Anda di halaman 1dari 72

Literasi Sekolah Sebagai sebuah Gerakan

LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SMA


PRAKTIK BAIK KETERLAKSANAAN GLS DI SMA

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2019
Literasi dalam Pembelajaran SMA

Literasi bukan sekadar mampu membaca dan menulis. Literasi bermakna


bagaimana kita mampu berbicara dengan santun, bagaimana kita berprilaku
sosial dan menjalin silaturahmi, bagaimana mengembangkan ilmu
pengetahuan dan memahami budaya, bagaimana kita menempatkan literasi
dalam kehidupan kita seiring bagaimana kita berkomunikasi (UNESCO, 2003)

@2019, Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah i


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Kata Sambutan

@2019, Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah ii


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Kata Pengantar
Literasi memungkinkan masyarakat akademis menjadi entitas yang mampu bersaing
dan lebih maju dibandingkan dengan individu-individu lainnya yang tidak literat. Salah
satu upaya agar individu menjadi literat adalah melalui membaca. Oleh karenanya,
kebiasaan membaca perlu ditumbuhkan, dibina, dan dikembangkan. Sekolah Menengah
Atas (SMA) sebagai sebuah institusi yang di dalamnya terdapat individu-individu
diupayakan menjadi penggerak lahirnya masyarakat literat sehingga kemudian menjadi
entitas pembelajar yang mempunyai potensi dan kemampuan yang sangat luar biasa
untuk bersaing.
Mengacu pada tujuan menumbuhkembangkan kebiasaan membaca, pada tahun 2016
digulirkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di 102 SMA di seluruh Indonesia.
Gerakan ini diprogramkan oleh Direktorat Pembinaan SMA untuk membina peningkatan
minat membaca siswa SMA. Pada pelaksanannya, sekolah bersama dengan pemangku
kepentingan lainnya memberikan bantuan berupa fasilitas dan dorongan untuk
menggerakkan budaya membaca siswa.
Buku panduan Literasi dalam pembelajaran SMA menyajikan praktik-praktik baik
pelaksanaan GLS baik dalam bentuk pembiasaan pengembangan dan pembelajaran.
Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menduplikasi, mengadaptasi, atau
memodifikasi kegiatan Literasi Sekolah sebagai Sebuah Gerakan. Semoga buku ini dapat
memberikan inspirasi tambahan dan memperkaya inovasi bagi sekolah untuk
melaksakanan program GLS atau melakukan program lanjutan GLS.

Bogor, 04 Juli 2019

@2019, Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah iii
Literasi dalam Pembelajaran SMA

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ___________________________________________________________________________________________ ii


Kata Pengantar ___________________________________________________________________________________________iii
DAFTAR ISI ________________________________________________________________________________________________ iv
I. PENDAHULUAN __________________________________________________________________________________________5
A. Latar Belakang ________________________________________________________________________________________5
B. Tujuan __________________________________________________________________________________________________5
II. KONSEP LITERASI ______________________________________________________________________________________6
III. INSPIRASI DAN PRAKTIK BAIK PELAKSANAAN LITERASI SEKOLAH __________________________1
A. Tahap Persiapan ____________________________________________________________________________________1
1. Rapat Koordinasi ____________________________________________________________________________ 1

2. Sosialisasi Literasi di Sekolah _____________________________________________________________ 3

3. Sosialisasi Literasi kepada Pihak Eksternal ____________________________________________ 3

4. Penyediaan Bahan Bacaan _________________________________________________________________ 4

B. Tahap Pelaksanaan Pembiasaan Rutin ____________________________________________________________5


C. Tahap Pelaksanaan Pengembangan _______________________________________________________________7
1. Membaca Terpandu __________________________________________________________________________ 8

2. Membaca Mandiri _____________________________________________________________________________ 8

3. Terintegrasi dengan Ekstrakurikuler (KIR dan Jurnalistik) _______________________________ 9

D. Tahap Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut ____________________________________________ 18


IV STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN .........................................................................................................21
A. Tujuan ..............................................................................................................................................................................21
B. Peta Konsep Strategi Literasi ................................................................................................................................22
C. Indikator literasi dalam Pembelajaran ............................................................................................................23
D. Alat Bantu ......................................................................................................................................................................26
E. Contoh Penerapan Strategi Literasi dalam Pembelajaran .......................................................................28
V. PENUTUP ______________________________________________________________________________________________ 35
Daftar Pustaka ___________________________________________________________________________________________ 36
Lampiran-Lampiran ____________________________________________________________________________________ 36
Lampiran 1. Contoh Form. Indikator Literasi dalam Pembelajaran ________________________________ 36
Lampiran 2. Contoh Instrumen Budaya Literasi Sekolah ___________________________________________ 38
Lampiran 3. Contoh Pengatur Grafis _____________________________________________________________ 42-61

@2019, Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah iv


Literasi dalam Pembelajaran SMA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengacu pada upaya layanan pendidikan seperti yang diamanatkan pada UUD 1945
Pasal 31, Ayat 3, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Ayat ini menerangkan bahwa Sekolah Menengah Atas di seluruh Indonesia sebagai
bagian dari institusi yang memberikan layanan pendidikan memiliki tanggung jawab
untuk mengembangkan sebuah program yang memfasilitasi bagi lahirnya warga
sekolah yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosi, bahasa, estetika, dan
sosial sehingga eksistensinya diperhitungkan dalam persaingan pada tataran lokal,
regional, nasional maupun internasional.

Selain itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu
butirnya menetapkan adanya budaya baca yang diawali dengan kegiatan 15 menit
membaca sebelum pelajaran dimulai di semua sekolah. Peraturan ini dikuatkan
dengan ditetapkannya program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai sebuah
gerakan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kebiasaan membaca di
lingkungan sekolah. Hasil dari GLS diharapkan mampu membekali peserta didik
dengan kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif.

Menindaklanjuti amanat UUD 1945 dan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 di atas,
Sekolah Menengah Atas di Indonesia wajib melaksanakan program Gerakan Literasi
Sekolah. Gerakan ini membina dan mengembangkan budaya baca di sekolah dengan
program yang melibatkan seluruh warga sekolah (whole-school). Dengan kata lain,
gerakan ini melibatkan seluruh individu yang ada di sekolah sehingga terbentuk
masyarakat literat tingkat sekolah.

Seiring telah dilaksanakannnya literasi sekolah sebagai sebuah gerakan nasional


pada Tahun 2016 dan sebagai gerakkan literasi nasional pada Bulan Oktober 2017,
panduan ini menyajikan deskripsi contoh-contoh program GLS di sekolah di
Indonesia sebagai langkah strategis mewujudkan pembaca, penulis, pembicara dan
pemikir literat. Buku ini dapat dimanfaatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan sebagai sumber inspirasi dalam pelaksanaan kegiatan literasi dengan
cakupan yang lebih luas yakni dari whole-school menjadi literasi yang melibatkan
rumah-sekolah-masyarakat (home-school-community partnership).

B. Tujuan

1. Menggambarkan prosedur pelaksanaan GLS di sekolah


2. Menjelaskan aktivitas GLS yang dilaksanakan di sekolah
3. Mendeskripsikan keterlaksanaan GLS di sekolah
4. Menggambarkan strategi literasi baca tulis dan pelaksanaan literasi dalam
proses pembelajaran.
5. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan yang mewadahi berbagai strategi membaca.
6. Menginspirasi sekolah yang belum melaksanakan GLS untuk mengadopsi
kegiatan yang adaptif dari panduan ini.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 5


Literasi dalam Pembelajaran SMA

II. KONSEP LITERASI


A. Pengertian Literasi
Dalam konteks pengajaran tradisional, penguasaan keterampilan membaca dan
menulis merupakan penanda penguasaan literasi (Baguley, Pullen, & Short, 2010).
Pada saat itu, seseorang yang dapat membaca dan menulis dianggap literat.
Saat ini, literasi didefinisikan bukan hanya sekadar mampu membaca dan menulis ,
namun lebih luas lagi yakni mampu berbicara dengan santun, mampu berprilaku
sosial serta menjalin silaturahmi, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan,
mampu memahami budaya, dan mampu menempatkan literasi dalam kehidupan
untuk dapat berkomunikasi dengan efektif (UNESCO, 2012). Dalam konteks
pengajaran, literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara (Wiedarti, 2016, lihat juga
Jackman dkk., 2014).

Literasi berkembang dari sekadar tulisan di atas kertas atau teks menjadi
multimoda teks dalam bentuk cetakan elektronik. Penguasaan kemampuan literasi
berkembang menjadi kemampan multiliterasi. Menurut Abidin (2015 dalam
Wiedarti, 2016) multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan
beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan
menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks
inovatif, simbol, dan multimedia. Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks
ini disebut multimoda ( multimoda text).

Menjadi warga negara abad 21 dituntut untuk literat dan terampil menggunakan
serta menghasilkan multimoda teks. Abad 21 mengepung dan membombardir
warganya dengan multimoda teks (Stafford, 2011). Implikasinya, sekolah dalam
abad 21 sebagai sebuah komunitas harus menghasilkan lulusan yang literat.
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya yang dilakukan
sekolah secara terencana untuk menjadikan warga sekolah yang literat.

B. Tahapan Literasi
Implementasi GLS di sekolah dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni: 1) tahap
pembiasaan, 2) tahap pengembangan, dan 3) tahap pembelajaran.

Tahap pembiasaan adalah kegiatan penumbuhan minat baca yang dilakukan


dengan cara 15 menit membaca sebelum atau setelah pembelajaran bahkan bisa
dilakukan saat istirahat di sekolah. Tahap pengembangan adalah kegitan yang
mendorong warga sekolah untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya
dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik. Tahap pembelajaran adalah
strategi literasi dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran dalam
semua mata pelajaran..

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 6


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Implementasi GLS di sekolah dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Tahapan Literasi di Sekolah diambil dari Wiedarti, 2016

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 7


Literasi dalam Pembelajaran SMA

III. INSPIRASI DAN PRAKTIK BAIK PELAKSANAAN LITERASI SEKOLAH


Literasi sekolah sebagai sebuah gerakan dilaksanakan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Berikut dipaparkan tahapan GLS yang dilaksanakan di
beberapa sekolah pada tahun 2016.

A. Tahap Persiapan
Gerakan Literasi sekolah dalam membangun budaya literat di sekolah merupakan hal yang
baru dan belum dikenal semua warga sekolah sebelum tahun 2016. Oleh karenanya literasi
sekolah sebagai sebuah gerakan pada tahap persiapan dilaksanakan secara internal dan
eksternal seperti diuraikan di bawah ini.

Tahap Persiapan

Rapat
koordinasi

Sosialisasi
o Internal
o Eksternal

Penyediaan
Bahan Bacaan

Gambar 2. Peta konsep tahap persiapan

1. Rapat Koordinasi
.
Pada rapat kooordinasi, Kepala Sekolah menetapkan Tim yang mendukung kegiatan
literasi sekolah melalui surat keputusan.. Tim ini kemudian disebut Tim Gerakan Literasi
Sekolah (TGLS). Tim GLS bertugas menyusun peran, tanggung jawab dan rencana program
pelaksanan literasi sekolah yang di dalamnya juga mencakup anggaran yang dibutuhkan.

Secara garis besar susunan dan peran yang dilaksanakan Tim GLS di sekolah adalah
sebagai berikut.

a. Penggerak Literasi Sekolah


Penggerak literasi sekolah adalah Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah atau
penanggung jawab kegiatan yang secara khusus ditugaskan untuk melakukan
pendampingan dan memberikan bantuan teknis yang memastikan kegiatan literasi
sekolah berjalan sebagaimana mestinya.
Peran penggerak literasi diantaranya:
1) Menyusun program literasi sekolah disertai dengan anggaran kegiatan.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 1


Literasi dalam Pembelajaran SMA

2) Melakukan sosialisasi literasi


3) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan literasi sekolah dan memeriksa
rekap portofolio/laporan fisik hasil review siswa serta dokumentasi foto-foto
kegiatan Guru Pembimbing secara periodik.
4) Membuat laporan, dan menyebarkan informasi keterlaksanaan kepada sekolah
lain.

b. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah merupakan bagian dari komunitas Penggerak Literasi Sekolah.
Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat penting dan sangat menentukan dalam
pelaksanaan literasi sekolah, perannya adalah:
1) Menerbitkan SK Tim Literasi Sekolah (TLS)
2) Menetapkan kebijakan sekolah untuk melakukan literasi sekolah sebagai sebuah
gerakan di sekolah
3) Melakukan sosialisasi kepada guru, siswa, orang tua dan seluruh warga sekolah
serta sekolah sekitar sekaligus mempromosikan kegiatan literasi sekolah agar
mendapat respon optimal dari seluruh warga sekolah.
4) Memonitor pelaksanaan dan perkembangan literasi sekolah.
5) Menetapkan agenda 15 menit membaca setiap hari. Pelaksanaan dengan
alternatif waktu: a) pada jam ke-0 (pembiasaan) atau mulai pukul 06.45 sampai
pukul 07.00, b) pada jam pelajaran ke-1, c) pada jam terakhir, atau d) setelah
selesai jam pelajaran.
6) Memfasilitasi pemberian apresiasi dan promosi dalam berbagai bentuk kepada
siswa dan guru yang konsisten dan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan literasi
sekolah.
7) Mendukung program Gerakan Literasi yang telah diputuskan oleh tim GLS.

c. Perintis Literasi
1) Melakukan sosialisasi literasi sekolah kepada siswa dan orang tua.
2) Bekerjasama dengan orang tua memvalidasi kepantasan buku yang akan dibaca
peserta didik.
3) Menyiapkan format pengontrol keterlaksanaan kegiatan membaca yang
dilakukan peserta didik.
4) Mendokumentasikan dan mengawasi jalannya literasi sekolah.
5) Memotivasi warga sekolah terutama peserta didik untuk melengkapi portofolio
review buku.
6) Merekap kemajuan literasi warga dan melaporkan hasilnya kepada Kepala
Sekolah dan warga sekolah.

d. Peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan


1) Aktif dan secara konsisten melaksanakan gerakan literasi sekolah.
2) Mengisi buku jurnal literasi 15 menit dan kolom capaian literasi.
3) Mengisi buku jurnal/buku harian untuk menuliskan pengalaman sehari-hari
dalam rangka menumbuhkan kebiasaan menulis. Setiap tulisan minimal 50 kata
dan memuat pengalaman berkesan atau bermakna yang dialami. Isi tulisan tidak
bersifat rahasia, tidak mengandung isu SARA, serta memungkinkan dan
bermanfaat jika dibaca oleh orang lain.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2


Literasi dalam Pembelajaran SMA

e. Orang Tua, komite, dan lembaga peduli literasi


1) Membantu peserta didik mendapatkan sumber buku bacaan yang bermutu.
2) Mendukung kebutuhan pengadaan buku membaca 15 menit dan sudut buku
kelas.
3) Memotivasi untuk rajin membaca.

2. Sosialisasi Literasi di Sekolah


Sekolah melakukan sosialisasi kepada pengawas, tenaga pendidik, kependidikan,
komite sekolah, dan warga sekolah lainnya. Sosialisasi dapat dilakukan melalui rapat,
brosur, spanduk maupun kegiatan lainnya.
Pada saat sosialisi, seluruh yang hadir menerima informasi mengenai pelaksanaan
literasi sekolah sebagai sebuah gerakan, menerima pula informasi mengenai peran dan
tanggung jawabnya. Setelah sosialisasi semua memahami peran dan kontribusinya agar
budaya literasi terwujud di sekolah.

Gambar 3
Sosialisasi Literasi di Sekolah
diambil dari Dok. SMAN 1 Bangsri, Jepara .

3. Sosialisasi Literasi kepada Pihak Eksternal


Keterlibatan pihak eksternal dalam literasi sekolah menjadi salah satu faktor
pendukung keberhasilan membangun masyarakat literat tingkat sekolah. Sosialisasi
memegang peranan penting untuk memahamkan publik mengenai tingginya manfaat
literasi bagi warga sekolah.
Sosialisasi kepada pihak eksternal, diantaranya sekolah terdekat, instansi lain, dan
warga disekitar sekolah. Peran pihak eksternal sangat besar bagi kemajuan literasi peserta
didik sebagai motivasi dan perpanjangan tangan dalam menggambarkan kegiatan literasi di
sekolah.
Sosialisai ditujukan juga kepada pihak-pihak yang peduli literasi sekolah. Di beberapa
sekolah yang menjadi sampel pada kajian ini, pada saat sosialisasi mereka mengundang
jajaran koran lokal, tokoh masyarakat, alumni, penerbit, pengurus perpustakaan daerah,
dan figur-figur lain yang dianggap peduli dan mumpuni untuk membantu mensukseskan
program literasi sekolah.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 3


Literasi dalam Pembelajaran SMA

4. Penyediaan Bahan Bacaan


Keterlaksanaan literasi dalam sebuah gerakan yang melibatkan seluruh warga sekolah
pada tahun 2016 didukung oleh bahan bacaan yang mudah diambil (easy-access) dan
mudah dipinjam yang berada di sekolah.
Untuk menyediakan bahan bacaan, beberapa sekolah yang menjadi sampel melakukan
kegiatan yang terencana dan terprogram sehingga pada waktu yang relatif kurang dari satu
bulan kebutuhan bahan bacaan terpenuhi. Teknis penyediaan bahan bacaan yang dilakukan
diantaranya:
a. Shodakoh Buku (SMAN 2 Bantul).
Teknis pelaksanaan Shodakoh Buku diawali dengan sekolah membuat kotak
terbuat dari rangka kayu ditutup kaca. Pada bagian atasnya dibuat terbuka sehingga
buku bisa masuk ke dalam kotak Shodakoh. Setelah kotak Shodakoh Buku siap, kotak
tersebut di letakkan sekitar wilayah yang banyak terlewati tamu. Setiap tamu, atau
siapapun dapat menshodakohkan bukunya kapan saja. Kemudian, buku Shodakoh
tersebut diadministrasikan oleh pegawai perpustakaan dan disimpan pada rak buku
yang open acces (terbuka), bisa dibaca kapan saja.

b. One Student One Book (SMAN 1 Manyar)


One Student One Book atau Satu Siswa Satu Buku adalah himbauan pihak sekolah
kepada peserta didik untuk menyumbangkan paling tidak satu buku selama
bersekolah dan juga himbauan kepada orang tua untuk menyumbangkan satu buku
selama putra/putrinya bersekolah. Selain itu dihimbau pula agar peserta didik
menyumbangkan buku selama program literasi sekolah berlangsung yang diserahkan
kepada pihak perpustakaan.
Teknis penggunaan buku dengan cara peserta didik meminjam buku (yang
disumbangkan orang tuanya) kepada pihak perpustakaan.

c. Infak Buku (SMAN 2 Cianjur dan SMAN 1 Kecamtan Harau)


Infak Buku dilaksanakan oleh Tim Literasi Sekolah (TLS) dengan cara
mengumumkan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan bahwa
sekolah mengadakan hari infak buku. Selain itu TLS memberitahukan kepada orang
tua, Dinas Pendidikan, lembaga peduli literasi di sekitar sekolah, serta Dinas
Perpustakaan dan Arsip Perpustakaan Daerah tentang hari infak buku.

d. Book Donation (SMAN 1 Subang)


Komite Sekolah, badan usaha sekitar sekolah, dan alumni menjadi sumber
penyokong bagi tersedianya buku. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara menerima
sumbangan secara finansial kemudian dibelikan buku. Khusus untuk alumni,
sumbangan langsung dalam bentuk buku.

e. Greet and Meet (SMAN 1 Subang)


Greet and Meet adalah kegiatan bertemunya para warga literasi dengan alumni
atau pihak lainnya yang peduli literasi. Pada pertemuan tersebut sekolah
menunjukkan kesungguhan dan keseriusan dalam menciptakan budaya literat di
sekolah sehingga menggugah pihak luar untuk mendukung dengan cara menyumbang
buku.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 4


Literasi dalam Pembelajaran SMA

f. Membeli Buku Murah (SMAN 2 Bantul dan SMAN 2 Cianjur)


Alternatif lain untuk menyediakan bahan bacaan adalah dengan membeli buku
murah yang ditawarkan penerbit besar seperti Gramedia. Pada bulan-bulan tertentu
penerbit menawarkan buku dengan harga sangat murah, misalnya Rp. 5.000 per
eksemplar. Cara ini telah dilakukan oleh SMAN 2 Bantul dan SMAN 2 Cianjur.
Tahap persiapan sangat menentukan keberhasilan literasi sekolah sebagai sebuah
program. Rangkaian kegiatan dimulai dari rapat koordinasidan dilanjutkan sosialisasi
sehingga pihak dalam dan luar sekolah mengetahui adanya gerakan literasi. Kegiatan
tersebut adalah upaya keterlibatan dan kerjasama dalam penyediaan bahan bacaan bagi
peserta didik.
Ketika setiap warga sekolah memiliki minimal satu buku untuk bisa dibaca, maka gerakan
literasi memungkinkan untuk masuk pada tahap selanjutnya yakni pelaksanaan. Tahap
pelaksanaan secara simultan dibahas di bawah ini.

B. Tahap Pelaksanaan Pembiasaan Rutin


Pelaksanaan literasi sekolah sebagai sebuah gerakan dilaksanakan secara bervariasi di setiap
sekolah tergantung kepada keputusan Kepala Sekolah dan TLS berdasarkan masukan dari
warga sekolah. Kegiatan literasi pada tahap pembiasaan rutin dilaksanakan dalam kegiatan
membaca dalam hati dengan tujuan untuk:
1. meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran,
2. meningkatkan kemampuan memahami bacaan,
3. meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik, dan
4. menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.

Untuk mendukung iklim literasi sekolah pada tahap pembiasaan, sekolah melakukan
pengadaan dan pengembangan lingkungan fisik seperti:
1. buku-buku non pelajaran (novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah, dan lain-
lain)

Gambar 4. Buku fiksi dan non fiksi diambil dari Dok, SMAN 2 Bantul dan Dok. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 5


Literasi dalam Pembelajaran SMA

2. sudut baca di dalam dan di luar kelas untuk tempat bahan bacaan

Gambar 5. Sudut Baca diambil dari Dok. SMAN 2 Bantul dan Dok. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

3. poster-poster yang memotivasi pentingnya membaca.

Gambar 6.
Poster Literasi diambil dari Dok. SMAN 1 Lawang danDokumen
SMAN 1 Klaten

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 6


Literasi dalam Pembelajaran SMA

4. Optimalisasi Peran Perpustakaan

Gambar 7.
Perpustakaan sekolah diambil dari Dok. SMAN 1 Manyar dan Dok.
SMAN 1 Lawang

5. Pembiasan Gerakan Literasi Sekolah


a. Sebelum jam pertama
Gerakan literasi sekolah dilakukan pada jam ke-0. Warga sekolah melakukan
pembiasaan (menyanyikan lagu Wajib Nasional Indonesia Raya, meelaksanakan
tadarus Alquran (muslim), saat teduh (nonmuslim) dilanjutkan dengan kegiatan 15
menit membaca pada pukul 06.30 sampai 06.45. Pelaksanaan membaca ada yang
dilakukan di dalam kelas, yakni peserta didik dan pendidik bersama-sama membaca
buku. Ada pula yang dilakukan secara serempak, yakni semua warga sekolah
membaca di selasar kelas, dalam kelas atau di tempat-tempat lain yang dianggap
nyaman untuk membaca seperti dilakukan di SMAN 12 Jakarta.

Gambar 8.
Gerakan Literasi Sekolah jam ke-0 diambil dari Dok. SMAN 12 Jakarta dan Dok. SMAN 2 Tasikmalaya

b. Selama istirahat
Membaca selama istirahat, atau ketika tidak ada kegiatan pembelajaran dilakukan
dengan waktu yang digunakan berdasarkan keinginan masing-masing tanpa ditemani
pendidik.
c. Setelah jam pelajaran berakhir
Kegiatan Membaca yang dilaksanakan setelah pembelajaran usai.
d. Di luar jam pelajaran
Kegiatan Membaca dalam waktu yang tidak terjadwal, peserta didik diberi
kesempatan guna melaksanakan kegiatan literasi.

C. Tahap Pelaksanaan Pengembangan


Secara prinsip pelaksanaan literasi pada tahap pengembangan merupakan kegiatan
lanjutan dari pembiasaan berupa kegiatan produktif.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 7


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Kegiatan membaca 15 menit menjadi proses reseptif atau memperoleh informasi


dari sumber ragam lisan (buku dibacakan) dan tulis (buku dibaca sendiri). Pada tahap
pengembangan kegiatan literasi menjadi kegiatan produktif atau menghasilkan produk baik
secara lisan maupun tertulis.
Di beberapa sekolah telah dilaksanakan kegiatan tahap pengembangan yang
dilakukan secara mandiri dan terintegrasi pada kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Kegiatan
tersebut antara lain:
1. Membaca Terpandu
Membaca terpandu atau guided reading adalah kegiatan yang melibatkan peserta
didik membaca dengan bimbingan guru dalam kelompok kecil. Membaca terpandu
bertujuan untuk: a) meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan, b)
menganalisis bacaaan, c) membentuk pembaca mandiri. Kegiatan membaca terpandu
secara teknis adalah mengikuti prosedur sebagai berikut:
a. Strategy check atau strategi ceklis
Strategi cheklis adalah kegiatan awal yang memperkenalkan kepada peserta didik
teknik membaca, dan meminta peserta didik untuk menggunakan strategi tersebut
ketika membaca.
b. Independent Reading atau membaca mandiri
Secara mandiri, peserta didik diminta membaca. Pada tahap ini, peserta didik
membaca berdasarkan kecepatan membaca yang telah dikuasainya masing-masing.
Guru mendampingi dan memberikan pertanyaan pemicu agar peserta didik menjadi
pembaca kritis. Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang mampu
menggunakan strategi/teknik membaca sehingga dapat memahami isi teks dengan
lebih baik.
c. Returning to the text atau mengacu pada bacaan
Peserta didik dan guru mendiskusikan apa yang telah dibaca. Guru menyimak secara
seksama apa yang telah dipahami peserta didik dari bacaan. Peserta didik yang
mampu menggunakan strategi yang dianjurkan dengan baik (sedang dilatihkan)
diberikan pujian.
d. Responses to the text atau merespon bacaan
Mengajak peserta didik untuk merespon bacaan baik dalam bentuk diskusi singkat
yang membuat mereka menyampaikan pendapat, atau kegiatan lanjutan berupa
menulis tanggapan terhadap isi bacaan.
e. Re-reading Guided text atau membaca kembali secara terpandu
Kegiatan ini hanya dilakukan oleh peserta didik. Guru memberikan buku yang pernah
dibaca siswa disetiap kegiatan membaca pada kelompok kecil. Peserta didik kembali
membaca buku yang sama baik secara individu atau berpasangan sebagai upaya
kegiatan mandiri membaca agar kecepatan membaca meningkat dan terbangun daya
tahan membaca yang tinggi.
2. Membaca Mandiri
Membaca mandiri adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh peserta didik
tanpa dibimbing oleh guru dan dilakukan pada waktu yang tidak ditentukan oleh guru.
Peserta didik telah menguasai teknik dan strategi membaca yang diperolehnya dari
kegiatan membaca terpandu.
Teknis pelaksanaannya adalah dengan meminta peserta didik membaca buku
dengan atau tanpa didampingi pertanyaan panduan yang diberikan oleh guru. Setelah
selesai membaca, peserta didik menuangkan pokok pikiran hasil bacaan kedalam tulisan
yang nanti dikumpulkan, atau pada diagram Fishbone Ishikawa (Lihat Lampiran 2). Tujuan

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 8


Literasi dalam Pembelajaran SMA

dari kegiatan ini adalah: a) mengasah kemandirian peserta didik dalam membaca, b)
mengevaluasi kefasihan peserta didik dalam memahami isi bacaan, dan c) membangun
tanggung jawab.
Pada kegiatan membaca mandiri, peserta didik memilih sendiri buku yang akan
dibacanya. Dengan cara ini peserta didik memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri
apa yang akan dibacanya. Dampak dari tindakan ini dapat membangun rasa percaya diri
peserta didik. Pada saat membaca mandiri, peserta didik memiliki buku catatan kemajuan
membaca ( journal reading logs) dan menuliskan respon setiap kali selesai membaca.
Kemudian guru mereview log dan respon peserta didik. Secara periodik guru melakukan
pertemuan dengan peserta didik secara individual untuk menyampaikan kemajuan
membacanya yang direkap pada format jurnal membaca (lihat Lampiran 3)
3. Terintegrasi dengan Ekstrakurikuler (KIR dan Jurnalistik)
Kegiatan literasi dilaksanakan secara terintegrasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Secara prinsip kegiatan ini menjadi bentuk lain dari literasi tahap pengembangan sebagai
kegiatan lanjutan dari membaca mandiri.
Pada kegiatan KIR dan Jurnalistik, literasi dasar sangat mendukung bagi
terlaksananya aktualisasi pemahaman isi teks ke dalam bentuk karya tulis yang memiliki
struktur tertentu.
Kegiatan literasi yang terintegrasi kedalam ekstrakurikuler pada umumnya ditandai
dengan adanya pertemuan rutin anggota. Pada pertemuan tersebut ditentukan kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan program kerja ekstrakurikuler tersebut.
Beberapa prinsip yang harus diterapkan pada tahap pengembangan adalah:
a. terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS) untuk menunjang keterlaksanaan
berbagai kegiatan tindak lanjut GLS. Tugas TLS adalah merancang, mengelola, dan
mengevaluasi program literasi sekolah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
dengan anggota guru, tenaga kependidikan dan pustakawan sekolah.
b. buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain teks pelajaran,
c. buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati, dan diperkenankan
membaca buku yang dibawa dari rumah,
d. kegiatan membaca/membacakan diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat,
menulis sederhana yang sesuai dengan kemampuan,
e. tugas-tugas presentasi, menulis, karya atau seni dapat dinilai secara non
akademik dengan fokus pada sikap selama kegiatan,
Hasil kegiatan pada tahap pengembangan sebagai tindak lanjut dari kegiatan
membaca 15 menit membaca diantaranya:
1. Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca pada jurnal membaca harian.
2. Untuk kemudahan pengontrolan kegiatan membaca secara harian, sebagai contoh SMAN 2
Bantul menyiapkan buku Jurnal Literasi yang memuat Biodata, Catatan Kemajuan Literasi,
dan Ringkasan/Sinopsis bacaan. Khusus untuk ringkasan, pada bagian akhir diberi tempat
untuk menyampaikan nilai-nilai positif yang dapat diambil dari bacaan dan hal baik yang
menginspirasi. Sedangkan untuk memberikan motivasi dan hal-hal lain yang memajukan
literasi, maka disediakan pula tempat untuk menyampaikan catatan atau feedback dari
pembimbing.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 9


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Gambar 9.
Hasil karya peserta didik berupa sinopsis diambil dari Dok. SMAN 2 Bantul

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 10


Literasi dalam Pembelajaran SMA

3. Menulis dan membaca puisi.


Kegiatan ini mengaktualisikan isi dan perasaan peserta didik terhadap
kondisi yang dirasakan yang dilakukan melalui kegiatan lomba menulis dan
membaca puisi

Gambar 10.
Siswa membaca puisi hasil karyanya diambil dari Dok.
SMAN 2 Kota Tangerang Selatan

4. Menulis Prosa (cerpen), merupakan kegiatan lanjutan dengan menulis cerita pendek dari
pengalaman kehidupan peserta didik. Kegiatan ini dalam bentuk menulis cerpen dan
dilombakan. Kemudian karya-karya terbaik dibukukan dalam kumpulan cerpen oleh
sekolah.

Gambar 11.
Lomba menulis cerpen di SMANSA Denpasar

5. Reading Award untuk Duta Literasi


Pemilihan duta literasi sekolah merupakan salah satu program untuk meningkatkan
keberhasilan program literasi sekolah. Sekolah bersama TLS membuat kriteria tertentu bagi
peserta didik yang akan ditunjuk sebagai duta literasi sekolah misalnya berdasarkan jumlah
buku yang dipinjam dari perpustakaan atau buku yang telah dibaca selama satu semester
oleh peserta didik. Duta Literasi Sekolah bertugas membantu sekolah dalam mensosialisakan
dan mensukseskan program literasi baik internal maupun eksternal misalnya turut serta
bersama TLS sebagai juru bicara literasi, membantu petugas perpustakaan di waktu istirahat
atau setelah pembelajaran usai. Seyogyanya duta literasi dibuatkan surat keputusan dari
sekolah.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 11


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Gambar 12.Reading Award duta Literasi diambil dari Dok. SMAN 1 Manyar

6. Lomba majalah dinding dan sudut buku/ perpustakaan antar kelas


Lomba sudut buku (pojok baca)/ perpustakaan antar kelas menjadi ajang untuk
saling memotivasi setiap kelas dan berbagi mengenai bagaimana kreativitas pengelolaan
dan penyediaan tempat untuk membaca yang dikelola kelas. Dari lomba ini dapat dipelajari
bagaimana iklim literasi terbantu dengan disediakannya sarana membaca. . Lomba dapat
dilaksanakan dengan dua cara: 1) disediakan tempat untuk setiap kelas membuka
stand/pojok baca dan dinilai oleh para juri, dan 2) para juri mendatangi kelas dan menilai
sudut buku/ pojok baca yang disediakan di dalam kelas.

Gambar 13.
Tim Penilai lomba perpustakaan daerah diambil dari Dok. SMAN 1
Manyar dan Dok. SMAN 1 Lawang
7. Iklim sekolah yang mendukung literasi
a. Tersedianya bahan bacaan
Menumbuhkan minat baca di luar kelas, memerlukan ketersediaan bahan bacaan
yang mudah diperoleh. Sebagai contoh, SMAN 3 Kota Tangerang Selatan menyediakan
kotak-kotak berisi bahan bacaan di selasar kelas yang tidak dikunci dan dapat dibaca
kapan saja. Demikian pula halnya dengan SMAN 2 Bantul juga menyediakan tempat
bahan bacaan yang easy access (mudah dijangkau) tidak saja untuk warga sekolah,
namun bagi siapa saja yang datang ke sekolah tersebut.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 12


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Gambar 14.
Bahan bacaan di luar kelas diambil dari Dok. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan dan Dok. SMAN 2 Bantul

b. Tempat membaca
Tempat membaca di luar kelas, teras, green house, taman sekolah, gazebo, selasar, dan
perpustakaan para peserta didik dan warga sekolah lainnya dapat memanfaatkan tempat
ini untuk membaca seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 15.
Peserta didik membaca di selasar sekolah diambil
dari Dok. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 13


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Gambar 16.
Peserta didik membaca di joglo dan gazebo diambil dari dok SMAN 1 Pati dan SMAN 1 Malang

Sesuai kondisi sekolah, selain disediakan perpustakaan, disediakan pula ruang resensi
buku. Sebagai contoh SMAN 2 Bantul menyediakan ruang perpustakaan yang
menampung satu rombongan belajar sehingga para peserta didik dapat memanfaatkan
perpustakaan untuk belajar bersama. Selain itu, SMAN 2 Bantul menyediakan ruang
resensi yang disiapkan untuk membahas konten buku atau melakukan resensi dibawah
bimbingan langsung guru.

Gambar 17.
Ruang resensi dan perpustakaan diambil dari Dok. SMAN 2
Bantul

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 14


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Gambar 17.1.
Lingkungan Sekolah Kaya Literasi diambil dari Dok. SMA Negeri 12 Jakarta

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 15


Literasi dalam Pembelajaran SMA

8. Bedah Buku
Bedah buku dilakukan dengan cara mengundang penulis ke sekolah.
Kehadiran penulis menginspirasi warga sekolah untuk melihat bagaimana proses
kreatif dapat mengubah hidup penulis sekaligus mengubah hidup banyak orang.

Gambar 18.
Bedah Buku diambil dari Dok. SMAN 1 Subang

9. Lomba poster Literasi

Gambar 19.
Poster literasi diambil dari Dok. SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 16


Literasi dalam Pembelajaran SMA

10. Workshop penulisan puisi dan Talk Show Penulisan Novel


Workshop penulisan puisi di SMAN 82 Jakarta dengan narasumber Acha
Septriasa, penulis, pembaca puisi, penyanyi, dan aktris Indonesia. Talk Show
penulisan di SMAN 1 Klaten dengan narasumber Tere Liye

Gambar 20.
Workshop Penulisan puisi dan Talk Show diambil dari Dok.
SMAN 82 Jakarta dan Dok. SMAN 12 Jakarta
11. Festival Literasi
Kegiatan ini dapat dijadikan puncak literasi. Kegiatan dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan berbagai kegiatan, misalnya gelar seni budaya dan pameran
karya siswa dalam kegiatan literasi sekolah. Kegiatan ini bisa disatukan dengan
kegiatan ulang tahun sekolah, atau gelar seni budaya akhir tahun.

Gambar 21.
Festival Literasi di SMAN 12 Jakarta

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 17


Literasi dalam Pembelajaran SMA

12. Ekspo di luar sekolah


Pengenalan literasi diperluas di luar lingkungan sekolah misalnya pada kegiatan car free
day.

Gambar 22.
Festival Literasi di SMAN 21 Surabaya dan SMAN 12 Jakarta

D. Tahap Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut


Evaluasi terhadap pelaksanaan literasi juga harus dilaksanakan sehingga menghasilkan
informasi yang kaya dan variatif. Hasil dari informasi ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk
mendukung kebutuhan berpikir kritis dan kompleks peserta didik tingkat menengah atas.

Gambar23. Literasi di luar sekolah


dok. SMAN 1 Klaten

Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan literasi sekolah adalah untuk
memastikan bahwa peserta didik mengalami pembelajaran autentik, yakni apa yang
dipelajari (dibaca) memberikan makna dan nilai ( value) bagi kehidupan peserta didik di luar
kelas.
Bagan 1 menunjukkan kerangka pemantauan dan penilaian pelaksanaan literasi sekolah yang
ditujukan untuk membantu peserta didik menjadi literat.
.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 18


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Bagan 1.

Kerangka Keberhasilan Literasi Sekolah sebagai Sebuah Gerakan

Bagan di atas menunjukkan bahwa:


- Tujuan dari gerakan literasi adalah keberhasilan dan kesuksesan peserta didik sebagai
pembelajar.
- Terdapat 4 tahap pemantauan pada siklus pelaksanaan gerakan literasi yakni: evaluasi
pada saat kegitatan rutin membaca selama 15 menit, evaluasi terhadap jurnal sebagai
catatan kemajuan membaca, evaluasi terhadap kegiatan peserta didik di dalam kelas, dan
evaluasi terhadap kegiatan peserta didik di sekitar sekolah. Evaluasi terhadap literasi
sebaiknya dilihat pada efeknya yakni pada saat peserta didik melakukan kegiatan belajar
di dalam kelas.
- Bukti fisik hasil membaca, menulis, dan berbicara dari kegiatan literasi pada setiap
tahapan disimpan dan dikaji sebagai bahan untuk mengikuti perkembangan kemampuan
literasi setiap peserta didik dan menjadi profil setiap peserta didik. Profil ini dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di dalam mata pelajaran dan
untuk rencana program sekolah ke depan.
- Sekolah yang literat ditandai dengan komunikasi antara pendidik, tenaga pendidik,
peserta didik, orang tua, dan seluruh warga sekolah lainnya tentang literasi sehingga
semuanya saling menguatkan dan memastikan bahwa indikator ketercapaian literasi
dalam sebuah gerakan dapat terpenuhi, seperti terlihat pada bagan 1 di atas.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 19


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Pada umumnya indikator keberhasilan dalam membentuk peserta didik yang literat di
beberapa SMA pada tahun 2016 seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1.
Indikator Keberhasilan Literasi Dok.Buku Induk GLS Kemdikbud
No Indikator
1. Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati, membacakan nyaring)
yang dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran).

2. Kegiatan 15 menit dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram


3. Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
4. Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi model dalam
kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan
berlangsung.
5. Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan
koleksi buku nonpelajaran.
6. Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan/atau area lain di
sekolah.
7. Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
8. Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni,dan elemen masyarakat)
untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
9. Terdapat hasil literasi jenis produktif peserta didik yang telah
dipublikasikan dalam berbagai bentuk, misalnya dimuat pada buku ber-
ISBN dan majalah ber-ISSN.
10. Terdapat catatan prestasi dan keberhasilan peserta didik pada lomba-lomba
yang terkait dengan kemampuan membaca dan memahami isi teks.

Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan diantaranya adalah mencetak buku berupa
hasil karya siswa dan guru seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 24.
Hasil karya siswa dan guru diambil dari Dok. SMAN 1 Lawang dan Dok. SMAN 82 Jakarta

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 20


Literasi dalam Pembelajaran SMA

IV. STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

A. Tujuan
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun
pemahaman peserta didik, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara
menyeluruh. Tiga hal ini akan bermuara pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran
bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun
dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama,
prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana
mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan lintas
bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya. Salah satu tujuan penting dari strategi
literasi dalam pembelajaran konten adalah untuk membentuk peserta didik yang mampu berpikir
kritis dan memecahkan masalah (Ming, 2012: 213). Dengan demikian strategi literasi dalam
pembelajaran akan membentuk karakteristik peserta didik dan mengembangkan keterampilan
abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi).

Pembelajaran yang menerapkan strategi literasi penting untuk menumbuhkan pembaca yang baik
dan kritis dalam bidang apapun. Berdasarkan beberapa sumber, dapat disarikan tujuh karakteristik
pembelajaran yang menerapkan strategi literasi yang dapat mengembangkan kemampuan
metakognitif (cf. Beers 2010: 20-21; Pahl&Rowsell 2005: 82), antara lain:
1. Pemantauan pemahaman teks (peserta didik merekam pemahamannya sebelum, ketika, dan
setelah membaca).
2. Penggunaan berbagai moda selama pembelajaran (literasi multimoda)
3. Instruksi yang jelas dan eksplisit.
4. Pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis dan daftar cek.
5. Respon terhadap berbagai jenis pertanyaan.
6. Membuat pertanyaan.
7. Analisis, sintesis, dan evaluasi teks.
8. Meringkas isi teks.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 21


Literasi dalam Pembelajaran SMA

Menyimak karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi, dapat disimpulkan bahwa
strategi literasi dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek,
berbasis masalah, inquiry, discovery, dan saintifik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan
kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut(Beers 2010; Greenleaf dkk, 2011;
Robb, 2003; Toolin, 2004).

B. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran


Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai
berikut.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 22


C. Indikator Literasi dalam Pembelajaran
Pada dasarnya, silabus berbagai mata pelajaran di SMA sudah menunjukkan adanya strategi literasi
dalam pembelajaran. Penuangan silabus ke dalam kegiatan pembelajaran dapat diceksilangkan
dengan indikator literasi dalam pembelajaran.

Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa istilah “teks” dalam literasi dapat berwujud teks tulis, lisan
(audio), visual, auditori, audiovisual, spasial, nonverbal (kinestesik dsb). Wujud teks bisa digital
atau nondigital. Sejalan dengan itu, istilah "membaca" yang digunakan dalam kegiatan literasi juga
merujuk pada membaca dalam arti luas.

Biarpun demikian, pembelajaran di sekolah tidak pernah lepas dari teks tulis karena tersedia buku
peserta didik. Oleh sebab itu, pada tahap awal, strategi literasi dalam pembelajaran dapat berfokus
pada teks tulis tersebut.

Berikut adalah daftar cek untuk indikator literasi untuk menguatkan langkah-langkah
pembelajaran, menumbuhkembangkan karakter, dan mengasah kompetensi.
Pernumbuhkembangan karakter tertentu dan pengasahan kompetensi yang berkelindan dengan
strategi literasi dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang disajikan. Strategi literasi
dalam pembelajaran bukan materi, tetapi merupakan strategi yang berwujud langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam
pembelajaran hal tersebut tidak harus urut). Semakin banyak tanda cek pada kolom “sudah” berarti
strategi literasi dalam pembelajaran semakin sarat.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 23


INDIKATOR STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran/SMA :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Nama Guru/email :
Alokasi Waktu :

Dalam setiap indikator, karakter (religius, nasionalis, mandiri , gotong royong, integritas)
berkelindan dengan kompetensi (berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif) sesuai
dengan materi yang disajikan.

NO INDIKATOR ADA BELUM CATATAN


ADA
A Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1. Sebelum membaca
a. mengidentifikasi tujuan membaca
b. membuat prediksi
2. Ketika membaca
mengidentifikasi informasi yang relevan
mengidentifikasi kosakata baru, kata kunci,
dan/atau kata sulit dalam teks
Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika ada)
dan/atau membaca kembali bagian itu
memvisualisasi dan/atau think aloud (strategi
membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam
pikiran pada saat berusaha memahami bacaan,
memecahkan masalah, atau mencoba menjawab
pertanyaan)
membuat inferensi (simpulan sementara
berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks)
membuat pertanyaan tentang isi teks dan hal-hal
yang terkait dengan topik tersebut (dapat
menggunakan sumber di luar teks atau buku
pengayaan)
membuat keterkaitan antarteks
3. Setelah membaca
membuat “ringkasan” (meringkas isi,
mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan
kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan
tentang isi, dsb.)
mengevaluasi teks
mengubah dari satu moda ke moda yang lain

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 24


(moda: bagaimana atau dengan cara apa pesan
disampaikan)
memilih, mengombinasikan, dan/atau
menghasilkan teks multimoda untuk
mengomunikasikan konsep tertentu
mengonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi
B Penggunaan alat bantu
1. Pengatur grafis atau graphic organizer (berbagai
bentuk tabel atau grafik untuk membantu
pemahaman dengan cara mengorganisasikan
ide/pikiran/gagasan)
2. Daftar cek atau check list dsb.
(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)

Dalam pembahasan mengenai indikator literasi tersebut, ada beberapa istilah teknis yang
dikembangkan di antaranya:
(1) Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam
pikiran peserta didik atau guru pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan masalah,
atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau peserta didik lain. Strategi ini dapat membantu
peserta didik memonitor pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
(2) Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks.
Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada dalam teks. Strategi ini
dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
(3) Keterkaitan antar teks atau intertekstualitas merujuk pada keterkaitan teks dengan teks yang
pernah dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks dengan hal lain yang
membantu peserta didik membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.
(4) Istilah “ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi, mengidentifikasi
gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang isi, dan
sebagainya. Kegiatan ini membantu peserta didik membentuk karakter dan berpikir tingkat
tinggi.
(5) Evaluasi teks dapat berwujud antara lain (a) membuat opini terkait teks; (b) membuat
penilaian langsung; (c) intertekstualitas: mengaitkan dengan teks lain; mengaitkan dengan
pengalaman pribadi, pengetahuan sebelumnya, isu lokal dan global; (d) memilih/menentukan
moda yang paling sesuai untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk menjelaskan siklus kehidupan,
dipilih moda gambar siklus (bukan teks tulis).Kegiatan ini membantu peserta didik
membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.
(6) Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan (teks tulis, audio,
visual, audiovisual, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang lain (selain cetak) dapat berwujud

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 25


visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain; dramatisasi; refleksi pemahaman dengan
membuat teks bentuk lain: lisan, tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
(7) Pengatur grafis (graphic organizers)1 adalah berbagai bentuk tabel atau grafik untuk
membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan.
(8) Pemahaman makna kata-kata sulit dalam teks dapat menggunakan petunjuk dalam teks
(konteks).

D. Alat Bantu
Pengatur grafis memiliki peran penting dalam membantu peserta didik memetakan proses
pemahaman mereka terhadap sebuah bacaan/informasi. Ada berbagai jenis pengatur grafis yang
dapat digunakan, baik sebelum, ketika, maupun setelah membahas sebuah teks atau materi
pembelajaran. Daftar di bawah ini memuat beberapa contoh yang umum digunakan. Guru dan
peserta didik dapat mengadopsi, mengadaptasi, dan membuat pengatur grafis sendiri sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran di kelas. Pengatur grafis ini dapat digunakan secara individu,
berpasangan, maupun berkelompok. Selain pengatur grafis dapat juga digunakan daftar cek (check
list).

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 26


DAFTAR PENGATUR GRAFIS YANG DAPAT DIGUNAKAN
DALAM PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI LITERASI
(SEBELUM-KETIKA-SESUDAH)

NO PENGATUR GRAFIS KEGIATAN PEMBELAJARAN


1 Aktivasi Pengetahuan Menggali pengetahuan latar belakang untuk memahami teks
Latar Belakang nonfiksi.
2 Tabel Prediksi Membuat prediksi tentang teks nonfiksi.
3 Tahu-Ingin-Pelajari Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui
(di awal pembelajaran) dan yang telah dipelajari (di akhir
pembelajaran)
4 Tahu-Ingin-Bagaimana Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,
dan bagaimana cara mengetahuinya.
5 Tahu-Ingin-Bagaimana- Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,
Pelajari bagaimana cara mengetahuinya (di awal pembelajaran) dan
yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran)
6 Rantai Peristiwa Mengurutkan kejadian dalam teks nonfliksi secara
kronologis.
7 Siklus Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa
8 Adik Simba Mengidentifikasi informasi penting dengan menggunakan
kata tanya.
9 Berpikir-Berpasangan- Memikirkan sebuah pertanyaan/isu penting, bekerja
Berbagi berpasangan, dan membagikan hasil diskusi.
10 Diagram Venn Membandingkan antara 2 hal/fenomena/tokoh dll
11 Hubungan Tanya Jawab Membuat pertanyaan tentang fakta di dalam teks, informasi
tersirat, keterkaitan antara teks dengan diri, dan dengan
penulis/dunia luar.
12 Tabel Fakta dan Opini Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks nonfiksi.
13 Tabel Lima Indra Mengindentifikasi lima indra dan bagaimana pengaruhnya
terhadap pengalaman orang dalam sebuah teks.
14 Caption Menulis caption untuk gambar/ilustrasi yang ada di dalam
teks
15 Gambar dengan Caption Menggambar dan menulis caption baru berdasarkan
informasi dalam teks.
16 Peta Gagasan Utama dan Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan penjelas dalam
Penjelas teks.
17 Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa dalam teks.
18 Masalah-Solusi Membuat ringkasan sebuah teks.
19 SQ3R Mencatat informasi penting, membuat pertanyaan, jawaban,
dan singkasan teks.

Contoh wujud pengatur grafis terdapat dalam lampiran 2.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 27


E. Contoh Penerapan Strategi Literasi dalam Pembelajaran

Berikut disajikan beberapa contoh penerapan strategi literasi dalam pembelajaran yang dapat
dilakukan di berbagai mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

1. Membuat Prediksi (Pengatur Grafis nomor 2)

Membuat prediksi merupakan ketrampilan dasar dalam membaca yang melibatkan proses berpikir
tingkat tinggi. Untuk membuat prediksi, seorang pembaca harus menggunakan informasi yang ada
dan kemudian membuat inferensi. Pembaca yang baik membuat prediksi berdasarkan bukti
tekstual. Bila kita menggunakan bukti untuk mendukung prediksi, kita dapat menjadi sosok yang
literat.

Berikut adalah contoh teks pendek yang diikuti dengn langkah-langkah membuat prediksi.

a. Prediksi dalam teks naratif

Teks
Anang duduk di bangkunya dan menggambar tokoh Star Wars di buku catatannya ketika gurunya
sedang menjelaskan tentang rantai makanan di pelajaran Biologi atau entah apa. Dia tidak terlalu
ingat. Hal terakhir yang Anang ingat adalah bahwa besok akan ada tes. Anang terhenyak. Dia pulang
dan langsung belajar, namun kemudian dia asyik bermain dengan Game Box-nya. Dia bermain
sampai larut malam. Ketika alarm jam di mejanya bordering, Anang terlalu lelah untuk
mematikannya. Alarm berbunyi sampai 20 menit ketika kemudian Anang bangun dan bergegas
bersiap ke sekolah. Seperti yang sudah dijanjikan, gurunya menjelaskan prosedur dan perintah tes,
dan kemudian membagikan lembar soal. Anang membaca lembar yang dia terima dan menggaruk
kepalanya…

Pertanyaan:

1) Apa yang terjadi setelah itu?


2) Bukti apa yang kamu gunakan untuk mendukung prediksi

Pengatur grafis Membuat Prediksi (nomor 2) dapat digunakan untuk mengembangkan strategi
literasi ini.

Latihan di atas didesain untuk memberikan latihan kepada peserta didik dalam membuat dan
mendukung prediksi. Peserta didik harus memprediksi apa yang akan terjadi dan mendukung
jawabanya dengan menggunakan bukti yang ada di dalam teks. Proses ini melibatkan ketrampilan
berpikir yang kritis dan tingkat tinggi.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 28


b. Petunjuk Antisipasi
Contoh lain strategi Membuat Prediksi adalah Petunjuk Antisipasi, di mana peserta didik juga
mengantisipasi informasi apa yang akan didapatkan di dalam teks berdasarkan informasi yang
sudah ada. Informasi bisa dalam bentuk multimoda (teks, gambar, simbol, grafik, dll). Setelah itu
peserta didik membaca teks dan mengonfirmasi prediksi atau antisipasi yang sudah dibuat di awal
pembelajaran. Berikut adalah contoh isian Tabel Antisipasi dalam sebuah bahasan di pelajaran
Biologi.

Petunjuk:
1) Sebelum membaca teks, tentukan apakah setiap pernyataan di bawah ini benar atau salah.
Lingkari pilihanmu.
2) Sambil membaca teks, identifikasi apakah setiap pernyataan tersebut benar atau salah.
Lingkari jawabanmu dan tuliskan buktinya.
3) Apakah pikiranmu berubah atau dikuatkan oleh apa yang kamu baca? Bila ya, jelaskan
mengapa?
4) Bagikan jawabanmu dengan teman-temanmu di kelas.

Sebelum Pernyataan Setelah


membaca membaca
1. Evolusi adalah cara ilmiah untuk menjelaskan perubahan biologis
Benar sepanjang waktu. Benar
Bukti:
Darwin menggunakan banyak bukti dari alam untuk mendukung
Salah teori evolusi berdasarkan seleksi ilmiah. Salah

2. Dalam seleksi ilmiah, kemampuan setiap organisme dalam


Benar menghadapi tantangan pertahanan hidup dan reproduksi dalam Benar
kondisi alam menentukan campuran ciri-ciri yang akan diturunkan
ke generasi berikutnya.
Salah Bukti: Salah
Kelinci yang memiliki ciri bulu lebih tebal dapat bertahan hidup
lebih baik di iklim yang lebih dingin. Mereka menurunkan sifat ini ke
anak-anaknya, sehingga ciri bulu tebal menjadi lebih banyak
ditemukan di generasi kelinci berikutnya.
3. Organisme individu tidak berevolusi—populasi berevolusi.
Benar Bukti: Benar
Individu bertahan hidup atau mati berdasarkan ciri-cirinya.
Bergantung pada siapa yang bertahan hidup, ciri-ciri yang
Salah berbeda yang diturunkan ke generasi berikutnya. Sejalan Salah
dengan waktu, ciri-ciri yang paling umum dalam sebuah
populasi bisa menjadi berbeda dari ciri-ciri yang dimiliki
generasi sebelumnya. Populasi secara keseluruhan, tapi
individu di dalam populasi itu tidak dikatakan berevolusi.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 29


2. Strategi Kosakata

Dalam disiplin sains dan ilmu sosial, banyak istilah yang seringkali harus dipahami oleh peserta
didik. Untuk memahami sains dan ilmu sosial, peserta didik perlu menguasai makna istilah dan
kosakata baru agar tidak terjadi kesalahan interpretasi. Kosakata baru harus dikenalkan dan
didiskusikan dalam proses pembelajaran. Mereka memerlukan banyak kesempatan untuk
membaca, menulis dan berlatih menggunakan istilah-istilah baru.

Strategi kosakata ditujukan agar peserta didik dapat:


- mengembangkan pengetahuan istilah baru,
- mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang istilah-istilah umum,
- meningkatkan pemahaman membaca,
- meningkatkan pilihan kata yang dapat digunakan untuk menulis, dan
- membantu peserta didik mengkomunikasikan ide secara lebih efektif dan akurat.

Ada beberapa strategi pemahaman kosakata yang dapat diterapkan. Berikut adalah salah satu
contoh strategi pemahaman kosakata.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 30


Peta Definisi Konsep

Peta Definisi Konsep amat bagus digunakan untuk mengenalkan konsep-konsep penting. Ciri-ciri
dan contoh yang dituliskan peserta didik membantu pemahaman istilah baru. Peserta didik
menuliskan sendiri definisinya dengan menggunakan pengalaman, contoh-contoh, dan ciri-ciri yang
mereka tuliskan lebih dulu.

kategori
Sistem alamiah

EKOSISTEM
Istilah atau konsep

Contoh Ciri-ciri
Lembah Organisme hidup
Lautan Lingkungan tidak hidup
Hutan Interaksi antara
keduanya
Definisi:
Semua benda hidup dan tidak hidup di suatu area yang berinteraksi satu sama lain

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 31


3. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Pengatur Grafis nomor 9)
Strategi ini populer dengan nama Think-Pair-Share, dan merupakan salah satu contoh strategi
dalam pembelajaran kooperatif. Strategi ini mendorong partisipasi individu dan dapat diterapkan
di semua jenjang pendidikan dan kapasitas kelas. Peserta didik berpikir melalui pertanyaan dengan
tiga tahap yang jelas:

a. Berpikir: Peserta didik berpikir secara mandiri dan individu tentang pertanyaan yang
diberikan, dan mencoba membangun ide atau gagasan sendiri.

b. Berpasangan: Peserta didik mendiskusikan gagasan masing-masing secara berpasangan.


Langkah ini memungkinkan peserta didik untuk menyampaikan gagasan mereka dan
mendengarkan gagasan pasangannya. Dengan demikian mereka belajar menghargai gagasan
atau pemikiran orang lain yang mungkin berbeda dengan gagasannya.

c. Berbagi: Tiap pasangan membagikan gagasan mereka dengan kelompok yang lebih besar,
misalnya di depan kelas. Dengan tiga langkah ini, gagasan-gagasan peserta didik menjadi
lebih utuh dan matang.

Untuk merekam gagasan peserta didik di ketiga langkah di atas, pengatur grafis nomor 9 dapat
digunakan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat mendorong


proses pembelajaran melalui pemberian kesempatan untuk menyampaikan gagasan secara lisan.
Strategi ini juga meningkatkan ketrampilan komunikasi personal yang diperlukan untuk mengelola
gagasan. Selain itu, peserta didik merasa ikut mengatur bagaimana mereka belajar, menegosiasikan
makna, dan tidak hanya bergantung pada otoritas keilmuan guru.

Dalam kaitannya dengan PPK, strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi melibatkan proses perubahan


positif terhadap kepercayaan diri peserta didik. Proses ini terjadi ketika mereka saling
mendengarkan satu sama lain, dan ketika menyampaikan gagasan di depan kelas bersama dengan
pasangan. Tidak ada satupun peserta didik yang tidak terlibat dalam diskusi. Meskipun nampaknya
memerlukan banyak waktu, strategi ini membuat diskusi kelas lebih produktif, di mana peserta
didik sudah memiliki gagasan sebelum didiskusikan di depan kelas.

4. Tabel Observasi Kerja Kolaborasi

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 32


Selain penilaian terhadap pembahaman konsep, penilaian terhadap kemampuan peserta didik
dalam bekerja sama juga perlu dilakukan. Kerjasama dan kolaborasi antara peserta didik tidak
terjadi begitu saja. Untuk itu perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan dan sekaligus menilai
kolaborasi dalam kerja kelompok. Berikut ini adalah salah satu contoh tabel yang dapat digunakan
peserta didik dan guru untuk memantau kinerja. Jumlah dan isi kolom dapat diubah sesuai
kebutuhan informasi yang akan diamati guru.

Nama Peran Tanggungjawab Waktu yang


dibutuhkan

Anton Pembangun kosa kata Mencari dan mencatat


definisi kata-kata/istilah
kunci dalam teks dari
berbagai sumber

Riris Peringkas Membuat ringkasan teks


yang ditugaskan kepada
kelompok

Dian Ilustrator Membuat ilustrasi atau


memberi contoh
kasus/topik yang dibahas di
dalam teks

Ayun Penanya Membuat pertanyaan-


pernyataan untuk menggali
informasi lebih dalam

5. Penilaian diri terhadap keterampilan literasi dan kolaborasi

Peserta didik juga perlu didorong untuk melakukan penilaian diri atas perilaku dalam kerjasama.
Berikut adalah salah satu contoh format penilaian diri.

No Keterampilan Selalu Sering Kadang- Tidak


kadang pernah

1 Saya mempraktikkan mendengarkan secara


aktif.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 33


2 Saya menantang ide/gagasan, bukan orang
yang memiliki gagasan.

3 Saya mengecek ketepatan dan pemahaman


saya.

4 Saya menyampaikan ketidaksetujuan saya


dengan cara yang positif.

5 Saya memberikan kontribusi ide di


kelas/kelompok.

6 Saya mengatur dan mengelola tugas-tugas


kelompok.

7 Saya menggunakan parafrase untuk


meningkatkan pemahaman.

8 Saya memberikan kritik yang konstruktif.

9 Saya menggunakan strategi bertanya yang


baik.

10 Saya mempraktikkan cara meraih


kesepakatan/konsensus dengan teman
kelompok saya.

11 Saya memberikan inisiatif dalam diskusi.

12 Saya bertanggungjawab dalam kelompok

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 34


V. PENUTUP
Literasi pada abad 21 terus menerus berkembang. Meningkatnya kemajuan teknologi dan
globalisasi mengakibatkan munculnya kebutuhan untuk berbagi dan menerima teks dalam
berbagai bentuk. Akibatnya, diperlukan usaha dan keterampilan abad 21 untuk terus dapat
mengikuti perkembangan zaman dan dapat terlibat aktif sebagai masyarakat modern.

Para pendidik dan pembelajar dituntut menguasai lebih dari sekadar mampu membaca dan
menulis. Mereka harus menguasai berbagai jenis teks atau multimoda teks. Saat ini, teks menjadi
bagian integral dalam setiap aspek kehidupan sehingga menjadi warga literat menjadi sebuah
keharusan.

Literasi sekolah sebagai sebuah gerakan selain memberikan kesempatan kepada warga sekolah
untuk secara teratur menjadi pembaca melalui kegiatan pembiasaan, namun memungkinkan
untuk menjadi individu yang berpikir kritis melalui kegiatan pengembangan literasi.

Literasi dalam pembelajaran merupakan upaya mempercepat lahirnya masyarakat literat


melalui kegiatan yang terencana dan terstruktur. Pendidik membuat rencana pembelajaran yang
mengajak peserta didik sebelum pembelajaran, selama pembelajaran dan setelah pembelajaran
menggunakan multimoda teks.

Masyarakat literat adalah masyarakat yang terdidik yang memiliki keluwesan dalam pergaulan,
cerdas dalam bertindak, cermat dalam berpikir. Literasi sekolah sebagai sebuah gerakan dan
literasi dalam pembelajaran seharusnya diadopsi di setiap sekolah agar manusia Indonesia yang
paripurna segera terbentuk.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 35


Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2016. Pembelajaran Multiliterasi: Sebuah Jawaban atas Tantangan Pendidikan Abad
ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan. Bandung: Refika Aditama.
Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. 2009. A Principal’s Guide to Literacy Instruction. New York:
Guilford Press.
Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2013 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15
Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota”.
Jakarta.

Depdiknas. 2007. Peraturan
 Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang “Standar Sarana dan Prasarana
 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMA/MTs), Dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Depdikbud. 2016. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru. Jakarta.
Greenleaf, C. dkk. 2011. "Integrating Literacy and Science in Biology: Teaching and Learning
Impacts of Reading Apprenticeship Professional Development." American Educational
Research Journal 48 (3): 647-717).
Kisyani-Laksono dkk. 2016. Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Dit SMA, Dikdasmen, Kemdikbud.
Ming, K. 2012. "10 Content-Area Literacy Strategies for Art, Mathematics, Music, and Physical
Education. The Clearing House, 85: 213-220.
OECD. 2016. The Survey of Adult Skills: Reader’s Companion. Second Edition
Pahl. K, Rowsell, J. 2005. Literacy and Education. London: Paul Chapman Publishing.
Pusat Bahasa, 2005. Seri Glosarium: Glosarium Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Retnaningdyah, Pratiwi dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMA. Jakarta: Dikdasmen,
Kemdikbud.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016a.“Strategi Literasi dalam Pembelajaran
di Sekolah Dasar (Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)”. Jakarta.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016b.“Strategi Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah
Atas”. Jakarta.
Robb, L. 2003. Teaching Reading in Social Studies, Science, and Math: Practical Ways to Weave
Comprehension Strategies Into Your Content Area Teaching. New York: Scholastic
Professional Books.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 36


Toolin, R.E. 2004. "Striking a Balance Between Innovation and Standards: A Study of Teachers
Implementing Project-Based Approaches to Teaching Science." Journal of Science Education
and Technology 13 (2): 179-187.
Wiedarti, Pangesti. 2016. “Literasi Kriminal dalam Gerakan Literasi Sekolah”. Dalam Kompas, 11
Mei 2016 hlm. 7. Jakarta.
Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Dikdasmen, Kemdikbud.
Wilson, A.A. and Chavez, K.J. 2014. Reading and Representing Across the Content Areas: A Clasroom
Guide. New York: Teachers College Press, Columbia University.
Word Economic Forum. 2016. “What are the 21st-century skills every student needs?”.Dalam
https://www.weforum.org/agenda/2016/03/21st-century-skills-future-jobs-students/, 10
March 2016.
Baguley, M., Pullen, D. L., & Short, M. (2010). Multiliteracies and the New World Order. In D. L.
Pullen, & D. R. Cole, Multiliteracies and Technology Enchanted Education: Social Practice and
the Global CLassroom (pp. 1-18). Hershey, New York: Information Science Reference .
Foster, K. (2013, January 24). What's Good about Generation Y? Retrieved from
http://greatergood.berkeley.edu/article/item/whats_good_about_generation_y
Jackman, H. L. (2014). Early Education Curriculum: A Child Conection to the World.
Panels, E. (2004). Literacy for Learning. Ontario: Ontario Education.
Richards, I. A., & Gibson, C. M. (2005). English through Pictures. Atlanta: Pippin Publishing .
Stafford, T. (2011). Teaching Visual Literacy in the Primary Classroom: Comic Books, Fil, Television,
and Picture Narratives. New York: Rouledge.
Wiedarti, P. (2016). Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah . Jakarta : Dikrjen Dikdasmen.
Srtategi dan Implementasi Literasi sebagai Kecakapan Abad 21 Dalam Pembelajaran, Materi Paparan Umum
Literasi BIMTEK K-13 SMA tahun 2018, Wien Muldian.

Kemdikbud, (2019) Seri manual GLS Literasi Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan
Kecakapan Abad XXI, Sofie Dewayani dkk

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 37


Lampiran-Lampiran

Lampiran 1

Indikator Literasi dalam Pembelajaran

Mata Pelajaran/SMA :
Kelas/Semester :
Materi pokok :
Nama Guru/email/HP :
Alokasi Waktu :
No Deskripsi Ada Belum Ada Catatan
Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1. Sebelum Membaca
a. Mengidentifikasi membaca
b. Membuat Prediksi
2. Ketika Membaca
a. Mengidentifikasi informasi yang relevan
b. Mengidentifikasi kosakata baru, kata kunci dan atau kata
sulit dalam teks
c. Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika ada) dan atau
membaca kembali bagian itu
d. Memvisualisasi dan atau think aloud (strategi
membunyikan secara lisan apa yang ada didalam pikiran
pada saat berusaha memhami bacaan, memecahkan
masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan)
A e. Membuat inferensi (simpulan sementara berdasarkan
informasi yang tersirat dalam teks)
f. Membuat pertanyaan tentang isi teks dan hal hal yang
terkait dengan topik tersebut (dapat menggunakan
sumber di luar teks atau buku pengayaan)
g. Membuat keterkaitan antarteks
3. Setelah membaca
a. Membuat “ringkasan” (meringkas isi, mengidentifikasi
gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis,
membuat pertanyaan tentang isi, dsb)
b. Mengevaluasi teks
c. Mengubah dari satu moda ke moda yang lain (moda :
bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan)
d. Memilih, mengombinasikan dan atau menghasilkan teks
multimoda untuk mengomunikasikan konsep tertentu
e. Mengonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 38


Penggunaan alat bantu
Pengatur grafis atau graphic organizer (berbagai bentuk
B table atau grafik untuk membantu pemahaman dengan cara
mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan)
Daftar cek atau check list dsb.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 39


LAMPIRAN 2

INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH

(Tiga Kegiatan Pelaksanaan GLS di Sekolah


Untuk Membangun dan Mengembangkan Budaya Literasi Sekolah)

Nama sekolah :
Alamat :
Alamat Web :
Telepon :
Surel :
(email)Sekolah
HP kontak person :
dansurel

Berilah tanda cek (V) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan kondisi di sekolah
Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan mengenai
“masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan).

NO INDIKATOR SUDAH BELUM MASALAH


(JIKA BELUM)
1 Ada kegiatan 15 menit membaca yang
dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau
menjelang akhir pelajaran).
2 Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan
minimal satu semester.
3 Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut membaca selama
kegiatan berlangsung.
4 Kepala sekolah dan tenaga kependidikan
menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut membaca selama
kegiatan berlangsung.
5 Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim sejenis
yang dibentuk oleh kepala sekolah.
6 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap
kelas.
7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap
kelas, koridor, dan area lain di sekolah.
8 Ada poster-poster kampanye membaca untuk
memperluas pemahaman dan tekad warga
sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 40


hayat
9 Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan
area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran yang dimanfaatkan untuk
berbagai kegiatan literasi.
10 Perpustakaan sekolah menyediakan beragam
buku bacaan (buku nonpelajaran: fiksi dan
nonfiksi) yang diperlukan peserta didik untuk
memperluas pengetahuannya dalam pelajaran
tertentu.
11 Kebun sekolah, kantin, dan UKS
menjadilingkungan yang bersih, sehat dan kaya
teks. Terdapat poster-poster tentang
pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah.
12 Peserta didik memiliki jurnal membaca harian
(menuliskan judul bacaan dan halaman)
13 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal respon membaca.
14 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal respon membaca (untuk SMA
minimal dua belas buku nonpelajaran)
15 Jurnal respon peserta didik dari hasil membaca
buku bacaan dan/atau buku pelajaran dipajang
di kelas dan/atau koridor sekolah
16 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15
menit membaca) dalam bentuk menghasilkan
respon secara lisan maupun tulisan (bagian dari
penilaian nonakademik)
17 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15
menit membaca) dalam bentuk menghasilkan
respon secara lisan maupun tulisan dalam
pembelajaran (bagian dari penilaian akademik
yang terintegrasi dalam nilai mata pelajaran)
18 Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen
melaksanakan dan mendukung gerakan literasi
sekolah
19 Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta
didik dalam kegiatan literasi secara berkala
20 Ada kegiatan akademik yang mendukung
budaya literasi sekolah, misalnya: wisata ke
perpustakaan atau kunjungan perpustakaan
keliling ke sekolah
21 Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu yang
bertema literasi
22 Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 41


berpikir kritis dan kreativitas berkomunikasi
secara verbal, tulisan, visual, atau digital) dalam
perayaan hari-hari tertentu yang bertema
literasi
23 Peserta didik menggunakan lingkungan fisik,
sosial, afektif, dan akademik disertai beragam
bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi–di luar buku teks pelajaran–untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran
24 Ada pengembangan berbagai strategi membaca
(dalam kegiatan membaca 15 menit dan/atau
dalam pembelajaran)
25 Guru melaksanakan “strategi literasi dalam
pembelajaran” dalam semua mata pelajaran
26 Sekolah melibatkan publik (orangtua, alumni,
dan elemen masyarakat) untuk
mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
27 Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal
untuk pengembangan program literasi sekolah
dan pengembangan profesional warga sekolah
tentang literasi.

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARPRAS


No RINCIAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH
ORANG JUDUL EKSEMPLAR/BUAH
1 Peserta didik
2 Guru (termasuk kepala *** ***
sekolah)
3 Karyawan
4 Buku teks pelajaran
5 Buku panduan pendidik ***
6 Buku pengayaan
a. Fiksi
b. Nonfiksi
7 Buku referensi
8 Sumber belajar lain
9 Langganan media online
(majalah, jurnal, dll.)
10 Jumlah komputer
11 Jumlah komputer yang ***
terhubung internet

Catatan:
1. Yang bertugas sebagai tenaga perpustakaan adalah …

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 42


2. Hotspot: ada/tidak ada (coret salah satu)
3. Catatan lain: …
4. Gambar/foto/video kondisi dan kegiatan berliterasi ….

Khusus untuk sarpras (No. 4—9), silakan mencermati ketentuan Permendiknas no 24

tahun 2007: (1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik,


ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1


eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1
eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas

70% nonfiksi dan
 30% fiksi.
 Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 3--6

rombongan belajar, 1500 untuk 7--12 rombongan belajar, 2000 untuk 13--18 rombongan
belajar, 2500 untuk 19--24 rombongan belajar; (4) Buku referensi: 20 judul/SMA; (5)
Sumber belajar lain: 20 judul/SMA! Bandingkan dengan Permendikbud No 23 tahun 2013
tentang Standar Pelayanan Minimal:Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200
judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMA!.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 43


LAMPIRAN 3 PENGATUR GRAFIS

1. Aktivasi pengetahuan latar belakang


Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Apa yang sudah kamu ketahui sebelumnya?

KOSAKATA TENTANG TOPIK TERTENTU

Guru dan siswa menuliskan sejumlah kosakata (10--15 kata) yang berkaitan
dengan topik yang akan dibahas. Siswa mencermati kata-kata tersebut dan
mengisi tabel berikut ini.

Aktual ........ ......... ......... ..........

........ ........ ......... ......... ..........

Kata ini belum Saya pernah Saya tahu definisi Saya tahu berbagai
pernah saya dengar mendengar kata kata ini atau makna atau
sebelumnya ini, tapi belum pernah penggunaan kata
paham/tidak yakin menggunakannya ini dan dapat
maknanya dalam sebuah memberikan
kalimat contohnya

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 44


2. Tabel Prediksi

Membuat Prediksi

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Prediksi saya Apa yang sebenarnya terjadi

Awal membaca

Tengah membaca

Akhir membaca

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 45


3. Tahu-Ingin-Pelajari

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut
(baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam
teks yang akan kamu baca (baris I)! Kemudian bacalah teks tersebut! Jawablah pertanyaan
yang sudah kamu buat sebelumnya untuk menunjukkan hal-hal yang sudah kamu pelajari
dalam teks (P)!

Tahu

Ingin

Pelajari

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 46


4. Tahu-Ingin-Bagaimana

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut
(baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam
teks yang akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kamu tulis (baris B)!

Tahu

Ingin

Bagaimana

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 47


5. Tahu-Ingin-Bagaimana-Pelajari

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topic tersebut
(baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam
teks yang akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana cara kamu akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kamu tuliskan (baris B)! Setelah membaca teks,
tuliskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu untuk menunjukkan hal-hal yang telah
kamu pelajari (baris P)!

Tahu

Ingin

Bagaimana

Pelajari

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 48


6. Rantai Peristiwa/Proses

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Urutkan kejadian secara kronologis/proses mengenai terjadinya sesuatu dengan


mengisikan kata-kata ke dalam kotak-kotak berikut ini!

... ... ...

... ... ...

... ... ...

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 49


7. Siklus

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Tuliskan siklus sebuah fenomena alam dengan mengisikan kata-kata dalam gambar panah
berikut!

...

...
...

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 50


8. Adik simba (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana)

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Siapa? TOPIK Kapan?

Apa? di Mana?

Mengapa? Bagaimana?

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 51


9. Berpikir-Berpasangan-Berbagi

Nama: ___________ Nama teman saya: __________Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

PERTANYAAN APA YANG SAYA APA YANG APA YANG AKAN


ATAU ISU PIKIRKAN DIPIKIRKAN KAMI BAGIKAN
TEMAN SAYA DI KELAS

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 52


10. Hubungan Tanya Jawab

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Di sini Pikir dan Cari

Jawaban tersurat di dalam Jawaban ada di dalam teks, namun

Di Dalam teks dan dapat langsung informasinya harus dicari di

Teks ditemukan di satu bagian. beberapa bagian di dalam teks.

Penulis dan Saya Pandangan Saya

Di Benak Jawaban tersirat di dalam teks. Jawaban tidak ada di dalam teks.
Saya Saya harus menggunakan Teks tidak harus dibaca untuk
pengetahuan sebelumnya menjawab pertanyaan. Saya
untuk menjawab/memberikan menggunakan pengalaman saya
respon. sebelumnya untuk memberikan
respon.

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 53


11. Diagram Venn

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________:

Tuliskan nama dua hal yang kamu bandingkan ke dalam lingkaran di bawah ini! Tuliskan
kata/frasa yang membedakan dua hal tersebut ke dalam bagian yang tidak beririsan!
Tuliskan kata/frasa yang menunjukkan kesamaan di antara dua hal tersebut ke dalam
bagian yang beririsan!

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 54


12. Tabel Fakta-Opini

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Tuliskan fakta-fakta yang kamu temukan di dalam teks! Tuliskan pernyataan berbentuk
opini yang kamu temukan di dalam teks! Jelaskan darimana kamu tahu bahwa pernyataan
tersebut adalah fakta atau opini!

Fakta Dari Mana Saya Tahu

Opini Dari Mana Saya Tahu

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 55


13. Tabel Lima Indra

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Tuliskan kalimat yang memerikan lima indera di dalam teks ke dalam kolom di bawah ini!

Indra Kalimat di dalam teks

Perasa

Penglihatan

Pendengaran

Sentuhan

Pembau

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 56


14. CAPTION

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Carilah gambar atau ilustrasi di dalam teks!. Buatlah caption untuk gambar tersebut! Bila
sudah ada caption sebelumnya, buatlah caption baru yang bermakna sama!

Gambar/ilustrasi tentang:

Captionlama:

Captionbaru:

Gambar/ilustrasi tentang:

Captionlama:

Caption baru:

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 57


@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 58
15. GAMBAR DENGAN CAPTION

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Carilah informasi di dalam teks yang dapat diubah isinya dalam bentuk gambar atau
ilustrasi! Gambarkan hal itu di dalam kotak di bawah ini dan tambahkan caption!

Informasi tentang:

Caption:

Informasi tentang:

Caption:

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 59


16. Peta Gagasan Utama dan Penjelas

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Contoh

Gagasan Penjelas 1 Contoh

Contoh

Contoh

Gagasan Utama Gagasan Penjelas 2 Contoh

Contoh

Contoh

Gagasan Penjelas 3 Contoh

Contoh

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 60


17. Hubungan Sebab-Akibat

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Akibat 1

Sebab Akibat 2

Akibat 3

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 61


18. Masalah-solusi

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Peta Masalah-Solusi ini membantumu mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan


berbagai solusi dan kemungkinan hasilnya.

Siapa
Masalah Apa
Mengapa

Alternatif solusi Hasil


Solusi 1. 1.
2. 2.
3. 3.

Hasil akhir

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 62


19. SQ3R

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Teks/Materi: _________________________________________

Tuliskan judul dan subjudul dalam teks!


Survey: ________________________________________________________
________________________________________________________

Tuliskan pertanyaan "Adik Simba (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa,


Question:
dan bila perlu, Bagaimana) dari topik utama!
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Read: Tuliskan jawaban dari pertanyaan yang kamu tulis di atas!
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Recite: Tuliskan informasi dan frasa penting dari jawaban pertanyaan di atas!
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Review: Buatlah ringkasan dari setiap paragraf/bagian teks.

________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 63


@2019, Dit PSMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 64

Anda mungkin juga menyukai