Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOKIMIA

(ORGANISASI SEL)

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Intan Okta Delta (A1D018037)
Kori Jeselia (A1D018047)
Yogi Valfa (A1D018049)
Rinu Fitaloka (A1D018057)
Fadjri Fil Ahli Hady (A1D018059)

Dosen Pengampu : Dewi Jumiarni. M.Si

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

a
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah biokimia mengenai organisasi sel.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami banyak menemukan
hambatan. Namun, berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, kami dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini dengan
baik.
Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, September 2019

Kelompok 1 Kelas 3 B

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 2
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh ......................................................... 3
2.2 Sejarah Penemuan Sel ...................................................................... 5

BAB III. PEMBAHASAN .................................................................................. 7


3.1 Pengertian Sel ................................................................................... 7
3.2 Bagian – Bagian sel .......................................................................... 7
3.3 Perbedaan sel Hewan, Tumbuhan dan Bakteri ................................. 10

BAB IV. PENUTUP............................................................................................ 12


Kesimpulan ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang.
Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan,
pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran
pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang
lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar
yang memadai, antara lain Biokimia. Biokimia sebagai salah satu cabang ilmu Biologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan
proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai
dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam
tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus
beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun lamela
insang di satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai
tempat pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari
insang ke jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan – bahan yang sudah
rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain – lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya selama
tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam
lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya mempunyai
lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak,
asam amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk

1
dieksresi. Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian,
fungsi dan komunikasi antarsel.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh


Setiap sel memiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap
sel memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir
seluruhnya mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen
sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi pada semua sel dasarnya adalah
sama dan semua sel juga mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke
dalam cairan sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak
atau memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya
akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian
utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran inti dan
sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel. Substansi yang
menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima zat
dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
Komponen Kimiawi sel, yaitu:
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %.
Bayank zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk
partikel – partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi
berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel.

2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,
bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit
terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting
untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K-
berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf

3
dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi yang
dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.

3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis,
protein structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel,
misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel
seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah
fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang
fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada
struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu
terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk
globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel.
Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis
reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya
dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air.
Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis
protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu
nucleoprotein.

4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling
banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu
juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid
tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi
organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat
lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap
terhadap banyak zat yang larut.

4
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi
fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak
dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa
total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel
sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang
disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan
polimer glukosa yang tidak larut.

2.2 Sejarah Penemuan Sel

Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan
selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-
17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan
Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan
tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai
"berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah
yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena mirip
dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Sebenarnya yang dilihat oleh Hooke
adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit
pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi
cairan.

Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang
kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk
mengamati berbagai hal.

5
Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid,khamir bersel tunggal, protozoa, dan
bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat

yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris,


yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan
sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia
menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan
sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai
bakteri oleh ilmuwan modern.

Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit


penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya,
setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah
Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan
pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel
daun tumbuhan, yaitu kloroplas.

Gambar struktur gabus yang dilihat Robert Hooke melalui mikroskopnya

6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta
sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.

3.2 Bagian-bagian Sel


3.2.1 Inti
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti,
tetapi ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.
Inti sel terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti
terdiri dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori
yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang sebelah
luar berhubungan dengan membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada
nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat.
Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat
terjadi pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung
material genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan
sifat-sifat yang diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA
ribosom.

7
3.2.2 Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma),
hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam
berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.

3.2.3. Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan
yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma
terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi . Sitoplasma memiliki organel-
organel, yaitu:

1. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti
dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka
terbentuklah lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus
dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom
sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang
dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak halus.
Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel
dari luar inti sel.
2. Badan Golgi

8
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian
dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane
badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar
seperti kelenjar ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa
sekret dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
3. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk
kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam
pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom
berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.
4. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000
nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan
terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi
mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi
(ATP).

5. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas
atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesa
protein.
6. Flagel dan Silia
Pada Makhluk hidup bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak
flagel dan silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang
terletak disebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia
terdiri dari tubulin dan protein dinein dan ATP.

9
7. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat
membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom
terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang
berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan
organel sel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
8. Badan mikro:
a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan
oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian
enzim dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
9. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
10. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
pada anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel

3.3 Perbedaan Sel Hewan, Tumbuhan, dan Bakteri

10
BagianSel Tanaman Hewan Bakteri
Prokariotik Eukariotik Eukariotik Prokariotik
dan eukariotik
Membran sel Ada Ada Ada
Dinding sel Ada Tidak Ada
Ada
Intisel Ada Ada Tidak Ada
Klorofil Ada Tidak Tidak Ada
Ada
VakuolaSel Hewan Ada TidakSel Tumbuhan
Tidak Ada
Ada

Sel Prokariotik Sel Prokariotik

11
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Sel adalah satuan terkecil penyusun makhluk hidup. Sel sendiri memiliki bagian
danorganel-organel yang saling bekerja sama dan memiliki tugas masing-masing untuk
melakukan berbagai macam aktifitas sel.
Adapun bagian-bagian tersebut adalah dinding sel, membrane plasma, dan
sitoplasmayang didalamnya terdapat lagi organel-organel penyusun sel yang memiliki
tugas masing-masing, diantaranya adalah inti sel (nucleus). Reticulum endoplasma,
ribosom, apparatusgolgi, lisosom, mitokondria, mikrotubuldan mikrofilamen, sentrosom,
0akuola, plastida, dan badan mikro (peroksisom).
Masing-masing organel memiliki fungsi utama sebagai berikut, dinding sel
berfungsiuntuk melindungi dan menguatkan sel, membrane plasma berfungsi menjaga
stabilitaskondisi sel dari lingkungan eksternal, sitoplasma berfungsi sebagai media untuk
reaksi-reaksikimiawi (sintesis protein, respirasi, metabolisme, dll), nucleus berfungsi
sebagai pusatkendali seluruh kegiatan sel, mitokondria berfungsi sebagai organ respirasi,
reticulumendoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan lemak, lisosom
berfungsi mencernadan menguraikan makromolekul, ribosom berfungsi dalam perakitan
asam amino menjadi protein, apparatus golgi berperan dalam proses pengeluaran
(ekskresi), sentriol berperandalam proses pembelahan sel, 0akuola merupakan termpat
menyimpan cadangan makanan dan zat lain, dan plastida berfungsi sebagai organel utama
penyelenggara proses fotosintesis

4.2 Saran
Sebaiknya pembaca memahami dengan baik fungsi dari masing-masing organel
sel,tidak hanya melalui makalah ini saja, pembaca juga sebaiknya mencari referensi lain
untuk melengkapi dan menambah informasi mengenai struktur dan fungsi organel sel agar
lebihdapat dimengerti.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bruce, Alberts.2002. Basic Cell Biology. London: Biol Ttu Edu

Djamhuriyah S, dkk.2013. STUDI KROMOSOM IKAN PELANGI (Xlelanotaenia


lucustris) [Chromosome Study of Rainbow fish (X.[elanotuenia lac ustris)l. Volume 3,
No 2

Kasper, Craig. 2005. Fish Cell Biology and Genetics Basic: HCC Brandon

Kusnadi, dkk. 2010. Buku Saku Biologi SMA. Jakarta : PT Kawan Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom. diakses tanggal 29 Agustus


http://www.amazine.co/26192/organel-sel-komposisi-struktur-fungsi-ribosom/ diakses
tanggal 29 Agustus
file.upi.edu/.../JUR.../Bab_struktur_dan_fungsi_sel.pdf diakses pukul 19:03 kamis 28
agustus

13

Anda mungkin juga menyukai