hari jadi KPBS Pangalengan.
Sejak saat itulah KPBS mendapat pembinaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Bandung dan Propinsi Jawa Barat serta mendapat bantuan dari salah satu badan PBB
yaitu UNICEF (United Nations Children’s Fund). Koperasi tersebut memiliki visi
menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental
serta unggul di tingkat regional dan nasional. Beberapa misi utama KPBS antara lain:
a. Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi,
b. Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri
sekaligus mengangkat citra perkoperasian
c. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
ramah lingkungan.

Tujuan penting KPBS diantaranya adalah:


(i) Mengajak, memotivasi dan mendidik anggota untuk bekerja dan hidup
berkoperasi,

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


20
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
(ii) Meningkatkan pelayanan dan usaha,
(iii) Memenuhi kebutuhan anggota dan ternaknya,
(iv) Meningkatkan skala kepemilikan sapi induk produktif dengan jumlah produksi
yang memenuhi skala ekonomis.

Dalam perkembangannya, KPBS juga mengalami berbagai masalah dan


tantangan. Sebagai contoh tahun 1969-1979 mendapat tantangan berat yang disebabkan
oleh:
 Penerimaan susu oleh IPS hanya pada hari kerja, sehingga produksi susu pada
hari libur tidak tertangani,
 Penerimaan susu oleh IPS harus telah diproses pendinginan dan pasteurisasi,
 Pemasaran susu secara langsung ke konsumen cukup sulit karena tidak
terjaminnya kualitas atau karena pemalsuan oleh pengecernya,
 Tingginya tingkat kerusakan susu di koperasi dan peternak.

Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,


dilakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 1976 dan 1977 dan memutuskan untuk
mendirikan Milk Treatment (MT). Didasari keputusan RAT tersebut KPBS Pangalengan
menjalin kemitraan dengan PT.Ultra Jaya untuk mendirikan Milk Treatment pada 16 Juli
1979 dengan pembayaran secara kredit selama jangka waktu 5 tahun melalui angsuran
saham anggota sebesar Rp. 25/liter. Tanggal 1 Januari 1979 dimulai pembangunan Milk
Treatment (MT) dan diresmikan pada tanggal 16 Juli 1979 oleh Mentri Muda Urusan
Koperasi Republik Indonesia. Manajemen MT untuk sementara dilakukan oleh PT Ultra
Jaya. Pada November 1982 dilaksanakan penandatanganan peralihan manajemen dari
PT.Ultra Jaya disaksikan Mentri Koperasi dan Wakil Gubernur Propinsi Jawa Barat dan
Juli 1983 angsuran dapat dilunasi. Manfaat dengan dioperasionalkan MT KPBS:
(a) Produksi susu dapat diserap setiap hari walaupun IPS hanyamenerima pada
hari kerja.
(b) Kerusakan susu ditingkat koperasi maupun dipeternak dapat ditekan,
(c) Meningkatnya Pelayanan dan Usaha dalam bentuk investasi untuk
mempercepat kesejahteraan anggota,
(d) Tahun 1980-1983 KPBS Pangalengan dapat membantu penerimaan susu dari
KUD/koperasi susu di Jawa Barat.

Selama perkembangannya sampai dengan tahun 1988, pemerintah memberikan


perhatian dan bantuan kredit sapi perah dari New Zealand Australia dan Amerika dengan
jangka waktu 7 tahun namun dapat dilunasi selama 5 tahun. Pada tahun 1994
didatangkan sapi perah dari New Zealand secara mandiri sebanyak 2.400 ekor dara
bunting dan 1 ekor pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik ternaknya. Selain

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


21
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
itu pada tahun 1997 KPBS Pangalengan merintis pemasaran langsung ke konsumen
berupa susu Pasteurisasi dalam kemasan “cup dan bantal” dengan merk “KPBS
Pangalengan”. Perkembangan sampai dengan saat ini dalam pelayanan dan usahanya
adalah menerapkan pola agribisnis dan agroindustri dengan tahapan: Pra-Produksi,
Proses Produksi, Pemasaran Hasil Produksi dan Penunjang Usaha, serta mendapatkan
pembinaan dari Unsur Perguruan Tinggi, Badan-Badan Usaha, Mitra Usaha, Pakar,
Tokoh Masyarakat Dan Koperasi. Pelayanan dan usaha yang dilakukan adalah usaha
pokok produksi susu dengan pelayanan beragam.

Penghargaan-penghargaan yang diterima KPBS Pangalengan :

NO TAHUN PENGHARGAAN PEMBERI

Unit Usaha Sektor Pertanian Bidang


1 1976 Menteri Peternakan
Peternakan

Koperasi Sukses Menangani Bidang Menteri Muda Urusan


2 1981
Peternakan Koperasi

Menteri Perdagangan &


3 1981 Koperasi Terbaik I
Koperasi

Menteri Perdagangan &


4 1982 Koperasi Teladan Nasional
Koperasi

5 1984 Koperasi/KUD Teladan Nasional Menteri Koperasi

6 1985 Koperasi Teladan Nasional Menteri Koperasi

Menteri Koperasi &


7 1988 Koperasi Mandiri
Pembinaan Pengusaha Kecil

8 1987 Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Presiden Republik Indonesia

9 2004 Koperasi Berprestasi Bidang Produsen Bupati Bandung

Koperasi Berprestasi Kelompok


10 2004 Gubernur Jawa Barat
Produsen

11 2007 Cooperative Award Tahun 2007 Menteri Koperasi & UKM

12 2007 Koperasi Berprestasi Menteri Koperasi & UKM

13 2010 BAKTI KOPERASI (Ketua Umum) Menteri Koperasi & UKM


Sumber : Kantor KPBS Pangalengan 2012

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


22
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

1.4 Tujuan Berdirinya KPBS


1. Mengajak, memotivasi dan mendidik anggota untuk bekerja dan hidup berkoperasi;
2. Meningkatkan pelayanan dan usaha sehingga anggota menjadi ”tata tengtrem kerta
raharja, salieuk beh”
3. Memenuhi kebutuhan ternak dan anggotanya.
4. Meningkatkan skala kepemilikan sapi induk produktif dengan jumlah produksi yang
memenuhi skala ekonomis.
5. Memperbaiki genetik sapi perah.
6. Memelihara kelestarian dan mencegah pencemaran lingkungan wilayah kerja dan
daerah sekitarnya;
7. Berperan aktif membangun kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi, sosial dan
budaya di wilayah kerja dan sekitarnya serta aktif dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia.

1.5 Tugas Pokok KPBS


 Memulihkan iklim perekonomian dalam bidang peternakan khususnya di Bandung
Selatan.
 Ikut serta meningkatkan pendapatan peternak sapi bersama pemerintah.
 Berperan aktif dalam melaksanakan program pemerintah yang digariskan dalam pola
pengembangan 5 tahun.

1.6 Visi dan Misi KPBS


1.6.1 Visi
Menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat
mental serta unggul di tingkat regional & nasional.

1.6.2 Misi
1. Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang
Perkoperasian serta Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku, serta melaksanakan amanah keputusan Rapat
Anggota.
2. Memotivasi Anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat
sendiri, sekaligus mengangkat citra Perkoperasian.
3. Meningkatkan kopetensi sumber daya koperasi.
4. Melaksanakan Tata Kelola Operasional dengan baik, efektif & efisien.
5. Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
6. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang
ramah lingkungan.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


23
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

1.7 Lokasi dan Letak Geografis KPBS


Milk Treatment (MT) KPBS berlokasi di jalan Koperasi No.1 . Sedangkan kantor
pusat terdapat di Jalan Raya Pangalengan No.340, Desa Pangalengan, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung. MT KPBS memiliki luas areal 3600 m2 yang terdiri dari
luas areal bangunan sekitar 680,65 m2 untuk instalansi sedangkan untuk pabrik luasnya
sekitar 304,37 m2.

Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut
antara 1.000 – 1.420 meter, suhu udara antara 12 – 28ºC, basah udara (kelembaban) antara
60 – 70 %. Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok
untuk perkebunan serta tanaman sayuran. Pangalengan berbatasan langsung dengan
kecamatan Banjaran disebelah utara, disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir
Jambu, di sebelah selatan berbatasab dengan kabupaten Garut dan di sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Pacet.

1.8 Wilayah Kerja KPBS


Wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu:
a. Kecamatan Pangalengan
b. Kecamatan Kertasari
c. Kecamatan Pacet

Wilayah yang terbagi kedalam 37 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dengan 748
kelompok peternak sapi perah, dan sekitar 6541 jumlah peternak, populasi sapi 12.809
ekor.
Tabel 1. Nama Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dan Jumlah Kelompok.
NO Nama TPK Kode TPK Grup TPK Jumlah Kelompok
1 Warnasari WNSR 14
2 Padahurip PDHRP 17
3 Cipanyisikan CPSK I 12
4 Kebon Jambu KBJ 14
5 Pulo PLO 24
6 Pangalengan PLN 9
7 Pangkalan PKL 24
8 Mekar Mulya MKMY II 39
9 Bojong Waru BJW 21
10 Ciawi CWI 15
11 Babakan BBK 19
12 Cisangkuy CSKY 26
III
13 Citere CTR 20
14 Sukamenak SKM 35
15 Cipanas CPNS 22
16 Rancamanyar RCM 18
IV
17 Los I LOS I 34
18 Los II LOS II 38
19 Pintu I PNT I 17
20 Barrusulam BRSM 22
V
21 Gunung Cupu I GNCP I 16
22 Gunung Cupu II GNCP II 17
23 Wates WTS 26
24 Wanasuka I WNSK I VI 13
25 Wanasuka II WNSK II 10

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


24
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
26 Cisabuk CSBK 23
27 Citawa CTW 22
28 Kertasari KTS 20
29 Lodaya LDY 29
30 Lembang Sari LBSR VII 27
31 Cikembang CKB 19
32 Plered PLD 13
33 Goha GOHA 18
34 Pejaten PJTN 18
35 Cibeureum CBRM VIII 17
36 Sukapura SKPR 10
37 Cihawuk CHWK 10
Total Jumlah Kelompok Peternak 748 Kelompok
Sumber : MT KPBS, 1 Juni 2012
Data sewaktu-waktu dapat berubah secara fakultatif setiap bulannya.

1.9 Struktur Organisasi KPBS


RAPAT ANGGOTA
TAHUNAN

PEMBINA
PENGURUS PENGAWAS
TIM KONSULTAN

SEKRETARIAT &
HUMAS LITBANG

ADMINISTRASI
PENYULUHAN & KEUANGAN

UNIT UNIT PT BPR


PERBIBITAN & BANDUNG KIDUL
HIJAUAN UNIT
UNIT BARANG &
PAKAN TERNAK PARIWISATA

UNIT PABRIK KOORDINATOR


MAKANAN TPK
TERNAK UNIT PRODUKSI &
UNIT PELAYANAN
KESWAN & ANGGOTA PENGOLAHAN

UNIT ANGKUTAN &


PEMASARAN
Secara umum, struktur organisasi KPBS Pangalengan mengacu pada UU
Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 21 Bab VI yang berbunyi “Perangkat organisasi
koperasi yang terdiri dari rapat anggota, Pengurus dan Pengawas”.

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan bagian tertinggi sebagai penentu


kebijaksanaan yang berwenang mencabut dan mengeluarkan anggota maupun pengurus
serta dapat menetapkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART)
sedangkan di Milk Treatment KPBS Pangalengan yang berbentuk garis dan staf. Dalam
hal ini, struktur organisasi secara formal yang berhak memberikan perintah adalah
pimpinan, sedangkan staf sebagai pembantu pimpinan dengan tugas perencanaan dan
memberikan nasihat.

Dalam rangka menentukan efektifitas kerja yang mantap dan operasional maka
disusun tuags sebagai berikut :

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


25
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan cermin dari demokrasi dan memegang peranan yang
lebih tinggi di koperasi dalam menentukan setiap tahun dan mempunyai kewenangan
dalam menerima atau mengeluarkan anggota serta pengurus koperasi, juga mengurus
anggaran rumah tangga (AD/ART) koperasi.
2. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota dan sebagai pelaksana Garis-
Garis Besar Usaha (GBU) yang telah ditetapkan dalam AD/ART. Sebagai pemegang
kebijakan dan pembuat keputusan-keputusan yang strategis, pengurus mempunyai
tanggung jawab atas perkembangan usaha KPBS Pangalengan. Adapun tugas dari
pengurus yaitu mengelola usaha koperasi, mengajukan rencana kerja, mengatur
Anggaran dan Pendapatan serta Belanja Koperasi (APBK) dengan selalu
memperhatikan usul serta masukan dari badan pemeriksa, badan Pembina dan manjer
lingkungan koperasi, merencanakan rapat anggota, mengajukan atau memberikan
laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas serta pemeliharaan daftar
buku anggota serta pengurus KPBS.
3. Pengawas
Pengawas terdiri dari beberapa bagian, diantaranya pembina dan konsultan, auditor
atau akuntan publik, kesekertariatan, peneliti dan pengembangan (Litbang), humas dan
penyuluhan, administrasi dan keuangan, serta manager. Pengawas merupakan
seseorang yang dipilih oleh anggota. Tugasnya adalah melakukan pengawasan terhadap
jalannya operasional dan kebijakan di KPBS. Selanjutnya pengurus harus membuat
laporan tertulis untuk memberitahukan kepada anggota tentang hasil pengawasannya
yang dipertanggung jawabkan secara periodik.
Adapun kewenangan dari seorang pengurus yaitu meneliti catatan pembukuan
koperasi, mendapatkan segala informasi dan keterangan yang dibutuhkan serta harus
melaporkan hasil kerjanya. Hasil pemantauan kerja yang dilakukan oleh pengurus
dilaporkan pada saat melaksanakan rapat pleno yang diadakan setiap tiga bulan sekali
yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha dan memantau perkembangan
usaha yang dijalankan oleh KPBS.
4. Manager Unit Pembibitan dan Hijauan
Mempunyai tugas terhadap pemeliharaan dan penanganan pedet terseleksi hasil IB
untuk persiapan ternak pengganti,menyediakan bibit sapi untuk para anggota maupun
diluar anggota, mendorong para peternak dalam usaha perkembangan dan pertumbuhan
sapi betina, serta penggemukan sapi jantan. Dalam hal pemasaran tugasnya adalah
menetapkan harga pembelian dan penjualan,penetapan sistem managerial, melakukan
pembinaan dan pengarahan kepada para peternak.
5. Manager Pabrik Makanan Ternak

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


26
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Bertugas dalam menetapkan harga pembelian bahan baku makanan
ternak,memelihara kelangsungan produksi RC, memenuhi dan mendistribusikan RC
sesuai permintaan peternak, pengembangan terhadap RC, menyusun dan mengelola
pakan ternak sesuai dengan standar.
6. Manager Unit Barang dan Pakan
Bertugas dalam menyediakan dan menjamin kebutuhan ternak dan para anggota,
menjaga kualitas produk dan fasilitas koprasi yang digunakan,serta melakukan
penarikan pembayaran dari anggota demi kelancaran produksi.
7. Manager Unit Produksi dan Pengolahan
Bertugas dalam pembinaan pelaksanaan kegiatan penerimaan, pengolahan,menjaga
dan mengantisipasi kerusakan susu, melakukan kontrol terhadap kualitas susu yang
akan dipasarkan,melakukan diversifikasi dan pengembangan produk sesuai tuntutan
pasar.
8. Manager Unit Angkutan dan Pemasaran
Manager unit angkutan bertanggung jawab dalam pengawasan kondisi kendaran,
mengurus kelengkapan administrasi kendaraan, mengantisipasi terjadinya kecelakaan
lalu lintas dengan mengontrol kebutuhan spare part kendaraan,mengatur jadwal
pembiayaan,pengembalian serta pengiriman susu.
Manager pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan susu yang telah
dilakukan penanganan dan pengolahan. Mengembangkan wilayah pemasaran susu dan
melakukan promosi terhadap produk yang telah di olah, serta menjalin kerja dengan
para mitra usaha.
9. Manager Pariwisata
Bertugas dalam mempromosikan daerah wisata yang berada dipangalengan,
mengelola hotel dan restoran untuk menarik minat para wisatawan. Selain itu,
bertugas merencanakan liburan bagi para anggota koprasi ke obyek wisata didaerah
pangalengan maupun diluar pangalengan.
10. Manager Unit BPR Bandung Kidul
Bertugas dalam pengambilan kredit sapi dan peternak ekoprasi dan
mengembalikan pinjaman kredit ke pemerintah melalui bank.
11. Manager Unit Pelayanan Kesehatan Hewan dan Anggota
Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan hewan milik peternak dan
melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan rayon.
12. Koordinator TPK
Bertanggung jawab terhadap kebutuhan para anggota di Tempat Pelayanan
Koperasi (TPK), koordinasi dengan seluruh unit usaha dalam memecahkan
permasalahan yang ada di lapangan.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


27
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

1.10 Ketenagakerjaan
Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh unit pengolahan susu di KPBS lebih
diutamakan tenaga kerja yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Tingkat pendidikan
bervariasi mulai dari Sekolah Dasar hingga yang berjenjang pendidikan sarjana.
Pengambilan dan penempatan tenaga kerja di KPBS disesuaikan berdasarkan jumlah
kebutuhan. Jumlah pegawai di Milk Treatment KPBS adalah 124 orang yang
diantaranya, 2 orang di bagian penerimaan, 9 orang di bagian laboratorium dan 1 orang
Kasie Laboratorium, 13 orang di bagian proses dan 1 Kasie proses, 7 orang di bagian
mesin dan 1 orang Kasie mesin, 5 orang di bagian bengkel dan Kasie bengkel, 33 orang
di bagian transportasi diantaranya 20 supir IPS dan 13 orang supir, 1 orang di bagian
gudang, 2 orang di bagian produksi, 8 orang penyuluh dan 1 orang Kasie serta 1 orang
Kasie MCC (Milk Cooling Centre), 2 orang Gardening, dan 5 orang satpam.
Sistem penerimaan tenaga kerja yang ditetapkan oleh Milk Treatment KPBS
disesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh KPBS pusat. Selanjutnya akan di
adakan seleksi penerimaan calon tenaga kerja baru yang di laksanakan secara bertahap.
Calon tenaga kerja yang lulus dalam seleksi peneriman akan menjalani masa percobaan
selama 6 bulan. Dalam masa percobaan itu, tenaga kerja baru di berikan upah sebesar
80% dari gaji pokok. Jika selama masa percobaan itu, calon tenaga kerja memiliki
prestasi yang baik dalam bekerja, disiplin waktu, kesetiaan dan pengabdian tinggi, maka
dapat di angkat sebagai tenaga kerja. Usia tenaga kerja untuk taraf pendidikan SD
sampai dengan SMA atau kejuruan yang dapat bekerja di Milk Treatment KPBS yaitu
berumur tidak lebih dari 28 tahun, sedangkan untuk lulusan sarjana usianya tidak di
batasi.
Selain pemberian gaji, perusahaan memberikan kesejahteraan pada karyawan,
diantaranya tunjangan kesejahtaraan berupa pelayanan asuransi kesehatan bagi seluruh
keluarga karyawan, tunjangan di hari tua sebesar 5%, tunjangan hari raya berupa gaji
tambahan yang besarnya satu bulan gaji atau bonus merata untuk seluruh karyawan pada
tahun berikutnya. Hal ini bertujuan untuk maningkatkan produktivitas para karyawan.
Biaya kesehatan bagi anggota koperasi yaitu sebesar 3 kali dari gaji dalam satu bulan dan
SIMKA (Simpanan Karyawan) digunakan untuk memfasilitasi anggota berupa
penampungan dan pemasaran susu, pengadaan pakan ternak, jasa simpan pinjam,
pengadaan unit sapi perah, pelayanan kesehatan sapi, pelayanan inseminasi buatan dan
penyediaan kebutuhan pokok bagi para ternak.
Pakaian seragam diberikan satu tahun sekali bagi karyawan tetap. Bagi karyawan
yang lembur pemberian gaji diperhitungkan setiap jamnya dan diberikan bersamaan
dengan pemberian gaji pokok setiap bulan. Penentuan jadwal kerja yang berlaku di Milk
Treatment KPBS untuk pegawai di bagian administrasi hanya 6 hari kerja dimulai pukul
07.00–15.00 WIB. Pegawai di bagian laboratorium, penerimaan dan proses dibagi

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


28
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
menjadi 2 shift. Pada bagian laboratorium dan penerimaan shift pagi di mulai pukul
04.30-12.30 WIB, sedangkan untuk shift siang dimulai pukul 15.00-21.00 WIB. Pada
bagian proses shift pagi dimulai pukul 04.30–12.30 WIB. Sedangkan untuk shift siang
dimulai pukul 13.00–21.00 WIB. Untuk pegawai di bagian mesin dan satpam dibagi
menjadi tiga shift. Jam pegawai dibagian pengemasan susu dimulai pukul 07.00–15.00
WIB. Pegawai di bagian gudang dimulai pukul 06.00–14.00 WIB, sedangkan untuk
bagian bengkel dimulai pukul 07.00–15.00 WIB.

Susunan pengurus Periode 2010–2015


• Ketua umum : H. Aun Gunawan, SE
• Ketua I : H. Engkun Maskun
• Ketua II : Ir. H. Muhamad Nasrun
• Sekretaris : Ir. Adang Shalahuddin
• Bendahara : Hj. Rahmi Hartini

TIM MANAJEMEN
• H. W. Hermansyah, SE.
• H. Hendra Turga, SE
SUSUNAN PENGAWAS Periode 2012-2015
• Ketua / Anggota : Ayi Dimyati
• Anggota : Ade Tatang
• Anggota : A Warmo Sugandi
PEMBINA
• Bupati Kabupaten Bandung
• Ka. Dinas Koperasi & UKM Kab. Bandung
• Ka. Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Bandung Muspika Kec.
Pangalengan, Kertasari & Pacet

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


29
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


30
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB II
KEGIATAN DI LINI INDUSTRI
2.1 Garis Besar Alur Pengolahan Susu Di KPBS Pangalengan

Susu yang telah di perah akan disetorkan ke TPK. Susu yang telah di kumpulkan
di TPK kemudian dikirim, jalur pengiriman susu di bedakan menjadi 2: Ada yang
langsung dikirim menuju MT KPBS, ada pula yang dikirimkan menuju Cooling Unit
untuk didinginkan terlebih dahulu supaya kualitas susu tidak menurun saat dikirimkan
menuju MT KPBS.
Di MT KPBS, setiap mobil tangki susu KPBS yang baru datang di uji kualitasnya
terlebih dahulu. Diantaranya pengujian meliputi tes alkohol serta uji kualitas susu yang
terdiri dari pemeriksaan Fat, Laktosa, Protein, Freezing Point, dan Total Solid.
Setelah lulus uji, tangki susu akan masuk ke bagian penerimaan. Disana susu
akan ditimbang volumenya, setelah ditimbang susu masuk pada bak penanmpungan
sementara. Dari bak penampungan sementara susu akan di pompa menuju Plat Cooler.
Di Plat Cooler, susu akan diturunkan suhunya dari suhu normal susu yang datang sekitar

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


31
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
rata-rata 30 derajat celcius diturunkan menjadi 4 derajat celcius dengan cara mengalirkan
susu yang masuk secara bersamaan dengan air dingin dan berlawanan. Susu dan air tidak
akan tercampur karna kedua saluran zat tersebut dibatasi oleh dinding sel.
Setelah dari plate cooler jalur susu dibagi menjadi 2 yaitu, pengiriman susu
freshmilk untuk IPS (Industri Pengolahan Susu) ataupun untuk home industry.Selain itu,
susu disimpan pada storange tank yang berukuran 50.000 liter. Susu yang berada pada
storange tank akan di proses lebih lanjut lalu menjadi susu olahan siap minum
(pasteurisasi) berdasarkan jumlah orderan yang di terima oleh KPBS pangalengan. MT
KPBS menggunakan proses pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time) yang
memerlukan waktu 15 detik pada suhu 82-85ºC. Hasil susu pasteurisasi di produksi
dalam 2 macam, yaitu susu bantal/prepack dan susu cup.

2.2 Prosedur Alur Penerimaan Susu Dari Peternak Hingga Milk


Treatment KPBS
2.2.1 Tata Cara Pemerahan Sapi dan Pemeliharaannya
A. Syarat Pembuatan Kandang
 Jauh dari pemukiman penduduk.
 Dibuatnya ventilasi udara yang cukup.
 Adanya sumber air
 Adanya sumber makanan untuk sapi dan lahan.
 Adanya pengolahan limbah
 Ukuran kandang harus sesuai.
 Terjangkau oleh sinar matahari.
B. Tata Cara Pemeliharaan Ternak Sapi
 Kandang yang baik terdapat sumber air yang banyak untuk menjaga
kebersihannya.
 Sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu supaya bersih.
 Sapi diberi pakan berupa rumput (rumput gajah/rumput liar), ongok/ampas
tahu, daun lamtoro, konsentrat dari limbah kulit kacang dan DDGS (sisa dari
proses fermentasi ethanol yang di keringkan).
 Untuk anak sapi di beri pakan berupa rumput, susu sapi dari induknya, dan di
beri tambahan nutrisi dari susu fullcream ataupun susu skim.
 Kandang harus selalu dijaga kebersihannya, setiap sapi yang mengeluarkan
kotorannya harus segera dibersihkan dan disimpan pada ladang supaya
menjadi pupuk kompos organik.
 Tanduk sapi yang sudah panjang harus segera dipotong agar tidak melukai
sapi yang lain ataupun orang yang memelihara sapi tersebut.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


32
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
C. Tata Cara Pemerahan Susu Sapi
 Sapi yang akan diperah di mandikan terlebih dahulu untuk menjaga
kebersihannya.
 Siapkan 2 wadah bersih berupa ember untuk menampung susu pada saat
pemerahan dan ember yang satunya untuk di isi air panas
 Siapkan juga milkcan (di cuci terlebih dahulu) untuk menampung susu yang
sudah di perah berikut dengan lap untuk saringannya supaya susunya bersih
dari kotoran.
 Lap puting dan ambing sapi dengan lap yang sudah di rendam di air hangat.
 Lumuri puting sapi dengan vaseline supaya puting licin agar mudah diperah.
 Lakukan pemerah dengan cara memijit dan menarik dari atas ke bawah
hingga puting mengeluarkan air susu.
 Basuh kembali puting susu yang telah di perah.
 Pindahkan susu hasil perahan dalam ember ke dalam milkcan untuk dibawa
ke TPK (susu yang sudah di perah jangan didiamkan lebih dari 1 jam, agar
bakteri tidak berkembang biak lebih banyak).
2.2.2 Penerimaan Susu Dari Peternak di TPK
TPK adalah Tempat Pelayanan Koperasi. Di TPK, semua susu yang sudah
diperah dari para peternak ditampung kemudian di setorkan ke MT KPBS untuk
diolah lebih lanjut atau dikirimkan ke IPS (Industri Pengolah Susu) ataupun sebagai
produk jual dari KPBS itu sendiri. Di TPK, susu yang akan di setorkan harus di
seleksi terlebih dahulu oleh “Tester” dan “Recorder”. Tester fungsinya adalah
sebagai penguji kualitas susu dari peternak apakah ada pemalsuan susu atau tidak,
bila ada susu tersebut akan dicurigai dan di sampel kemudian di kirimkan ke Lab
KPBS untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan Recorder fungsinya hanya mencatat
dari hasil pengujian oleh Tester. Inilah tahapan-tahapan kegiatan di TPK :
A. Pengujian Sampel Susu Dari Peternak
- Susu yang ada didalam milkcan akan di aduk secara homogen
kemudian ukur suhunya dengan IR Temperature (InfraRed). Lalu di
catat oleh recorder.
- Setelah itu, susu akan di uji alkohol dengan alat Gun Test yang berisi
alkohol 80%. Cara kerjanya dengan mencelupkan moncong gun test
kemudian angkat moncong keatas, dengan otomatis 2cc susu dan 2cc
alkohol akan masuk bersamaan kedalam tabung kaca lalu dikocok
supaya tercampur. Lihat hasilnya dengan mengetahui ada atau tidaknya
gumpalan-gumpalan susu didinding tabung, bila terdapat gumpalan
maka susu tersebut sudah pecah atau sudah lama jarak antara
pemerahan hingga penyetoran.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


33
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
- Uji Berat Jenis (Density) susu dengan alat Lactodensimeter yang di
celupkan kedalam susu untuk melihat berat jenis susu tersebut.
- Bila ada jadwal sampel kelompok peternak, susu akan di sampel tiap
individunya kedalam gelas kelompok dan akan dimasukkan kedalam
botol sampel untuk dilihat kualitas susu perkelompok setiap 4 kali
sampel dalam 1 periode atau 10 hari dengan menggunakan Lactoscope
dan pengujian Resazurin.
B. Penerimaan Susu Peternak Di TPK
- Setelah susu di uji oleh Tester, susu akan di ukur volumenya dengan
menggunakan Literan dan kemudian dicatat kedalam formulir
penerimaan serta kartu penyetoran milik peternak.
- Kemudian susu akan dimasukkan kedalam tangki mobil dan disaring
supaya tidak ada kotoran yang terbawa kedalam tangki.
- Setelah semua peternak menyetorkan susu, mobilpun akan berangkat
menuju MT KPBS untuk diproses lebih lanjut sesuai jadwalnya.
2.2.3 Pengambilan Sampel Susu Pada Mobil Tangki TPK
• Mengaduk susu di atas tanki truk sampai homogen, kemudian di ambil
sampel sebanyak 500ml.
• Masukkan kedalam gelas sampel.
2.2.4 Test Alkohol pada sampel susu TPK
• Lakukanlah pengujian alkohol test 75% (Teknis) untuk sampel susu yang
berasal TPK, sedangkan untuk yang dikirim ke IPS dengan kadar alkohol
73% (Pro Analysis).
• Siapkan tabung reaksi dan pipet 10 ml dalam ke adaan kering
• Ambil sampel susu sebanyak 2 ml dan tuangkan ke dinding tabung reaksi
kemudian tambahkan alkohol dengan jumlah yang sama dan tambahkan
indicator Rosalic Acid sebanyak 2 tetes, lalu kocok secara homogen.
• Amati terhadap adanya gumpalan dan atau pemisahan bagian-bagian
protein susu di dinding tabung reaksi dan adanya perubahan dari warna
jingga menjadi merah muda. Bila ada perubahan warna maka susu tersebut
sudah diberi penambahan karbonat/CO3 berlebih.
• Dan bila adanya butiran atau gumpalan susu menunjukan reaksi Positif.
2.2.5 Pengujian Kualitas Susu TPK, IPS, Kelompok dan Individu
- Lakukan pengujian dengan alat lactoscope
- Ambil sampel sebanyak 20 ml yang terlebih dahulu di aduk sampai
homogen kemudian masukan kebagian input pipe, setela itu masukkan data
nama sampel dan tekan enter pada komputer dan tunggu beberapa saat

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


34
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
- Catat hasil pengujian lactoscope mulai dari Fat, Protein, Lactose, Total
Solid, dan Freezing Point.
2.2.6 Akhir Proses Pengujian Susu
• Melaksanakan pencucian alat pengujian lactoscope dan lakukan cleaning
• Bersihkan seluruh peralatan dan simpan pada tempatnya.

2.3 Prosedur Pengujian Mikrobiologi


2.3.1 Metode Pengujinan Rezasurin
• Ambil alat tabung reaksi yang sudah disterilsasi lalu masukan sample susu
(KLP, TPK, IPS) sebanyak 10 ml kemudian tambahkan larutan rezasurin
sebanyak 1ml
• Tutuplah tabung reaksi dan kocok hingga homogen.
• Simpan di waterbath dengan temperatur 37ºC selama satu jam. Pada menit ke
30 amati perubahan yang terjadi, setelah itu simpan kembali pada waterbath
hingga waktu menunjukan 1 jam. Bila waktu perendaman sudah mencapai
waktu 1 jam, amati perubahan warna melalui alat lovibon lalu catat grade dari
hasil pengamatan
2.3.2 Metode Pengujian TPC
• Angkat tabung reaksi dan larutan renger dari dalam autoclave lalu dinginkan
sampai suhu kurang dari 20 ºC
• Angkat larutan PCA lalu simpan dalam incubator agar suhu PCA tetap diatas
37 ºC
• Siapkan petridish dan beri kode sesuai dengan TPK atau IPS lalu diberi tanda
pengenceran (10-5/10-6)
• Nyalakan lampu spirtus/alkohol agar suhu ditempat pengujian tetap steril
• Ambil sample susu sebanyak 1ml lalu encerkan ketabung 1 yang sudah diisi
larutan ranger steril aduk sampai merata kemudian ambil kembali sebanyak
1ml lalu masukan lagi ketabung berikutnya sampai kepengenceran ke 5.
Setelah 5 kali pengenceran lalu tuangkan 1ml larutan yang sudah di encerkan
kepetridish yang berkode 10-5 dan 0,1 ml ke petridish yang berkode 10-6
Catatan:
• Untuk pengenceran harus menggunakan 1 pipet dalam satu kali
pengenceran
• Setiap melakukan pengenceran harus dilakukan dekat lampu
alkohol/spirtus agar suhu udara tetap steril
 Periksa larutan agar dari dalam incubator lalu periksa suhu agar tersebut
(suhu antara 36-39 ºC).
 Setelah suhu agar benar-benar antara 36-39 ºC tuangkan ke petridish yang
sudah diisi pengenceran tadi kurang lebih 20-30ml/ petridish atau sesuai
dengan petridish itu sendiri (jangan terlalu tipis atau tebal).

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


35
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
 Lalu digoyangkan sehingga larutan pengenceran dan agar benar-benar
tercampur supaya media tumbuhnya bakteri merata.
 Kemudian diamkan beberapa menit sampai agar tersebut benar-benar menjadi
padat.
 Untuk mengetahui keadaan udara ruangan yang dipakai penganalisaan maka
larutan agar yang dituangkan ke dalam petridish tidak langsung ditutup (harus
terbuka selama kurang lebih sama dengan lamanya penganalisaan persatu
sample atau kurang lebih 1,5 menit).
 Selama penganalisaan mulai pengenceran sampai dengan selesai penuangan
agar, lampu alkohol/ spirtus harus tetap nyala agar suhu normal.
 Setelah media agar benar-benar beku selanjutnya simpan dan masukan ke
incubator dalam keadaan terbalik dengan suhu 30ºC (±1ºC) selama 48 jam
atau selama 2 hari.
 Periksa hasil pengamatan TPC setelah 48 jam di inkubasi.
2.3.3 Pengujian Antibiotik Pada Sampel Truk IPS
 Siapkan sampel susu yang akan diuji, Delvotest Incubator, media
Delvotest, pipet dan suntikan untuk mengukur volume sampel.
 Kocok botol sampel susu yang akan di uji secara homogen, kemudian
pipet sampel sebanyak 0,5ml.
 Kemudian masukkan kedalam tabung media Delvotest lalu tutup lubang
dengan selotip dan beri nama sesuai nomor kendaraan tersebut.
 Setelah sampel siap, atur alat Delvotest Incubator dengan suhu sekitar
63ºC (±1ºC) selama 3 jam.
 Amati perubahan yang terjadi, bila perubahan warna dari biru menjadi
kuning maka susu tersebut (-) negative mengandung Antibiotik bila
warnanya tetap biru menjadi biru maka hasilnya (+) positif mengandung
Antibiotik.
 Catatlah hasil pengamatan di buku catatan Antibiotik KPBS, dan laporkan
kepada supir IPS bila hasilnya dinyatakan postif.

2.4 Prosedur Pengolahan Susu Di Milk Treatment KPBS Pangalengan

Susu yang diterima di MT KPBS Pangalengan akan mengalami proses pengolahan


lebih lanjut. Proses pengolahan ini terdiri atas pengolahan susu dingin, susu tawar
pasteurisasi, dan susu manis pasteurisasi. Susu manis pasteurisasi merupakan produk susu
rasa yaitu Strawberry dan Coklat.
Proses pengolahan susu dingin yang dilakukan di MT KPBS melalui bebrapa tahap
yaitui :

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


36
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
2.4.1 Alur Proses Penerimaan Susu Dari TPK Hingga Ke MT KPBS

Gambar : Diagram Alir Penyimpanan Susu Di MT KPBS


 Susu yang di angkut menggunakan truk tangki akan di bawa ke bagian
penimbangan untuk ditimbang agar diketahui kuantitas susu yang diterima.
 Setelah itu, sambungkanlah pipa yang menuju bak penimbangan dengan pipa
keluarnya susu di truk tangki.
 Kemudian susu di pompa menuju bak penimbangan,setelah itu susu lalu di
timbang.
 Susu yang sudah ditimbang dialirkan menuju bak sementara untuk ditampung
dan di pompa melewati Platcooler untuk menurunkan suhu susu tersebut.
 Setelah itu, simpan susu kedalam Storange Tank 50.000 Liter.
2.4.2 Proses Pembuatan Susu Freshmilk Untuk Dikirimkan Ke Industri
Pengolahan Susu (IPS)

Gambar : Diagram Alir Proses Susu Freshmilk Untuk IPS

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


37
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
 Susu yang sudah ditimbang akan di alirkan menuju Platcooler 1 dan 2 (IPS)
kemudian di alirkan kedalam truk tangki IPS.
 Mobil tangki yang siap berangkat, harus dibersihkan terlebih dahulu dan
kemudian di segel supaya tidak bocor serta diberi surat jalan untuk keamanan
dalam pengiriman ke IPS.
2.4.3 Proses Pasteurisasi Susu Murni

Balance Tank
2.4.4

PHE Regeneratif I

Homogenizer

PHE Pasteurisasi

Holding Tube

PHE Regeneratif II

PHE Pendingin

Storage Tank

Packaging

Tahapan-tahapan Proses Pasteurisasi


 Hubungkan jalur-jalur susu menuju daerah pasterisasi, hubungkan Balance
Tank, PHE Regeneratif I, Homogenizer, PHE Pasteurisasi, PHE Regeneratif II,
PHE Pendingin dan Jalur menuju Storange Tank.
 Atur Suhu PHE Pasteurisasi sekitar 82ºC dan Homogenisasi dengan tekanan
1000-1500Psi.
 Bersihkan seluruh jalur dengan air bersih, kemudian alirkan susu menuju jalur
tersebut, pastikan seluruh jalur terpasang dengan rapih dan steril.
 Teruslah pantau hingga proses Pasteurisasi selesai.
 Bersihkan seluruh jalur menggunakan air panas dan caustic soda dengan
menghubungkan jalur dari stasiun CIP.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


38
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
2.4.4 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Rasa

Gambar : Pembuatan susu pasteurisasi rasa.


 Hubungkan jalur dari Storage Tank 50.000L ke Mixing Tank 2000 dan
masukan susu sesuai dengan kebutuhan.
 Hubungkan jalur Mixing Tank — PHE —Tri Blender — Mixing Tank
Kemudian sirkulasikan , hingga suhu naik (≤50ºC).
 Tambahkan gula atau bahan lain ke dalam Tri Blender, setelah semua bahan
dimasukan kemudian sirkulasikan selama kurang lebih 30 menit .
 Hubungkan jalur Mixing Tank (2000L) — PHE Regeneratif I (60ºC-70ºC)
— Homogenizer (1000-1500Psi)— PHE Pasteurisasi (82ºC)— Holding
Tube (82ºC selama 15 detik) — PHE Regeneratif II (20ºC-30ºC) — PHE
Pendingin (≤4ºC) — Storange Tank—Packaging.
 Setelah selesai pengisian ke Storage Tank, lakukan pembilasan dengan air
kemudian lakukan CIP.
 Membersihkan semua peralatan dengan cairan Tipol dan bilas dengan air
panas.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


39
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
2.4.5 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)

Gambar : Diagram Alir Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)


 Hubungkan jalur dari Storage Tank 50.000L ke Mixing Tank 2000 dan
masukan susu sesuai dengan kebutuhan. Catatan : Mixing Tank hanya
untuk mengukur jumlah volume susu yang di butuhkan saja.
 Hubungkan jalur Mixing Tank (2000L) — PHE Regeneratif I (60ºC-
70ºC) — Homogenizer (1000-1500Psi)— PHE Pasteurisasi (82ºC)—
Holding Tube (82ºC selama 15 detik) — PHE Regeneratif II (20ºC-
30ºC) — PHE Pendingin (≤4ºC) — Storange Tank—Packaging.
 Setelah selesai pengisian ke Storage Tank, lakukan pembilasan dengan
air kemudian lakukan CIP.

 Membersihkan semua peralatan dengan cairan Tipol dan bilas dengan


air panas.

2.4.6 Cleaning In Place (CIP) dan Cleaning On Place (COP)


Di setiap kegiatan proses perusahaan pastinya sebelum dan sesudahnya
haruslah dibersihkan setiap sudut bagian perusahaan agar terlihat indah,
bersih, higienis, dan terawat. Di MT KPBS memiliki sistem pembersihan
dengan 2 cara yaitu pembersihan di tempat tak terjangkau (CIP/Clening In
Place) dan pembersihan di tempat yang terjangkau (COP/Cleaning On Place)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


40
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
CIP merupakan suatu proses pembersihan alat-alat maupun tempat-
tempat yang tak terjangkau oleh tangan manusia maupun alat pembersih
lainnya. Teknik CIP ini biasanya menggunakan zat-zat kimia dan air supaya
bisa membersihkan bagian-bagian yang tak terjangkau seperti pipa, tangki
penyimpanan, dan lain-lain. Biasanya teknik pembersihan ini hanya
menggunakan zat cairan basa seperti NaOH atau Caustic Soda, asam yaitu
Asam Nitrat atau HNO3, dan air sebagai pembilasnya ataupun penetralnya.
Sedangkan COP merupakan suatu proses pembersihan alat-alat ataupun
tempat-tempat yang terjangkau oleh tangan dan alat, misalnya permukaan
luar storange tank, lantai-lantai, tembok-tembok, dan lain lain. Biasanya
hanya menggunakan Tippol (Bahan Dasar Sabun) dan air sebagai
pembilasnya supaya tidak licin.
2.4.7 Standar Operating Procedur
A. Tujuan
Untuk mendinginkan susu agar kualitasnya tetap terjaga.
B. Penerapan
Cooling Unit
C. Prosedur
Material atau Bahan :
a. Masuk kerja 15 menit sebelum memulai pekerjaan
b. Membersihkan peralatan dan sarana lainnya serta ruangan pastikan
peralatan dalam keadaan bersih dan peralatan pendukung lainnya
dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2.4.8 Persiapan Penerimaan Susu ke Cooling Unit :
a. Memasang selang dari Balance Tank ke Milk Pump A, input ke
Cooling Unit.
b. Memeriksa manual valve pada jalur susu supaya tidak ada yang salah
posisi.
c. Memeriksa keadaan seluruh komponen Cooling Unit.
d. Membuka tutup pembuangan udara panas dari Blower Cooling Unit.

Proses Pendinginan Susu


a. Susu dari peternak ditampung sementara di Balance Tank.
b. Masukan susu ke Cooling Unit menggunakan Milk Pump A.
c. Jalankan mesin Cooling Unit. Jika susu di cooling unit ada pada posisi
500 liter dengan menekan tombol sebanyak 2 kali.
d. Jika susu yang sudah masuk ke tangki Cooling Unit ada pada posisi
penuh, gunakan alat ukur volume untuk mengetahui jumlah susu yang
sedang di dinginkan.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


41
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
e. Proses pendinginan susu berjalan rata-rata dalam tempo 3,5 jam untuk
mencapai temperature 3,50C.
f. Setelah susu dingin, keluarkan susu dari tangki cooling unit
menggunakan Milk Pump B ke tangki mobil IPS untuk dipasarkan ke
pabrik industri.
Akhir Proses Pendinginan Susu :
a. Matikan mesin Cooling Unit.
b. Setelah selesai pendinginan susu, tangki Cooling Unit dan instalasi
pipa susu dibersihkan sesuai dengan SOP CIP yang ada.
c. Bersihkan seluruh peralatan yang ada serta ruangannya.
d. Tutup kembali lubang pembuangan udara panas dari Blower Cooling
Unit.
2.4.9 Pengolahan Limbah KPBS
Dalam pengolahan limbah di KPBS menggunakan sistim pengendapan.
Semua saluran pembuangan di MT.KPBS akan berakhir pada bak
penampungan limbah. Bak penampungan limbah terbagi menjadi 4 bagian
diantaranya :
a. Bak Penampungan Sementara 1. Didalam bak penampungan
sementara, limbah yang masuk kemudian dialirkan menuju bak
penampungan ke 2 dengan proses pengendapan.
b. Bak Penampungan Sementara 2. Didalam bak penampungan ke
dua limbah diolah sama halnya sepeti dengan bak pertama.
c. Bak 3 Pengendapan Dan Penyaringan. Pada bak ini, limbah yang
masuk akan disaring dan di endapkan melalui beberapa tahap
diantaranya :
- Lapisan pasir berguna untuk mengedapkan limbah cair yang
dibuang dan menopang akar tumbuhan walini yang akan
memberikan oksigen kepada mikroba-mikroba pengurai yang
ada pada lapisan teratas.
- Lapisan karung plastik berguna untuk menahan pasir di lapisan
atas dan menyaring air limbah yang menembus lapisan pasir
tersebut.
- Lapisan ijuk untuk menyaring air limbah supaya lebih jernih
lagi.
- Lapisan kerikil untuk menahan sema lapisan yang ada diatasnya
dan menahan kotoran yang dibawa oleh air yang sudah di lewati
pada lapisan sebelumnya.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


42
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

- Lapisan pipa paralon yang telah dilubangi berguna untuk


mengalirkan air limbah yang sudah di saring sebelumnya dan
dialirkan menuju bak 4.
Tebal lapisan semuanya minimal 1 meter tiap masing-masing.

d. Bak 4 parameter konsentrasi limbah. Di bak penampungan ini, air


hasil penyaringan akan ditampung terlebih dahulu untuk
mengetahui seberapa pekatnya konsentrasi limbah yang akan
dibuang menuju saluran pembuangan yang akan berakhir di
sungai. Pada bak ini, di berikan ikan lele dan ikan mas sebagai
parameter biotik yang berguna untuk mengetahui beracun atau
tidaknya limbah yang akan dibuang tersebut.
Limbah yang telah diproses akan di buang bersamaan dengan air
limbah bekas pencucian mobil tangki yang ada di MT KPBS.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


43
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Gambar : Denah lokasi MT KPBS

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


44
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sejarah Susu

Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia.
Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan
domba. Sapi dan domba mulai dijina.14kkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu
dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para
pengembara gurun di sana.Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada abad
5000 SM melewati daerah Anatolia.[Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode
Neolitik.

Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa
Eropa pada zaman Pertengahan Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa
sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Susu
sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan Hindia Belanda pada
abad ke 18.

3.2 Pengertian Susu

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


45
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-
lainnya untuk konsumsi manusia.

Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu
menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein.
Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang
dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan
minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi

3.3 Nutrisi Hewan Mamalia

Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk
melalui kelenjar susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air
susu kepada bayi nya hingga umurnya mencapai 7 tahun.
3.4 Gizi Untuk Manusia

Di beberapa bangsa, terutama bangsa Eropa, meminum susu telah menjadi kebiasaan
yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan
peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya diminum, melainkan diubah
bentuknya menjadi margarin, yogurt bahkan es krim. Susu pun terus dikembangkan
seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri susu sangat maju dalam hal
teknologi dan kualitas susu itu sendiri. Susu-susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata
mengandung kandungan gizi yang tinggi Ini sangat baik bagi kesehatan dan
pertumbuhan kita. Hal ini yang menyebabkan, tinggi rata-rata orang Eropa jauh dari
tinggi rata-rata orang Asia. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang dapat
menguatkan tulang.

3.5 Sumber Susu


Susu tidak hanya dari sapi, tapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya.
Diantaranya:
 Domba
 Kambing
 Kuda
 Keledai
 Unta, termasuk unta di Amerika Selatan.

Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat untuk logistik
susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai mengandungi
lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi. Susu paus mengandung kandungan lemak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
46
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
terbesar, yaitu 50% dari kadar susu tersebut. Namun, susu paus tidak dikonsumsi oleh
manusia.

3.6 Syarat Susu Yang Baik

Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steri l. Namun, apabila
sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu
yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik
beku, titik didih, dan tingkat keasaman.

Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya.
Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan.
Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan
mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna
kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan
muncul.

Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula
laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila
terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim
dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya.
Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.
Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3
jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh
perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu
biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu,
lemak, serta temperatur susu.

Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah
100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan
pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik
beku air yang berbeda.

Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan
sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari
6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.

3.7 Jenis Produk Susu

Berdasarkan kandungan lemak yang terdapat di dalamnya, produk susu dapat


dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu susu murni (whole milk), susu kurang lemak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
47
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
(reduced fat milk), susu rendah lemak (low fat milk), dan susu bebas lemak (free-fat
Milk) atau susu skim (skim milk).

Susu murni harus mengandung sekurang-kurangnya 3,25% dari lemak susu dan
8,25% padatan susu bukan lemak (protein, karbohidrat, vitamin larut air, dan mineral).
Penambahan vitamin A dan D pada susu ini bersifat fakultatif.

Susu kurang lemak banyak dipilih orang orang-orang yang ingin mengurangi
konsumsi lemak di dalam susu. Sesuai dengan namanya, kadar lemak pada susu ini telah
dikurangi hingga tersisa 2%. Untuk konsumen yang menginginkan konsumsi lemak lebih
sedikit lagi, diciptakanlah susu rendah lemak. Kadar lemak pada susu ini telah dikurangi
hingga tersisa 1%.

Pada susu skim, kadar lemaknya dikurangi hingga hampir tidak ada sama sekali
(0,1%), namun residu dari lemak susunya boleh tersisa hingga maksimum 0,5%. [5]
Karena vitamin A dan D yang larut dalam lemak ikut hilang pada proses penghilangan
lemak, pada susu kurang lemak, susu rendah lemak, dan susu skim umumnya
ditambahkan kedua vitamin tersebut.

Susu murni yang dipanaskan selama beberapa waktu akan terubah menjadi
evaporated milk. Susu ini terbentuk melalui pemanasan susu dengan menggunakan
pompa vakum untuk menghilangkan kira-kira 60% kadar airnya. Selain penghilangan
air, dalam pembuatan evaporated milk ini juga dilakukan penambahan vitamin D serta
standardisasi nutrisi. Selanjutnya susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5 °C
selama 15 menit untuk sterilisasi. Hasilnya, evaporated milk akan berstruktur lebih pekat
dibandingkan susu murni, dan mengandung kira-kira 25% padatan susu bukan lemak.

3.8 Manfaat dan Macam Susu


A. Manfaat Susu

Karena memiliki kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang
tidak sedikit, diantaranya:
 Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu
berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah
tinggi.
 Menurunkan tekanan darah.
 Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu
mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan
mencegah gigi berlubang.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


48
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
 Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam
makanan.
 Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus.
 Mencegah diabetes tipe 2.
 Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
 Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan
merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.

B. Macam-Macam Susu

 Susu Pasteurisasi (Pasteurized).


Susu Cair yang telah melalui proses pasteurisasi pada suhu 80° C selama 15
detik, lalu didinginkan pada suhu 10° C dan dikemas dalam botol/karton steril.
Krim susu akan terpisah dan terkumpul di permukaan. Susu Pasteur hanya tahan
beberapa hari dalam lemari es.

 Susu Homogen (Homogenized).


Diperoleh dari susu pasteur yang diproses dengan tekanan tinggi agar lemaknya
tidak berkumpul dipermukaan tapi merata dalam susu. Waktu direbus, susu ini
harus selalu diaduk agar lemaknya tidak memisah. Susu homogen harus disimpan
dalam lemari es, tahan paling lama 5-7 hari.

 Susu UHT (Ultra High Temperature)


Dibuat dari susu cair yang dipanaskan dengan suhu ± 137°C. Praktis, karena
awet dan tahan berbulan bulan tanpa disimpan dalam lemari es. Rasanya mirip
susu homogen. Ada berbagai pilihan rasa, untuk memasak/kue, pakailah yang
tawar.

 Susu Steril
Susu homogen dalam botol/kaleng steril yang telah dipanaskan hingga 110°C,
sehingga menjadi lebih kental. Tahan lama sekali, bahkan hingga tahunan,
sekalipun tidak disimpan dalam lemari es.

 Susu Evaporasi/Susu kental tawar (Evaporated Milk)


Jenis susu yang telah diuapkan sebagian airnya, hingga kental. Untuk
menggunakannya tambahkan 2 bagian air. Sering dipakai sebagai pengganti krim
untuk kopi atau sup.

 Susu Kental Manis (Condensed Milk)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


49
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Sesuai namanya, susu ini kental dan manis sekali. Jika digunakan untuk
membuat kue/puding, perhitungkan kadar gulanya. Untuk siraman es campur,
martabak manis, ataupun pancake.

 Susu Bubuk
Hasil olah susu segar yang dikeringkan hingga berbentuk bubuk. Ada yang
penuh kandungan lemak (Full Cream), dibuang sebagian lemaknya (low Fat) atau
yang tanpa lemak (Skim/Non Fat). Untuk memperoleh susu cair, larutkan 3 sdm
susu bubuk dalam 250 ml air, atau ikuti keterangan pada kemasan.

 Buttermilk
Cairan sisa pemrossesan mentega. Susu jenis ini biasanya kental dan bisa
langsung diminum atau untuk campuran membuat kue. Jika diberi soda kue, susu
ini berfungsi sebagai bahan pengembang. Sebagai pengganti pakailah susu asam
atau buat sendiri dari susu cair (lihat susu asam).

 Susu asam (Sour Milk)


Rasanya asam karena proses fermentasi. Fungsinya sama dengan buttermilk.
Untuk membuat sendiri tambahkan 1 sdm air jeruk lemon. Cuka dalam 300 ml
susu cair. Aduk, tunggu 10 menit sampai kental baru pakai untuk memberi cita rasa
khas pada kue/masakan. Tambahkan ½ sdt soda kue dan pakailah sebagai bahan
pengembang.

 Yogurt
Susu yang difermentasikan. Rasanya asam, lebih kental dari susu asam. Untuk
masakan, campuran minuman, saus salad, atau marinate.

 Full cream
Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan
vitamin D.

 Low fat
Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full
cream.

 Skim
Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%.

 Flavoured
Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa tertentu untuk
variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang, dan rasa lainnya. Umumnya
memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa ini.

 Calcium enriched
Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya
telah dikurangi.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


50
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
 CLA
Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan
dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pem otot
dan mempercepat pembakaran lemak.

3.9 Komposisi Susu

Komposisi susu sangat beragam tergantung dari jenis ternak, waktu pemerahan,
urutan pemerahan, keragaman akibat musim, umur sapi, penyakit, makanan ternak da faktor-
faktor lainnya. Keragaman dalam komposisi susu binatang tersebut menunjukkan perbedaan
tahap perkembangan anaknya pada waktu kelahiran. Susu yang dikonsumsi harus memberi
zat makanan yang cukup dalam pembentukan tubuh untuk memungkinkan perkembangan
yang cepat.

Menurut Prof. Douglas Goff, seoramg dairy scientist dari University of Guelph,
Kanada dalam harian kompas menyatakan komposisi susu terdiri atas air (water) sekitar
87%, lemak susu (milk fat) dan bahan kering tanpa lemak (Solids NonFat / SNF). Kemudian,
bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam ( sitrat,format,
asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase,fosfatase, lipase), gas (oksigen,
nitrogen) dan vitamin (vitamin A, C, D, tiamin, riboflavin).

 Lemak Susu
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4%-5,5%. Lemak susu terdiri atas
trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak melalui
ikatan-ikatan ester. Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam lambung
(lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai
hidrokarbon dan golongan karboksil.

Lemak susu mengandung asam linoleat, sphingomyelin, asam butirat, beta-karoten,


vitamin A dan D, asam oleat dan asam linolenat.

 Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3,25 %. Beberapa protein spesifik yang menyusun
protein susu adalah kasein dan whey protein. Kasein merupakan komponen protein terbesar
dalam susu yakni sekitar 80 % dari total protein, sedangkan sisanya whey protein. Whey
protein meerupakan protein butiran (globular ). Beta- laktoglobulin, alpa-laktalbumin,
imunoglobulin dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Dalam
whey protein terkandung pula beberapa enzim (laktopeeroksidase), hormon dan antibodi.

 Kabohidrat Susu

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


51
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Karbohidrat utama penyusun susu adalah laktosa dengan proporsi 4,6% dari total
susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida yaitu glukosa dan
galaktosa. Laktosa dapat mempengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku dan titik didih.

 Mineral Susu
Susu mengandung beberapa bahan mineral seperti Potasium (K) 0.140%, Kalsium
(Ca) 0.125%, klorin (Cl) 0.103%, Fosfor (P) 0.096%, Sodium (Na) 0.056%, Magnesium
(Mg) 0.012% dan Sulfur (S) 0.025 %. Sedangkan mineral lain yang terdapat dalam jumlah
sedikit diantaranya besi (Fe), tembaga (Cu), aluminum (Al), boron (B), seng (Zn), mangan
(Mn), dan silikon (Si). Kalsium dan fosfor mempunyai nilai gizi yang penting, juga kalsium
fosfat merupakan bagian dari partikel kasein. Kandungan mineral dari susu tidak
dipengaruhi oleh makanan ternak. Tetapi kandungan yodium pada susu dapat berubah-ubah
sesuai dengan makanannya (Buckle et all, 1987 dalam Abidah,S.2002).

 Vitamin Susu
Susu mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D dan
Vitamin E, serta sedikit vitamin K. Susu juga mengandung vitamin yang larut dalam air
seperti tiamin, riboflavin, niasin, asam pentatenat, piridoksin, biotin, kolin, inositol, asam
folat, vitamin B 12 yang kesemuanya tergolong sebagai kompenon vitamin B komplek.
Disamping itu juga mengandung vitamin C.

3.10 Sifat Sifat Susu


 Sifat-Sifat Fisik Susu
1. Warna
Susu normal berwarna putih sampai agak kuning keemasan. Variasi terjadi
karena adanya perbedaan pakan yang diberikaan dan karena faktor keturunan. Warna
kuning disebabkan karena adanya zat warna karoten dalam lemak susu yang berasal dari
jenis pakan yang diberikan. Warna kuning juga dapat disebabkan oleh adanya sel-sel
darah putih yang terdapat dalam susu karena mastitis atau karena sapi sedang dalam
masa laktasi. Warna putih banyak disebabkan globula-globula lemak, protein kasein
yang biasanya mengikat kalsium dan fospat (Hadiwiyoto, 1994).

2. Cita Rasa
Cita rasa susu hampir tidak dapat diterangkan, tetapi yang jelas menyenangkan
dan agak manis. Rasa manis ini berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari
kloida,sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Menurut Buckle (1985), cita rasa yang
kurang normal mudah sekali berkembang didalam susu dan hal ini merupakan akibat
dari:
1. Cita rasa makanan sapi yang mencemari makanan dan minuman sapi

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


52
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
2. Aktifitas lipase pada lemak susu yang menghasilkan cita rasa tengik
3. Oksidasi lemak
4. Pencemaran dan pertumbuhan bakteri
5. Susu yang menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya

3. Titik Didih dan Titik Beku

Jika susu dipanaskan, maka susu akan mendidih pada suhu kira-kira 100,160C.
Jadi hanya sedikit diatas titik didih air. Sebaliknya susu akan membeku pada suhu kira-
kira –0,520 0C jika didinginkan. Titik beku akan berubah jika pada susu ditambahkan
air, santan atau lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit saja.

4. Kekentalan Susu
Susu mempunyai kekentalan 1,5-1,7 kali dibandingkan dengan kekentalan air.
Pada suhu 20 0C, susu mempunyai kekentalan sebesar 1,005 cp (sentipois). Kekentalan
susu dipengaruhi oleh komposisi susu, umur hewan dan beberapa perlakuan, misalnya
adanya pengadukan akan menurunkan kekentalan susu. Sebaliknya pengasaman,
aktivitas bakeri dan pemeraman (aging) akan menaikkan kekentalannya.

 Sifat-Sifat Kimia Susu

1. Berat Jenis Susu


Susu normal mempunyai berat jenis rata-rata 1,030 atau antara 1,028- 1,032.
Variasi berat jenis terjadi karena perbedaan besarnya kandungan lemak, laktosa, protein
dan garam-garam mineral. Berat jenis lemak 0,93; laktosa 1,666; kasein 1,31 dan berat
jenis garam-garam mineral rata-rata 4,12.

2. Keasaman dan pH Susu


Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat sam dan basa
sekaligus. Potensial ion hidrogen (pH ada yang menyebutnya power of hydrogen ion )
susu segar terletak antara 6,5-6,6. sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam
laktat. Ada juga senyawa-senyawa fospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan
karbondioksida yang larut dalam susu (Hadiwiyoto, 1994 dalam Abidah,S, 2002).

3.11 Mikrobiologi Susu

Susu dalam ambing ternak sehat pun tidak bebas hama dan mungkin
mengandung sampai 500 mikroorganisme/ml. Jika ambing itu sakit jumlah
mikroorganisme dapat meningkat menjadi lebih besar dari 20.000 sel/ml. Susu
mengandung sejumlah bahan anti bakteri seperti laktoferin, laktoperoksidase, lisosim
dan N-asetil-β -D-glukosaminidase (NAGase). Bahan-bahan tersebut dapat mencegah

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


53
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
tumbuhnya mikroorganisme dalam ambing selama beberapa jam pertama sesudah susu
itu diambil dari ambingnya.

Bakteri yang hidup dalam susu mempunyai aktivitas yang berbeda-beda


tergantung jenis atau golongannya. Jenis bakteri beserta jenis aktivitasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis bakteri beserta jenis aktivitasnya
NO JENIS BAKTERI JENIS AKTIVITAS
1 Bacillus coagulans
2 Bacillus calidolactis
3 Lactobacillus casei
4 Lactobacillus acidophilus Menguraikan laktosa menjadi asam
5 Lactobacillus bulgaricus laktat
6 Streptococcus lactis
7 Streptococcus cremoris
8 Streptococcus thermophilus
9 Streptococcus liquefaciens

10 Alcaligenes viscosus
11 Eschericia coli
12 Aerobacter Merubah warna susu menjadi keruh
13 Staphilococcus cremoris dan kental
14 Micrococcus pituitoparus
15 Micrococcus frendeurechii
16 Bacillus subtilis Menguraikan protein susu menjadi
17 Clostridium butirycum peptida-peptida, asam amino bebas,
18 Serratia amin dan amonia
19 Pseudomonas fluorescens
Menguraikan lemak menjadi asam
20 Achromobacter lipolyticum
lemak bebas dan gliserol
21 Achromobacter lipidis
22 Pseudomonas cyanogenus Merubah warna susu menjadi kebiru-
biruan
23 Pseudomonas synxantha Merubah warna susu menjadi
kekuning-kuningan
24 Serratia marcescens Merubah warna susu menjadi kemerah-
merahan
25 Eberthella thyphosa
26 Brucella abortus Menyebabkan penyakit demam
27 Brucella suis

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


54
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
28 Brucella melliteuis
29 Mycobacterium tuberculosis Menyebabkan penyakit TBC
30 Streptococcus pyogenes Menyebabkan sakit pada kerongkongan
Sumber : Hadiwiyoto, 1994

3.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Komposisi Air Susu

1. Genetik
Faktor genetik adalah faktor individu yang diturunkan orang tua kepada anaknya.
Menurut Sudono (1989) dalam Abidah,S (2002), bahwa setiap bangsa sapi mempunyai
sifat-sifat sendiri untuk menghasilkan susu yang berbeda dalam jumlah maupun susunan.
Adapun komponen air susu segar dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Air Susu Berdasarkan Bangsa Sapi
Bangsa Sapi Air (%) TS (%) Lemak (%) Protein (%) Laktosa (%) Abu (%)
Holstein 88.07 11.93 3.45 3.15 4.65 0.68
Guernsey 85.45 14.55 4.98 3.84 4.98 0.75
Jersey 85.43 14.57 5.14 3.80 4.87 0.76
Ayrshire 87.28 12.72 3.85 3.32 4.90 0.65
Sumber : Eckels, 1987

2. Pakan dan Pemberian Air Minum


Sapi laktasi membutuhkan ransum berkualitas baik yang mengandung zat-zat yang
dibutuhkan hewan yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin, tidak
mengandung kuman penyakit hewan yang menular (Antrax), ransum tidak boleh dalam
keadaan rusak, ransum selain untuk memenuhi kebutuhan pokok juga untuk
memproduksi susu (Siregar, 1990 dalam Abidah, S, 2002). Jenis pakan berpengaruh
terhadap produksi dan komposisi susu, jika sapi hanya diberi rumput saja maka produksi
rendah dan komposisinya yang terdapat dalam air susu menjadi rendah pula (Lampert,
1970 dalam Abidah,S, 2002). Jumlah dan kualitas pakan yang diberikan sangat besar
pengaruhnya terhadap jumlah dan kualitas produksi air susu (Ensmiber,1980 dalam
Abidah.S, 2002).

Secara keseluruhan air minum diperlukan oleh sapi laktasi setiap harinya berkisar
antara 37 sampai 45 liter. Kebutuhan air untuk memproduksi sati liter air susu adalah 3,6
sampai 4,0 liter, maka sapi perah membutuhkan air lebih banyak (Makin,dkk,1980 dalam
Abidah,S, 2002)

3. Cara dan Waktu Pemerahan


Sistem pemerahan dan persiapan sebelum memerah sangat berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas susu. Teknik pemerahan yang salah dapat menyebabkan ambing
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
55
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
rusak, sakit dan produksi menurun. Sebelum pemerahan, dilakukan pencucian ambing
dengan air hangat. Hal ini sesuai yang diungkapkan Sudono (1989) dalam Abidah,S
(2002), bahwa pencucian dengan air hangat akan merangsang keluarnya air susu
sehingga memudahkan dalam pemerahan dan mencegah kontaminasi bakteri pada susu.
Pada saat akan memerah dipersiapkan terlebih dahulu peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk pemerahan dan kebersihan diperiksa.
Ada beberapa metode dalam melakukan pemerahan air susu yaitu :
a. Strip method, adalah cara pemerahan dengan menggunakan dua jari
b. Legeartis, adalah cara pemerahan dengan menggunakan lima jari.

Waktu pemerahan sangat berpengaruh terhadap komposisi susu (Lampert, 1970


dalam Abidah, S, 2002). Bila pemerahan dilakukan pada pagi hari dan sore hari maka
kadar lemak pada sore hari 0,5% sampai 2,0% lebih tinggi dibandingkan pada pagi hari.
Sedangkan produksi susu lebih banyak pada pemerahan pagi hari dibandingkan
pemerahan sore hari. Perbedaan ini disebabkan pada malam harinya sapi lebih banyak
istirahat, sehingga energi yang dikeluarkan menjadi sedikit dan pada gilirannya
digunakan untuk mensintetis air susu (Schmidt, 1971 dalam Abidah, S, 2002).

4. Umur
Produksi susu sapi yang dipelihara masih muda belum menunjukkan produksi
yang tinggi. Produksi susu maksimal diperoleh pada periode laktasi yang ke 4 dan 5.
Penurunan produksi susu akan tampak jelas setelah sapi mencapai laktasi yang ke 8 dan
10. Hal ini disebabkan karena aktifitas kelenjar-kelenjar air susu sudah berkurang.
Berdasarkan penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sapi yang berumur 10 tahun kadar
lemak air susu akan menurun berkisar 0,2% dan kandungan Bahan kering tanpa lemak
berkisar 0,5% (Lampert, 1970 dalam Abidah, S, 2002).

5. Berat Tubuh
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara berat tubuh
dengan produksi susu dari bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena sapi
yang besar akan mengkonsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang
kecil (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002)

6. Suhu Lingkungan
Peningkatan suhu lingkungan akan meningkatkaan tingkat pernapasan. Hal ini
terjadi terutama pada bangsa sapi yang tidak tahan panas. Produksi susu dan konsumsi
makanan secara otomatis direduksi dalam usaha mengurangi panas tubuh bila temperatur
lingkungan meningkat (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002).

7. Keadaan Sapi

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


56
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Produksi susu sapi mencapai puncaknya pada 6–8 minggu setelah melahirkan,
selanjutnya akan menurun secara perlahan sampai akhir masa laktasi. Sudono (1989)
dalam Abidah ,S (2002), menyatakan bahwa pada awal masa laktasi kadar lemak susu
akan tinggi, setelah itu cepat menurun dan mencapai tingkat kadar lemak yang rendah
selama masa laktasi bulan ke 2–3, yang kemudian meningkat lagi sampai nasa laktasi.

8. Kesehatan Sapi
Berbagai penyakit terutama mastitis, milk fever, ketosis dan gangguan pencernaan
mempengaruhi produksi dan komposisi air susu. Jika sapi terkena penyakit mastitis maka
air susu yang dihasilkan mengandung bakteri Streptococcus agalactie yang sangat
banyak dan air susu menjadi cepat dan mudah pecah, apalagi jika penyakit mastitis sudah
parah maka putting dari ambing yang terkena mastitis tidak akan memproduksi susu lagi
(Makin, dkk. 1980 dalam Abidah, S, 2002).

Secara umum faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas
susu dikemukakan oleh Fateta IPB (1977) dalam Abidah, S (2002) :
a. Kebersihan kandang dan ternak yang kuang.
b. Cara pemerahan masih sederhan dan kurang higienis.
c. Perlengkapan yang terbatas.
d. Cara penanganan dan paengamanan yang masih rendah.

3.13 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Susu Sapi

1. Kandungan Mikroorganisme
Tumbuhnya mikroorganisme menyebabkan kerugian dalam mutu susu. Beberapa
kerusakan pada susu yang disebabkan karena tumbuhnya mikroorganisme antara lain
adalah :
a) Pengasaman dan penggumpalan, yang disebabkan karena fermentasi laktosa
menjadi asam laktat yang menyebabkan turunnya pH dan kemungkinan terjadinya
penggumpalan kasein.
b) Berlendir seperti tali yang disebabkan karena terjadinya pengentalan dan
pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah
oleh beberapa jenis bakteri
c) Penggumpalan susu yang timbul tanpa penurunan pH. Hal ini disebabkan oleh
bakteri Bacillus cereus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis
fosfolipid disekitar butiran-butiran lemak dan dengan demikian kemungkinan
butir-butir itu menyatu membentuk suatu gumpalan yang timbul ke permukaan
susu.

2. Kerusakan Pada Lemak Susu

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


57
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Lemak susu menjadi rusak karena adanya reaksi oksidasi yang menyebabkan susu
menjadi bau tengik.

3.14 Sterilisasi

Pengertian
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan.

Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkoholan autoklaf
3. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


58
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
4. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


59
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


60
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB
IV

DATA DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Kualitas Susu


4.1.1 Data Kuualitas Susu Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN
REKAP KUALITAS TAHUN 2012
BULAN MEI 2012
Periode 1 - 31 MEI 2012
Fat SNF TS FP Density RESAZURIN
TPK TPC/Jt
Sore

Sore

Sore

Sore

Sore

Sore
Pagi

Pagi

Pagi

Pagi

Pagi

Pagi

Barusulam 3.49 4.43 7.85 7.81 11.34 12.23 532 540 1.0253 1.0261 3.3 3.8 3.08
Lembang Sari 3.53 4.37 7.75 7.83 11.29 12.20 524 533 1.0254 1.0260 3.2 3.4 2.70
Wanasuka I 3.37 4.35 7.82 7.83 11.19 12.18 528 533 1.0252 1.0261 3.1 3.3 3.00

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


61
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Sukapura 3.47 4.29 7.74 7.80 11.21 12.09 517 527 1.0252 1.0257 3.3 3.2 4.08
Cipanas 3.37 4.34 7.84 7.75 11.21 12.09 522 530 1.0252 1.0260 3.1 3.0 5.75
Rancamanyar 3.37 4.34 7.84 7.75 11.21 12.09 523 530 1.0251 1.0260 3.1 3.0 5.75
Cisabuk 3.34 4.28 7.76 7.76 11.10 12.05 524 534 1.0252 1.0263 2.2 3.4 2.78
Citere 3.35 4.24 7.75 7.81 11.09 12.05 522 534 1.0251 1.0260 3.2 3.9 1.95
Los I 3.39 4.23 7.74 7.78 11.12 12.01 520 529 1.0251 1.0260 2.8 3.2 9.30
Lodaya 3.42 4.26 7.70 7.74 11.13 12.00 519 523 1.0253 1.0256 2.8 2.9 2.78
Citawa 3.30 4.33 7.74 7.76 11.04 12.09 522 533 1.0250 1.0263 3.5 3.6 1.00
Bojong Waru 3.36 4.20 7.73 7.82 11.09 12.02 524 530 1.0251 1.0260 3.0 3.4 11.95
Warnasari 3.41 4.22 7.75 7.73 11.16 11.94 523 532 1.0251 1.0259 2.7 3.5 3.33
Padahurip 3.41 4.22 7.75 7.73 11.16 11.94 523 532 1.0251 1.0259 2.7 3.5 3.33
Cisangkuy 3.31 4.25 7.74 7.78 11.05 12.04 525 533 1.0249 1.0260 3.2 3.7 2.05
Pangkalan 3.38 4.13 7.73 7.84 11.11 11.97 528 526 1.0249 1.0258 3.4 3.4 0.88
Pajaten 3.46 4.20 7.68 7.72 11.14 11.92 515 521 1.0252 1.0255 2.8 3.1 1.43
Cipangisikan 3.39 4.15 7.75 7.77 11.14 11.91 526 533 1.0251 1.0257 2.9 3.9 2.18
Sukamenak 3.30 4.25 7.75 7.75 11.04 12.00 524 530 1.0249 1.0261 3.3 3.2 3.28
Wates 3.32 4.06 7.75 7.89 11.07 11.95 521 530 1.0251 1.0258 1.5 3.0 7.30
Wanasuka 2 3.31 4.19 7.73 7.77 11.04 11.96 518 525 1.0250 1.0260 2.6 2.9 10.95
Cihawuk 3.35 4.19 7.70 7.73 11.05 11.92 515 522 1.0251 1.0256 2.7 3.1 8.03
Gn Cupu I 3.27 4.22 7.70 7.77 10.97 11.99 516 521 1.0249 1.0258 1.4 3.8 6.10
Gn Cupu II 3.27 4.22 7.70 7.77 10.97 11.99 516 521 1.0249 1.0258 1.4 3.8 6.10
Los II 3.30 4.16 7.71 7.80 11.00 11.95 521 527 1.0249 1.0259 3.2 2.7 5.43
Cikembang 3.38 4.20 7.65 7.72 11.02 11.92 516 521 1.0251 1.0256 3.2 3.2 10.83
Plered 3.38 4.20 7.65 7.72 11.02 11.92 516 521 1.0251 1.0256 3.0 3.3 10.83
Kebon Jambu 3.33 4.09 7.74 7.77 11.07 11.86 522 527 1.0250 1.0257 2.7 3.8 4.65
Babakan Kiara 3.29 4.10 7.72 7.83 11.00 11.92 520 527 1.0249 1.0258 3.0 3.0 6.83
Ciawi 3.28 4.13 7.72 7.79 11.01 11.92 526 529 1.0250 1.0259 3.4 3.0 7.18
Mekar Mulya 3.36 4.14 7.63 7.78 10.99 11.93 515 523 1.0250 1.0258 1.7 2.5 23.80
Pulosari 3.27 4.15 7.66 7.80 10.93 11.95 516 521 1.0249 1.0259 2.3 3.5 3.08
Goha 3.33 4.09 7.68 7.76 11.01 11.85 515 520 1.0250 1.0254 2.5 3.1 2.03
Kertasari 3.35 4.11 7.68 7.71 11.02 11.82 517 522 1.0250 1.0252 3.2 2.7 1.68
Cibeureum 3.43 3.99 7.64 7.76 11.07 11.76 516 520 1.0251 1.0254 3.0 3.2 9.18
Pangalengan 3.30 3.90 7.69 7.75 10.99 11.65 518 518 1.0250 1.0253 1.7 2.2 10.08
Pintu I 3.24 3.91 7.67 7.75 10.91 11.67 519 518 1.0248 1.0253 1.5 2.1 7.35
Rata-rata 3.36 4.19 7.73 7.77 11.08 11.97 521 527 1.0251 1.0258 2.7 3.2 5.73

Keterangan : FP = Freezing Point


SNF = Solid Non Fat
TS =Total Solid
TPC = Total Plate Count (Jumlah Biakan Bakteri)

4.1.2 Rata-Rata Kualitas Susu per Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012
Rata-rata Pagi/Sore
TPK Fat SNF TS FP Density Resazurin
Barusulam 3.96 7.83 11.78 536 1.0257 3.96
Lembang Sari 3.95 7.79 11.74 528 1.0257 3.95
Wanasuka I 3.86 7.83 11.69 531 1.0257 3.86
Sukapura 3.88 7.77 11.65 522 1.0254 3.88
Cipanas 3.85 7.80 11.65 526 1.0256 3.85
Rancamanyar 3.85 7.80 11.65 526 1.0256 3.85
Cisabuk 3.81 7.76 11.57 529 1.0257 3.81
Citere 3.79 7.78 11.57 528 1.0256 3.79
Los I 3.81 7.76 11.57 525 1.0255 3.81
Lodaya 3.84 7.72 11.56 521 1.0255 3.84
Citawa 3.82 7.75 11.56 527 1.0257 3.82
Bojong Waru 3.78 7.78 11.56 527 1.0255 3.78
Warnasari 3.81 7.74 11.55 527 1.0255 3.81

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


62
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Padahurip 3.81 7.74 11.55 527 1.0255 3.81
Cisangkuy 3.78 7.76 11.55 529 1.0254 3.78
Pangkalan 3.76 7.78 11.54 527 1.0254 3.76
Pajaten 3.83 7.70 11.53 518 1.0253 3.83
Cipangisikan 3.77 7.76 11.53 530 1.0254 3.77
Sukamenak 3.77 7.75 11.52 527 1.0255 3.77
Wates 3.69 7.82 11.51 526 1.0254 3.69
Wanasuka 2 3.75 7.75 11.50 522 1.0255 3.75
Cihawuk 3.77 7.72 11.49 518 1.0253 3.77
Gn Cupu I 3.74 7.74 11.48 518 1.0253 3.74
Gn Cupu II 3.74 7.74 11.48 518 1.0253 3.74
Los II 3.73 7.75 11.48 524 1.0254 3.73
Cikembang 3.79 7.68 11.47 518 1.0253 3.79
Plered 3.79 7.68 11.47 518 1.0253 3.79
Kebon Jambu 3.71 7.76 11.46 525 1.0254 3.71
Babakan Kiara 3.69 7.77 11.46 523 1.0254 3.69
Ciawi 3.71 7.76 11.46 527 1.0254 3.71
Mekar Mulya 3.75 7.71 11.46 519 1.0254 3.75
Pulosari 3.71 7.73 11.44 519 1.0254 3.71
Goha 3.71 7.72 11.43 517 1.0252 3.71
Kertasari 3.73 7.69 11.42 520 1.0251 3.73
Cibeureum 3.71 7.70 11.41 518 1.0252 3.71
Pangalengan 3.60 7.72 11.32 518 1.0252 3.60
Pintu I 3.58 7.71 11.29 518 1.0251 3.58
Rata-rata 3.77 7.75 11.52 524 1.0254 3.77

Keterangan : FP = Freezing Point


SNF = Solid Non Fat
TS =Total Solid

4.2 Data Rekapitulasi Perbandingan Jumlah Produksi Susu Bulan April-


Mei 2012
JUMLAH PRODUKSI Selisih Rata-Rata Ltr / Hari Selisih
No Nama TPK Ket
Mei Juni ( +/- ) Mei Juni ( +/- )
1 Lebaksaat 184,002 67,862 (116,140) 5,936 5,655 (280)
2 Bojong Waru 117,642 46,243 (71,399) 3,795 3,854 59
3 Pangalengan 47,632 17,343 (30,289) 1,537 1,445 (91)
4 Kebon Jambu 89,237 34,452 (54,785) 2,879 2,871 (8)
5 Pulosari 84,687 31,169 (53,518) 2,732 2,597 (134)
6 Warnasari 259,721 99,740 (159,981) 8,378 8,312 (66)
7 Cipangisikan 53,670 19,841 (33,829) 1,731 1,653 (78)
8 Wates 127,131 47,959 (79,172) 4,101 3,997 (104)
9 Sukamenak 165,811 61,550 (104,261) 5,349 5,129 (220)
10 Pangkalan 129,651 45,469 (84,182) 4,182 3,789 (393)
11 Cipanas II 234,656 89,424 (145,232) 7,570 7,452 (118)
12 Cisangkuy 100,466 37,843 (62,623) 3,241 3,154 (87)
13 Citere 98,983 37,842 (61,141) 3,193 3,154 (39)
14 Los I 113,210 43,227 (69,983) 3,652 3,602 (50)
15 Babakan Kiara 100,623 38,210 (62,413) 3,246 3,184 (62)
16 Pintu 1 51,180 19,712 (31,468) 1,651 1,643 (8)
17 Pintu 2 79,290 29,636 (49,654) 2,558 2,470 (88)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


63
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
18 Gunung Cupu 229,026 86,077 (142,949) 7,388 7,173 (215)
19 Los II 169,636 64,150 (105,486) 5,472 5,346 (126)
20 Padahurip - - - - - -
21 Ciawi 70,799 25,350 (45,449) 2,284 2,113 (171)
22 Goha 107,477 40,038 (67,439) 3,467 3,337 (131)
23 Pajaten 96,724 36,510 (60,214) 3,120 3,043 (78)
24 Lembang Sari 124,013 47,595 (76,418) 4,000 3,966 (34)
25 Cikembang 113,318 42,982 (70,336) 3,655 3,582 (74)
26 Cihawuk 66,783 24,774 (42,009) 2,154 2,065 (90)
27 Cibeureum 100,127 37,526 (62,601) 3,230 3,127 (103)
28 Sukapura 48,906 17,596 (31,310) 1,578 1,466 (111)
29 Cisabuk 154,213 58,596 (95,617) 4,975 4,883 (92)
30 Wanasuka 216,390 82,434 (133,956) 6,980 6,870 (111)
31 Kertasari 64,520 23,879 (40,641) 2,081 1,990 (91)
32 Citawa 157,381 57,489 (99,892) 5,077 4,791 (286)
33 Lodaya 112,991 41,120 (71,871) 3,645 3,427 (218)
34 Gunung Cupu II - - - - - -
35 Rancamanyar - - - - - -
36 Wanasuka - - - - - -
37 CV CQU 5,908 2,038 (3,870) 191 170 (21)
JUMLAH 3,875,803 1,455,676 (2,420,127) 125,026 121,306 (3,720) -
Jumlah Liter 125026 121306.3
Jumlah Kg 128214 124399.6

4.3 Data Produksi Susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012
A. Jumlah Produksi susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012
SELISIH
MT SELISIH MCU SELISIH TOTAL
TGL MT-MCU
PAGI SORE JUMLAH (-/+) PAGI SORE JUMLAH (-/+) (KG) (-/+)
30 60676 39641 100317 - 16087 10321 26408 - - -
1 59973 39518 99491 (826) 15880 10492 26372 (36) 125863 (862)
2 59871 39734 99605 114 15911 10448 26359 (13) 125964 101
3 59932 39862 99794 189 16044 10761 26805 446 126599 635
4 60534 40245 100779 985 16146 10916 27062 257 127841 1242
5 60925 40300 101225 446 16464 11208 27672 610 128897 1056
6 61000 40235 101235 10 16548 11200 27748 76 128983 86
7 61369 40661 102030 795 16582 11348 27930 182 129960 977
8 61388 40758 102146 116 16514 11121 27635 (295) 129781 (179)
9 61306 40496 101802 (344) 16555 11378 27933 298 129735 (46)
10 61417 40256 101673 (129) 16842 11317 28159 226 129832 97
Jumlah 607715 402065 1009780 1356 163486 110189 273675 1751 1283455 3107

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


64
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
11 61426 40355 101781 108 16538 11486 28024 (135) 129805 (27)
12 60997 40405 101402 (379) 16700 11097 27797 (227) 129199 (606)
13 60543 40575 101118 (284) 16511 11211 27722 (75) 128840 (359)
14 61174 40516 101690 572 17027 11189 28216 494 129906 1066
15 61197 40154 101351 (339) 16907 11133 28040 (176) 129391 (515)
16 60736 39943 100679 (672) 16781 11035 27816 (224) 128495 (896)
17 60527 40046 100573 (106) 16639 11297 27936 120 128509 14
18 60154 39842 99996 (577) 16342 11253 27595 (341) 127591 (918)
19 60418 39740 100158 162 16645 11241 27886 291 128044 453
20 59564 39688 99252 (906) 16482 11040 27522 (364) 126774 (1270)
Jumlah 606736 401264 1008000 (2421) 166572 111982 278554 (637) 1286554 (3058)
21 60173 40052 100225 973 16596 11044 27640 118 127865 1091
22 59584 40075 99659 (566) 16293 11078 27371 (269) 127030 (835)
23 59991 39873 99864 205 16498 11155 27653 282 127517 487
24 60708 40251 100959 1095 16749 11360 28109 456 129068 1551
25 60120 39900 100020 (939) 16645 11384 28029 (80) 128049 (1019)
26 60153 40195 100348 328 16035 11072 27107 (922) 127455 (594)
27 60163 40060 100223 (125) 16331 11347 27678 571 127901 446
28 60199 40249 100448 225 16316 10871 27187 (491) 127635 (266)
29 60414 40141 100555 107 16340 11011 27351 164 127906 271
30 60208 39466 99674 (881) 16141 10465 26606 (745) 126280 (1626)
31 59497 38752 98249 (1425) 15916 10574 26490 (116) 124739 (1541)
Jumlah 661210 439014 1100224 (1003) 179860 121361 301221 (1032) 1401445 (2035)
TOTAL 1875661 1242343 3118004 (2068) 509918 343532 853450 82 3971454 (1986)

B. Data Produksi Susu Olahan Freshmilk dan Pasteurisasi KPBS


KIRIM Penghasilan Non IPS
TGL FFI Indomilk Ultra Jaya Pasteurisasi FM Total
1 55690 12350 43700 7228 1374 8602
2 74200 45200 3302 1241 4543
3 54390 9800 47850 7706 1367 9073
4 75950 - 51950 3287 1044 4331
5 60630 - 53050 12279 1261 13540
6 67020 - 52250 3487 1026 4513
7 74720 - 57050 3789 1130 4919
8 61330 12350 47400 6979 1245 8224
9 73190 - 47950 2820 1367 4187
10 63690 12350 50200 6970 1223 8193
Jumlah 660810 46850 496600 57847 12278 70125
11 74980 - 48500 3563 1175 4738
12 72660 - 44400 12535 502 13037
13 74830 - 47200 3502 244 3746
14 74610 - 52450 4061 355 4416
15 63650 - 48350 7441 547 7988
16 73400 - 61270 3271 509 3780
17 60970 9850 47900 5183 1478 6661
18 73380 - 48750 4025 1283 5308
19 74170 - 40550 11538 1356 12894
20 71650 - 50150 3718 993 4711
Jumlah 714300 9850 489520 58837 8442 67279
21 74450 - 49040 3328 1324 4652
22 73620 - 40240 8856 1346 10202
23 62610 11900 51460 3287 1409 4696
24 64890 12350 44800 6854 1261 8115
25 64870 - 57450 3276 1170 4446
26 74370 - 38550 12646 1448 14094
27 68190 - 48230 3712 1223 4935
28 76690 - 50750 4307 1303 5610
29 63850 12350 40610 6353 1481 7834
30 57190 - 49850 3538 1126 4664

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


65
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
31 46670 11900 58850 8070 1268 9338
Jumlah 727400 48500 529830 64227 14359 78586
TOTAL 2102510 105200 1515950 180911 35079 215990

C. Rata-Rata Produksi Perhari dan Selisih Antara April-Mei


Selisih
April-12 May-12
April-Mei
Rata-Rata Produksi Rata-Rata Produksi
121798 128111 128111
Perhari Perhari
Frisian Flag Frisian Flag
69388 67823 (1565)
Indonesia Indonesia
Ultra Jaya 50025 Ultra Jaya 48902 (1123)
Indomilk 2385 Indomilk 3394 1009
Non IPS 6411 Non IPS 6967 557
Pasteurisasi 5351 Pasteurisasi 5836 485
Freshmilk 1060 Freshmilk 1132 72
Milk Treatment Milk Treatment
100879 100581 (298)
KPBS KPBS
Milk Cooling Unit Milk Cooling Unit
27698 27531 (168)
KPBS KPBS
Total Kirim Ke IPS 121798 Total Kirim Ke IPS 120118 (1680)

Keterangan : Angka Merah = jumlah produksi berkurang


Angka Hitam = jumlah produksi meningkat

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


66
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB
V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisa

Dari hasil analisa pengujian kualitas komposisi susu bahwa susu yang baik untuk di
konsumsi adalah yang memenuhi standar kualitas sebagai berikut :

1. Ciri Fisik Susu


Dari warna putih kekuning-kuningan rasanya tawar, susu bersih tidak ada kotoran
yang terdapat di susu, tidak pecah, serta baunya amis tidak basi.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


67
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Organoleptik : warna, bau, rasa dan kekentalan tidak ada perubahan kotoran dan
benda asing negatif.

2. Standar Kualitas Komposisi Susu


Berat Jenis (BJ) pada suhu 27oC minimal 1,0260
Fat (pagi) : 3,5% Fat (siang) : 3,9%
SNF (pagi) : 7,8% SNF (siang) : 7,80%
Total Solid (pagi) : 11,3% Total Solid (siang) : 11,7%
Protein : 2,6%-3,4%
Lactose : 3,9%-4,8%
Freezing Point : <-0,520  - 0,0565
pH : 6,6 – 6,80
Tes Alkohol dan CO3/ karbonat : negative
Uji katalase maksimum 3 cc
Uji Reduktase 2-5 jam
Residu antibiotik, pestisida dan insektisida sesuai dengan peraaturan yang berlaku
Uji pemalsuan negatif
Uji Peroksidase Positif

3. Cemaran Logam Berbahaya


a. Timbal (Pb) maximum 0,3 ppm
b. Seng (Zn) maximum 0,5 ppm
c. Merkuri (Hg) maximum 0,5 ppm
d. Arsen (As) maximum 0,5 ppm

4. Cemaran Mikroba
a. Total bakteri maksimum 1.000.000 CFU/ml
b. Salmonella negatif
c. Eschericia coli (patogen) negatif
d. Coliform 20 CFU/ml
e. Streptococcus group B negatif
f. Streptococcus aureus 100 CFU/mlJumlah sel radang maximum 40.000/ml

5.2 Pembahasan
Koperasi Peternakan Bandung Selatan adalah sebuah bidang usaha yang berebentuk
koperasi bergerak dalam bidang peternakan sapi perah khususnya di Bandung Selatan,
Pangalengan.
Milk Treatment KPBS Pangalengan merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki
KPBS.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


68
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Tujuh Unit yang dimiliki oleh KPBS Pangalengan :
1. Milk Treatment atau Pabrik.
2. Unit Simpan Pinjam atau BPR.
3. Unit Kesehatan Hewan.
4. Unit Pelayanan Kesehatan Anggota.
5. Unit Usaha Kendaraan.
6. Unit Usaha Pakan.
7. Unit Usaha Logistik.

5.2.1 Uji Resazurin


 Jika perubahan warna dari biru ke putih atau kembali ke warna semula maka
dinyatakan grade tersebut 0 dan dapat di kategorikan bahwa jumalh bakteri dalam
susu lebih dari 7.500.000, susu tersebut dapat dinyatakan paling rendah gradenya.
 Jika perubahan warna dari biru menjadi warna merah muda pudar maka susu
tersebut memiliki kisaran 6.500.000-5.000.000 bakteri dan dikategorikan dalam
grade 1.
 Jika perubahan warna dari biru menjadi warna merah muda pudar dan ada
sedikit warna merah maka susu tersebut memiliki kisaran 5.000.000-3.000.000
bakteri dan dikategorikan dalam grade 1.
 Jika perubahan warna dari biru (saat di tambahkan larutan Resazurin) kemerah
muda atau pink. Maka di nyatakan grade tersebut 3, yang menunjukkan bahwa
kisaran bakteri berjumlah 2.000.000-3.000.000 bakteri yang terdapat dalam
sampel susu tersebut.
 Jika perubahan warna dari biru (saat di tambahkan Resazurin) keungu-unguan.
Maka dinyatakan grade tersebut 4, ini menunjukkan bahwa bakteri berjumlah
1.000.000-2.000.000 bakteri dalam susu tersebut.
 Dan jika warna susu tidak berubah (saat ditambahkan Resazurin) sampai ke
pemanasan (Warna tetap biru) maka itu dapat di nyatakan dengan grade 5 yang
menunjukkan bakteri kurang dari 1.000.000, bakteri yang terdapat dalam susu.
Kelemahan pada uji Resazurin adalah apabila sampel susu yang di Resazurin
terdapat penambahan air maka warna tidak akan berubah dikarenakan bakteri
yang ada dalam susu tidak dapat hidup didalam air. Susu yang terdapat banyak
bakteri bukan berarti susu tersebut merupakan susu yang jelek melainkan susu
tersebut adalah susu murni yang tidak ada penambahan apapun.
Jika susu telah mengalami penambahan air lebih dari 5% maka bakteri yang
ada didalam susu tidak dapat hidup didalam susu dan bila susu dari sapi yang
sudah disuntik Antibiotik biasanya hasil dari uji Resazurin akan tetap sama karna
bakteri yang ada pada susu akan mati karna Antibiotik itu sendiri.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


69
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

5.2.2 Uji TPC (Total Plate Count)


 Penulisan jumlah bakteri atau koloni, sesuai dengan pendekatan dari 0-10-300,
misalnya sampel TPK atau IPS.
 Pada 10-5 terdapat 25 CFU dan 10 -6 terdapat 10 CFU maka yang diambil adalah
nilai yang saling mendekati antara 0-10-300 yaitu 25 CFU = 25.000.000 koloni.
 Jika pada pembacaan terdapat spider, maka tidak dilakukan pembacaan, koloni
spider terjadi bisa di sebabkan karena tidak sterilnya alat-alat yang di gunakan
(petridisk) sehingga bahan atau media yang tidak steril pada saat di
sterilisasikan, serta adanya kontaminasi dari bahan lain.
 Alat yang digunakan untuk menghitung bakteri adalah koloni counter.
 Bahan-bahan yang di gunakan untuk TPC adalah :
 Aquades  Tablet Ranger
 Agar Oxoid  Sampel susu
 Alat-alat yang digunakan untuk TPC adalah :
 Autoclave  Oven
 Petridisk  Incubator
 Tabung Reaksi  Pipet
 Alkohol  Fintip
 Tisu
Perbandingan larutan Ranger = 1 tablet/500 ml
Perbandingan Agar = 23,5 gr agar/1000 ml Aquades
5.2.3 Uji Alkohol

Uji alkohol ini menggunakan alkohol 78%, 75%, 73% atau 70% dan susu
dengan perbandingan 2ml alkohol : 2ml susu. Bila terjadi gumpalan atau terdapat
partikel-partikel kecil di dalam tabuing itu bisa dinyatakan postif (+) atau pecah.
Dan sebaliknya jika tidak terjadi gumpalan atau tidak terdapat partikel partikel kecil
di dalam tabung dinyatakan negatif (-) atau tidak pecah. Susu pecah diakibatkan
enzin glukosa yang menyelubungi protein hanya bisa bertahan selam 3 jam saja,
karna air yang terdapat mikroba didalamnya akan mengikis selubung enzim glukosa
tersebut yang mengakibatkan pecahnya selubung glukosa yang menyelubungi
protein didalamnya. Prinsipnya bila susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai
sifat dehydrasi maka protein dikoagulasikan sehingga akan tampak pecahan pada
susu tersebut. Semakin tinggi derajat keasaman susu yang diperiksa semakin kurang
jumlah alkohol dengan kepekatan tertentu yang diperlukan untuk memecahkan susu
dengan jumlah yang sama. Kolostrum dan perubahan fisiologis pada sapi dapat
menyebabkan susu pecah pada saat uji alkohol. Fungsi dari alkohol test yaitu :
1. Untuk menguji bakteri secara kasar.
2. Menguji daya ketahanan susu.
3. Mengetahui derajat keasaman susu atau reduktasi.
4. Mengetahui umur susu.
Ket : (-) : umur susu belum lebih dari 2 jam

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


70
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
(+) : umur susunya lebih dari 2 jam, bisa juga di karenakan kebersihan
kandang kurang bersih dan lain-lain.

5.2.4 Uji Karbonat


Uji Karbonat ini menggunakan Alkohol sebagai pelarutnya sebanyak 2ml
kemudian ditambah Rosalic Acid 2 tetes sebagai indikator dan sampel susu
sebanyak 2ml. Jika terjadi perubahan warna pada sampel menjadi merah tua di
dalam tabung berarti hasilnya adalah positif (+) atau adanya pemalsuan karbonat
pada susu. Sedangkan uji karbonat bila dikatakan negatif (-) yaitu tidak terjadi
perubahan warna pada tabung itu atau warnanya merah jingga. Uji karbonat negatif
dapat di artikan juga tidak adanya pemalsuan karbonat pada sampel susu.

5.2.5 Uji Berat Jenis


Uji berat jenis ini menggunakkan alat Lactodensimeter dengan cara masukkan
lactodensimeter ke dalam gelas ukur yang berisi susu dan biarkan lactodensimeter
itu menjadi konstan, setelah konstan bacahasilnya pada lactodensimeter. Setelah itu
masukkan termometer untuk mengetahui suhu susu.
Ket : minimal berat jenis susu 1,0260 maksimal 1,0280. Prinsipnya bila benda
padat yang dicelupkan kedalam suatu cairan akan mendapatkan tekanan keatas
sebesar berat cairan yang dipindahkannya.

5.2.6 Uji Kualitas Komposisi Susu


Pada pengujian komposisi ini menggunakan alat yaitu Lactoscope. Lactoscope
ini hanya bisa menguji seperti fat, protein, lactosa, total solid, freezing point.
 Fat (Lemak)
Apabila fat kurang dari standar maka, itu di duga oleh hijauan yang
kurang di karenakan musim kemarau.
 SNF (Solid Non Fat/ Padatan Tanpa Lemak)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


70
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Apabila SNF kurang dari standar maka itu di duga pemberian konsentrat
pada sapi tidak sesuai. SNF bisa di cari dengan Total Solid dikurangi Fat.
 Lactose (Kandungan Laktosa)
Apabila lactose kurang dari standar maka, itu di duga oleh terhambatnya
enzim glukosa atau bisa juga di duga oleh penambahan air. Standar
lactose 3,9%-4,8%. Jika lactose itu lebih besar dari standar maka di
sebabkan oleh penambahan gula.
 Freezing Point (Titik Beku)
Apabila freezing point kurang dari standar maka, itu di duga adanya
penambahan padatan pada susu. Apabila lebih tinggi dari standar maka
diduga adanya penambhan air. Standar Freezing Point -0,520-(-0,565).
Sedangkan titik didih susu 1060c dan padatan yang terkandung didalam
susu 12,75%.
 Total Solids (Jumlah Seluruh Komponen Pada Susu)
Diketahui dengan menggunakan rumus Fat+SNF (Solids Non Fat)

5.3 Kegiatan Lapangan Di Kandang


5.3.1 Syarat – Syarat Pemerahan
 Sapi yang akan diperah di mandikan terlebih dahulu untuk menjaga
kebersihannya.
 Siapkan 2 wadah bersih berupa ember untuk menampung susu pada saat
pemerahan dan ember yang satunya untuk di isi air panas
 Siapkan juga milkcan (di cuci terlebih dahulu) untuk menampung susu yang
sudah di perah berikut dengan lap untuk saringannya supaya susunya bersih dari
kotoran.
 Lap puting dan ambing sapi dengan lap yang sudah di rendam di air hangat.
 Lumuri puting sapi dengan vaseline supaya puting licin agar mudah diperah.
 Lakukan pemerah dengan cara memijit dan menarik dari atas ke bawah hingga
puting mengeluarkan air susu.
 Basuh kembali puting susu yang telah di perah.
 Pindahkan susu hasil perahan dalam ember ke dalam milkcan untuk dibawa ke
TPK (susu yang sudah di perah jangan didiamkan lebih dari 1 jam, agar bakteri
tidak berkembang biak lebih banyak).

5.3.2 Syarat Pembuatan Kandang


 Jauh dari pemukiman penduduk.
 Dibuatnya ventilasi udara yang cukup.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


71
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
 Adanya sumber air
 Adanya sumber makanan untuk sapi dan lahan.
 Adanya pengolahan limbah
 Ukuran kandang harus sesuai.
 Terjangkau oleh sinar matahari.

5.3.3 Tata Cara Pemeliharaan Ternak Sapi


 Kandang yang baik terdapat sumber air yang banyak untuk menjaga
kebersihannya.
 Sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu supaya bersih.
 Sapi diberi pakan berupa rumput (rumput gajah/rumput liar), ongok/ampas tahu,
daun lamtoro dan DDGS (sisa dari proses fermentasi ethanol yang di
keringkan).
 Untuk anak sapi di beri pakan berupa rumput, susu sapi dari induknya, dan di
beri tambahan nutrisi dari susu fullcream ataupun susu skim.
 Kandang harus selalu dijaga kebersihannya, setiap sapi yang mengeluarkan
kotorannya harus segera dibersihkan dan disimpan pada ladang supaya menjadi
pupuk kompos organik.
 Tanduk sapi yang sudah panjang harus segera dipotong agar tidak melukai sapi
yang lain ataupun orang yang memelihara sapi tersebut.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


72
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktek Kerja Industri yang telah di lakukan di Milk Treatment KPBS di
peroleh kesimpulan sebagai berikut :

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


73
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
• Susu merupakan bahan pangan yang sangat sensitif sehingga memerlukan
penanganan yang cermat.

• Proses penaganan susu segar di Milk Treament KPBS meliputi Proses


Praproduksi, Proses Produksi, dan Pasca Produksi.

• Pengukuran pH merupakan parameter untuk menentukan kualitas susu secara


fisik dengan menentukan kandungan asam dalam susu.

• pH dipengaruhi terutama oleh kandungan asam, kesehatan sapi, jumlah bakteri,


asam sitrat, garam-garam pospat, dan penambahan Natrium Benzoat.

6.2 Saran

- Siswa yang melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) sebaiknya di tempatkan


sesuai dengan jurusan yang di ambil.

- Dalam melakukan pemantauan sebaiknya pembimbing lebih intensif memantau.

- Siswa diharapkan di beri pengetahuan dari awal proses kegiatan Industri hingga akhir
proses kegiatan Industri.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


74
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2005). Plate Counts or How to Make Bacteriological Serial Dilutions. [Online].
Tersedia : http ://www.science-projects/serdil.html.[ Maret 2005]

Anonim. (1996). Resazurin, Sodium Derivative.[Online]. Tersedia :


http://www.hazard.com/msds/mf/baker/baker/files/r 3500.htm. [Februari 2005]

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


75
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
Anonim. (2005). Platecounts or How to Make Bacteriological Serial Dilutions.
[Online].Tersedia : http://www.science-projects.com/serdil.htm. [April 2005]

Atherton & Newlander. (1977). Chemistry and Testing of Dairy Products : Dye Reduction Test
Methylene Blue and Resazurin. Fourth edition. [Online]. Tersedia : http ://
www.glanbiarnutritionals.com. [April 2005]

Buckle, K.A, dkk. (1987). Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia.

Codex Alimentarius. (1991). Lactoperoxidase System : Guidelines for the Preservation of Raw
Milk by use of the Lactoperoxidase System.Vol 12.[Online].Tersedia :
http://www.cac.org.cn/pdf/standard/v-12/GL-13-1991 pdf #search=Lactoperoxidase
system%10 chemical%20 formula.

Dirjen Peternakan. (1983).SK Dirjen Peternakan no 17/ kpts /DJP/ 1983. Jakarta : Dirjen
Peternakan

Eckels, C.H, et al. (1980). Milk and Milk Product. Fourth Edition. London : Mc Graw – Hill
Book Company

Ensminger. (1980). Dairy Cattle Science. 2nd edition. Illinois : The Interstate Printer and
Publisher Inc

Fateta. (1997). Pola Proyek Perbaikan Teknologi Pengolahan Susu. Bogor : Direktorat Bina
Produksi Peternakan

FSANZ. (2002). Final Assessment Report Application A404 Lactoperoxidase System.

Hadiwiyoto,S. (1994). Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Edisi II.
Yogyakarta : Liberty

Lampert, L.M. (1970). Modern Dairy Product. India : Eurasia Publishing House (P) Ltd, New
Delhi

Losnedahl,K,J,et all. (1996). Antimicrobial Factors in Milk.[Online].Tersedia :http


://www.aces.uiuc.edu/~ansystem/dairyrep96/Losnedahl.html [ 27 Desember 2004 ].

Makin,M. et al. (1980). Ilmu Produksi Ternak Perah. Bandung: Fakultas Peternakan Unpad
Bandung

Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

Rudyanto,DJ. (2001). Hati-hati Gunakan LP-System pada Susu. Kompas. [Online]. Tersedia :
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0309/01/inspirasi/521601.htm [15 Januari 2005].

Ryoba, R, et all. (2000). Potential use of Lactoperoxidase Milk Preservation M Dirjen


Peternakan Method in Tanzania. [Online]. Tersedia : http
://www.ihh.kvl.dk/htm/php/Tsap00/Ryoba1.htm [27 Desember 2004 ]

Schmidt. (1971). Biology of Lactation. San Fransisco : W.h Freeman and Company

Shiddieqy,I. (2004).” Memetik Manfaat Susu Sapi”.Pikiran Rakyat (16 Desember 2004 ).
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
76
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)
http://duniaternaks.blogspot.com/2010/08/uji-kualitas-susu.html

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48033/B06fek.pdf?sequence=1

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/07/deteksi_residu_antibiotika_golongan_penisilin.doc

http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_susu.pdf

http://lulu-nurlaila.blogspot.com/2012/01/rekombinan-dna-aktivitas-enzim-dan.html

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


77
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


78
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

LAMPIRAN FOTO DI MILK TREATMENT KPBS


PANGALENGAN

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


79
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

“Botol sampel “ “DISPENSER”


Untuk Menyimpan sampel susu Alat Alkohol Test Yang terdiri dari alkohol 75% dan 73%
Tabung reaksi dan Rosalid Acid Berfungsi untuk menguji
kadar soda yang ada dalam susu

“Cangkir/Gelas Sampel" “THERMOFINTIP dan FINTIP”


Berfungsi untuk menyimpan susu sementara yang Fungsinya : untuk memipet susu sesuai vulume
yang di butuhkan
akan di uji kualitas susunya Ukuran : 10 ML

“WATER BATH”
Berfungsi untuk memanaskan sampel susu pada uji
“INCUBATOR”
resazurin suhunya 30oC Berfungsi untuk menyimpan sampel TPC di
petridisk.

“pH Meter” “REFRACTOMETER”


Untuk mengukur persen kadar gula dalam susu.
Berfungsi untuk mengukur derajat keasaman susu.

“UJI TPC” “LOVIBON”


Terdiri dari petridisk, pipet 1 mL, larutan ranger, Berfungsi untuk menghitung grade warna dalam uji
media agar oxoid dan sampel susu. resazurin.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


80
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

“ALAT TITRASI”
“NERACA ANALITIK” Digunakan untuk titrasi kadar keasaman susu.
Berfungsi untuk menimbang bahan.

“DELVO INCUBATOR” “OVEN”


Alat yang digunakan untuk mengetahui apakah Berfungsi untuk mensterilisasi alat yang dilakukan
susu mengandung antibiotik atau tidak. pada suhu 1400 c minimal selama 4 jam.
Dilakukan selama 3 jam Dilakukan untuk peralatan yang tidak mudah
memuai

“HASIL UJI RESAZURIN” “SOMASCOPE”


Hasil dapat dilihat dari grade warna. Untuk menguji sel somatik pada susu. Atau penyakit
pada ambing sapi.

“LACTOSCOPE” “LACTODENSIMETER”
Untuk menguji kualitas dan komposisi susu secara
Untuk menguji berat jenis susu
keseluruhan.
Yang terdiri dari Fat, Lactose, Protein, Total Solid, dan
Freezing point.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


81
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

“AUTOCLAVE”
Alat untuk mensterilisasi secara basah. “GERBER”
Alat yang digunakan untuk menghitung fat secara
Alat yang disterilisasi adalah peralatan yang mudah manual.
memuai.
Seperti bahan, dan fintipe yang dilakukan pada suhu
121ºC selama 15 menit.

“TIMBANGAN DAN BAK


PENAMPUNGAN SEMENTARA” “PLAT COOLER I”
Berfungsi untuk menimbang susu yang akan di Untuk mendinginkan susu dengan cara susu dan
produksi ,berkapasitas 500 kg. Untuk menampung
water chiller (air dingin) secara bersamaan dan
susu setelah melewati timbangan dan sebelum di
alirkan ke proses selanjutnya. berlawanan arah, dengan suhu air es (-1o ) – 0o c.

“PLAT COOLER II” “PLAT COOLER III”


o
Untuk lebih mendinginkan susu sampai 4 c. Untuk lebih mendinginkan susu sampai 10 c.

“MIXING TANK I”
“STORAGE TANK” Berfungsi untuk mengukur volume susu yang akan
Berfungsi untuk menampung susu yang akan di di produksi sesuai dengan orderan ,dan
mencampurkan bahan-bahan susu rasa, berkapasitas
produksi ,berkapasitas 50 ton atau 50.000 kg. 2000 L.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


82
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

“BLENDER”
“ PHE (PLAT HEAT EXCHANGER)” Berfungsi untuk mencampurkan bahan susu rasa
Berfungsi untuk sirkulasi susu agar susu panas, ,seperti perasa, CMC, dan gula
supaya ketika pencampuran dengan bahan susu
rasa mudah tercampur. Dengan memakai hot water
yang di alirkan secara bersamaan dengan susu dan
berlawanan arah.

“MIXING TANK II”


Berfungsi untuk mengukur volume susu yang akan “BALANCE TANK”
Berfungsi untuk mengatur alur laju susu.
di produksi sesuai dengan orderan, dan
mencampurkan bahan-bahan susu rasa,
berkapasitas 2000 L.

“HOMOGENIZER”
“PHE REGENERATIF I” Berfungsi untuk menyeragamkan globula lemak,
Berfungsi untuk memanaskan susu yang dengan tekanan 1000 psi.
bersinggungan dengan susu panas, dengan susu
60o-70oc.

“HOLDING TUBE”
“PHE PASTEURISASI” Berfungsi untuk proses HTST (High Tenperature
Berfungsi untuk proses pasteurisasi Short Time) di tahan selama 15 detik dengan suhu
75o-82o c.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


83
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

“STORAGE TANK SUSU


“PHE PENDINGIN” PASTEURISASI”
Berfungsi untuk mendinginkan susu sampai suhu Berfungsi untuk menyimpan susu yang telah di
40C pasteurisasi sebelum di produksi atau packaging.

“MESIN PREPACK” “CUP SUSU 160 ML”


Berfungsi untuk memproduksi susu prepack atau
bantal, sebanyak 130 buah/jam.

“ KEMASAN PREPACK 500 ML” “MESIN CUP”


Berfungsi untuk membuat susu cup sebanyak 1600
cup/jam.

“CIP (CLEANING IN PROCESS)”


“BOILER”
Terdiri dari NaOH, Air panas, Asam Nitrat HNO3,
Berfungsi untuk memanaskan air dan Air dingin.

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


84
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

MANAJEMEN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

Keadaan kandang Pemberian pakan pada sapi

Pemberian minum pada sapi


Manajemen kandang

Proses potong tanduk Proses potong tanduk

Proses pembersihan kandang Proses pemerasan susu sapi

Mengirim susu Menyetorkan susu ke TPK

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


85
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN
(Milk Treatment KPBS)

KEGIATAN YANG ADA DI TPK

Pengecekan volume susu Pengecekan berat jenis susu

Mencatat jumlah volume yang di terima Test Gun untuk mengecek keasaman susu

Menghitung jumlah volume susu Infra red thermometer

Mengecek suhu susu Menakar susu yang di terima

Cooling Unit Memindahkan susu ke cooling unit

Transaksi susu ke TPK

Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012


86

Anda mungkin juga menyukai