Anda di halaman 1dari 12

Tugas Akhir M2: Pengembangan Profesi Guru

Nama : Muhammad Fadhil Immas


No Peserta : 19032615710115

Setelah mempelajari semua kegiatan belajar, silahkan Ibu/Bapak kerjakan tugas akhir berikut:

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa?

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?

Jawaban :

1. Kompetensi guru

a. Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan guru yang beerkenaan dengan


pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti
pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian, merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (b) menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Sosial, berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa
berinteraksi dengan human (manusia) lain.
d. Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi
isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam
kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan.

2. Ketrampilan belajar abad 21 yang harus dimiliki guru dan siswa

Kehidupan abad 21 menuntut adanya keterampilan pendidik dan peserta didik untuk
siap menghadapai tantangan yang ada. Keterampilan tersebut diistilahkan dengan 4 C,
yang merupakan singkatan dari Critical Thinking atau berpikir kritis, Collaboration atau
kemampuan bekerja sama dengan baik, Communication atau kemampuan berkomunikasi,
dan Creativity and Innovation atau kreatifitas dan inovasi.

1. Critical Thinking (Berpikir Kritis)


Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk memahami sebuah
masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akan
muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan.

Critical thinking dimaknai juga sebagai kemampuan menalar, memahami dan


membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun,
mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.

Keterampilan berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dimiliki peserta didik
di tengah derasnya arus informasi di era digital. Kemampuan membedakan kebenaran dari
kebohongan, fakta dari opini, atau fiksi dari non-fiksi, merupakan salah satu modal bagi
peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya. Selain
itu, kemampuan berpikir kritis juga penting sebagai bekal peserta didik untuk menjadi
pembelajar yang baik.

2. Collaboration (Kolaborasi)
Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama, saling bersinergi, beradaptasi
dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain,
menempatkan empati pada tempatnya, dan menghormati perspektif berbeda. Dengan
berkolaborasi, maka setiap pihak yang terlibat dapat saling mengisi kekurangan yang lain
dengan kelebihan masing-masing.

Akan tersedia lebih banyak pengetahuan dan keterampilan secara kolektif untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal. Teknologi yang tersedia saat ini membuat peluang
peserta didik untuk berkolaborasi terbuka lebar tanpa harus dibatasi oleh jarak.

Karena itu, anak-anak kita perlu dibekali dengan kemampuan berkolaborasi sebagai
salah satu keterampilan abad 21 yang mencakup kemamuan bekerja sama secara efektif
dalam tim yang beragam, fleksibel dan mampu berkompromi untuk mencapai tujuan
bersama, memahami tanggung jawabnya dalam tim, dan menghargai kinerja anggota tim
lainnya.

3. Communication (Komunikasi)

Communication (komunikasi) adalah kegiatan mentransfer informasi, baik secara


lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan hal penting dalam peradaban manusia.
Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar
dapat diterima dan dimengerti oleh penerima pesan.

Komunikasi dapat berjalan efektif jika pesan yang disampaikan oleh komunikator
dapat diterima dengan baik oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Hadirnya gadget di era globalisasi dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang efektif
bagi anak-anak. Akan tetapi pengawasan, terutama dari orangtua perlu semakin
ditingkatkan terhadap pemakaian gadget sebagai media informasi bagi anak-anak mereka,
agar tidak disalah gunakan untuk hal-hal yang negatif. Selain itu, lamanya
penggunaan gadget bagi anak-anak juga perlu dibatasi agar kompetensi sosialnya dengan
teman-teman sebaya tetap terjaga.

4. Creativity and Innovation (Kreativitas dan Inovasi)

Creativity (kreatifitas) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan,


dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan
responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kreativitas juga didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru.

Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yaitu proses
akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan
penemuan-penemuan baru sering disebut sebagai inovasi. Era teknologi ditandari dengan
semakin banyak pekerjaan yang diambil alih oleh mesin di masa depan. Berpikir kreatif
dalam menciptakan berbagai inovasi baru adalah salah satu keterampilan abad 21 yang
akan membuat seseorang mampu bertahan dan tidak tergantikan oleh robot atau mesin di
bidang pekerjaannya.
2. Rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan

Menjadi seorang pendidik di era sekarang menjadi tantangan tersendiri. Seorang


pendidik dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan jaman dan trend terkini
yang bergerak sangat cepat, khususnya di bidang teknologi. Tuntutan yang sedemikian
rupa mengharuskan guru memiliki kompetensi standar minimal yang harus dimiliki. 4
kompetensi yang ada telah diatur dalam undang-undang menjadi syarat guru profesional.
Menurut saya, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam pengembangan profesi
berkelanjutan, yaitu :

a. Diklat fungsional
Berupa kegiatan pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk mencapai standar
kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Diklat yang bisa dilakukan diantaranya :

- In-house training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di
KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa
sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus
dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi
kepada guru lain yang belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat
lebih menghemat waktu dan biaya.
- Kemitraan sekolah

Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama dengan institusi


pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di
sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan
alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan
oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.
Kemitraan juga bisa dilakukan dengan sesama institusi pendidikan, prosesnya dapat
berupa studi banding dan pelatihan pada institusi pendidikan yang lebih maju dan
profesional. Contoh hubungan kemitraan sekolah di Surabaya dengan Universitas di
Liverpool dalam bidang pendidikan

- Belajar jarak jauh


Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur
dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan
melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan
pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti
pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di
propinsi.

- Pendidikan lanjut

Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut
ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di luar
negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan
guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan
profesi.

b. Kegiatan kolektif
Kegiatan bersama dalam forum ilmiah untuk mencapai standar kompetensi atau di atas
standar kompetensi profesi yang di tetapkan. Kegiatan kolektif dapat berupa :

- Diskusi masalah pendidikan

Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai dengan masalah yang
di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan
masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah
peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya. Diskusi bisa diagendakan oleh
KKG/MGMP

- Seminar
Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga
dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan
kompetensi guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara
ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan.

- Workshop
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran,
peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan
misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penulisan RPP, pembuatan media pembelajaran, pembuatan bahan/modul pembelajaran,
Bahkan bisa merambah ke pembuatan karya teknologi/seni yang bermanfaat bagi
masyarakat dan dunia pendidikan.

c. Penelitian Tindakan Kelas


Melakukan penelitian tindakan kelas juga merupakan upaya pengembangan diri karena
PTK bertujusan meningkatkan mutu pembelajaran sekaligus meningkatkan
profesionalisme guru. PTK merupakan kajian sosial secara sistematis oleh para pelaksana
program dengam mengumpulkan data pelaksanaan, menyusun rencana tindakan guna
meningkatkan kualitas tindakan sebagai proses menciptakan hubungan antara evaluasi dan
peningkatan profesionalisme.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan diri
menjadi guru profesional. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus terus mengembangkan
diri melalui beberapa cara yang telah di jabarkan di atas. Minimal setahun sekali seorang
pendidik paling tidak mengikuti seminar atau forum diskusi guna menjadi guru profesional
yang selalu bisa beradaptasi dengan pergerakan jaman.

Anda mungkin juga menyukai