Anda di halaman 1dari 7

Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD)


(IPK)
3.5 Mendeskripsikan dan menentukan peluang kejadian 3.5.1 Menentukan nilai peluang
majemuk (peluang kejadian-kejadian saling bebas, suatu kejadian dari suatu
saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak
percobaan acak

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan 4.5.1 Menyelesaikan masalah


peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian- yang berkaitan dengan
kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian peluang suatu kejadian
bersyarat)

Apa yang akan Anda pelajari?


Pada BAB ini Anda akan mempelajari:
3.5.1. menentukan peluang suatu kejadian.
4.5.1.menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang
suatu kejadian
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi dan kita diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menyikapi semua
kemungkinan itu.

Setelah lulus SMA, tentunya ada di antara Anda yang melanjutkan


belajar ke perguruan tinggi, baik itu swasta ataupun negeri dengan
jurusan yang Anda inginkan. Untuk memilih jurusan di PTN, selain
mempertimbangkan minat dan bakat, Anda perlu juga
mempertimbangkan kemungkinan masuk jurusan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan membandingkan data sebelumnya mengenai banyaknya
orang yang memilih jurusan tersebut dengan daya tampungnya. Misalkan,
Anda akan memilih jurusan A dan B. Jurusan A pada tahun sebelumnya
dipilih oleh 2569 orang dan daya tampungnya 70. Adapun jurusan B
dipilih oleh 3250 dengan daya tampung 125.
Jurusan manakah yang peluang lulusnya lebih besar? Untuk tahu
jawabannya, Anda perlu mempelajari materi berikut…

A. PERCOBAAN, RUANG SAMPEL, DAN KEJADIAN


Himpunan dari semua hasil yang mungkin untuk suatu percobaan disebut ruang
sampel. Ruang sampel diberi notasi S, yang merupakan singkatan dari “sampel“.
Adapun banyaknya ruang sampel dinotasikan dengan n(S). Untuk percobaan
melempar uang logam, ruang sampel dan banyaknya ruang sampel dapat dinyatakan
sebagai berikut.

Adapun ruang sampel dan banyaknya ruang sampel untuk percobaan melempar
sebuah dadu dapat dinyatakan sebagai berikut.

Setiap elemen dalam ruang sampel S disebut titik sampel. Titik-titik sampel untuk
percobaan melempar sebuah uang logam adalah G dan A. Adapun titik-titik sampel
untuk percobaan melempar sebuah dadu adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Contoh:
1. Tentukan ruang sampel pada percobaan melempar dua keping uang logam.
2. Sebuah dadu dan sekeping uang logam dilempar secara berurutan. Tentukan ruang
sampelnya.
Penyelesaian:
1. Diagram pohon untuk percobaan melempar dua keping uang logam terlihat sebagai
berikut.

Dengan demikian ruang sampelnya adalah 𝑆 = {𝐺𝐺, 𝐺𝐴, 𝐴𝐺, 𝐴𝐴}.


2. Diagram pohon untuk percobaan melempar dadu dan kemudian uang logam
terlihat sebagai berikut.

Dengan demikian ruang sampelnya adalah


𝑆 = {1𝐺, 1𝐴, 2𝐺, 2𝐴, 3𝐺, 3𝐴, 4𝐺, 4𝐴, 5𝐺, 5𝐴, 6𝐺, 6𝐴}

Suatu kejadian didefinisikan sebagai suatu himpunan bagian dari suatu ruang
sampel. Kejadian diberi notasi E, diambil dari kata “event”. Gambar 2.6 menunjukkan
hubungan antara kejadian dan ruang sampel.
Suatu kejadian yang hanya memiliki satu titik sampel
disebut kejadian sederhana. Contohnya adalah E1 : {GG} dan
E2 : {AA}.
Suatu kejadian yang memiliki lebih dari satu titik
sampel disebut kejadian majemuk. Contoh kejadian
majemuk adalah {GA, AG, GG}, {GA, AG, AA}, dan {GA, AG}.

B. PELUANG SUATU KEJADIAN

Apa sih peluang itu?

Peluang atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah nilai


kemungkinan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi.
Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya
titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota
ruang sampel kejadian tersebut.
Bila suatu kejadian A dapat terjadi dalam n(A) cara dari seluruh
n(S) cara yang mungkin, maka peluang (probabilitas) kejadian A
dirumuskan:

Nilai peluang juga dapat ditentukan dengan menggunakan


pendekatan frekuensi relatif yang dirumuskan sebagai berikut:
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏 𝑨
Frekuensi relatif muncul kejadian A = 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏
CONTOH 1

Tiga belas kartu diberi angka 1, 2, 3, …, 13. Kartu tersebut dikocok, kemudian diambil satu
kartu secara acak. Berapa peluang:
a. Muncul kartu berangka prima;
b. Muncul kartu berangka 14;
c. Muncul kartu berangka tidak lebih dari 13.
Penyelesaian:
Ruang sampel dalam percobaan ini adalah angka-angka 1 sampai dengan 13.
𝑆 = {1,2,3, … ,13}, dengan 𝑛(𝑆) = 13.
a. Kejadian E1 muncul kartu berangka prima dapat ditulis sebagai
𝐸1 = {2,3,5,7,11,13} sehingga 𝑛(𝐸1 ) = 6
Peluang E1 adalah
𝑛(𝐸1 ) 6
𝑃(𝐸1 ) = =
𝑛(𝑆) 13
b. Angka 14 bukanlah anggota dari S sehingga kejadian 𝐸2 , yaitu muncul angka 14 adalah
𝑛(𝐸 ) 0
himpunan kosong. Jadi, 𝑛(𝐸2 ) = 0. Akibatnya, peluang 𝐸2 adalah 𝑃(𝐸2 ) = 𝑆 2 = 13 =
0 sehingga peristiwa itu disebut kejadian mustahil.
c. Kejadian 𝐸3 muncul kartu berangka kurang dari atau sama dengan 13 dapat ditulis
sebagai
𝐸3 = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13} sehingga 𝑛(𝐸3 ) = 13
𝑛(𝐸 ) 13
𝑃(𝐸3 ) = 𝑛(𝑆)3 = 13 = 1 adalah kejadian pasti.

CONTOH 2

Suatu kotak berisi 3 bola putih dan sebuah bola merah. Dari dalam kotak, diambil secara acak
3 bola sekaligus. Tentukan peluang ketiga bola yang terambil terdiri atas:
a. Salah satu bola berwarna merah
b. Ketiganya berwarna putih
Penyelesaian:

a. Jika A adalah peristiwa salah satu bola yang terambil berwarna merah. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa 𝐴 = {𝑒1 , 𝑒3 , 𝑒4 }, n(A) = 3.
Karena kita meyakini masing-masing titik sampel dalam ruang sampel S berpeluang
𝑛(𝐴) 3
sama untuk terambil maka 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆) = 4.
3
Jadi, peluang salah satu bola yang terambil berwarna merah adalah 4.
b. Jika B adalah peristiwa ketiga bola yang terambil berwarna putih. Dengan demikian,
𝑛(𝐵)
dapat dikatakan bahwa 𝐵 = {𝑒2 } → 𝑛(𝐵) = 1. Jadi, 𝑃(𝐵) = 𝑛(𝑆)
Cara 2:
Dengan menggunakan penalaran rinci. Dari Gambar 2.7 misal ketiga bola yang terambil,
kebetulan terambil 𝑃1 𝑃2 𝑀. Susunan yang terambil ini sebenarnya dapat berupa 𝑃1 𝑀𝑃2 , 𝑀𝑃1 𝑃2 ,
𝑃2 𝑀𝑃1 , dan seterusnya. Karena kita tidak dapat membedakan satu sama lain, susunan
𝑃1 𝑃2 𝑀 = 𝑃1 𝑀𝑃2 = 𝑀𝑃1 𝑃2 = 𝑃2 𝑀𝑃1 ... dan seterusnya. Artinya, susunan bola yang terambil
tidak memerhatikan urutan, berarti merupakan kasus kombinasi.
a. Peluang salah satu bola terambil merah dari 3 pengambilan.
𝑃(𝐴) = 𝑃(1𝑀, 2𝑃)
= 𝑃(1𝑀 𝑑𝑎𝑟𝑖 1 𝑀 𝑑𝑎𝑛 2𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 3𝑃)
𝑛(1𝑀 𝑑𝑎𝑟𝑖 1 𝑀 𝑑𝑎𝑛 2𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 3𝑃)
=
𝑛(3 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 4 𝑏𝑜𝑙𝑎)
𝐶11 × 𝐶23 1 × 3 3
= = =
𝐶34 4 4
b. Peluang terambilnya ketiga bola berwarna putih.
𝑃(𝐵) = 𝑃(𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ)
= 𝑃(3𝑃, 0𝑀)
= 𝑃(3𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 3𝑃 𝑑𝑎𝑛 0𝑀 𝑑𝑎𝑟𝑖 1𝑀)
𝑛(3𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 3𝑃 𝑑𝑎𝑛 0𝑀 𝑑𝑎𝑟𝑖 1𝑀)
=
𝑛(3 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 4 𝑏𝑜𝑙𝑎)
3
𝐶3 × 𝐶01 1 × 1 1
= = =
𝐶43 4 4
RANGKUMAN

 Kejadian adalah kemungkinan hasil dari suatu percobaan.


 Kejadian sederhana adalah kejadian yang tidak mungkin muncul
secara serempak dengan kejadian lain.
 Kejadian majemuk adalah kejadian yang tersusun dari kejadian-
kejadian sederhana.
 Ruang sampel, dinotasikan dengan S adalah keseluruhan kejadian
sederhana dari suatu percobaan.
 Peluang kejadian A, ditulis P(A) adalah pengukuran tingkat keyakinan
akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian. Dirumuskan
dengan:
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)

Anda mungkin juga menyukai