Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

A. KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM

Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dalam bentuk


sesempurnanya Makhluk. Keberadaan manusia adalah yang paling
sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Manusia
memiliki fisik, perasaan, hawa nafsu, juga akal yang membuat manusia
berbeda dengan makhluk lainnya.

Manusia diciptakan tentu memiliki tujuan. Bagi ummat islam


konsep manusia adalah dilihat dari bagaimana maksud atau tujuan Allah di
dalam kehidupan ini. Untuk itu, perlu mengetahui apa konsep manusia jika
dilihat dari tujuan penciptaannya di muka bumi oleh Allah SWT.

1. Beribadah kepada Allah

”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali


hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS Adzariyat : 54)

Beribadah kepada Allah artinya kita menganggap Allah sebagai


satu-satunya Tuhan yang layak untuk disembah, menjadi tempat
bergantung, diagungkan, dan diikuti seluruh perintahnya. Tanpa
melakukan ibadah kepada Allah niscaya manusia akan tersesat dan
kehilangan arah hidupnya.

Ibadah bukan saja berarti hanya sekedar melaksankan ibadah


ritual atau yang sifatnya membangun spiritual saja. Ibadah artinya
mengabdi, menjadikan diri kita sebagai budak dalam hidup untuk
Allah SWT. Ibadah artinya bukan hanya saat shalat saja melainkan
semua aspek diri kita bisa dijadikan ibadah asalkan membawa
kebaikan dan pahala.

1
Allah menyuruh manusia beribadah bukanlah untuk kebaikan
Allah sendiri. Jika dipikirkan lebih mendalam beribadah kepada Allah
dengan ikhlas adalah untuk kebaikan umat manusia itu sendiri. Dengan
beribadah kepada Allah, menjadikannya sebagai Illah dalam hidup
kita, maka akan datang kebaikan dalam hidup ini.

2. Mendapatkan Ujian Dunia untuk Masa Depan Akhirat

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan


sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk,” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Allah menunjukkan bahwa manusia diciptakan adalah untuk


diberikan ujian di dunia. Barangsiapa bisa melalui ujian di dunia
dengan berbagai tantangan dan kesulitannya, maka Allah akan
memberikan pahala akhirat dan rahmat bagi yang benar-benar
melaksanakannya dengan baik. Menghadapi musibah dalam islam
hakikatnya adalah menghadapi ujian di dunia yang harus dilalui
dengan kesabaran. Maka itu islam melarang berputus asa, karena ada
banyak bahaya putus asa dalam islam. Salah satunya adalah tidak bisa
optimis untuk menjalankan hidup di dunia untuk masa depan akhirat
yang baik.

2
3. Melakukan Pembangunan di Muka Bumi dan Tidak berbuat
Kerusakan

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS : Al Baqarah : 30)

Dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 diatas, menunjukkan


bahwa manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Khalifah di atas bukan berarti hanya sekedar pemimpin.
Manusia yang hidup semuanya menjadi pemimpin. Pemimpin bukan
berarti hanya sekedar status atau jabatan dan tidak perlu mendapatkan
jabatan tertentu untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Khalifah di muka bumi bukan berarti melaksanakannya hanya saat


ada jabatan kepemimpinan seperti presiden, ketua daerah, pimpinan
tertentu di organisasi/kelompok. Khalifah di muka bumi adalah misi dari
Allah yang telah diturunkan sejam Nabi Adam sebagai manusia pertama.
Untuk itu, khalifah disini bermaksud sebagai fungsi.

3
B. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
1. Tujuan Penciptaan Manusia
Allah menciptakan alam semesta ini pastilah mempunyai tujuan.
Begitu juga dengan manusia, manusia diciptakan karena ada
tujuannya. Seperti yang difirmankan oleh Allah, yang artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribada kepada-Ku. (Q.S Adz-Dzariyat:56)

Hakikat ibadah, menurut Sayyid Quthb tersimpul dalam dua prinsip,


yakni :
a) Tertanamnya makna menundukkan dan merendahkan diri kepada
Allah (al-‘ubudiyah lillah) di dalam jiwa.. dengan kata lain,
manusia senantiasa menyadari bahwa dalam alam ini hanya ada
satu Tuhan yang kepada-Nya manusia beribadah.
b) Berorientasi kepada Allah dalam segala aktivitas kehidupan.

Nabi Muhammad SAW menggariskan prinsip suatu aktivitas yang


bernilai ibadah atau tidak dalam suatu hadits beliau, yang artinya :
Sesungguhnya nilai segala perbuatan diukur dengan niatnya, dan
sesungguhnya setiap perbuatan seseorang akan dibalas sesuai dengan
niatnya

Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain


dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia

Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya :

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi


semesta alam”

4
Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT
dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam
semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas
kasih. manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan
memberikan kasih saying kepada alam semesta.

2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia

Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses di


dunia dan di akhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh yang
merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang artinya :

“Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki


maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
Allah SWT akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dengan apa yang telah mereka kerjakan”.

3. Tujuan Individu Dalam Keluarga


Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia
merupakan makhluk sosial yang mempunyai Sifat hidup
berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.
Keluraga sangat penting karena merupakan bentuk khusus
dalam kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Dalam kaitannya
dengan tujuan individu dalam keluarga adalah agar individu
tersebut menemukan ketentraman, kebahagian dan membentuk
keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Manusia diciptakan
berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, sudah wajar manusia baik
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga.
Tujuan manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum ayat 21
yang artinya:

5
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih
sayang . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalh supaya


tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT
memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga
harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.

4. Tujuan Individu Dalam Masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai


kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah
keberkahan dalam hidup yang melimpah.

Apabila masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah


akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu,
apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba
kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat
untuk memelihara iman dan takwa.

Allah berfirman :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan


bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf : 96)

Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan


pokok, yaitu:

6
a) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya yaitu masyarakat
b) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di
sekelilingnya

5. Tujuan Individu Dalam Bernegara

Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang


menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia
harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih
dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki
jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara.
Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi
warganegara yang baik di dalam lingkungan negara yang baik
yaitu negara yang aman, nyaman serta makmur.

6. Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional

Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari


kehidupan internasional / dunia luar. Dengan era globalisasi kita
sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus
bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta
pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam pergaulan
internasional adalah menjadi individu yang saling membantu
dalam kebaikan dan individu yang dapat membedakan mana yang
baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan
tersesat dalam percaturan dunia.

2. Fungsi dan Peranan Manusia


Manusia mempunyai peran yang ideal yang harus dijalankan,
yakni memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta
mengembangkannya demi kemaslahatan hidup mereka sendiri.

7
Kedudukan yang dipegang dan peranan yang dimainkan
manusia dalam panggung kehidupannya di dunia pasti berakhir dengan
kematian. Sesudah itu, dia akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali
ke alam akhirat.

Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah


menjalankan peranan itu dengan sempurna dan senantiasa menambah
kesempurnaan itu sampai akhir khayat. Hal itu dilakukan agar manusia
benar-benar menjadi makhluk yang paling mulia dan bertaqwa dengan
sebenar-benar taqwa.

C. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN


KHOLIFA ALLAH SWT

Sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak boleh hanya


untuk kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada
diri sendiri saja. Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk
kebersamaan sesama umat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung
jawabannya pada tiga instansi, yaitu :

1. Pertanggung jawaban pada diri sendiri.


2. Pertanggung jawaban pada masyarakat.
3. Pertanggung jawaban pada Allah.

1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah

Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan,


ketundukan, dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
hanya layak diberikan kepada Allah, yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah)

8
kepada Sang Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.

Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan


seorang hamba (budak) dengan tuannya. Hamba harus senantiasa
patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah tuannya. Demikianlah,
karena posisinya sebagai ‘abid, kewajiban manusia di bumi ini adalah
beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati .

Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab


terhadap keluarga . tanggung jawab terhadap keluarga merupakan
lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena memelihara
diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara iman keluarga. Oleh
karena itu dalam al-qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum
waahlikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman, dari
neraka).

2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus


dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul
manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan
memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang


kekuasaan.Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh
mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan kepadamanusia bersifat kreatif, yang
memungkinkan dirinya mengolah dan mendayagunakan apa yang ada
di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Allah. Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah

9
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang
diwakilinya, yaitu hukum-hukum Tuhan baik yang tertulis dalam kitab
suci (al-qaul), maupun yang tersirat dalamkandungan pada setiap
gejala alam semesta (al-kaun).

Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili


adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya serta
mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat fathir : 39.

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka


bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa
dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain
hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka”.

Peran penting sebagai khalifah Allah di muka bumi.

1. Memakmurkan bumi (al ‘imarah).

Yakni dengan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya


dengan adil dan merata dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak
punah, supaya generasi berikutnya dapat melanjutkan pemanfaatan
itu.

2. Memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari


pihak manapun (ar ri’ayah).

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara


akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya
manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan
menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber

10
daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam.
Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

11
. BAB 3
A. KESIMPULAN

Manusia hakikatnya ialah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yangg


memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan
fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya
untukk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalaam masyarakat
dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku
keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dariii
kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-islam
2. Elmubarok, Zaim. Dkk. 2013. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Semarang: Unnes
Press.
3. http://deniz.ucoz.com/news/eksistensi_martabat_manusia_pelajaran_agam
a/2009-10-29-26
4. https://jurnob2012.wordpress.com/2013/05/17/tanggung-jawab-manusia-
sebagai-hamba-dan-khalifah-allah/

13

Anda mungkin juga menyukai