Anda di halaman 1dari 6

2019

SMAN 12 JAKARTA

Foy Ario, M.Pd

PROPOSAL PROGRAM
GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) SMA NEGERI 12 JAKARTA 2019
PROGRAM PENUMBUHAN GERAKAN LITERASI
DI SMA NEGERI 12 JAKARTA
A. Pengantar
Sekolah sebagai pusat kebudayaan merepresentasikan sebuah miniatur masyarakat. Hal
ini berarti bahwa sebuah sekolah akan memiliki nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan-kebiasaan,
sikap atau tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh warga sekolah, sehingga membentuk sebuah
sistem sekolah. Sifat-sifat atau karakteristik itu merupakan akumulasi pengalaman,
pengamatan, dan penghayatan seluruh warga sekolah sejak sekolah tersebut berdiri.
Penumbuhan literasi, yang difokuskan pada penumbuhan budaya baca-tulis (beraksara
atau literate), di sekolah merupakan upaya yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan
sekolah dalam rangka mengembangkan literasi. Sebagai sebuah budaya, beraksara atau
literate bermula dari kemampuan yang terdapat pada tiap individu dalam suatu komunitas,
sebagai contoh siswa dalam suatu sekolah. Siswa yang beraksara akan memiliki kesenangan
atau kegemaran, terhadap aktivitas baca-tulis, sehingga dalam pertumbuhan dan
perkembangan melalui pemerolehan ataupun pembelajaran, kemampuan tersebut akan
menjadi kebiasaan memola.
Kemampuan keaksaraan tersebut bukan lagi sekadar kemampuan, melainkan
kemampuan yang berkembang sesuai perkembangan cita, rasa, dan karsa masyarakat,
komunitas, atau sekolah tersebut. Oleh karena itu, budaya keaksaraan adalah sesuatu yang
lebih luas dan lebih penting daripada sekadar keterampilan teknis membaca dan menulis. Ia
akan mencakupi kemampuan, minat, kegemaran, kebiasaan, dan kebutuhan membaca dan
menulis yang memola dan mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

B. Beberapa Definisi
Secara etimologis, Senge, et al. (2000: 210) menjelaskan bahwa istilah literasi berasal
dari bahasa Latin, yaitu littera yang bermakna huruf (letter), dan diturunkan dari akar kata
literatus, yang bermakna memiliki pengetahuan tentang huruf, dan dapat dimaknai pula sebagai
berpendidikan (educated) atau terpelajar (learned). Namun, dia menegaskan bahwa pada era
sekarang istilah keaksaraan juga digunakan untuk mendeskripsikan seperangkat keterampilan
yang tidak sekadar kemampuan dalam membaca dan menulis.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan,
membuat, berkomunikasi, menghitung, dan menggunakan bahan-bahan tertulis dalam berbagai
konteks. Dalam konteks penumbuhan literasi di sekolah, definisi literasi mengacu Akhadiah
(2008: 85), yang menjelaskan bahwa inti budaya keaksaraan (literasi) adalah budaya yang
mencakupi kemampuan membaca dan menulis secara memadai.

C. Pola-pola Penumbuhan Literasi


Program penumbuhan literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah persiapan,
pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan
menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan
operasionalisasi yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan
kegiatan untuk mengetahui efektivitas strategi yang dipilih dan yang telah dilaksanakan.
Dalam hal ini, program penumbuhan literasi di sekolah menawarkan beberapa pola yang
dapat dijadikan acuan. Pemilihan atas suatu pola memiliki konsekuensi yang berbeda-beda
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan memantau/mengevaluasi penumbuhan literasi di
sekolah. Berkait dengan hal itu, pola-pola yang ditawarkan dapat melalui kegiatan rutin dan
kegiatan insidental. Yang dimaksud kegiatan rutin adalah penumbuhan literasi dilakukan 15
menit sebelum pembelajaran, sedangkan yang dimaksud kegiatan insidental adalah
penumbuhan literasi dilakukan secara berkala. (kutipan dari Dr.Joko Arwanto)
Adapun kegiatan literasi yang telah dilaksanakan di SMAN 12 jakarta antara lain adalah
sebagai berikut.

1. Kegiatan Rutin kelas


Sasaran : Kelas X, XI, XII
Deklarasi pelaksanaan GLS di saat pelaksanaan upacara bendera.

Kegiatan Peran Guru pada Jam Pelajaran Peran Siswa pada Jam
Ke nol Pelajaran ke nol
Pelaksanaan Setiap guru diwajibkan, sebelum Semua siswa diwajibkan,
memulai pembelajaran jam sebelum memulai pembelajaran
pertama untuk melakukan hal-hal jam pertama untuk melakukan
sebagai berikut. hal-hal sebagai berikut.
Dipandu melalui speaker sentral  Tadarus (muslim)
di radio sekolah.  Kebaktian (nonmuslim)
 Memandu para siswa untuk  Menyanyi lagu Indonesia
berdoa dan menyanyikan lagu Raya dilanjutkan dengan
Indonesia Raya. Berdoa
 Memastikan para siswa untuk  Melakukan kegiatan
melaksanakan kegiatan membaca 15 menit dan
membaca selama 15 menit. menulis hasil membaca di
 Bahan bacaan sementara ini jurnal literasi yang telah
dibebaskan mulai dari buku terlebihdahulu disediakan
nonfiksi yang dibawa dari oleh sekolah.
ruumah, buku yang dipinjam
dari perpustakaan, atau
melalui telepon seluler
masing-masing yang
terkoneksi dengan konten e-
book, seperti W-Chat dan I-
jakarta.
 Sekolah meyediakan jurnal
litersi kelas.
Catatan:
Kegiatan ini Dalam 1 minggu catatan dalam jurnal litersi minimal 3 catatan (dilakukan
3 hari dalam 1 minggu, sedangkan 1 hari merupakan tugas tim yang melakukan
evaluasi). (di pandu dari speaker sentral)

Kegiatan Pemantauan Evaluasi dan Tindak Lanjut


Pelaporan Petugas yang ditunjuk memantau Petugas yang ditunjuk dan
kegiatan pembiasan litersi kepala sekolah melakukan
membaca 15 menit dengan evaluasi bulanan dan
mengontrol jurnal membaca melakukan tindak lanjut
peserta didik dibantu oleh wali terhadap kegiatan tersebut.
kelas
2. Kegiatan Rutin semester dan tahunan
Sasaran : Kelas X, XI, XII

Kegiatan Peran Guru Matapelajaran Peran Siswa


Bahasa Indonesia
Pelaksanaan  Menugaskan siswa menulis  Melaksanakan tugas, sesuai
cerpen, auto biografi, dan tagihan masing-masing.
menulis resensi buku  Menjilid baik hardcover
nonfiksi sesuai dengan maupun soft cover/ kelas.
jenjang kelas masing-
masing
Catatan:
Dibukukan sebagai antologi/ kumpulan dan dipublikasi di perpustakaan.

Kegiatan Pemantauan Evaluasi dan Tindak Lanjut


Pelaporan Sesuai denga kebutuhan Wali kelas dan kepala sekolah
mapel bahasa Indonesia. melakukan evaluasi semester
Oleh kepala perpustakaan dan tahunan dan melakukan
sebagai pengarsip dan tindak lanjut terhadap kegiatan
pengingat. tersebut.

3. Kegiatan Lingkungan literasi (Sudut Buku/ Display buku)


Sasaran : Seluruh warga SMAN 12 jakarta

Kegiatan Pustakawan, Karyawan Peran Warga Sekolah


Pelaksanaan Melakukan rotasi display buku Sesekali waktu dapat membaca
per-2 minggu buku tersebut, apabila tertarik
Mengecek ketersediaan buku untuk meminjam, dapat menuju
yang telah di display (pajang) ke perpustakaan ( buku tidak
Mengoreksi ketersedian buku diambil secara bebas, kecuali
yang telah di pajang/ display. membaca di tempat)
Catatan:
 Memerlukan piket untuk rotasi buku untuk petugas pustakawan dan karyawan.
 Kebersihan buku perlu diperhatikan.
 Keberadaan buku selalu di cek ulang
Kegiatan Pemantauan Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pelaporan Keberadaan buku yang di Wali kelas dan kepala sekolah
pajang/ display melakukan evaluasi semester
Sikulasi judul buku (selalu dan tahunan dan melakukan
berganti/ 2 minggu) tindak lanjut terhadap kegiatan
tersebut.
4. Kegiatan publikasi Majalah dinding dan Majalah Sekolah
Sasaran : Seluruh warga SMAN 12 jakarta

Kegiatan Pembina Ekskul dan Peran redaksi


Anggota Ekskul LIRA 12
Pelaksanaan Membentuk redaksi mading Menyediakan materi rubrik,
dan majalah. berita ataupun hal-hal yang
Kegiatan Pembina Ekskul dan Peran redaksi
Anggota Ekskul LIRA 12
Produksi display mading (2 berkaitan dengan publikasi
mingguan) mading, bekerjasama dengan
Produksi majalah (1 tahun satu sarpras hum. Dan manajemen
kali) sekolah.
Catatan:
 Khusus majalah memerlukan alokasi dana khusus untuk kelanjutannya,
dikarenakan memerlukan biaya yang sangat signifikan untuk mewujudkannya.
Kegiatan Pemantauan Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pelaporan Isi/ content telah dibaca oleh Pembina ekskul melakukan
manajemen sebelum pelaporan kepada kepala
penerbitan majalah/ mading. sekolah secara berkala.
Ada redaktur isi dan redaktur
korksi (bahasa etc.)
5. Kegiatan Festival Literasi Sekolah (Bulan Bahasa)
Sasaran : Seluruh warga SMAN 12 jakarta

Kegiatan Tim Literasi Sekolah Peran Tim TLS


Manajemen Sekolah
Pelaksanaan Membentuk kepanitiaan Mengorganisir kepanitiaan,
Festival Literasi Sekolah. menentuan rubrik penjurian,
Menentukan mata lomba menentukan juri, melaksanakan
Vestifal : kegiatan lomba.
Lomba Sudut buku kelas ad
kebersihan;
Lomba menulis antologi baik
cerpen maupun puisi;
Lomba musikalisasi puisi.
Catatan:
 Memerlukan kerjasama seluruh wali kelas dan warga sekolah dalam pelaksanaan
lomba dan hadiah yang menarik.
Kegiatan Pemantauan Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pelaporan Memantau pelaksanaan lomba Tim TLS sekolah menyusun
hingga efek usai loma yang laporan (melalui sekolah
berkaitan dengan sarana rujukan) untuk mengorganisir
literasi di kelas. kegiatan vestifal Literasi
Sekolah.
Demikianlah sekilas pelaksanaan program literasi di SMAN 12 Jakarta, adapun pada
pelaksanaannnya di lapangan masih memerlukan kerjasama yang baik dengan seluruh warga
SMAN 12 Jakarta, hal ini dikarenakan sosialisasi yang perlahan dan memerlukan niat yang kuat
dan kesadaran yang tinggi dari pihak manajemen dan warga sekolah pada umumnya.
Ketersediaan web sekolah dalam melaksanakan literasi ini juga sangat berpengaruh
untuk keberhasilan program tersebut, oleh karena itu perawatan web sekolah dan publikasi
lainnya perlu penanganan yang lebih serius dari manajemen dan perlu SDM yang memadai.

Jakarta, 1 Agustus 2019


Mengetahui,
Kepala SMAN 12 Jakarta Ketua Tim gerakan Literasi

Drs.H. Sigit Indrianto Foy Ario,M.Pd


NIP. 196410281992011001 NIP. 197604062008011022

Anda mungkin juga menyukai