Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PENGUKURAN PENCAHAYAAN
Ditujukan untuk memenuhui salah satu tugas matakuliah Analisa Kualitas
Lingkungan

Disusun oleh :
1. Arif Budia Rahman
2. Fadhilatun Nisa
3. Hervinda Yunnisa
4. Sefti Winda Sari
5. Siti Fatimah
6. Yulnawati

STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI


Jl. Soekarno Hatta No.11, Manggis Ganting, Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi

Sumatera Barat 26117

Tlp. (0752) 628654


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan
mengenai Pengukuran Pencahayaan ini sesuai dengan berbagai sumber
informasi dan literatur yang sudah dikembangkan. Dan juga kami berterimakasih
kepada Ibu Mila Sari S.ST, M.SI selaku Dosen mata kuliah Analisa Kualitas
Lingkungan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengukuran
Pencahayaan. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Bukittinggi, Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Udara ........................................................................................ 3
B. Parameter Pencahayaan ............................................................................. 3
C. Hubungan Pencahayaan dengan Kesehatan ............................................. 4
BAB III HASIL PENGUKURAN................................................................................. 5
A. Waktu dan Tempat...................................................................................... 5
B. Alat dan Bahan ............................................................................................ 5
C. Prosedur Kerja ............................................................................................. 5
D. Hasil Pengukuran ........................................................................................ 6
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
Lampiran ...................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya didalam
ruangan, merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai
komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
makhluk hidup untuk hidup secara optimal.

Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat vital bagi


kehidupan manusia. Akan tetapi, karena seiring dengan perkembangan zaman
yang diikuti oleh beragamnya aktifitas manusia, kualitas udara cenderung
mengalami penurunan. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri,
transportasi, dan kegiatan lainnya memiliki peranan yang signifikan dalam
mendorongnya terjadi pencemaran udara.

Kualitas udara di dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi


kesehatan seseorang, karena dimana orang tersebut berada setiap harinya juga
merupakan penggambaran dari kualitas lingkungannya. Suhu, kelembapan,
kebisingan, pencahayaan, dan debu merupakan komponen yang ada di dalam
suatu ruangan.

Seperti pada peraturan no Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan 2
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, maka standar yg digunakan
tersebut menjadi acuan standar keadaan komponen udara di dalam ruangan.
Pengukuran yang tepat, penggambaran keadaan yang detail, dan pengamatan
yang hati-hati dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pengukuran
kondisi udara di dalam ruangan. Sehingga dapat terwujud diketahuinya
kualitas udara bersih dan sehat di dalam ruangan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kualitas Udara dalam Pemeriksaan
Parameter Fisik Udara (Pencahayaan)
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui Alat dan Bahan pengukuran
Pencahayaan
- Untuk mengetahui cara kerja pengukuran Pencahayaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Udara
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya. Status mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara
di suatu tempat pada saat dilakukan inventarisasi. Baku mutu udara ambien adalah
ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang
seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
udara ambien. Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan
agar udara ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya.
Kualitas Fisik Udara dalam Ruang adalah nilai parameter yang
mengindikasikan kondisi fisik udara dalam rumah seperti kelembaban,
pencahayaan, suhu, dan partikulat. Persyaratan kualitas udara dalam ruang yang
meliputi Kualitas fisik adalah :
a. Suhu udara,
b. Pencahayaan,
c. Kelembaban,
d. Kebisingan,
e. Partikulat Debu,

B. Pengertian Pencahayaan
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Persyaratan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
standart intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Prinsip penerangan

3
yang baik adalah jumlah dan intensitas penerangan yang diperlukan hendaknya
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, daya lihat seseorang dan lingkungannya.

C. Hubungan Pencahayaan terhadap Kesehatan


Hubungan Pencahayaan terhadap Kesehatan Pada umumnya pekerjaan
memerlukan upaya penglihatan. Untuk melihat manusia membutuhkan
pencahayaan. Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan di tempat kerja yang
harus diperhatikan adalah pencahayaan. Pencahayaan yang kurang memadai
merupakan beban tambahan bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan
performance (penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak harus ada karena berhubungan
dengan fungsi indera penglihatan, yang dapat mempengaruhi produktifitas bagi
tenaga kerja. Nilai pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan berakibat
terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.

4
BAB III
HASIL PENGUKURAN

A. Waktu dan Tempat

Tempat : Minggu, 23 Juni 2019, 10.00 – 12.00 WIB


Waktu : Kelas B 203 Lantai 2 Gedung Fakultas Kesehatan
Masyarakat Stikes Fort De Kock Bukittinggi
B. Alat Pengukuran
1. Lembar Data
2. Alat Tulis
3. Kamera
4. Stopwatch
5. Lux Meter

C. Prosedur Kerja
1. Tentukan titik-titik yang akan dilakukan pengukuran dengan
menggunakan meteran. Untuk ruangan dengan panjang dan lebar
masing-masing > 10 m, beri jarak antar titik sepanjang 3 m.
2. Menekan tombol power (ON)
3. Membuka penutup photo cell

5
4. Tutup kembali photo cell sampai angka di display menunjukkan angka
ol. Hal ini bertujuan untuk kalibrasi alat
5. Diamkan photo cell menghadap ke atas selama 4-5 menit untuk
beradptasi dengan cahaya sekitar.
6. Lakukan pengukuran pada titik-titik yang telah ditentukan dengan
posisi photo cell menghadap ke arah sumber cahaya dan tegak lurus
terhadap badan pengukur. Ketinggian photo cell ±85 cm dari lantai.
7. Catat hasil yang tertera pada layar display.

D. Hasil Pengukuran

Pengukuran cahaya dilakukan di Kelas B 203 Lantai 2 Gedung


Fakultas Kesehatan Masyarakat Stikes Fort De Kock Bukittinggi saat
keadaan kelas tidak ada perkuliahan.

3 Papan Tulis 2 1
Layar
Infokus
Pintu
Meja Dosen

4 Kursi Mahasiwa Info Kursi Mahasiwa


Jendela

8
kus

9
Pintu

5 6 7

6
Adapun hasil pengukuran pencahayaan adalah sebagai berikut :

No Kondisi Ruangan Intensitas Cahaya

1. Semua lampu dimatikan dan a. Titik 1 (0 lux)


infokus dalam keadaan b. Titik 2 (1 lux)
menyala (siang hari) c. Titik 3 (0 lux)
d. Titik 4 (1 lux)
e. Titik 5 (1 lux)
f. Titik 6 (1 lux)
g. Titik 7 (2 lux)
h. Titik 8 (1 lux)
i. Titik 9 (2 lux)

2. Semua lampu dihidupkan (6 a. Titik 1 (190 lux)


lampu) infokus tidak menyala b. Titik 2 (198 lux)
c. Titik 3 (151 lux)
d. Titik 4 (178 lux)
e. Titik 5 (182 lux)
f. Titik 6 (279 lux)
g. Titik 7 (302 lux)
h. Titik 8 (283 lux)
i. Titik 9 (310 lux)

𝛴 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
Intensitas Cahaya Kondisi Ruangan 1 =
𝛴 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟

0+1+0+1+1+1+2+1+2
=
9

9
=
9

= 1 lux

𝛴 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
Intensitas Cahaya Kondisi Ruangan 2 =
𝛴 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟

190+198+151+178+182+279+302+283+310
=
9

7
2073
=
9

= 230,3 lux

8
BAB IV

PEMBAHASAN

Pengukuran yang dilakukan pada 9 titik di ruangan kelas B 203 dengan 2


kondisi ruangan yang berbeda . Pada kondisi semua lampu mati dan infokus
menyala intensitas cahayanya hanya 1 lux sedangkan pada kondisi lampu menyala
semua dan infokus mati intensitas cahayanya 230,3 lux. Kedua kondisi ini
menunjukkan hasil yang jauh berbeda dimana kondisi 1 jauh di bawah standar
atau tidak memenuhi persyaratan standar penerangan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
standart intensitas cahaya di ruang kerja, ,minimal 100 lux.

Sedangkan pada kondisi 2 terlihat bahwa kondisi pencahayaannya telah


memenuhi persyaratan standar penerangan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart
intensitas cahaya di ruang kerja, ,minimal 100 lux Pada saat pengukuran kondisi
inilah yang menggambarkan suasana proses perkuliahan yang dilangsungkan di
Ruang Kelas B 203.

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada kondisi 1 semua lampu mati dan infokus menyala intensitas
cahayanya hanya 1 lux.
2. Pada kondisi 2 lampu menyala semua dan infokus mati intensitas
cahayanya 230,3 lux.

B. Saran

Sebaiknya pada saat perkuliahan berlangsung jangan mematikan semua


lampu karena pencahayaannya sangat tidak memenuhi persyaratan
pencahayaan yang baik dan hal itu dapat merusak kesehatan mata. Dan
sebaiknya pada saat perkuliahan lampu tetap dinyalakan

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai