Anda di halaman 1dari 20

KONSEP PERANCANGAN

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

Menurut Nikhil Sanghvi (2017) dalam jurnalnya “Context in Architecture” mengutip dari Frank
Gehry, menyatakan bahwar arsitektur seharusnya dipengaruhi oleh kapan dan dimana arsitektur
tersebut dididirikan, namun juga tidak lepas dari segi estetikanya.
Berikut aspek-aspek di dalam arsitektur kontekstual berdasarkan analisa Nikhil Sanghvi (2017).
a. Time
Arsitektur tersebut berkaitan dengan teknologi dan ekonomi pada masa tersebut serta kondisi
lingkungan disekitarnya.
b. Space
Arsitektur tersebut dikembangkan dengan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim pada
lingkungan bangunan tersebut berdiri.
c. People
Arsitektur tersebut mempertimbangkan cara berpikir, kebutuhan, serta kebiasaan atau tradisi
dari manusia yang berkaitan dengan arsitektur tersebut.

Berikut pengaplikasian konsep tersebut ke dalam desain.

A. Time
Penerapan aspek ini melalui pengamatan material dan teknologi bangunan yang umum dipakai di
sekitar kawasan tapak. Berikut data yang digunakan yang diterapkan ke dalam pendekatan konsep.
- Tipologi bangunan
Bangunan-bangunan khususnya yang berada dekat dengan tepian sungai umumnya merupakan
bangunan tipe panggung. Berikut data beberapa bangunan di sekitar tapak yang merupakan
bangunan panggung.

Sedangkan jenis atap pada bangunan di kawasan tapak didominasi oleh atap pelana, terutama
pemukiman yang tepat berada disamping tapak.
- Material
Bangunan-bangunan di sekitar kawasan umumnya menggunakan material beton dan batu bata.
Beberapa mengkombinasikan material tersebut dengan kayu atau baja yang digunakan sebagai
struktur atap.

Penerapan pada desain


- Pasar tradisional ikan tawar ini menerapkan sistem bangunan panggung sebagai hasil dari
pendekatan konsep arsitektur kontekstual.

Utilitas
Parker motor

Bagian bawah bangunan difungsikan menjadi ruang parker serta kebutuhan ruang servis dan
utilitas saluran sampah.
- Perancangan pasar ini akan menggunakan jenis atap pelana sebagai hasil dari pendekatan
konsep arsitektur kontekstual.
- Material – material yang digunakan dalam perancangan pasar ini antara lain adalah beton
sebagai material struktur badan dan kaki bangunan, baja sebagai material struktur atap, batu
bata sebagai pengisi dinding, serta kayu sebagai aksen pada beberapa bagian bangunan.

Struktur atap
baja Struktur
tengah beton

Struktur bawah beton

B. Space
Penerapan aspek ini berdasarkan kondisi geografis tapak serta klimatologi sekitar tapak.
- Kondisi geografis tapak
Luas keseluruhan tapak yang ditentukan adalah ±20.040 m2 dengan lebar jalan 7 meter
disekelilingnya.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang Tahun 2012-2032, intensitas ruang
untuk kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan KDB maksimal 44%, KDH minimal 46%, dan
KLB paling tinggi 8. Berdasarkan rencana pola ruang pada penyusunan RDTR Kecamatan Gandus
Kota Palembang, proyeksi kebutuhan luas lahan untuk sarana perdagangan dan jasa tahun 2013-
2033 adalah 10000 m2. Sedangkan untuk garis sempadan sungai pada kawasan tapak adalah
minimal 20 meter dihitung dari tepi sungai musi dan 10 meter dari sungai bes wesen.
 KDB maksimal = 44% x 38.685 m2
= 16.139 m2
 KDH minimal = 40% x 38.685 m2
= 15.472 m2
 KLB = (38.685 m2 x 5) / 16.139 m2
= 11
 GSJ = (6 m x ½ + 1) = 4 m
= (7m x ½ + 1) = 4.5 m
Tapak berada di pinggir sungai musi pada sisi selatan dan sungai bos wesen di sisi utara tapak.
Berdasarkan data RTRW Kota Palembang, ketinggian tapak dihitung dari permukaan air
sungai musi adalah 2,68 m dan 2,30 m, berikut asumsi ilustrasi ketinggian tapak dari
permukaan air sungai.

+2,68 +2,30

- Klimatologi
Berikut data iklim tapak.
11.00-13.00

13.00-15.00
Area panas
Area tidak panas 08.00-11.00

15.00-16.00
RTH RTH Area paling panas
PEMUKIMAN

PEMUKIMAN

16.00-18.00
06.00-08.00

Area panas mendapat


Area panas sedang
angin kencang

DERMAGA PABRIK

Penerapan pada desain


- Kondisi tapak yang berada di pinggir sungai menjadi pertimbangan dalam desain untuk
menerapkan konsep waterfront pada perancangan pasar ini. Pasar ini dapat langsung diakses
melalui sungai dengan disediakan dermaga baik untuk publik maupun khusus nelayan ikan.

DERMAGA PUBLIK

DERMAGA NELAYAN
IKAN

Area yang paling panas berdasarkan analisa iklim tapak difungsikan sebagai area bongkar
muat dan ruangan mekanikal elektrikal.

Selain itu, terdapat foodcourt dan ruang terbuka di pinggir sungai untuk memberikan kesan
terbuka dan memberikan view out luas terhadap sungai.
Pasar ini juga dibuat panggung sehingga mempermudah drainase air hujan pada tapak secara
alami.

- Bukaan pasar dirancang berorientasi ke utara dan selatan untuk meminimalisir panas masuk
ke dalam bangunan, selain itu pada beberapa sisi bangunan diberikan susunan bata yang
berongga sebagai sirkulasi angin serta pemecah angin.

Sedangkan pada bagian barat dan timur diberikan roster untuk menyaring panas matahari dan
memberikan sirkulasi angin masuk ke dalam bangunan.

C. People
Penerapan aspek ini berdasarkan mekanisme perdagangan ikan tawar beserta pola kegiatannya dan
analisa spasial.
- Mekanisme perdagangan ikan tawar
Menurut Sukardi dalam jurnalnya yang berjudul “Pemasaran Ikan Segar Air Tawar”, secara garis
besar terdapat tiga jenis pedagang yaitu:
Jenis Tempat Jumlah
Jenis Pedagang Pembeli
Transaksi transaksi penjualan
- Pedagang grosir
- Langsung
- Konsumen - Di dalam pasar Minimal 1
Pedagang besar - Tidak
berkebutuhan - Di luar pasar ton/transaksi
langsung
>1 ton
- Pedagang eceran
- Konsumen Minimal 200
Pedagang grosir Langsung Di dalam pasar
berkebutuhan <1 kg/transaksi
ton
- Konsumen Maksimal
Pedagang
berkebutuhan Langsung Di dalam pasar 200
eceran
<200 kg kg/transaksi

Berikut ilustrasi pola perdagangan ikan tawar dalam perancangan pasar ini.
- Alur kegiatan pedagang besar

1. Pedagang besar mendapat ikan dari pengumpul dan peternak ikan. Pedagang grosir dan
konsumen memesan ikan di luar pasar atau di dalam pasar
2. Ikan segar sesuai jumlah pemesanan diantar ke pasar ikan
3. Ikan segar diturunkan di area bongkar muat/Loading dock
4. Pembeli yaitu pedagang grosir atau konsumen berkebutuhan ikan >1 ton mengambil
pesanan dari pedagang besar

- Alur kegiatan pedagang grosir

1. Pedagang grosir mendapat ikan dari pedagang besar atau pedagang grosir merupakan
nelayan dan peternak yang langsung berdagang sebagai pedagang grosir.
2. Konsumen dengan kebutuhan khusus (2A) membeli ikan dari pedagang grosir di dalam
pasar. Pedagang eceran (2B) membeli ikan dari pedagang grosir.
3. Pedagang eceran menjual kembali ikan di dalam pasar.
4.
- Alur kegiatan pedagang eceran
1. Pedagang eceran mendapat
ikan dari pedagang grosir
(1A) atau nelayan ikan dan
peternak yang langsung
berdagang sebagai pedagang
eceran (1B).

2. Pedagang eceran yang


mendapat ikan dari pedagang
grosir mengambil dan
membawa ikan dari bongkar muat ke retail eceran (2A). Nelayan ikan yang langsung berjualan
menjadi pedagang eceran mengakses pasar melalui dermaga khusus nelayan di pasar.
Penerapan dalam desain
- Alur sirkulasi pedagang besar

- Alur sirkulasi pedagang grosir


- Alur sirkulasi pedagang eceran

- Analisa spasial
Penentuan kapasitas ruang terutama ruang penjualan ikan segar ditentukan melalui perhitungan
kebutuhan ideal ikan di Sumatera Selatan. Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, konsumsi
ikan masyarakat Sumatera Selatan adalah 36 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi ideal
masyarakat Sumatera Selatan menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan seharusnya mencapai
47 kg/kapita/tahun. Sehingga perhitungan kapasitas ikan tawar yang dijual dalam pesar ini adalah
sebagai berikut.
(Jumlah konsumsi ideal x jumlah penduduk Sum-Sel) – (Jumlah konsumsi Sum-Sel x jumlah
penduduk Sum-Sel)
= (47 kg x 8.000.000) – (36 kg x 8.000.000)
= 376.000.000 kg – 320.000.000 kg = 56.000.000 kg/tahun
= 153.444 kg/hari
Berdasarkan kebutuhan perancangan pasar ini sebagai wadah perdagangan ikan tawar dalam
berbagai jenis kebutuhan baik kebutuhan rumahan atau kebutuhan bisnis, maka diasumsikan
perbandingan jumlah ikan tawar berdasarkan jenis pedagang ikan tawar adalah 10 % ikan tawar
dijual oleh pedagang eceran, 30% oleh pedagang grosir, dan 60% oleh pedagang besar. Sehingga
kapasitas pedagang pada perancangan pasar ini adalah sebagai berikut.
- Pedagang besar
60% x 153.444 kg = 92.054 kg
Pedagang besar dapat menjual ikan sebanyak 3 ton per hari. Sehingga kapasitas jumlah
pedagang besar adalah sebagai berikut.
92.054 kg : 3.000 kg = 30 pedagang besar
- Pedagang grosir
30% x 153.444 kg = 46.027 kg
Pedagang grosir dapat menjual ikan sebanyak 1 ton per hari. Sehingga kapasitas jumlah
pedagang grosir adalah sebagai berikut.
46.027 kg : 1.000 kg = 46 pedagang grosir
- Pedagang eceran
10% x 153.444 kg = 15.342 kg
Pedagang grosir dapat menjual ikan sebanyak 200 kg per hari. Sehingga kapasitas jumlah
pedagang grosir adalah sebagai berikut.
15.342 : 200 kg = 76 pedagang grosir
Sedangkan untuk luasan retail dan ruang penjualan ditentukan dengan perhitungan dan analisa
yang diilustrasikan sebagai berikut.
- Retail pedagang ikan tawar segar eceran

Berdasarkan analisa tersebut maka luasan satu retail pedagang ikan segar eceran adalah 2 m x 2
m.
Sedangkan kebutuhan sirkulasi diilurstrasikan sebagai berikut.
Sehingga lebar sirkulasi yang meliputi dua arah retail dan satu jalur pembeli adalah 880 meter.
Penerapan pada desain
Desain retail eceran
- Retail pedagang ikan tawar segar grosir

Berdasarkan analisa tersebut maka luasan satu retail pedagang ikan segar grosir adalah 2,4 m x
2,8 m. Sedangkan kebutuhan sirkulasi diilurstrasikan sebagai berikut.
Sehingga lebar sirkulasi yang meliputi dua arah retail dan dua jalur pengangkutan adalah 1000
meter.
Penerapan pada desain
Desain retail grosir
Kebutuhan Kebutuhan luas Total
Sirk
Kapa L Sumbe
Nama Ruang u
Perabot sitas
p l (m2 r
lasi
(m) (m) ) (m2)
FUNGSI UTAMA
Ruang Penjual meja display 76 2,2 2,1 4,62 50% Analisa 526,68
ikan segar eceran akuarium penjual Survey
kran air
100
Jalur pembeli 200 0,8 0,3 0,24 % Analisa 96
Ruang Penjual meja display 46 2,4 2,8 6,72 Analisa 309,12
ikan segar grosir kran air penjual Survey
100
Jalur pembeli 100 1,4 0,8 1,12 % Analisa 224
Ruang Penjual Retail 60 2 2 4 50% Analisa 360
100
ikan olahan
Jalur pembeli 200 0,6 0,3 0,18 % Analisa 72
LUAS FUNGSI UTAMA 1587,8
FUNGSI OPERASIONAL
Ruang bongkar mobil pick up 3 3,4 1,4 4,76 80% NAD 25,704
muat truk 2 12,5 3,4 42,5 20% 102
127,70
4
R. Penyimpanan Rak 30 1,25 1 1,25 50% NAD 56,25
ikan (1 ton ikan)
183,95
LUAS FUNGSI OPERASIONAL 4
Kebutuhan Kebutuhan luas Total
Sirk
Kapa L Sumbe
Nama Ruang u
Perabot sitas p l (m2 r
lasi
(m) (m) ) (m2)
FUNGSI PENGELOLA
Ruang informasi meja 1 2 1,5 3 Asumsi 3
(termasuk
kursi sirkulasi)

Ruang staff meja 10 1,4 1,45 2,03 NAD 20,3


(termasuk
kursi sirkulasi)
Rak, komputer
Ruang 3
NAD 6,09
administrasi meja 1,4 1,45 2,03

kursi (termasuk
sirkulasi)
Rak, komputer
lemari arsip 3 0,6 0,4 0,24 NAD 0,72
Luas ruang administrasi 6,81
Pantry counter 2 0,6 0,5 0,3 80% NAD 1,08
kompor,
1,2
wastafel 1 1,2 1 1,2 NAD
kulkas 1 0,6 0,5 0,3 NAD 0,3
Luas pantry 2,58
Toilet closet, wastafel 10 1,45 0,8 1,16 NAD 11,6
(pria & (termasuk
pengelola wanita) sirkulasi)
Ruang loker loker 5 0,6 0,3 0,18 80% NAD 1,62
(4 orang/loker)
Gudang 1 3 3 9 Asumsi 9
peralatan
Pos jaga meja, kursi 1 2 1,5 3 NAD 3
(termasuk
sirkulasi)
2 orang 2 0,6 0,3 0,18 80% NAD 0,648
Luas pos jaga 3,648
LUAS FUNGSI OPERASIONAL 67,648
FUNGSI PENUNJANG
Mushalla sajadah 500 1 0,6 0,6 30% Asumsi 390
(30% x pengguna)
lemari/rak 2 1,2 0,6 0,72 1,44
Luas mushalla 391,44
Toilet umum closet, wastafel 250 1,45 0,8 1,16 290
(termasuk
(25 pria dan sirkulasi)
25 wanita)
Food Court stan penjualan 50 1,2 1,2 1,44 NAD 72
Kebutuhan Kebutuhan luas Total
Sirk
Kapa L Sumbe
Nama Ruang u
Perabot sitas p l (m2 r
lasi
(m) (m) ) (m2)
(termasuk
sirkulasi)

tempat makan 100 1,1 1,1 1,21 50% NAD 181,5


(Asumsi)
Luas area food court 253,5
LUAS FUNGSI PENUNJANG 934,94
LUAS LANTAI
2774
BANGUNAN
KEBUTUHAN PARKIR
Parkir pedagang motor 54,4 2 0,75 1,5 20% 97,92
40%x150 Asumsi
(jumlah=150 org) mobil 81,6 5 3 15 DIRJEN 1224
60%x150 PD

Parkir pengunjaung motor 350 2 0,75 1,5 20% 630


jumlah=400 70%x400
mobil 150 5 3 15 2250
30%x400
4201,9
Luas parkir pengunjung dan penjual 2
Parkir motor 12 2 0,75 1,5 20% Asumsi 21,6
pengelola 60%x20 DIRJEN

(jumlah=20 org) mobil 8 5 3 15 PD 120


40%x20
Luas parkir pengunjung dan penjual 141,6
4343,5
LUAS AREA PARKIR 2
KONSEP TAPAK

Bagian barat tapak difungsikan sebagai area service serta kegiatan bongkar muat. Di bagian sisi
tapak yang berada di pinggir sungai musi difungsikan sebagai akses masuk ke tapak melalui
dermaga. Dermaga untuk publik dan nelayan ikan dipisah untuk menjaga kenyamanan
pengunjung serta kelancaran kegiatan transaksi ikan tawar segar.

PARKIR

MASSA UTMA

LOADING DOCK
FOODCOURT

PARKIR
DERMAGA PUBLIK
PEDAGANG

DERMAGA KHUSUS
NELAYAN

Anda mungkin juga menyukai