Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KAIDAH HUKUM

DOSEN PEMBIMBING :

Dr.Hj. RINA KHAIRANI PANCANINGRUM, SH.,L.LM

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIFKA WARDANIA

NIM : D1A019497

KELAS : I1

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
BAB 1

LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial atau zoon politicon kata Aristoteles. Sebagai
makhluk sosial selalu ingin hidup berkelompok, hidup bermasyarakat. Keinginan
itu di dorong oleh kebutuhan biologis seperti hasrat untuk mememuhi kebutuhan
ekonomi, hasrat untuk membela diri dan juga hasrat untuk mengadakan
keturunan. Untuk itu diperlukan hubungan atau kontak anggota masyarakat dalam
rangka mencapai tujuannya dan melindungi kepentingannya.

Sebagai pribadi manusia yang pada dasarnya dapat berbuat menurut


kehendaknya secara bebas. Akan tetapi dalam kehidupan bermasyarakat,
kebebasan tersebut dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku
dan sikap tindak mereka. Apabila tidak ada ketentuan-ketentuan tersebut akan
terjadi ketidakadanya keseimbangan dalam masyarakat dan pertentangan-
pertentangan satu sama lain. Dengan pembawaan sikap pribadinya, manusia
biasanya ingin agar kepentingannya dipenuhi terlebih dulu tanpa mengingat
kepentingan orang lain. kepentingan itu kadang sama tetapi juga tidak jarang
terjadinya kepentingan yang saling bertentangan. Apabila keadaan yang demikian
itu tidak diatur atau tidak dibatasi, maka yang lemah akan tertindas atau setidak-
tidaknya timbul pertentangan-pertentangan. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
memerlukan sebuah aturan untuk mengatur kehidupan. Aturan yang dimaksud
adalah disebut kaidah. Untuk itu, kami akan memaparkan kaidah yang seperti apa
yang kita sebagai manusia butuhkan untuk mengatur kehidupan.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
permasalahan adalah :

1. Apa pengertian/maksud dari kaidah itu sendiri?


2. Apa saja pengelompokan/penggolongan dalam kaidah ?
3. Apa saja macam-macam kaidah ?
BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Kaidah Hukum

1Dalam literatur bahasa arab, “kaidah” merupakan kata tunggal dari kata
jama “kawa’id”. Kini kata kaidah itu telah diserap menjadi bahasa indonesia.
Dalam kajian ilmu hukum, kaidah memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Hukum yang bersifat general yang meliputi sub-subbagian yang ada


didalamnya (Fathi Ridlwan, 1969: 171-172)
2. Hukum yang bersifat menyeluruh yang dijadikan jalan terciptanya masing-
masing subhukum yang ada di dalamnya. (Ahmad Muhammad Asy-
syaif’i, 1983: 4)
3. Hukum yang berlaku sebagian besar yang meliputi sebagian besar bagian-
bagian hukum didalamnya. (Hasbi Ash-shiddiqi, 1976: 442)

Kaidah hukum lazimnya di artikan sebagai peraturan hidup yang


menentukan bagaimana manusia itu seyogiyanya berperilaku, bersikap, dan
bertindak di tengah-tengah masyarakat agar kepentingan hukumnya dan
kepentingan hukum orang lain itu terlindungi. Kaidah hukum pada hakikatnya
merupakan perumusan suatu pandangan objektif yang berlaku menyeluruh
mengenai penilaian atau sikap yang seyogianya dilakukan atau tidak dilakukan,
yang dilarang atau yang dianjurkan untuk dijalankan.

Pengertian kaidah hukum meliputi asas-asas hukum, kaidah hukum dalam


arti sempit, atau nilai/norma dan peraturan hukum konkret. Kaidah hukum dalam
pengertian luas seperti itu berhubungan satu sama lain yang merupakan satu
sistem hukum.

1
Ahmad Kamil, Muhammad Fauzan, Kaidah-Kaidah Hukum Yurisprudensi, Prenada Media,
Jakarta: Kencana 2004, cetakan ke-2 Juli 2005, nomor halaman : 1-2.
Penggolongan Kaidah

2Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo menggolongkan keempat kaidah/norma


dalam dua golongan ialah (Daliyo 1989: 18) :

a. Tata kaidah dengan aspek pribadi yang termasuk kelompok ini adalah
kaidah agama atau kepercayaan dan kaidah kesusilaan.
b. Tata kaidah dengan aspek kehidupan antar pribadi yang termasuk di
dalamnya adalah kaidah kesopanan dan kaidah hukum.

3Gustav Radbruch (1961: 12) membedakan kaidah dalam dua macam yaitu
sebagai berikut :

a. Kaidah Alam, yaitu kaidah yang menyatakan tentang apa yang pasti akan
terjadi. Contohnya, semua manusia pasti meninggal. Jadi kaidah alam ini
merupakan kesesuaian dengan kenyataan dan mengemukakan sesuatu
yang memang telah demikian
b. Kaidah kesusilaan, merupakan kaidah yang menyatakan tentang sesuatu
yang belum terjadi. Contohnya, manusia dilarang mencuri. Jadi, manusia
ada kemungkinan menjadi pencuri, tetapi ada juga kemungkinan tidak

Gustav Radbruch (1961: 12) juga menganggap kaidah kesusilaan termasuk


kedalam golongan kaidah ideal, sedangkan kaidah hukum termasuk kaidah kultur.
Pembagian kaidah yang di kemukakan oleh Gustav Radbruch merupakan
pembagian kaidah secara luas. Pada kaidah kesusilaan, diartikan secara luas yang
tergolong sebagai “kaidah ideal” sedangkan kaidah hukum tergolong “kaidah
kultur”. Akan tetapi, sebetulnya kaidah hukum terserap termasuk pada keduanya
baik pada kaidah ideal maupun pada kaidah kultur. Kaidah hukum memiliki ciri-
ciri kaidah kesusilaan (dalam arti luas) yang mengatur tentang apa yang
seharusnya (das solen) di lakukan, bukan apa yang pasti akan dilakukan.

2
R.Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), nomor halaman: 219
3
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2018) nomor halaman:
42 - 43
Macam- Macam Kaidah

4
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tenteram dan damai tanpa
gangguan, maka setiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku
manusia dalam pergaulan hidup sehingga kepentingan masing-masing dapat
terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan
kewajiban masing-masing. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa arab)
atau norma (berasal dari bahasa latin) atau ukuran ukuran.

Ada macam-macam norma yang berlaku di masyarakat, macam-macam norma


yang telah dikenal luas adalah :

1. Kaidah (norma) Agama


Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah, larangan-larangan, dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman
dari Tuhan Yang Maha Esa berupa siksa kelak di akhirat. Contoh :
a. Dilarang membunuh
b. Dilarang mencuri
c. Harus patuh kepada orang tua
d. Harus beribadah
e. Jangan menipu
2. Kaidah (norma) Kesusilaan
Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Pelanggaran norma kesusilaan adalah pelanggaran perasaan yang berakibat
penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima
oleh seluruh umat manusia. Contoh :
a. Tidak boleh mencuri milik orang lain
b. Harus berlaku jujur
c. Harus berbuat baik terhadap sesama manusia
d. Dilarang membunuh sesama manusia

4
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers 2015, nomor halaman : 29-32
3. Kaidah (norma) Kesopanan
5Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling
hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah
dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat
yang bersangkutan sendiri. hakikat norma kesopanan adalah kepantasan,
kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma
kesopanansering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia melainkan
bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi
segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi
segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian.
Contoh :
a. “berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus
dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil dan membawa bayi.”
b. “jangan makan sambil berbicara”

4. Kaidah Hukum
Kaidah hukum lazimnya diartikan sebagai peraturan hidup yang
menentukan bagaimana manusia seyogianya berprilaku, bersikap di dalam
masyarakat agar kepentingannya dan kepentingan orang lain terlindungi.
Kaidah merupakan perumusan pandangan objektif mengenai penilaian
atau sikap yang seyogianya dilakukan atau tidak dilakukan, dilarang atau
dianjurkan untuk dijalankan.
Peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan
negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya
bisa berupa peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terdapat pada sifatnya

5
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers 2015, nomor halaman : 29-32
yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukum. Penataan dan sanksi
terhadap pelanggaran peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat
dapat dipaksakan oleh kekuasaan luar, yaitu kekuasaan negara.
6Contoh :
a. Barang siapa yang dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang
lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya
15 tahun.
b. Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah di adakan,
diwajibkan mengganti kerugian. Misalnya jual beli
c. Dilarang mengganggu ketertiban umum

Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau


disebut juga perundagn-undangan.perundang-undangan baik yang
sifatnya nasional maupun peraturan daerah yang dibuat oleh lembaga
formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya. Oleh karena itu,
norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.

6
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers 2015, nomor halaman : 29-32
BAB III

KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa kaidah-kaidah ini sangat dibutuhkan oleh kita


semua sebagai manusia, guna membangun kehidupan yang lebih teratur dan
terjamin dalam segi perdamaian/kedamaian karena dengan adanya kaidah-kaidah
ini masyarakat/manusia mampu saling berinteraksi antar sesama dengan penuh
toleransi. Selain itu, kaidah-kaidah ini pula mampu menjadi pedoman bagi setiap
masyarakat/manusia dalam berperilaku, bertindak dan beraktifitas dalam
kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya kaidah/aturan, maka dapat dipastikan
kehidupan masyarakat akan sedikit jauh dari kata tentram dan teratur. Oleh karena
itu, sebagai masyarakat/manusia/warna negara yang baik, kita harus mampu
mentaati dan mengikuti serta menerapkan kaidah-kaidah yang berlaku demi
kepentingan bersama/sesama.

Anda mungkin juga menyukai