Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

GIZI DAN KESEHATAN


(ABKC 5607)
“KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA”

Dosen Pembimbing :
Dra. Aulia Ajizah, M. Kes.
Mella Mutika Sari, M.Pd.

Oleh :
Kelompok X
M. Novaldy Nur Dwinanda W. 1610129310009
Rizki Yulianti 1610129120011
Siti Apipah 1610129220015
Winda Septiani 1610129120014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi dan Kesehatan dengan
materi pembahasanKebutuhan Gizi pada Lanjut Usia dalam bentuk makalah.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan
pertimbangan nilai.

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya
pembaca dapat memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Banjarmasin, 7 Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1. Latar Belakang ................................................................................................... 3
2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
3. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
2.1 Umur Lanjut Usia ................................................................................................ 5
2.2 Karakteristik Umur Lanjut Usia .......................................................................... 7
2.3 Masalah Kesehatan pada Lansia .......................................................................... 8
2.4 Pangan dan gizi pada Lanjut Usia ..................................................................... 14
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lanjut Usia ............ 18
2.6 Permasalahan Gizi pada Lansia ......................................................................... 19
2.7 Pola Makan dan Menu Makan untuk Lansia ..................................................... 21
2.8 Penyakit yang Umum Diderita oleh Lansia....................................................... 26
BAB 3
KESIMPULAN ........................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 37

2
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan


perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami
kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia,
yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang
70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65
tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat
dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima
dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua,
manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya
masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996
: 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu
makan menurun. Padahal meskipun aktivitasnya menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti

3
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap
membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.
2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari lansia ?


b. Apa saja karakteristik dari lansia ?
c. Apa saja masalah-masalah kesehatan yang ada pada lansia ?
d. Apa saja macam-macam pangan dan gizi yang diperlukan untuk lansia ?
e. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada lansia ?
f. Apa saja permasalahan gizi yang ada pada lansia ?
g. Apa saja pola makan dan menu yang bagus untuk lansia ?
h. Apa saja penyakit umum yang diderita oleh lansia ?

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari lansia


b. Untuk mengetahui karakteristik dari lansia
c. Untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan pada lansia
d. Untuk mengetahui macam-macam pangan dan gizi yang diperlukan lansia
e. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi gizi pada lansia
f. Untuk mengetahui permasalahan gizi pada lansia
g. Untuk mengetahui pola makan dan menu yang bagus untuk lansia
h. Untuk mengetahui penyakit umum yang diderita lansia

4
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Umur Lanjut Usia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur


kehidupan manusia. Pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 ke atas. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut
WHO lansia meliputi :

a. Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun


b. Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun (elderly)
c. Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun (old)
d. Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas (very old)

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-


tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di tandai dengan semakin
rentanya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya penyakit kardiovaskuler, hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ.

Ada beberapa macam teori yang berkaitan dengan proses penuaan


menurut Darmojdo, antara lain sebagai berikut:

a. Teori Genetik Clock, menurut teori ini proses menua telah terprogram oleh
waktu secara genetik untuk spesies atau jenis tertentu.

5
b. Teori Mutasi somatik, menurut teori ini telah terjadi mutasi progresif pada
DNA sel somatik yang menyebabkan menurunnya kemampuan fungsional
sel somatik.
c. Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh, menurut teori ini terjadinya mutasi
yang berulang maupun perubahan protein setelah translasi mengakibatkan
sistem imun tubuh berkurang kemampuannya untuk mengenali dirinya
maka hal ini menyebabkan peristiwa autoimun.
d. Teori Radikal Bebas, menurut teori ini tidak stabilnya radikal bebas di alam
bebas mengakibatkan oksidasi oksigen sehingga menyebabkan sel-sel tidak
bisa regenerasi.
e. Teori Menua Akibat Metabolisme, menurut teori ini penurunan jumlah
kalori disebabkan karena menurunnya salah satu proses metabolisme yang
akan menghambat pertumbuhan dan perpanjangan usia.

Teori-teori tentang Aging :

 Teori Sistem Organ Dasar. Teori ini berdasarkan atas dugaan bahwa
adanya hambatan dari organ tertentu dalam tubuh menyebabkan
terjadinya proses penuaan. Organ tersebut adalah system endokrin dan
system imun. Pada proses penuaan kelenjar timus mengecil, hal itu
menyebabkan menurunnya fungsi imun. Penurunan system imun
mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi pada lansia.
 Teori kekebalan tubuh yang juga termasuk dalam breakdown
tahuneories, memandang proses penuaan terjadi akibat adanya
penurunan sistem kekebalan secara bertahap. Sehingga tubuh tidak dapat
lagi mempertahankan diri terhadap luka, penyakit. Hal ini terjadi karena
hormon-hormon yang dikeluarkan kelenjar timus, yang mengontrol
sistem kekebalan tubuh, menghilang dengan bertambahnya usia.
 Teori kekebalan (autoimmunity), menekankan bahwa tubuh lansia yang
mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi membedakan antara sel

6
normal dan tidak normal, dan muncul antibodi yang menyerang
keduanya yang pada akhirnya menyerang jaringan itu sendiri (Aiken,
1989). Proses penuaan menimbulkan abnormalitas sistem imun yang
memberi kontribusi pada sebagian besar penyakit akut dan kronik.
Banyak faktor eksternal yang mempengaruhi: gizi, populasi, bahan
kimia, sinar ultraviolet, genetik, penyakit yang pernah diderita ,
pengaruh neuendokrin dan endokrin serta variasi anatomi akan
mengganggu fungsi sistem imun ( Subowo, 1993; Alder dkk, 1990).
 Teori Fisiologik, contohnya teori Adaptasi Stres (Stress Adaptation
Tahuneory) menjelaskan proses menua sebagai akibat adaptasi terhadap
stres. Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat
bersifat fisik, psikologik maupun sosial. Apabila stres tidak
ditanggulangi dengan baik maka lansia merasa hidupnya tidak bahagia
akibat dari adanya tekanan baik akibat dari penurunan fungsi fisik,
psikologis maupun sosial.

2.2Karakteristik Umur Lanjut Usia

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut


usia, yaitu :

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

7
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-
pendapat klise itu seperti: lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya
daripada mendengarkan pendapat orang lain.

c. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami


kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia


cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu
membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk (Hurlock,1980:380).

2.3Masalah Kesehatan pada Lansia

Pada usia lanjut usia, terjadi perubahan fisiologis dan psikologis lansia.
Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka berkurang. Akibatnya, kepala
dan leher terefleksi ke depan, sementara ruas tulang belakang mengalami
pembengkokan (kifosis), panggung dan lutut juga terefleksi sedikit. Keadaan
tersebut yang menyebabkan postur tubuh terganggu.

Perubahan fisiologis yang berhubungan dengan aspek gizi pada lansia


menurut Kathleen (1984) adalah sebagai berikut:

1. Berkurangnya indra penciuman dan perasa sehingga umumnya kurang dpaat


menikmati makanan yang lebih baik

8
2. Perubahan terjadi pada fisiologis gastrointestinal yang mempengaruhi
bioavaibilitas adalah atrophy gastritis. Rasinki et al (1986) melaporkan
bahwa perkiraan prevalensi athropik gastritik pada lansia di Boston adalah
sebesar 24% pada lansia berusia 60-69 tahun, 32% pada lansia berusia 70-79
tahun dan 40% pada lansia berusia di atas 80 tahun.
3. Berkurangnya sekresi saliva yang dapat menyebabkan kesulitan dalam
menelan dan mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi.
4. Pada usia lansia umumnya kehilangan gigi, hal itu menyebabkan
terganggunya kemampuan dalam mengonsumsi makanan yang bertekstur
keras sedangkan makanan dengan tekstur lunak biasanya kurang mengandung
vitamin C, vitamin A dan serat sehingga menyebabkan mudah mengalami
konstipasi.
5. Menurunnya sekresi HCl. HCl merupakan faktor ekstrinsik yang membantu
penyerapan vitamin B12 dan Kalsium serta utilisasi protein. Kekurangan HCl
menyebabkan lansia mudah terkena osteoporosis dan juga mengakibatkan
terjadinya defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia, sehingga oksigen
tidak dapat diangkut dengan baik
6. Menurunnya sekresi pepsin dan enzim proteolitik yang mengakibatkan
pencernaan protein tidak efisien
7. Terjadi sekresi garam empedu sehingga mengganggu proses penyerapan
lemak A,D, E dan K
8. Terjadi penurunan moralitas usus sehingga memperpanjang transmit time
dalam saluran gastrointestinal yang mengakibatkan pembesaran perut atau
konstipasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses penuaan antara lain:
a) Berkurangnya cairan dalam jaringan
b) Meningkatnya kadar lemak di dalam tubuh
c) Meningkatnya kadar zat kapur dalam jaringan otak dan pembuluh darah
tetapi mengalami kemunduran dalam tulang

9
d) Terjadi perubahan dalam jaringan ikat
e) Menurunnya laju metabolism basal per-satuan berat badan
f) Terbentuknya pigmen ketuaan pada otot jantung, sel-sel saraf, kulit dan
sebagainya.

Tabel 1. Perubahan Fisiologi pada Lansia

Sistem Perubahan Fisiologi Implikasi Penanggulangan


Kulit Kekuatan, sensitifitas Kerusakan  Pegang secara
kulit dan kekebalan misalnya perlahan
berkurang dekubitus,  Gunakan
bengkak dan sabun atau
kulit kering bodylotion
untuk
mengurangi
kekeringan
pada kulit
Tulang Tulang rapuh atau Potensi  Perbanyak
keropos (Osteoporosis) kerapuhan mengkonsumsi
meningkat kalsium
Otot Kekurangan kekuatan Mudah letih dan  Olahraga rutin
seperti otot gerak kecenderungan  Melakukan
untuk tidak kegiatan rutin
bergerak setiap hari
Kardiovaskular Pemompaan jantung Tekanan diastolic  Menjaga pola
berkurang dan sistolik makan
meningkat  Mengonsumsi
suplemen
 Olahraga rutin

10
Pernapasan Diameter Penurunan fungsi  Mengatur pola
anteroposterior paru paru, dan hidup sehat
membesar pernapasan  Senam
terganggu pernapasan
Gigi Gigi dan gusi kerap Tanggalnya gigi,  Menjaga
terinfeksi dan sekresi pengeringan kebersihan gigi
air ludah berkurang rongga mulut dan
menrunkan cita
rasa
Hati Perubahan aliran darah Mengganggu  Mengurangi
dan aktivitas enzim metabolism dan konsumsi
hepatik penetralisir racun makanan dan
obat-obatan
yang dapat
mengganggu
fungsi hati
Ginjal Berkurangnya aliran Nokturia  Mengonsumsi
darah renal dan kerja meningkat makanan yang
ginjal dalam proses Metabolisme mudah dicerna
pencernaan terganggu berkurang
Gastrausus Pergerakan kolon Sembelit  Perbanyak
berkurang konsumsi serat
Saraf  Reaksi terhadap Pelaksanaan  Kurangi
rangsangan lambat fungsi saraf rangsangan
 Kinestesia memerlukan tertentu
berkurang waktu yang lama,  Jalan santai
 Gangguan kemampuan  Berikan
pengecapan, berjalan rangsangan

11
penglihatan dan berkurang, terhadap selera
pendengaran kehilangan indra makan
berangsur-angsur  Gunakan
kacamata
kurangi silauan
dari cahaya,
gunakan alat
bantu
pendengaran
Saraf Pusat Fungsi otak berkurang Dementia  Menjaga
dan pola tidur berubah (gangguan daya ketabilan
ingatan) dan emosi/hindari
susah tidur lelap depresi
 Hindari
konsumsi kopi
dan alcohol
 Hindari tidur
larut malam

Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk


mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya antara lain sindrom
lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan, depresi karena
tinggal sendiri atau isolasi diri. Beberapa perubahan psikologis yang dialami
pada usia lanjut antara lain sebagai berikut:

1. Depresi hampir dialami oleh 12-14% populasi lansia. Perubahan lingkungan


sosial kondisi yang terisolasi, kesediaan dan berkurang aktivitas
menyebabkan lansia mengalami rasa frustasi dan berkurang semangat

12
(sepresi dan kondisi mental). Akibatnya selera makan terganggu, dan terjadi
penurunan berat badan.
2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor dan terjadi
perubahan pada daya ingat karena tekanan-tekanan dari factor waktu
3. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
4. Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak yang
lebih sempit
5. Ekonomi karena pemberhentian dari jabatan (economic deprivation)
6. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan
7. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman
dan keluarga
8. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik
9. Perkembangan Spiritual:
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow,
1970)
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya hal ini terlihat dari
cara berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970)
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara amemberikan contoh cara mencintai
keadilan.

13
2.4 Pangan dan gizi pada Lanjut Usia

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik
yang diolah maupun tidka diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan
pembuatan makanan atau minuman (Arisman, 2010).

Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh


makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam
tubuhnya sendiri. Tubuh sangat memerlukan makanan yang bergizi untuk
melakukan proses metabolisme. Pemenuhan kebutuhan gizi dengan
baik dapat membantu menyesuaikan prosesperubahan yang dialami dan dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel tubuh sehingga dapat memperpanjang umur
untuk para lansia. Angka kecukupan gizi bagi lansia berbeda satu dengan yang
lainnya karena sesuai dengan jenis kelamin, usia dan berat badan lansia.

Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi untuk Lansia

Zat gizi Laki-laki Perempuan


(BB=62 kg) (BB=54 kg)
Energi (kkal) 2050 1600
Protein (gr) 60 45
Vitamin A (RE) 600 500
Vitamin D (ug) 15 15
Vitamin E (mg) 15 15
Vitamin K (mg) 65 55
Thiamin (mg) 1,0 0,8
Riboflavin (mg) 1,3 1,1

14
Niasin (mg) 16 14
Vitamin B12 (mg) 2,4 2,4
Asam folat (ug) 400 400
Piridoksin (mg) 1,7 1,5
Vitamin C (mg) 90 75
Kalsium (mg) 800 800
Fosfor (mg) 600 600
Besi (mg) 13 12
Seng (mg) 13,4 9,8
Yodium (mg) 150 150
Selenium (mg) 30 30
(Istiany,A & Rusilanti, 2014)

Bahan-bahan yang dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi) digunakan


secara umum pada setiap zat yang dicerna,diserap dan digunakan untuk
mendorong kelangsungan faal tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :

a. Energi (Kalori)
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme
basal pada orang lanjut usia menurun sekitar 15-20%. Hal tersebut
dikarenakan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh
dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal dan protein 4 kal per gramnya. Bagi
lansia, komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari
lemak dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori lansia bagi laki-laki
sebanyak 1960 kal dan untuk lansia wanita sebanyak 1700 kal. Apabila kalori
yang dikonsumsi berlebihan maka sebagian energi akan disimpan bentuk
lemak, sehingga akan timbul obesitas. Namun sebaliknya, apabila terlalu
sedikit maka cadangan energi tubuh akan digunakan sehingga tubuh akan
menjadi kurus.

15
b. Karbohidrat dan Serat makanan
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia sehingga
jenis nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang ada dalam
makanan adalah pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang paling penting di
antara jenis-jenis hidratarang ini adalah pati polisakarida yang dicernakan
oleh enzim amilase pancreas. Karbohidrat dioksidasi dalam tubuh agar
menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas tubuh.
Penggunaan karbohidrat relatif menurun pada usia lanjut karena kebutuhan
kalori juga menurun 1960 kal pada laki-laki dan pada perempuan 1700 kal.
Salah satu masalah yang diderita oleh lansia adalah sembelit atau
konstipasi dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan. Sumber serat yang baik adalah
sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan mengganti dengan karbohidrat
kompleks yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi
sebagai sumber energy dan sumber serat.
c. Protein
Protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan
tubuh. Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bias dari jenis
kacang-kacangan vitamin dan mineral. Kecukupan protein sehari yang
dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg bb atau 15-25% dari
kebutuhan energi. Di anjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari
protein nabati dan dari protein hewani dengan perbandingan 2 :1. Jumlah
protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 60 gram per hari
dan wanita 45 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein
hewani lain dan 75% protein nabati.
d. Lemak

16
Lemak seperti halnya hidratarang, tersusun dari atom-atom karbon,
hirogen dan oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya berbeda. Lemak di
bentuk melalui penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Misalnya
lemak dalam mentega,minyak sayur dll. Pada usia lanjut dianjurkan konsumsi
lemak jangan lebih dari 20% kebutuhan energi dan menggunakan minyak
nabati karna mengandung asam lemak tak jenuh kecuali santan. Konsumsi
lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung).
e. Air
Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien dan
terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman.Sejumlah kecil
air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat proses
metabolisme. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan lewat
keringat,urin dan feses. Pada lansia dianjurkan untuk minum lebih dari 6-8 per
hari.
f. Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme bagi tubuh, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendiri merupakan unsur
pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di
dalam tubuh. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat fan vitamin C, D, E.
Kekurangan mineral yang umumnya diderita oleh lansia adalah kurang
mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat
besi yang dapat menyebabkan anemia. Sayuran dan buah-buahan hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat
(Istiany,A & Rusilanti, 2014).

17
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lanjut Usia

Menurut Wirakusuma (2000), pedoman pola diet lansia antara lain:

1. Penerapan pola makan beragam dan bergizi seimbang


2. Membatasi asupan energy dan lemak untuk mencegah penimbunan kalori
dalam tubuh sehingga terhindar dari obesitas.
3. Memerhatikan konsumsi komponen gizi yang penting untuk menunjang
kebugaran di usia lanjut seperti vitamin B6 (piridoksin), asam folat, vitamin
C, vitamin D, kalsium besi dan sebagainya.
4. Membiasakan mengonsumsi cukup serat dan cairan setiap hari.

Tabel 3. Faktor yang mempengaruhi gizi Lansia


Psikologis Fisik Ekonomi
Status perkawinan Masalah gigi Kemiskinan
Tempat Tinggal Masalah pendengaran Biaya hidup yang
dan penglihatan berkualitas
Kepercayaan Sekresi air liur Cara pengolahan
berkurang makanan yang tidak
baik
Motivasi Perubahan sensitivitas Pendidikan atau
terhadap rasa pekerjaan yang rendah
Gelisah Penyakit
Kematian pasangan Peningkatan hormon
hidup atau orang-orang tertentu
terdekat
Isolasi diri Berkurangnya tenaga
Tinggal di institusi atau Berkurangnya
panti werda kekebalan fisik

18
Penganiyaan orang tua Alkoholisme
Kurangnya perhatian Kesehatan mulut
Kebudayaan Perubahan kerangka
tubuh
Kesulitan dalam Polifarmasi
bekerjasama
Kegemaran terhadap Insomnia
makanan
Takut pada keadaan Anoreksia
Pengeluaran urine tidak Berkurangnya daya otot
terkendali
Lingkungan yang tidak Aturan pola makan
menyenangkan

2.6 Permasalahan Gizi pada Lansia

Permasalahan-permasalahan gizi yang dialami oleh lansia umumnya antara lain:

a. Gizi Berlebih
Berat badan berlebih dapat diakibatkan karena kebiasaan makan yang
banyak saat muda dan pada lansia kalori yang digunakan berkurang karena
aktivitas fisiknya berkurang. Kegemukan atau obesitas adalah salah satu
penyebab terjadinya berbagai penyakit seperti jantung, darah tinggi dan
kencing manis.
b. Gizi Kurang
Terjadinya kekurangan gizi umumnya disebabkan oleh masalah sosial
ekonomi dan gangguan penyakit. Berat badan yang kurang dari normal dapat
disebabkan karena rendahnya konsumsi kalori dalam tubuh, dan bila
kekurangan protein dapat menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat

19
diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan kerontokan rambut, penurunan daya
tahan tubuh, dan mudah terkena infeksi.
c. Kekurangan Vitamin
Kurang mengkonsumsi buah, sayuran serta protein dapat
mengakibatkan kulit kering, tidak semangat, kurang nafsu makan, serta
penurunan penglihatan serta penampilan menjadi lesu.
d. Kekurangan Kalori Protein
Lansia dengan catatan riwayat pendapatan yang kurang, kurang
bersosialisasi, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan menyiapkan
makanan dan nafsu makan kurang merupakan hal yang diwaspadai. Hal
tersebut harus ditanggulangi karena akan berpengaruh pada kekurangan kalori
protein. Penurunan asupan protein pada lansia mengakibatkan tidak semangat
dan mudah terserang penyakit.
e. Kekurangan Vitamin D
Lansia yang kekurangan Vitamin D umumnya terjadi bila kurang
mendapat sinar matahari, jarang ataupun tidak pernah minum susu, kurang
mengkonsumsi vitamin D yang terdapat pada ikan, hati dan susu.
f. Masalah Cairan Pada Lansia
Masalah kekurangan cairan tubuh pada lansia umumnya dikarenakan
karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia seperti peningkatan
jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urine
dan penurunan rasa haus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan pada lansia
diantaranya:
a. Berat badan/lemak tubuh yang cenderung meningkat dengan
bertambahnya usia, sedangkan sel-sel lemak sedikit mengandungair
sehingga komposisi air dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa
yang lebih muda

20
b. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia yaitu terjadi penurunan
kemampuan untuk memekatkan urine sehingga menyebabkan kehilangan
air lebih tinggi.
c. Terdapat penurunan asam lambung yang dapat mempengaruhi individu
untuk mentoleransi makanan-makanan tertentu.Lansia juga rentan terkena
konstipasi karena penurunan pergerakan usus, masukan cairan yang
terbatas.
d. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitive dan memiliki
masalah dalam mendapatkan cairan (misalkan gangguan dalam berjalan)
atau pasien yang terserang stroke yang kesulitan untuk mengungkapkan
keinginannya untuk minum.

Exton Smith dalam Encyclopedia of Food Science, Food


Technology and Nutrition (1993) menyebutkan bahwa faktor yang
potensial menyebabkan terjadinya kondisi gizi salah pada lansia
diantaranya kesepian, ketidaktahuan, keterbatasan anggaran biaya,
ketidakmampuan fisik, kebingungan mental dan depresi, minum alcohol,
penggunaan obat, kesehatan gigi yang terganggu, meningkatnya
kebutuhan gizi dan menurunnya sensitivitas terhadap rasa dan aroma serta
factor budaya dan agama.

2.7 Pola Makan dan Menu Makan untuk Lansia

Pola makan adalah suatu informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang untuk sekelompok orang pada waktu tertentu, sehingga
penilaian konsumsi pangan dapat berdasarkan jumlah maupun jenis makanan
yang dikonsumsi. Meningkatkan jumlah dan mutu konsumsi makanan
memerlukan peningkatan pengetahuan lansia tentang makanan yang bergizi,
perubahan sikap, serta perubahan perilaku sehari-hari dalam menentukan,
memilih, dan mengonsumsi makanannya.

21
1. Perencanaan Makanan untuk Lansia
Perencanaan makan secara umum harus meliputi hal-hal berikut di bawah ini.
a. Makanan harus mengandung zat gizi yang berasal dari makanan yang
beraneka ragam, yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
b. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari, sehingga dapat makan lebih
sering dengan porsi yang kecil. Berikut ini merupakan contoh menu:
Pagi : Bubur abon jagung
Jam 10.00 : Roti gandum + susu kalsium tinggi
Siang : Nasi merah, ayam bumbu tomat, tahu kukus, sup jamur dan
pepaya
Jam 16.00 : Kroket Kentang
Malam : Nasi, sayur bayam+jagung, tuna tempe bumbu kung, melon
susu tinggi kalsium
c. Banyak minum dan kurangi garam. Dengan banyak minum, maka dapat
meperlancar pengeluaran sisa makanan dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan
terjadinya darah tinggi.
d. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega, dan lainnya.
e. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Makanlah makanan yang mudah dicerna;
2) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan;
3) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang
baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang;
4) Makan dalam porsi kecil tetapi sering;

22
5) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan.
f. Batasi minum kopi dan teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan, sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan
g. Makanan mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, hati, telur,
daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
h. Lebih dianjurkan untuk menolah makanan dengan cara dikukus, direbus,
atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cernadan untuk


mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid adalah sebagai berikut.

a. Sarankan untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti


sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.
b. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari
untuk melembutkan feses
c. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin, karena pasien
akan menjadi tergantung pada laksatif.

Tabel 10.5
Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk lansia
Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan
a.Makanan yang diawetkan dengan
a. Sayur dan buah-buahan
kandungan garam yang tinggi
b. Serelia dan kacang-
b. makanan berlemak
kacangan
c. minuman beralkohol
c. Jenis ikan laut
d. Makanan yang asin

23
2. Makanan Sehat bagi Lansia
Makanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi 4 sehat 5 sempurna
dengan porsi yang kurang dari orang dewasi, kecuali asupan protein dan
vitamin serta mineral, dimana kalsium dan zat besi juga memerankan peranan
yang penting untuk metabolisme tubuh. Berikut ini disajikan bebera contoh
makan sehat untuk manula yang telah dikelompokkan.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan
konsep “4 sehat 5 sempurna” atau “konsep gizi seimbang” diantaranya:
a. Kelompok makanan pokok (utama): nasi (1 porsi = 200 gram);
b. Kelompok lauk pauk: daging (1 potong = 50 gram), tahu (1 potong=25
gram);
c. Kelompok sayuran: bayam (1 mangkok = 1001 gram);
d. Kelompok buah-buahan: pepaya (1 potong =100 gram) dan susu (1 gelas =
100 gram)

Tabel 10.6
Macam-macam makanan berdasarkan menu seimbang
Gizi/Nutrisi Sumber Nutrisi
Karbohidrat Nasi, bubur, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie
instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang
nangka, makaroni/pasta, dsb
Protein Hewani Daging ayam, itik, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur
unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso
daging, dsb.
Protein Nabati Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang
tolo, tahu, tempe, oncom, dsb.
Buah-Buahan Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga,
nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat, dsb.
Kue Bika ambon, dadar gulung, getok lindri, apem, korket, kue

24
pia, kue putu, risoles, agar-agar, dsb.
Sayuran Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk,
kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
Susu Susu : susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai,
skim

3. Menu Harian untuk Lansia


Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari
hendaknya :
a. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan
persyaratan kebutuhan lansia.
b. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
c. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan
pangan, terutama pangan hewani)
d. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
e. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman
beralkohol
f. Cukup banyak mengonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan
sereal) untuk menghindari sembelit` atau konstipasi
g. Minuman yang cukup

Tabel 10.7
Menu sehari untuk lansia
No. Jenis bahan Laki-Laki Perempuan
makanan
1. Nasi 3 x 200 gr 2 x 200 gr
(3 x 1,5 gelas belimbing) (2 x 1,5 gelas
belimbing)

25
2. Lauk daging/ikan 1,5 x 5 gr 2 x 50 gr
Tempe 5 x 25 gr (1 ptg kecil) 4 x 25
Tahu 5 x 50 gr 4 x 50 gr
1,5 x 100 gr
(1,5 x 1 gelas penuh)
3. Sayur 1,5 x 100 gr 1,5 x 100 gr
(1,5 x 1 gelas penuh) (1,5 x 1 gelas penuh)
4. Buah 2 x 200 gr 2 x 200 gr
(1 potong sedang) (1 potong sedang)

2.8 Penyakit yang Umum Diderita oleh Lansia

1. Hipertensi (Darah Tinggi)

Tekanan darah normal menurut WHO adalah 120/80 (tekanan darah


sistolik 120 dan tekanan darah diastolik 80). Tidak boleh lebih tinggi dari
140/90. Faktor-faktor penyebab hipertensi antara lain :

a. keturunan;
b. konsumsi garam yang berlebih, yaitu lebih dari 15 gr per-haru;
c. kelebihan berat badan;
d. penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah,
seperti obat penahan nafsu makan, pil kontrasepsi, obat-obatan bebas (obat
sakit kepala, flu dan obat anti peradangan);
e. stress;
f. kurangnya aktifitas fisik;
g. adanya penyakit tertentu seperti diabetes, gout dan gagal ginjal.

Jenis makanan yang diperbanyak untuk dikonsumsi oleh penderia


hipertensi adalah makanan yang kaya serat, seperti kacang hijau, kacang

26
marah, kacang tolo, kacang kedelai, tempe, tahu, sayuran seperti buncis,
bayam, kangkung, kacang panjang, toge, labu siam, oyong, wortel, serta
buah0buahan seperti apel, jambu biji, pear, anggur.

Jenis konsumsi yang perlu dibatasi adalah pemakaian garam, makanan


yang diawetkan dengan garam, seperti sosis, daging asap, kornet, sardencis,
abon, ikan asin, ebi, pindakan, kecap, tauco, petis, tersi, saus tomat, bumbu
masak.

Tabel 10.9
Contoh menu untuk lansia penderita hipertensi
Contoh Menu 1 Berat (gram) URT
Sarapan
Nasi goreng tauge 100 1 porsi/piring
Air putih 200 ml 1 gelas
Selingan (10.00)
Pencake Madu 75 1 buah
150 ml 1 gelas
Makan Siang
Nasi 150 1 porsi/piring
Pelas ayam bumbu kuning 75 1 potong sedang
Tumis kacang panjang 50 1 porsi
Tempe balado 25 1 potong kecil
Pepaya 100 1 potong besar
Selingan (16.00)
Risoles roti tawar 50 1 porsi
Jus wortel 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring

27
Ayam Suwir 50 1 potong sedang
Sup tahu kacang merah 100 1 mangkuk
Contoh Menu 2 Berat (gram) URT
Sarapan
Sup ayam oatmeal 100 1 porsi/mangkuk
Air putih 200 ml 1 gelas
Selingan (10.00)
Roti isi kacang hijau 75 1 buah
Teh manis 150 ml 1 gelas
Makan Siang
Nasi 150 1 porsi/piring
Ayam panggang bacam 75 1 potong sedang
Tumis buncis jagung 50 1 porsi
Bakwan oncom 25 1 potong kecil
Apel 100 1 potong besar
Selingan (16.00)
Chocolate Porffeertise 50 1 porsi
Jus Alpukat 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring
Rolled Beef with 50 1 potong sedang
Blackpaper
Sacuce 50 1 porsi
Cah Tofu Buncis

2. Diabetes

Diabetes melitus adalah kumpulan keadaan yang disebabkan oleh


kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini terjadi karena 2 hal, yang

28
pertama karena produksi hormon insulin yang tidak memadai atau tidak ada,
kedua adalah resistensi insulin yang meningkat. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko mengidap penyakit diabetes adalah :

a. Kegemukan atau obesitas, serta menumpuknya lemak dalam tubuh;


b. Kurangnya aktivitas yang dapat berakibat lemak dalam tubuh tidak terpakai
sebagai energi;
c. Usia yang semakin bertambah sehingga mengakibatkan berkurangnya
aktivitas;
d. Faktor keturunan;
e. Gaya hidup yang tidak sehat;
f. Pola makan yang banyak mengandung gula (IG tinggi) seperti teh manis,
gorengan, minuman soda dan makanan instan cepat saji;
g. Adanya virus dan bakteri human coxackievirus B4, mumps dan rubela;
h. Adanya penyakit lain seperti hipertensi dan kolesterol tinggi;
i. Meroko dan sering stress;
j. Kurang tidur;
k. Jarang terkena panas matahari yang merupakan sumber vitamin D terbaik
selain dari makanan.

Gejala yang paling umum diderita oleh lansia penderita diabetes antara
lain seperti poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagi
(banyak makan), penglihatan menjadi kabur, berat badan berkurang secara
drastis meskipun jumlah makan meningkat, timbul rasa pusing atau mual, dan
sebagainya.

Jenis makanan yang dianjurkan untuk mencegah atau mengobati


diabetes diantaranya: apel, kayu manis, jeruk, ikan salmon, makanan kaya
serat, kacang-kacangan (seperti kacang panjang, kacang tanah, dan
sebagainya), teh hijau, bayam, pare, coklat, cuka, suber karbohidrat (seperti

29
nasi beras merah, roti tawae, sagu, sereal, mie, kentang, gandum, ubi dan
singkong), perbanyak konsumsi air putih, tapak dara, binahong, sirih merah,
gadung, mahkota dewa, lidah buaya, bawang merah, bawang putih, kemangi,
kacang buncis, dan lainnya.

Tabel 10.10
Bahan makanan yang harus dihindari oleh lansia penderita diabetes
Jenis Makanan Sumber makanan
Makanan yang mengandung banyak gula Gula pasir, gula aren, jeli, sirup, selai,
sederhana susu kental manis, kue manis, aneka
cake, dodol, buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, semangka,
kelengkeng, durian, es krim, soft drink
Makanan yang banyak mengandung Telur asin, dendeng, ikan asin
natrium
Makanan yang banyak mengandung Gorengan, cake, fast food
lemak
Aneka bumbu-bumbu Soda kue, penyedap rasa, garam dapur,
ragi

Tabel 10.11
Contoh menu untuk lansia penderita diabetes
Contoh Menu 1 Berat (gram) URT
Sarapan
Havermut aneka buah 100 1 porsi/piring
Susu skim 200 ml 1 gelas
Selingan (10.00)
Jus pisang jeruk 200 ml 1 gelas

30
Makan Siang
Nasi Bakar merah 150 1 porsi/piring
Gurame bumbu bali 75 1 potong sedang
Tumis pare 50 1 porsi
Pepes tahu kemangi 25 1 potong kecil
Apel hijau 100 1 potong besar
Selingan (16.00)
Pastel Panggang 50 1 porsi
Jus wortel 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring
Ayam Suwir 50 1 potong sedang
Sup tahu kacang merah 100 1 mangkuk
Contoh Menu 2 Berat (gram) URT
Sarapan
Sup ayam oatmeal 100 1 porsi/mangkuk
Air putih 200 ml 1 gelas
Selingan (10.00)
Roti isi kacang hijau 75 1 buah
Teh manis 150 ml 1 gelas
Makan Siang
Nasi 150 1 porsi/piring
Ayam panggang bacam 75 1 potong sedang
Tumis buncis jagung 50 1 porsi
Bakwan oncom 25 1 potong kecil
Apel 100 1 potong besar
Selingan (16.00)
Chocolate Porffeertise 50 1 porsi

31
Jus Alpukat 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring
Rolled Beef with 50 1 potong sedang
Blackpaper
Sacuce 50 1 porsi
Cah Tofu Buncis

3. Asam Urat
Asam urat merupakan sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan efek samping dari
pemecahan sel dalam darah. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam
setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata
lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita
memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke
dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.
Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara
normal atau karena penyakit tertentu. Normalnya, asam urat ini akan
dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urine, tetapi karena
ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada, maka dapat
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah terlalu
banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.
Selanjutnya asam urat yang berlebih akan terkumpl pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Setelah menjalani pengobatan yang tepat penderita asam urat dapat
diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi
karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan

32
agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari
makanan yang banyak mengandung purin.
Tabel. 10.12
Contoh menu untuk lansia penderita asam urat

Contoh Menu 1 Berat (gram) URT


Sarapan
Omelet sayura 100 1 porsi/piring
Susu skim 200 ml 1 gelas
Selingan (10.00)
Pudding sirsak 75 1 porsi
Makan Siang
Nasi Bakar merah 200 1 porsi/piring
Bandeng presto bumbu 75 1 potong sedang
pedas 50 1 porsi
Tumis sawi putih 25 1 potong kecil
Perkedel kentang 100 1 potong besar
Pepaya
Selingan (16.00)
Mandarin cake 50 1 porsi
Teh tarik 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring
Ayam bumbu teriyaki 50 1 potong sedang
Sup tahu oyong 100 1 mangkuk
Contoh Menu 2 Berat (gram) URT
Sarapan
Bihun goreng 100 1 porsi/mangkuk
Air putih 200 ml 1 gelas

33
Selingan (10.00)
Lontong singkong isi 75 1 buah
ayam 150 ml 1 gelas
Jus mangga
Makan Siang
Nasi 150 1 porsi/piring
Daging pelalah 75 1 potong sedang
Tumis labu siam 50 1 porsi
Bakwan jagung 25 1 potong kecil
Pepaya 100 1 potong besar
Selingan (16.00)
Getuk lindri 50 1 porsi
Strawberry milk shake 200 1 gelas
Malam
Nasi 100 1 porsi/piring
Ayam woku 50 1 potong sedang
Cah tempe kacang panjang 50 1 porsi

34
BAB 3

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
- Lanjut Usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 ke atas. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis.
- Menurut Hurlock (Hurlock, 1980) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia, yaitu :Usia lanjut merupakan periode kemunduran, Orang lanjut usia
memiliki status kelompok minoritas, Menua membutuhkan perubahan
peran, Penyesuaian yang buruk pada lansia.
- Pada usia lanjut usia, terjadi perubahan fisiologis dan psikologis lansia.
Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka berkurang. Akibatnya,
kepala dan leher terefleksi ke depan, sementara ruas tulang belakang
mengalami pembengkokan (kifosis), panggung dan lutut juga terefleksi
sedikit.
- Bahan-bahan yang dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi) digunakan
secara umum pada setiap zat yang dicerna,diserap dan digunakan untuk
mendorong kelangsungan faal tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :
Energi (Kalori), Karbohidrat dan Serat makanan, Protein, Lemak, Air,
Vitamin dan Mineral
- Permasalahan-permasalahan gizi yang dialami oleh lansia umumnya
antara lain:Gizi Berlebih, Gizi Kurang, Kekurangan Vitamin, Kekurangan
Kalori Protein, Kekurangan Vitamin D, Masalah Cairan Pada Lansia
- Penyakit yang umum diderita lansia : Hipertensi, Diabetes, Asam urat.

35
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Kedokteran EGC

Efendi,F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. Alih bahasa: dr. Med. Metasari T. &
Dra. Muslichah Z. Jakarta: Erlangga
Istiany, A. & Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Bandung: Remaja Rondakarya

Muchtadi, D. (2011). Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Alfabeta

Nursilmi., Kusharto, C.M., & Dwiriani, C.M. (2017). Hubungan Status Gizi Dan
Kesehatan Dengan KualitasHidup Lansia Di Dua Lokasi Berbeda. Jurnal
MKMI, 13 (4)

Subowo. (1993). Imunologi. Bandung: Angkasa Bandung

Wirakusuma, E. (2000). Buah dan Sayur untuk Terapi. Bogor: ITB

37

Anda mungkin juga menyukai