Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM SARJANA TERAPAN

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

TUGAS
Semester Gasal 2019

I. IDENTITAS
Nama Mahasiswa : Ratna Kartikasari
NPM : 1932090113
Mata Kuliah : e-Commerce
Dosen Pengampu : Ibu Anita

II. SPESIFIKASI PRAKTEK


Praktek/Pertemuan ke- : Tugas
Pokok Bahasan : Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 14
Tempat : Take Home

III. HASIL PRAKTEK

REVIEW KEBIJAKAN EKONOMI JILID 14

Perekonomian nasional sejak awal 2015 mengalami kelesuan akibat gejolak


yang melanda perekonomian global. Perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan
Tiongkok yang sulit diprediksi serta turunnya harga komoditas dunia dianggap
sebagai penyebab perlambatan ekonomi dunia.

Demi mengatasi dampak perlambatan ekonomi dunia di Indonesia,


Pemerintah beserta otoritas terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan saling bersinergi menerbitkan paket kebijakan secara bertahap. Harapan
mereka, sinergi ini membuat perekonomian nasional kembali bergairah. Sejauh ini,
Pemerintah telah mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi untuk mendongkrak
performa ekonomi nasional.

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID XIV

Paket Kebijakan Ekonomi XIV ini berisi delapan aspek regulasi yang mengatur
industri e-commerce di Indonesia. Paket ini merupakan pendahulu sebelum
diterbitkannya Peraturan Presiden tentang Peta Jalan E-Commerce di Indonesia
dalam waktu dekat.
Pemerintah menargetkan nilai bisnis e-commerce di Indonesia mampu
mencapai US$130 miliar pada tahun 2020. Pemerintah juga mendorong terciptanya
1.000 technopreneur dengan valuasi bisnis sebesar US$10 miliar lewat gerakan
1.000 Startup Digital.

Keberadaan Peraturan Presiden tentang Peta Jalan E-Commerce diharapkan


bisa mendorong perluasan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh
Indonesia secara efisien dan terkoneksi secara global. Peta jalan e-commerce ini
sekaligus dapat mendorong kreasi, inovasi, dan penemuan kegiatan ekonomi baru di
kalangan generasi muda.

Menurut Darmin, kebijakan ini akan mengutamakan dan melindungi


kepentingan nasional, khususnya terhadap UMKM serta pelaku usaha pemula
(startup). Selain itu, juga mengupayakan peningkatan keahlian sumber daya
manusia pelaku Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (e-commerce).

Kebijakan ini akan menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
serta pemangku kepentingan lainnya dalam menetapkan atau menyesuaikan
kebijakan sektoral dan rencana tindak lanjut pelaksanaan e-commerce pada bidang
tugas masing-masing.

Dalam paket kebijakan ini pemerintah menetapkan delapan aspek pengaturan


yang tertuang dalam peraturan presiden. Kedelapan Aspek tersebut adalah:

a. Pendanaan
Dalam aspek ini pemerintah akan mempermudah dan memperluas akses
pendaan melalui skema:

1. KUR untuk tenant pengembangan platform.


2. Hibah untuk inkubator bisnis yang akan membimbing/mendampingi start- up.
3. Dana USO untuk UMKM digital dan start-up e-commerce platform.
4. Angel capital, yang diperlukan saat start-up masih berada dalam tahap valley
of death (usaha masih merugi) dalam tahap komersialisasi.
5. Seed capital dari Bapak Angkat.
6. Crowdfunding, yaitu pendanaan alternatif yang dananya dihimpun dari
kelompok/komunitas tertentu atau masyarakat luas.

Pengurangan pajak

b. Perpajakan

Di sini pemerintah akan memberikan insentif perpajakan melalui:

1. Pengurangan pajak bagi investor lokal yang investasi di start-up.


2. Penyederhanaan izin prosedur perpajakan bagi start-up e-commerce dengan
omzet dibawah Rp 4,8 miliar per tahun melalui pelaksanaan PP Nomor 46
Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu,
sehingga PPh final hanya sebesar 1 persen.
3. Memberikan persamaan perlakuan perpajakan antara pengusaha e-
commerce asing dengan domestik. Pelaku usaha asing yang menyediakan
layanan dan atau konten di Indonesia wajib untuk memenuhi seluruh
ketentuan perpajakan.

c. Perlindungan Konsumen

1. Melakukan pengharmonisasi regulasi yang menyangkut sertifikasi elektronik,


proses akreditasi, kebijakan mekanisme pembayaran, perlindungan
konsumen dan pelaku industri e-commerce, dan skema penyelesaian
sengketa.
2. Pengembangan national payment gateway secara bertahap.

d. Pendidikan dan SDM

1. Meningkatkan kampanye kesadaran e-commerce.


2. Perancangan program inkubator nasional.
3. Penyusunan dan peningkatan kurikulum e-commerce.
4. Peningkatan edukasi e-commerce kepada konsumen, pelaku, penegak
hukum.

e. Logistik

1. Meningkatkan logistik e-commerce melalui Sistem Logistik Nasional


(SISLOGNAS) untuk meningkatkan kecepatan pengiriman dan
mengurangi biaya pengiriman.
2. Revitalisasi, restrukturisasi dan modernisasi PT Pos Indonesia (Persero)
sebagai penyedia jasa pos nasional.
3. Pengembangan alih daya fasilitas logistik e-Commerce.
4. Mengembangkan Sistem Logistik dari Desa ke Kota dengan sinergitas
antara pasar, terminal, komoditi, dan pasar induk, pusat distribusi regional,
dan pengaturan transportasi desa dan kota.

f. Infrastruktur Komunikasi

Aspek yang dibangun di sini adalah mempercepat pembangunan jaringan


broadband berkecepatan tinggi, agar e-commerce dapat dimanfaatkan di seluruh
Indonesia.
g. Keamanan siber (cyber security)

Melakukan penyusunan model sistem pengawasan nasional dalam transaksi


e-commerce dan meningkatkan public awareness tentang kejahatan dunia maya
serta menyusun SOP terkait penyimpanan data konsumen, sertifikasi untuk
keamanan data konsumen.

h. Pembentukan Manajemen Pelaksana

Upaya sistematis dan terkoordinasi untuk penerapan Peta Jalan e-commerce


dan sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi implementasi Peta Jalan e-
commerce.

Sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor e-commerce menciptakan


momentum besar di pasar global. Di tahun 2019, dunia penjualan online akan
semakin ketat, pasalnya akan ada banyak perusahaan yang beralih ke sektor ini.
Dengan pasar e-commerce yang semakin melonjak di tahun ini, tren dan keadaan
dalam pasar e-commerce pun bergeser begitu cepat. Menurut laporan tren internet
2018 yang diikuti Mary Meeker, e-commerce tidak menunjukkan tanda-tanda
melambat. Penjualan online naik dan tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Akan semakin banyak orang menggunakan ponsel mereka untuk berbelanja online.

Peningkatan jumlah enterpreneur, perajin dan lainnya, semakin terbatas pada


saluran offline. Mereka banyak beralih ke dunia online. Penguatan ekosistem e-
commerce telah memungkinkan dan mengilhami bisnis kecil untuk bermimpi besar,
seperti penjual teh organik, produsen produk perawatan tubuh alami atau pembuat
sabun buatan tangan, pengrajin tas dari bahan alam dan lain-lain

Penerapan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 14 belum terasa untuk waktu


jangka pendek karena belum banyak investasi asing yang masuk ke Indonesia.
Selain itu juga dengan adanya penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No
210/PMK.03/2018 tentang pajak e-commerce bertujuan untuk memperoleh informasi
melalui pelaku usaha ditentang oleh sejumlah kalangan pelaku usaha e-commerce.
Akhirnya pada 1 April 2019 Pemerintah melalui Menteri Keuangan melakukan
pencabutan PMK tersebut dengan salah satu factor kurangnya sosialisasi sehingga
menimbulkan kesimpang siuran dimasyarakat. Kendati demikian pemerintah tetap
akan menjalankan roadmap e-commerce masih tetap dijalankan sesuai rencana.

Anda mungkin juga menyukai