Anda di halaman 1dari 3

Sumsel Didorong Optimalkan Potensi Budidaya Ikan Air Tawar

Palembang – Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) baru-baru ini
melakukan kunjungan kerja di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Dalam kesempatan tersebut,
anggota Komisi IV DPR RI Fauzih H. Amro memberikan motivasi kepada nelayan Sumsel untuk
mendorong peningkatan budidaya air tawar, dengan meminta KKP membantu intervensi dengan
berbagai kebijakan pendukung.

Sebagaimana diketahui, budidaya ikan air tawar di Sumsel memiliki potensi ekonomi yang sangat
besar. Ikan air tawar banyak diminati untuk konsumsi harian masyarakat. Tak hanya itu, komoditi
perikanan air tawar banyak dibutuhkan sebagai bahan baku makanan khas Sumsel yaitu pempek.
Guna pembuatan makanan khas pempek dibutuhkan sekitar 6.7 ton ikan air tawar per bulan.

Namun tak dapat dipungkiri, minat masyarakat untuk melakukan budidaya khususnya ikan gabus
masih rendah. Terbukti, untuk mendapatkan ikan gabus guna kebutuhan konsumsi dan pembuatan
pempek, Sumsel masih harus mendapatkan pasokan dari daerah lain.

“Oleh sebab itu, kepada stakeholder kelompok tani dan nelayan, kita berharap budidaya gabus ini
bisa ditingkatkan dari tahun ke tahun. Hal ini agar bisa bisa memenuhi konsumsi pasar, baik di
Sumsel, maupun di luar Sumsel,” ungkap Fauzih.

KKP juga akan mengambil langkah dalam mengoptimalkan potensi budidaya dan besarnya
permintaan pasar melalui kehadiran Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan (SKIPM) di Jalan Soekarno Hatta, Palembang.

Berdasarkan data tercatat Sumsel memiliki potensi perikanan yang luar biasa di lahan hampir seluas
2,5 juta hektar dengan angka produksi mencapai 120 ton per hektar. Untuk itu, kehadiran sarana
prasarana seperti pasar modern, pusat kuliner, pasar ikan, dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
sangat dibutuhkan untuk optimalisasi manfaat bagi masyarakat sekitar.

Produk Perikanan Manado Aman dari Parasit Anisakis

Manado – Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM)
Manado Muhammad Hatta Arisandi memastikan produk perikanan dari Sulawesi Utara (Sulut) saat
ini masih aman dari cacing Anisakis. Pasalnya, parasit dari genus nematode yang menyerang ikan dan
mamalia laut ini belakangan sempat meresahkan masyarakat Indonesia.

Cacing Anisakis berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan alergi. Hal ini terjadi
ketika ikan mentah yang mengandung cacing Anisakis dikonsumsi dan menyerang daya tahan tubuh
manusia.

Guna mencegah dampaknya, Menurut Arisandi pihaknya telah melakukan uji sampling terhadap
produk ikan kaleng yang ada di Sulut. Dari pengujian tersebut tak ditemukan satupun Cacing anisakis.
Walaupun demikian, menurut Arisandi Balai KIPM Manado tidak mau gegabah dan tetap
menyerahkan kepada BPOM Manadi yang lebih berkompeten sebagai instansi yang bertangung
jawab untuk semua produk olahan yang ada di pasaran.

“Warga Sulut tidak perlu khawatir terhadap produk ikan di daerah ini. Sebab yang terindikasi adanya
Anasikis pada ikan kaleng hanyalah jenis ikan Sardines yang umumnya hasil produksi di luar Sulut.
Produk perikanan di daerah ini pada umumnya berupa hasil olahan ikan Tuna dan jenis Cakalang,”
tutur Arisandi, Senin (7/5).

Sebagai bentuk sosialisasi agar masyarakat tidak takut mengonsumsi produk perikanan Sulut, pada
rangkaian kegiatan Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan 2018 tanggal 19 April lalu, Balai
KIPM Manado telah membagikan 554 kaleng ikan olahan kepada masyarakat. “Jadi tidak perlu lagi
takut makan ikan hasil produksi Sulut karena keamanannya terjamin, bebas dari Anisakis,” tambah
Arisandi. Upaya ini sejalan dengan tugas utama BKIPM yaitu mencegah masuk dan keluarnya
penyakit ikan; mengendalikan mutu hasil perikanan dengan mengeluarkan sertifikasi kesehatan ikan
yang bebas dari penyakit; dan melindungi peredaran ikan atau hasil laut yang termasuk produk
langka. Untuk melaksanakan tugas ini, menurut Arisandi Balai KIPM Manado telah memiliki 50
pengawas yang tersebar di berbagai pintu masuk dan keluar baik di pelabuhan maupun bandar udara
di Sulut

https://kkp.go.id/bkipm/artikel/3939-021

WE Online, Palembang - Ikan semakin digemari masyarakat di Sumatera Selatan dengan ditandai
jumlah konsumsi per kapita yang berada di atas rata-rata nasional, kata pejabat dinas di Palembang.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel Galamda Israk di
Palembang, Sabtu (26/9/2015), mengatakan konsumsi ikan di daerah itu mencapai 38 kg per
kapita per tahun , sementara secara nasional hanya mematok 36 kg per kapita per tahun .
"Banyak faktor yang menyebabkan Sumsel bisa di atas rata-rata nasional, salah satunya karena
banyaknya panganan berbahan ikan," kata dia.

Selain itu, ia mengamati dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak yang memahami kegunaan
mengkonsumsi ikan bagi kesehatan, sehingga mulai mengurangi asupan daging sapi dan ayam
potong. "Masyarakat sudah paham bahwa makan ikan itu bisa mencerdaskan bagi anak-anak dan
sangat baik untuk kesehatan. Selain itu, secara harga juga lebih murah dari daging sapi dan ayam
potong sehingga ikan saat ini sudah jadi pilihan," kata Galamda. Ia mengatakan pemahaman
mengenai manfaat mengkonsumsi ikan ini terus digalakkan di masyarakat dengan gerakan Gemar
Makan Ikan untuk mencapai target 40 kg per kapita per tahun.

"Secara nasional Sumsel sudah di atas rata-rata nasional yang mematok 36 kg per kapita per tahun,
tapi sebagai daerah yang memiliki budaya memkonsumsi ikan maka sangat realistis jika ditargetkan
pada 2018 nanti sudah 40 kg per kapita per tahun," ujar dia. Ia mengemukakan produksi perikanan
tangkap yang mencapai 97.000 ton per tahun hingga kini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
yang mencapai 15 ton per hari. Namun, produksi ini diupayakan meningkat agar harga ikan
semakin sesuai dengan daya beli masyarakat.

https://www.wartaekonomi.co.id/read/2015/09/26/73998/wow-konsumsi-ikan-di-sumsel-38-kg-per-
kapita-per-tahun.html

Kapal Perikanan

Kapal nelayan adalah kapal yang secara langsung pasti digunakan dalam kegiatan memancing
ikan/hewan laut lainnya/tumbuhan laut. Seluruh kapal yang digunakan termasuk kedalamnya. Kapal
pengangkut yang khusus digunakan hanya untuk mengangkut tidak termasuk didalamnya. Perahu
yang digunakan untuk membawa nelayan, peralatan penangkapan ikan, ikan, dan lain-lain. Dalam
perikanan menggunakan alat-alat penangkapan seperti bagan, sero, dan kelong.

Produksi Perikanan
Nilai Produksi Perikanan diyatakan dalam berat hidup ikan pada saat baru dipancing. misalnya the
"round fresh", "round whole" or ex water weight equivalent of the quantities recorded at the time of
landing.

Fishing operator s

Rumah tangga nelayan adalah rumah tangga yang melakukan aktivitas memancing atau menjaring
ikan-ikan/hewan laut lainnya/tanaman-tanaman laut. Usaha ini selalu dilakukan baik oleh anggota
keluarga atau nelayan yang dipekerjakan.

Pemancingan Ikan

Pemancingan Ikan adalah Aktivitas rumah tangga untuk memperoleh ikan tambak, sungai budidaya
kolam ikan, saluran sungai, rawa, danau atau laut, dan sebagainya. Dengan maksud untuk dijual atau
untuk menambah penghasilan.

Penangkapan Ikan

Manangkap ikan adalah aktivitas rumahtangga memperoleh ikan. Di laut, sungai, atau perairan
umum lainnya untuk dijual atau menambah pendapatan.

https://sumsel.bps.go.id/subject/56/perikanan.html

https://sumsel.bps.go.id/dynamictable/2019/03/11/356/jumlah-rumah-tangga-perikanan-budidaya-
menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-sumatera-selatan-2014-2017.html

https://sumsel.bps.go.id/dynamictable/2016/11/03/227/produksi-perikanan-tangkap-menurut-
kabupaten-kota-dan-subsektor-di-provinsi-sumatera-selatan-2013-2017.html

Produksi ikan yang dihasilkan saat ini ternyata belum mencukupi kebutuhan konsumsi ikan
masyarakat di Palembang yang mencapai 18 ton per hari.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Kota Palembang Sudirman
Tegoeh mengungkapkan, berdasarkan catatan pihaknya, saat ini produksi ikan yang
dihasilkan pengusaha dan petani ikan hanya berkisar 12–15 ton per hari. Khusus pasokan
ikan di Pasar Induk Jakabaring, tidak hanya berasal dari Palembang, tapi juga dari
Kabupaten Ogan Ilir(OI), Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

“Konsumsi ikan kita ini (Kota Palembang) tertinggi di Indonesia. Biasanya ikan-ikan ini
menjadi bahan baku untuk membuat sejumlah makanan khas Palembang, seperti pempek,
model, kerupuk,” ujarnya seusai menghadiri panen perdana tambak ikan di Kelurahan
Kebun Bunga kemarin.

https://ekbis.sindonews.com/read/657234/34/produksi-ikan-di-palembang-belum-mencukupi-
1341463790

Anda mungkin juga menyukai