Anda di halaman 1dari 17

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Deteksi Dini Kanker Serviks (kanker leher rahim)

Disusun oleh :
Eko Winarti, SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Sub Pokok Bahasan : Deteksi dini kanker leher rahim


Sasaran : Pasangan Usia Subur di RW2 kelurahan Kampung dalem
Hari/Tanggal : Kamis/ 10 Maret 2016
Tempat : Posyandu Kesemek kel kampong dalem RW 2
Waktu : 08.00 – selesai.

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang deteksi dini kanker leher rahim

diharapkan ibu kader mampu memahami tentang deteksi dini kanker leher

rahim, untuk kemudian melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta/sasaran dapat:

a. Menjelaskan pengertian deteksi dini kanker serviks

b. Menjelaskan macam2 deteksi dini kanker serviks

c. Menjelaskan pengertian IVA

d. Menjelaskan tujuan IVA

e. Menjelaskan Manfaat IVA

f. Menjelaskan pengertian Pap smear

g. Menjelaskan tujuan Pap smear

h. Menjelaskan Manfaat Pap smear

i. Melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA

3. Materi Penyuluhan

a. Pengertian deteksi dini kanker serviks

b. Macam2 deteksi dini kanker serviks


c. Pengertian IVA

d. Tujuan IVA

4. Manfaat IVA

5. Pengertian Pap smear

6. Tujuan Pap smear

7. Manfaat Pap smear

8. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi / tanya jawab

9. Media

a. Leaflet

b. Lembar balik
10. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Metode Kegiatan Waktu Ket


Petugas Sasaran
1. Pembukaan Ceramah a. Salam pembuka a. Menjawab 5 menit
b. Memperkenalka Salam
n diri b. Mendengarkan
c. Menanyakan c. Menjawab
pada peserta pertanyaan
tentang
pengetahuan
tentang deteksi
dini kanker leher
rahim

2 Penjelasan Ceramah a. Menjelaskan Mendengarkan 10 menit


materi pengertian IVA dan
b. Menjelaskan memperhatikan.
tujuan IVA
c. Menjelaskan
Manfaat IVA
d. Menjelaskan
pengertian Pap
smear
e. Menjelaskan
tujuan Pap
smear
f. Menjelaskan
Manfaat Pap
smear

3 Tanya- Diskusi a. Memberikan a. Mengajukan 10 menit


jawab kesempatan pertanyaan
kepada peserta kepada
untuk penyuluh
mengajukan berkaitan
pertanyaan. dengan diare.
b. Menjawab b. Mendengarkan
pertanyaan dan
memperhatikan.

4. Umpan- Ceramah Menanyakan Menjawab 5 menit


balik kembali pada pertanyaan yang
peserta mengenai diajukan penyuluh
Isi materi dengan tepat.
5. Penutup Ceramah a. Mengucap a. Mendengarkan 5 menit
terima kasih dan
pada peserta. memperhatikan
b. Menyimpulkan b. Menjawab
isi materi salam
c. Salam penutup
MATERI

1. Skrining keganasan pada system reproduksi


a. Definisi
1) Skrining: pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk
menemukan adanya masalah atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
2) Deteksi dini adalah nama lain dari Skrining (Screening) yaitu deteksi
dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit dan
kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya
menderita suatu kelainan. Uji skrining dapat dilakukan dengan
pertanyaan (Anamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium (Kumalasari, 2012).

b. Tujuan
Deteksi dini bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas
dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan.
Program diagnosis dan pengobatan dini hampir selalu diarahkan kepada
penyakit yang tidak menular, seperti kanker, diabetes melitus, glaukoma
dan lainnya (Kumalasari, 2012).

c. Manfaat
Menurut Intan kumalasari (2012) Dapat mendeteksi secara dini adanya
keganasan pada payudara maupun serviks, sehingga dapat dilakukan
tindak lanjut

e. Sifat skrinning
1) Mass screening, adala skrinning secara masal pada masyarakat tertentu
2) Selective screening, skrining secara selektif berdasarkan kriteria
tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok, pemeriksaan ca
serviks pada wanita yang sudah menikah
3) Single disease screening, adalah skiring yang dilakukan untuk satu jenis
penyakit
4) Multiphasic screening, skrining yang dilakukan untuk lebih dari satu
jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS, penyakit sesak nafas

f. Syarat melaksanakan skrinning


1) Masalah kesehatan yang di skrining harus merupakan masalah yang
penting
2) Harus tersedia pengobatan bagi px yg ter dx setelah proses skrining
3) Tersedia fasilitas dx dan pengobatan
4) Penyakitnya harus memiliki fase laten atau simptomatik dini (Intan
Kumalasari, 2012).

g. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining


1) Merupakan penyakit yang serius
2) Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan
dengan setelah gejala muncul
3) Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di
skrening

h. Macam macam skrinning


1) Skrining kanker serviks
a) Pengertian
Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang
tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi
bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga
menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun
(Anonim, 2007).
b) Penyebab dan faktor risiko
Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi
human papilloma virus (HPV). Virus ini relatif kecil dan hanya dapat
dilihat dengan alat mikroskop elektron.
 Wanita yang beresiko
- Perempuan yang melakukan seksual sebelum usia 18 tahun
- Berganti2 pasangan
- Yang menderita IMS dan berhub seksual
- Berhub dg pria serg berganti pasangan
- Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker serviks
- Merokok aktif/pasif
- Penurunan kekebalan tubuh
c) Cara mencegah
 Tdk melkukan hub seks
 Menghindari faktor risko lain
 Melakukan skrining
 Melakukan vaksinasi HPV
d) Macam tes skrining kanker serviks
A. Tes HPV menggunakan tekhnik pemeriksaan molekuler, DNA
yang terkait dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel yang
diambil dari leher rahim atau liang senggama
B. Tes PAP SMEAR, Pap Smear merupakan suatu metode
pemeriksaan sel-sel (sitologi ) yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah mikroskop, untuk melihat adanya
perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
(displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker
 Manfaat pap smear
Manfaat Pap smear sebagai pemeriksaan penyaring
(skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah
keganasan secara dini, Mendeteksi lesi prekursor pada
stadium awal.
Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai
berikut:
- Diagnosis dini keganasan
- Perawatan ikutan dari keganasan
- Interpretasi hormonal wanita
- Menentukan proses peradangan
C. Tes IVA
a) Pengertian
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)
dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang)
leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan
asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
b) Tujuan
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus
yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi
pada leher rahim.
c) Keuntungan
Menurut (Nugroho. 2010) keuntungan IVA
dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah:
(1) Mudah, praktis, mampu laksana
(2) Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
(3) Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
(4) Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
d) Kategori IVA
Kategori temuan IVA berdasarkan Depkes RI
(2008) adalah sebagai berikut:
(1) Normal àhasil pemeriksaan licin, merah muda, bentuk
porsio normal
(2) Infeksi àhasil pemeriksaan berupa sersivitas
(inflamasi, hiperemis), banyak fluor, ektropion, polip
(3) Positif IVA àpada hasil pemeriksaan terdapat plak
putih dan epitel acetowhite (bercak putih)
(4) Kanker leher rahim àpertumbuhan seperti bunga kol
dan pertumbuhan mudah berdarah
D. Servikografi, kamera khusus untuk memfoto leher rahim, film
dicetak dan foto di interpretasi oleh petugas terlatih.
Pemeriksaan ini terutama digunkan sebagai tambahan dari
deteksi dini dengan menggunakan IVA, tetapi dapat juga
sebagai metode penapisan primer
E. Kolposkopi, pemeriksaan visual bertenaga tinggi
(pembesaran) untuk melihat leher rahim, bagian luar dan
kanal bagian dalam leher rahim. Biasanya disertai bioopsi
jaringan ikat yang tampak abnormal. Terutama digunakan
untuk mendiagnosa

i. Langkah skrinning
1) Skrining Riwayat Kesehatan
a) Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
 Kantor Pusat melakukan koordinasi dengan
Perhimpunan/Ahli untuk penyusunan materi kuesioner
skrining masing-masing penyakit
 Kantor Divisi Regional atau Kantor Cabang melakukan
pencetakan kuesioner Skrining
 Kantor Cabang mendistribusikan kuesioner skrining kepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
b) Pengorganisasian
 Kantor Pusat berperan untuk membuat skema pertanyaan
kuesioner skrining riwayat kesehatan
 Kantor Divisi Regional bertugas mengkoordinasi jumlah
ketersediaan Fasilitas Kesehatan di wilayahnya yang akan
melakukan kegiatan skrining
 Kantor Cabang sebagai penanggung jawab melakukan
koordinasi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
sosialisasi dan informasi kepada peserta dan memonitor
pelaksanaan skrining di wilayah kerja
c) Pelaksanaan oleh Kantor Cabang:
 Melakukan identifikasi calon peserta sasaran
Skrining Riwayat Kesehatan
 Mengadakan Formulir Skrining dan sarana pendukung
lainnya (oleh Divisi Regional atau Kantor Cabang) sesuai
dengan jumlah sasaran peserta Skrining
 Melakukan koordinasi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama dalam rangka pelaksanaan Skrining Riwayat
Kesehatan
 Mendistribusikan Formulir Skrining Koordinator BPJS
pada wilayah kerja melakukan distribusi formulir kepada
peserta BPJS Kesehatan melalui Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama yang meliputi:
- Peserta baru.
- Peserta yang berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (Dokter Keluarga, Puskesmas, Klinik).
- Peserta yang terindikasi memiliki faktor risiko penyakit
kronis.
- Mengumpulkan formulir Skrining
 Entri data Skrining ke dalam Aplikasi dilakukan oleh
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
 Kantor Cabang melakukan analisa hasil Skrining
(berdasarkan luaran Aplikasi), serta menyampaikan hasil
analisa Skrining tersebut ke Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama untuk tindak lanjut
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama melakukan tindak
lanjut Skrining dengan melakukan pemeriksaan GDP dan
GDPP bagi peserta yang hasil analisa Skriningnya berisiko
tinggi Diabetes Melitus Tipe 2
 Menyusun Laporan Hasil Skrining Jika hasil Skrining
Riwayat Kesehatan mengindikasikan peserta memiliki
faktor risiko Diabetes Melitus Tipe 2 atau Hipertensi,
peserta di edukasi untuk turut serta dalam Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Diabetes
Melitus Tipe 2 atau Hipertensi.
SOP PEMERIKSAAN PAPSMEAR

No Aspek yang Di Nilai Nilai


0 1 2 3
1 Pengertian
Pap smear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil
dari serviks dan kemudian diperiksa dibawah mikroscop untuk
melihat perubahan yang terjadi sel tersebut (Laras, 2009)
2 Tujuan
Untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia
3 Indikasi
a. Wanita yang berusia antara 18-70 tahun dan sudah menikah
b. Wanita yang menikah di usia dini dan melakukan senggama
dibawah 20 tahun
c. Wanita yang melahirkan lebih dari 3 kali
d. Wanita yang memakai alat kontraspsi lebih dari 5 tahun
terutama IUD dan kontrasepsi hormonal
e. Wanita yang mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
dan mengalami keputihan atau gatal pada vagina
f. Wanita multipartner seks (Anna, 2008)
4 Persiapan alat dan bahan
a. Spekulum
b. Duk steril
c. Kapas cebok
d. Air DTT
e. Objek glass
f. Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan secara
aseptik
5 Persiapan lingkungan
a. Tutup tirai dan Menjaga privasi klien
6 Persiapan Pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan:
a. Menjelaskan dengan singkat tujuan dilakukan papsmear
b. Menjelaskan dgn singkat prosedur pemeriksaan papsmear &
persiapan pasien
c. Mempersilahkan pasien ketempat pengambilan (Gyn-bed)
setelah mendapat informed consent
7 Pengambilan specimen
Pasien posisi litotomi tutup dan melakukan vulva toilet.
Memasang kain steril (duk berlubang) dan speculum
Melakukan apusan servical dengan cara yang benar
Mengoleskan apusan pada kaca obyek serta fiksasi dengan
alkohol 95 % atau dryfix sesuai prosedur, dan
memberi label
Menulis pengantar permintaan papsmear
8 Menjelaskan hasil papsmear
Menjelaskan hasil papsmear kepada pasien
SOP PEMERIKSAAN IVA

No Aspek yang Di Nilai Nilai


0 1 2 3
1 Pengertian
Tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan
larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang
terjadi setelah dilakukan olesan (Laras, 2009)
2 Tujuan
Untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia
3 Indikasi
a. Semua wanita yang berusia antara 30-45 tahun dan sudah menikah
b. Wanita yang menikah di usia dini dan melakukan senggama dibawah 20
tahun
c. Wanita yang melahirkan lebih dari 3 kali
d. Wanita yang memakai alat kontraspsi lebih dari 5 tahun terutama IUD
dan kontrasepsi hormonal
e. Wanita yang mengalami perdarahan setiap hubungan seksual dan
mengalami keputihan atau gatal pada vagina
f. Wanita multipartner seks (Anna, 2008)
4 Persiapan alat dan bahan
a. Spekulum cocor bebek
b. Kapas lidi
c. Asam asetat 3%
d. Gel
e. Air DTT
f. Tissue bokong
g. Bengkok
h. Tapontang
i. Kapas
j. Lampu obgine
k. Tempat sampah
l. APD (celemek, s. Tangan dan masker)
5 Persiapan lingkungan
a. Tutup tirai
b. Menjaga privasi klien
6 Persiapan Pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan:
a. Menjelaskan dengan singkat tujuan dilakukan papsmear
b. Menjelaskan dgn singkat prosedur pemeriksaan papsmear & persiapan
pasien
c. Mempersilahkan pasien ketempat pengambilan (Gyn-bed) setelah
mendapat informed consent
7 Pengambilan specimen
a. Pasien posisi litotomi tutup dan melakukan vulva toilet
b. Memasang kain steril (duk berlubang) dan speculum
c. Melakukan apusan servical dengan cara yang benar
d. Mengoleskan apusan pada kaca obyek serta fiksasi dengan alkohol 95 %
atau dryfix sesuai prosedur
e. Memberi label
f. Menulis pengantar permintaan papsmear
8 Menjelaskan hasil papsmear
Menjelaskan hasil papsmear kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai