PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. MAKSUD PERCOBAAN
Alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap konus
dan hambatan pelekatnya.
Perlawanan tanah terhadap konus adalah perlawanan tanah terhadap
ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya per satuan panjang.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Mesin sondir, terdiri dari • mesin sondir ringan (2 ton) atau mesin
sondir berat (10 ton).
2. Stang sondir.
3. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai
dengan kebutuhan dengan panjang masing-masing satu meter.
4. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas.
5. Sondir ringan 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 250 kg/cm2.
6. Sondir berat 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 600 kg/cm2.
7. Patent konus dan bikonus.
8. Empat buah angker dengan perlengkapan (angker daun atau spiral).
9. Ambang penekan.
10. Peralatan penunjang seperti kunci pipa, alat-alat pembersih, oli,
minyak - hidrolik (kastrol oil, SAE 10) dan lain-lain.
1
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat jangkar
spiral sesuai kondisi tanah dengan jarak tertentu agar sesuai dengan
kaki sondir.
2. Jepitlah kaki sondir dengan ambang pada jangkar tadi lalu atur posisi
sondir agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping lalu gunakan water pass.
3. Bukalah baut penutup luhang pcngisian oli dan buka kedua kran
manometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
4. Tekan berkali-kali keatas sampai oli keluar semua.
5. Setelah oli yang lama habis, kran tetap terbuka, isilah oli dari lubang
pengisian oli sampai penuh lalu gerakkan kunci piston naik turun
secara perlahan-Iahan untuk menghilangkan gelembung udara, setelah
tidak ada gelembung udara tersisa tutup lubang pengisian tadi.
6. Tutup salah satu han manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,
perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan
(kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25 % ke batas
maksimal manometer, bila teljadi penurunan pada jarum manometer
berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan nepel, baut
penutup oli pada seal piston. Lakukan hal yang sama untuk
manometer yang satunya lagi.
7. Pasang patent konus/bikonus pada draad stang sondir berikut stang di
dalamnya. Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat
pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang kop penekan.
8. Dorong treker pada posisi lubang terpotong laiu putarlah engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan
pengukuran sudah siap dilakukan.
2
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
3
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
CATATAN
5
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus :
6
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
7
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
Tabel 1.1 Tabel Perhitungan Percobaan Sondir
8
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
9
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
INTERPRETASI
Hasil percobaan Sondir dapat digunakan untuk :
Menentukan jenis pondasi
10
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
11
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Impact
Number / 30 KN/m2
cm
Very loose < 2,0 <4 2000 < 30
Loose 0,2 - 0,4 0,2 -0.4 2000 -4500 30- 35
Mediun Impact 0,4 – 0,6 10- 30 4500 -13000 35 - 40
Compact 0,6 – 0,8 30 -50 13000 – 22000 40 - 45
Very comapct > 0,8 > 50 > 22000 > 45
Gigi penekan
Gigi lambat
Gigi cepat Tiang pelurus
Setelan rantai
Manometer
4. GAMBAR / FOTO
Batang sondir PERCOBAAN
Profil
12
Angker
Bikonis
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
13
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Ditekan untuk
masuk pada
kedalaman
berikut
14
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
15
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Percobaan Hand Bor dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah yang ada di bawah yang
akan menjadi lapisan pondasi.
2. Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau
tidak asli.
3. Mengumpulkan data/informasi untuk menggambarkan Profil
tanah.
4. Pengamhilan contoh tanah asli & tidak asli untuk penyelidikan
lebih lanjut di laboratorium
2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Kepala pengambilan contoh tanah beserta kuncinya.
2. Dua stang bor beserta stang dalamnya.
3. Pemutar stang bor ( T stuk).
4. Tabung contoh tanah.
5. Kantong contoh tanah (kantong plastik)
6. Pisau untuk memotong contoh tanah
7. Kunci pipa
8. Pensil, kertas, tali dan lain-lain.
3 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mata bor dipasang pada bor.
2. Batang bor dan mata bor setelah disambung ditegakkan di atas tanah
yang akan diselidiki dan dipasang batang pemutar pada ujung
lainnya.
16
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
17
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. Pemeriksaan guncangan
5. Pemeriksaan kilauan
6. Pemeriksaan kekenyalan
Tabel Perhitungan
18
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
19
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Gbr 2.1 Gambar alat yang digunakan dalam percobaan Hand Boring
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. MAKSUD PERCOBAAN
20
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
2. SPESIFIKASI PERALATAN
2.1. Alat yang Digunakan
1. Oven Laboratorium
2. Saringan no. 40
3. Piknometer dengan kapasitas 50 ml
4. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.
5. Corong.
6. Hot plate dan cawan yang berisi pasir
7. Cawan perendam.
8. Termometer.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang lolos saringan No.40, masukkan dalam oven
selama 24 jam
2. Setelah 24 jam, dikeluarkan dari dalam oven lalu dinginkan.
3. Cuci piknometer kemudian biarkan mengering dalam udara terbuka.
4. Timbang piknometer yang telah kering dalam keadaan kosong (W1)
21
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. Isi piknometer dengan air suling sampai penuh lalu timbang. (W2)
6. Ambil sampel tanah sekitar 25 gram, masukkan dalam piknometer. Pada
saat dimasukkan, usahakan tidak ada tanah yang tersisa atau tumpah,
lalu tambahkan air suling secukupnya.
7. Keluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam tanah
dengan cara memanaskan piknometer tersebut diatas hot plate.
8. Dinginkan, lalu tambahkan air suling sampai menyentuh garis batas
piknometer. Ulangi berkali-kali sampai tidak terjadi penurunan air pada
garis batas piknometer tersebut.
9. Catat suhunya, lalu ditimbang. (W3)
4. ANALISA PERHITUNGAN
Jika W1 : Berat piknometer kering dan kosong
W2 : Berat piknometer dan air suling
W3 : Berat piknometer, tanah dan air suling.
Ws : Berat tanah
22
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Ws
Gs =
(W 2 Ws W 3)
Dimana :
= Faktor koreksi
= T / 20
γT = Nilai koefisien temperatur air pada saat pembacaan termometer.
20 = Nilai koefisien air destilasi.
Tabel Perhitungan
23
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
Berat jenis tanah (Gs) dihitung dari nilai rata-rata butiran tanah. Berat
jenis tanah juga dapat dihitung dari analisa void ratio (angka pori)
yang didapatkan dari analisa butiran melalui hidrometer. Hal ini juga
berguna untuk menghitung berat volume tanah. Terkadang, berat
jenis tanah dapat diguanakan untuk membuat klasifikasi mineral
misalnya berat jenis besi lebih besar dari berat jenis silica.
Pedoman yang dapat anda gunakan untuk menentukan kebenaran
dari hasil pengukuran adalah :
24
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
25
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air sampel tanah yaitu
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering
tanah tersebut.
26
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
2. PERALATAN
Cawan kadar air (tinboks)
Timbangan ketelitian 0,01 gr
Oven
Desicator
3. PROSEDUR PERCOBAAN
Timbang tin box yang akan dipakai berikut tutupnya beri nomor /
tanda.
Masukkan benda uji yang akan diperiksa ke dalam tin box
tersebut lalu tutup.
Timbang tin box yang telah berisi benda uji tersebut.
Masukkan ke dalam oven yang suhunya telah diatur 110˚ C
selama 24 jam sehingga beratnya konstan (tutup tin box dibuka).
Setelah dikeringkan dalam oven, tin box tersebut lalu
dimasukkan ke dalam desicator agar cepat dingin.
Setelah dingin, timbang kembali tin box yang telah berisi tanah
kering tersebut.
CATATAN
27
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus disesuaikan dengan
butiran tanah maximum agar didapatkan hasil yang teliti.
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Pemeriksaan kadar air ini adalah suatu pengujian rutin dalam
laboratorium untuk menentukan kadar air pada tanah.
Ww
x100%
Ws
Tabel Perhitungan
28
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan, maka dalam
pengambilan sampel darus didasarkan pada :
29
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
30
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui berat isi, angka pori,
derajat kejenuhan suatu sampel tanah.
2. PERALATAN
Ring berat isi
31
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Jangka sorong
Desicator
Pan
3. PROSEDUR PERCOBAAN
Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan
jangka sorong, hitung volumenya.
Timbang ring tersebut dengan ketelirian 0,01 gram.
Masukkan sampel tanah ke dalam ring langsung dari tabung
contoh dengan menggunakan extruder.
Ratakan permukaan tanah di kedua ujung ring kemudian
timbang kembali berikut pan.
Masukkan tanah yang berisi sampel tanah dan tanah tadi ke
dalam oven yang bersuhu 110˚ C selama 24 jam.
Masukkan ke dalam desicator sampai dingin lalu timbang
kembali.
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Asumsi yang kita pegang adalah :
i. Tanah mempunyai berat.
ii. Udara tidak mempunyai berat (volume yang sering kita
pakai).
iii. Air mempunyai berat. Umumnya kita mengambil 1 g/cm 3
(9,807 kN/m3), meskipun nilai ini benar pada temperatur 4˚ C. pada
temperatur 18 - 25˚ C, berat air berkisar 0,9986 – 0,9971 g/cm 3.
32
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
33
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
34
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
INTERPRETASI
Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan, maka dalam
pengambilan sampel darus didasarkan pada :
35
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
36
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air dari contoh
37
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
2. Plat kaca
3. Spatula
4. Alat pengukur batas cair (alat Casagrande)
5. Grooving tool
6. Container
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 mg.
8. Oven.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan alat batas cair
2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara:
3. Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai
posisi mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar baut belakang
sehingga ujung tangkai atas pembuat alur tepat masuk diantara
dasar mangkok dan alas.
38
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA PERHITUNGAN
Rumus mencari Kadar air (w)
Ww
w= x100%
Ws
Rumus mencari batas cair
N 0.12
WL = Wn x ( )
25
Dimana:
WL = batas cair
WN = Kadar air pada pukulan N
N = pukulan yang mendekati pukulan ke-25
39
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
40
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
5. GAMBAR ALAT
41
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada keadaan semi padat ke
keadaan plastis.
42
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. Container
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 mm.
2.2 Bahan yang Digunakan
1. Tanah lolos saringan no. 40
2. Air Suling
3. PROSEDUR PERCOBAAN
43
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus :
Rumus mencari kadar air () :
Ww
x100% ...........................................VII.2.1
Wd
Dimana :
Wd = W 2 – W 3
W1 = Berat tanah basah + container (gram).
W2 = Berat tanah kering + container (gram).
W3 = Berat container (gram)
44
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Dimana :
LL = Batas cair pada ketukan 25 (%).
PL = Batas plastis (%).
INTERPRETASI
Dalam menilai hadil percobaan, kita mendasarkan pada pedoman :
1. Jika salah satu batas cair atau batas plastis keadaan tanahnya
tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa Index Platisitasnya = NP
(non plastic).
2. Jika tanahnya banyak mengandung pasir, kerjakan batas palstis
terlebih dahulu daripada batas cairnya, laporkan bahwa
tanahnya non plastic (NP).
3. Jika ternyata batas plastis sama dengan atau lebih besar dari
batas cairnya, juga laporkan bahwa Index Plastisitasnya non
platic (NP).
4. Tanah pada keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi
retak-retak.
5. Pada diagram plastisitas casagrande, maka garis B (garis 50%)
dan garis A (garis IP = 0,73 (wl – 20 )) dapat menjadi petunjuk.
Jika kadar air suatu sampel tanah terletak di sebelah kanan
45
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
maka tanah itu dengan platisitas tinggi. JIka terletak sebelah kiri,
tanah itu memiliki platisitas rendah.
6. Jika tanah itu nilai IP berada diatas garis IP = 0,73 ( w L – 20 )
digolongkan sebagai lempung organik. Jika berada di bawah,
digolongkan sebagai lanau atau bahan organik.
Tabel Perhitungan
46
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
47
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan Kadar air dari contoh
48
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
8. Mangkuk peluber
9. Plat kaca dengan tiga lubang
2.2. Bahan yang Digunakan
1. Tanah yang lolos saringan No.40
2. Air Suling
3. Vaselin
4. Air Raksa
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu ruangan dan
lolos saringan No.40 secukupnya kedalam mangkok porselin.
2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata, perlu
diperhatikan Kadar air dari pasta lebih tinggi dari batas cair tanah yang
bersangkutan untuk memastikan campuran tanah dan air telah benar-
benar jenuh.
3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaseline setipis mungkin secara
merata dan timbang beratnya (W1).
4. Isi mangkok dengan tanah yang telah dicampur air kira-kira sepertiga
dari volume mangkok. Getarkan mangkok yang telah terisi tanah dengan
cara mengetuk-ngetuk mangkok tersebut pada suatu permukaan yang
keras (meja) secara perlahan-Iahan agar tanah dapat mengisi secara
merata sampai kepinggir-pinggiran mangkok dan tidak ada gelembung
udara yang tertinggal atau terjebak.
5. Ulangi sekali lagi sampai mangkok terisi penuh.
6. Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula sesuai
dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisi-sisi luar dari mangkok tersebut.
49
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Perhitungan :
Rumus mencari kadar air () :
Wa
x100% ........................................................VII.3.1
Wd
Dimana :
Wd = W 3 – W 1
50
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Dimana :
W4 = Berat air raksa yang dipakai untuk mengisi mangkok shringkage
(gram).
W5 = Berat air raksa yang dipindahkan oleh tanah yang ditest (gram).
V V
SL w d x100% ................................. VII.3.4
Wd
Dimana :
SL = Batas susut ( % ).
= Kadar air (%).
VW = Volume tanah basah (cm3).
Vd = Volume tanah kering (cm3).
Analisa Hasil
51
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
52
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum, dimana
pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan
berkurangnya volume tanah.
Angka susut suatu tanah adalah angka perbandingan antara
“persentase perubahan volume tanah terhadap volume kering“,
dengan perubahan kadar air yang terjadi terhadap tanah (dalam
tanah)“, dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah.
Susut volumetrik suatu tanah adalah “persentase pengurangan
volume tanah terhadap volume kering tanah” apabila tanah pada
suatu kadar air (dalam persen) tertentu berkurang menjadi pada
batas tanah.
Susut linear adalah “persentase pengurangan satu dimensi
(panjang) tanah terhadap ukuran semula“ apabila kadar air tanah
berkurang menjadi pada batas susut tanah.
53
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
54
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir
55
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
6. Satu set saringan no.4, 10, 18, 40, 60, 100, 200 dengan pan.
7. Motorised dynamic sieves shaker.
2.2 Bahan yang digunakan
1. Tanah yang lolos saringan no.4 seberat 500 gr.
2. Air.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Cara kering
1. Tanah kering oven sebanyak 500 gram, lolos saringan no. 4
2. Bersihkan masing-masing saringan #4, #10, #18, #40, #60, # 100,
#200 + pan yang akan digunakan, kemudian timbang masing-
masing saringan tersebut dan susun sesuai standar yang dipakai.
3. Masukkan sample kedalam susunan saringan tersebut.
4. Letakkan ke alat pengguncang saringan, Kencangkan
penjepitnya.
5. Hidupkan motor penggerak mesin pengguncang selama ±15
menit.
6. Setelah dilakukan pengguncang selama ± 15 menit, mesin
pengguncang dimatikan. Biarkan selama 5 menit untuk memberi
kesempatan. agar debu-debu mengendap.
7. Timbang berat masing-masing saringan beserta benda uji yang
tertahan didalamnya demikian pula halnya dengan pan
b. Cara basah
1. Contoh tanah dari lapangan dikeringkan (dijemur) atau dengan
56
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
57
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
58
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
Pada grain size distribution analysis, akan diplot semua hasil pada label
menjadi grafik kurva distribusi ukuran butir. Dari kurva ini kita dapat :
Menghitung koefisien keseragaman (Uniform Coffisient; Cu)
Menghitung koefisien konkavitas (Concavity Coeffisient; Cc)
Menentukan gradasi untuk mendapatkan kekuatan tanah yang
mendukung.
Adapum pedoman yang kita pakai dalam percobaan ini :
Batas ukuran butiran menurut ASTM
59
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
60
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Grafik Perhitungan
61
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
62
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran dan susunan butir (gradasi)
63
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
7. Stopwatch.
8. Bak air dengan temperatur tetap
9. Alat ukur hidrometer
2.2 Bahan yang digunakan
1. Tanah yang lolos saringan no.200 sebanyak 50 gr.
2. Larutan Calgon ialah larutan kimia yang berfungsi memisahkan
butir-butiran tanah yang satu dengan yang lain.
3. Air suling.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil 50 gr tanah yang lewat saringan No.200, oven selama 24 jam.
2. Siapkan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah butir-butir
tanah untuk berflokulasi (bahan kimia yang biasa digunakan adalah
larutan calgon) Larutan ini dapat dibuat dengan campuran 1000 ml air
dengan 40 gram calgon
3. Ambil gelas ukur berukuran 1000 ml lalu isi dengan 10 ml larutan calgon,
lalu masukkan kedalam tanah yang telah dioven. Tambahkan air
sebanyak 125 ml, lalu biarkan larutan tersebut selama lebih kurang 8 -
12 jam.
4. Tambahkan air suling kedalam gelas ukur sampai permukaan air
menyentuh tanda yang menunjukkan 1000 ml.
5. Tutup gelas silinder dengan karet penutup, lalu kocok campuran tersebut
dengan cara membolak-balik silinder, lebih kurang 10 menit
6. Letakkan gelas silinder pada bak yang mempunyai temperatur tetap.
Catat waktu tesnya lalu masukkan alat ukur hidrometer kedalam gelas
silinder secara perlahan-Iahan.
64
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. PERHITUNGAN
Analisa perhitungan :
Rumus penyelesaian
Rcp = R + Temperature Correction + Zero Correction...VIII.2.1
Rcl = R + Minescus Correction ……………………... VIII.2.2
dimana :
Rcp = Hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang sudah dikoreksi.
R = Hasil pembacaan alat ukur hidrometer.
Untuk persentase butiran-butiran halus dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Rcp
% Butiran halus 100% …….........……. VIII.3
Ws
dimana :
Ws = Berat kering contoh tanah
α = Koreksi untuk berat jenis dari butiran tanah
GS 1.65
GS 1 GS
65
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
dimana :
κ = Rasio kekentalan air yang ditentukan dengan
menggunakan grafik
L = Panjang efektif yang ditentukan dengan
menggunakan grafik yang diberikan pada gambar
sesuai dengan harga R yang bersangkutan
t = Waktu pembacaan
Kolom 2 : Adalah hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang diambil pada
waktu seperti yang tercantum pada kolom 1
Kolom 3 : hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang sudah dikoreksi
(Rcp)untuk menentukan persentase dari butir-butir tanah halus
Rcp = R + Ft + Fz, dimana :
Pt = Koreksi temperatur
pz = Koreksi bacaan nol (zero Correction}
Kolom 4 : Kolom ini berisikan persentase dari butir-butir tanah yang halus
dimana:
66
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Gs x 1.65
α= (Gs 1) x Gs
Kolom 5 : Kolom ini berisikan harga -harga Rei (Rei = R + Pm) yang
akan digunakan untuk menentukan harga dari panjang efektif (L)
Kolom 6 : Adalah harga-harga yang diberikan dari panjang efektif L yang
ditentukan dengan menggunakan grafik yang diberikan pada
gambar sesuai dengan harga R yang bersangkutan.
Kolom7 : Kolom ini berisikan harga-harga A yang ditentukan dengan
menggunakan grafik.
Kolom 8 : Kolom ini berisikan harga-harga dari D ( garis tengah butir-butir
tanah).
67
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
Grafik Perhitungan
68
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
69
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
70
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan sampel pada ring konsolidasi, lalu letakkan pada alat
konsolidasi.
2. Pasang dial, lihat kaki dial menyentuh pada bandul penekan.
3. Putar baut penekan sehingga menumpu pada lengan, pada saat ini
lengan dalam keadaan seimbang.
4. Bila lengan tidak seimbang, aturlah bandul keseimbangan sehingga
didapatkan kondisi lengan betul-betul seimbang.
5. Stel dial pada posisi nol
6. Letakkan beban pertama pada dudukan beban atas
7. Putar baut penekan sehingga lengan akan turun
8. Baca deformasi tanah pada detik ke 6, 15, 30, kemudian pada menit
1,2,4,8,15,30, dan pada 1,2,4,8 dan 24 jam. Setelah dibebani 1 menit,
sel konsolidasi diisi air sampai penuh.
9. Pasang beban 2 kali beban pertama lakukan pembacaan sesuai
dengan prosedur.
10. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam 2
tahap sampai mencapai beban pertama.
11. Setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan benda uji, ukur tinggi
sampel, timbang lalu tentukan berat keringnya.
71
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Koefisien Konsolidasi
CV
0,848 Hdr 2
........................................................ IX.1
t 90
CV
0,197 Hdr 2
........................................................ IX.2
t 50
dimana, dr = d/2
d = tinggi tanah setelah perubahan (cm)
t90 dan t50 = adalah waktu konsolidasi pada waktu 90% dan 50%
Tebal bagian
Wd
Hs ................................................................ IX.3
Gs A w
72
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
73
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
GRAFIK PERHITUNGAN
74
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
75
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
1. MAKSUD PERCOBAAN
2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tabung Permeabilitas
2. Batu Berpori
3. Corong
4. Buret
5. Gelas Ukur
6. Slang
76
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
7. Stopwach
8. Aquades
9. Jangka sorong
10. Ring contoh
3. PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Constan Head
a. Ambil contoh pasir secukupnya.
b. Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi selama
pengisian tabung sehingga campuran tersebut dapat mengalir
bebas untuk membentuk lapisan-lapisan dalam tabung.
c. Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori kedalamnya.
d. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung. Pengisian
diteruskan sampai didapatkan ketinggian tanah 6 cm.
e. Padatkan lapisan tanah tersebut, sampai ketinggian yang diinginkan
f. Letakkan batu pori diatasnya lalu masukkan pegas. Tutup kembali
tabung tersebut, catat tinggi benda uji dalam tabung.
g. Nyalakan stopwatch dan tampung air yang keluar dengan gelas
ukur.
Catat waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume tertentu.
2. Falling Head
a. Ambil contoh tanah kering udara.
b. Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi selama
pengisian tabung sehingga campuran tersebut dapat mengalir
bebas untuk membentuk lapisan-lapisan dalam tabung.
c. Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori kedalamnya.
d. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung.
e. Letakkan batu pori dan pegas diatasnya lalu tabung ditutup, catat
77
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
78
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian rumus
1. Metode Constant Head
Koefisien permeabilitas adalah suatu besaran konstan
proporsional yang berhubungan dengan mudahnya suatu zat cair
melewati suatu poros suatu médium.
Pada dasarnya metode Constan Head atau Falling Head
menggunakan rumus Darcy untuk menentukan besaran koefisien
permeabilitas
V=k.i
Dan kaitannya dengan aliran rata-rata adalah :
Q = k. i . A
Dimana :
Q = Volume air yang terkumpul (cm3).
K = koefisien permeabilitas
I = gradient hidrolik = h/L
79
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
dimana :
Q = Volume air yang terkumpul (cm3).
L = Panjang sampel (cm).
A = Luas potongan melintang sampel (cm2).
h = Ketinggian hidrolik (cm).
hi = Tinggi air mula-mula (cm).
hf = Tinggi air akhir percobaan (cm).
t = Waktu pengujian (det).
KT = Koefisien permeabilitas pada suhu saat percobaan.
3. Koefisien Permeabilitas untuk tanah homogen, isotropik
tergantung pada :
Viscositas pori fluida (biasanya air), pada waktu
temperatur bertambah, viskositas air berkurang dan
koefisien permeabilitas beratmbah serta aliran air
meningkat. Koefisien permeabilitas distandardisasikan
pada suhu 200 C dan koefisien permeabilitas pada segala
temperatur :
80
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
T
K 20 KT ........................................... XII.3
20
dimana :
KT = Koefisien permeabilitas pada suhu saat
percobaan.
ηT = Kekentalan air pada suhu pada saat
percobaan.
η20 = Kekentalan air pada suhu 20° C.
Void ratio
Ukuran dan bentuk butiran. Allan Hazen mempelajari pasir
penyaring untuk pekerjaan air dan menyimpulkan bahwa
bagi pasir bersig dan kerikil, koefisien permeabilitasnya
dapat dinyatakan :
K = 100 (D10)2
Untu ukuran butir (D) : 0,1 < D10 < 3,0 mm.
81
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Tabel Perhitungan
82
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Interpretasi
Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat memnembus materi
yang berpori. Tanah adalah termasuk bahan permeable. Air dapat masuk
ke dalam pori-pori tanah. Permeabilitas tanah ditentukan ukuran pori,
jenis tanah, dan kepadatan tanah yang dinyatakan dengan koefisien
permeabilitas = k.
Nilai k untuk tanah tertentu pada tabel sebagai berikut :
Jenis tanah K (cm/dtk) Keterangan
Kerikil > 10 -1 Permeability tinggi
Kerikil halus/pasir 10 -1 - 10 -3 Permeability sedang
Pasir sangat halus 10 -3 - 10 -5 Permeability rendah
Pasir lanau 10 -3 - 10 -5
Lanau tidak padat 10 -3 - 10 -5
Permeability sangat
Lanau padat 10 -5 - 10 -7
rendah
-5 -7
Lanau lempung 10 - 10
Lanau tidak murni 10 -5 - 10 -7
Lempung < 10 -7 Impervious (rapat air)
83
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
84
PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
5. GAMBAR ALAT
85