LAPORAN LENGKAP
FITOKIMIA FARMASI
PERCOBAAN :
I. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SAMPEL
II. EKSTRAKSI SAMPEL
III. PARTISI EKSTRAKSI (EKSTRAKSI CAIR-CAIR)
IV. IDENTIFIKASI EKSTRAK
DISUSUN OLEH :
NAMA : AMALIAH AYUSTINA YUSUF
NIM : G 701 16 138
KELAS : C
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum tercampur dan
belum diolah. Namun, wujudnya sudah dalam keadaan bersih dan telah
dikeringkan. Selain itu, bentuk seperti ini telah siap direbus sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk simplisia lebih banyak dipakai dalam pengobatan
daripada bentuk tanaman obat yang segar atau kering (Utami, 2009).
Dalam bidang farmasi peran simplisia juga sangat berperan penting dalam
bidang pengobatan, hal ini juga dapat memudahkan masyarakat karena
dapat memperoleh obat yang harganya lebih terjangkau, bermutu, dan
kurang atau tidak ada efek sampingnya. Hal tersebut yang melatar
belakangi dilakukannya praktikum ini.
I.2 Maksud Percobaan
Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum tercampur dan
belum diolah. Namun, wujudnya sudah dalam keadaan bersih dan telah
dikeringkan. Selain itu, bentuk seperti ini telah siap direbus sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk simplisia lebih banyak dipakai dalam pengobatan
daripada bentuk tanaman obat yang segar atau kering. Hasil pengobatan
dengan simplisia yang berkhasiat obat ini tampak lambat. Namun
sebenarnya simplisia ini sedang merekonstruk si atau membangun jaringan
tubuh yang rusak menjadi normal kembali (Utami, 2009).
H – C – C - OH
H H
Fe
Cl Cl
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Karung
3. Alkohol
4. Tissue
5. HCl pekat
6. FeCl3
7. Serbuk Magnesium
8. Pereaksi Dragendorf
9. Kertas KLT
10. Lakban
11. Tissue
12. Handscoon
13. Masker
III.1.3 Sampel
1. Simplisia daun Kelor (Moringa oleifera L.)
2. Simplisia daun Sirih (Piper betle L.)
3. Simplisia daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
4. Simplisia daun Srikaya (Annona squamosa L.)
5. Simplisia daun Jambu biji (Psidium guajava L.)
6. Simplisia daun Gersen (Muntingia calabura L.)
III.3 Cara Kerja
Sortasi basah
Pencucian
Perajangan
pengeringan
Sortasi kering
Penghalusan
Pengemasan
III.4.2 Skema Percobaan II
Simplisia kelor
- Masukkan
+ Pelarut etanol
Toples -kaca
- Tutup dengan lakban hitam
- Bungkus dengan plastic
- Beri label
- Kocok tiap 3-5 hari
Evaporator
- Diperoleh
Ekstrak kental
- Anginkan
- Timbang
Ekstrak
- Simpan
Desikator
III.3.3 Skema Kerja Percobaan III
Tambahkan n-heksan 30 ml
Uapkan
Hasil fraksi Fraksi air
n-heksan
% rendamen
Freeze
broyig
Uapkan
- Hitung
% rendamen
III.4.4 Skema Kerja Percobaan IV
1. Uji KLT
Alat dan bahan
Ekstrak Kelor
(Moringa oleifera L.)
+ Tambahkan
Heksan : etil : air
2:9:1
- Ditiotolkan
Plat KLT
- Masukkan
Chamber
- Diamati
Uv-Vis
- Dihitung
Nilai RF
Semprot
Amati
2. Uji alkaloid
3. Uji Saponin
Alat dan bahan
+ Air panas
Amati buih yang timbul
4. Uji Flavanoid
+ 5 ml aquadest
+ 1 ml HCl pekat
+ 0,1 mg serbuk Mg
a. Perkolasi
Prinsip perkolasi dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang dibagian
bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dan
melarutkan zat-zat aktif (Yuliani, 2012).
b. Maserasi
Prinsip masersi dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam
pelarut yang sesuai, selama beberapa hari pada temperature
kamar, terlindung dari cahaya (Sugiyono, 2001).
c. Refluks
Prinsip refluks adalah pelarut volatile yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadi dalam bentuk uap akan
menhembun pada kondensor dan turun lagi kedalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung (Tobo, 2001).
d. Soxhletasi
Prinsip soxhlet adalah dengan penyaaringan yang berulang-
ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang
digunakan relative sedikit (Adrian, 2000).
e. Ekstraksi cair-cair
Prinsip ekstraksi cair-cair yaitu satu komponen bahan atau lebih
dari suatu campuran dipisahkan dengan pelarut, bila pemusahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan atau
tidak ekonomis, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari dua tahap
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut
dan pemisahan fase cair sesempurna mungkin (Dirjen POM,
1995).
IV.1.3 Hasil Pengamatan Percobaan III
2. Metode KLT
Dibawah Lampu
UV 366 nm
Terlihat noda
3. Metode semprot
menggunakan
H2SO4 10 %
Terlihat noda
4. Identifikasi
senyawa yang
mengandung
alkaloid
+
5. Identifikasi
senyawa yang
mengandung
saponin
+
6. Identifikasi
senyawa yang
mengandung tanin
7. Identifikasi
senyawa yang
mengandung
flavonoid
+
Analisis data
Hasil yang diperoleh dari ekstrak daun Kelor (Moringa oleifera L.)
yaitu‚ berat sampel simplisisa yang sebelum ekstraksi sebanyak
250 gram. Hasil ekstraksi kental deri hasil evaporator sebayak 15
gram.
Hasil ekstraksi yang diperoleh pada percobaan ini yaitu pada fraksi
n-heksan, hasil ekstraksi yang diperoleh sebanyak 1,8 gram,
persentase ekstrak n-heksan 1,8%, pada fraksi etil asetat, diperoleh
hasil ekstaksi sebanyak 0,43 gram dengan persentase ekstrak etil
asetat 14,33%, dan pada fraksi air, hasil ekstraksi yang diperoleh
sebanyak 2,07 gram dengan persentase ekstrak air 25,67%.
V.1 Kesimpulan
V.1.1 Percobaan 1
V.1.2 Percobaan 2
V.1.3 Pecobaan 3
V.2 Saran
Svehla. (1985). Analisis Kuantitatif Anorganik Makro dan Semi Mikro. Kalman
Media Pustaka. Jakarta.
Yuliani, S., Satuhu., Suyanti. (2012). Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar
Swadaya. Bogor.
Utami, T, 2009, Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus, Ilmu Karya,
Jakarta.
www.plantamor.com