Anda di halaman 1dari 2

Bunyi Pasal 34 Ayat 1, 2, 3, 4 UUD 1945 Beserta Maknanya

Tuhan yang maha kuasa menciptakan manusia terlahir ke dunia ini dengan segala galanya
Rijkinya, jodohnya, dan matinya. Semuanya telah diatur untuk manusia dan ini merupakan
rahasiaNya. Ada siang ada malam, ada sikaya ada simiskin itulah realita hidup dan manusia
harus menerima kenyataan ini dengan lapang dada dan menyadari dengan ikhlas bahwa hidup ini
karunia Ilahi. Beruntung bagi sikaya beruntung pula bagi simiskin, kalau kaya semua belum
tentu saling mengenal, gotong royong, dan bertetangga, begitupun si miskin belum tentu seperti
itu yang di pikirkan mungkin masalah perut saja karena kelaparan. Perbedaan ini jangan sampai
merasa derajat lebih tinggi, dihadapan Tuhan semua manusia sama yang membedakan hanya
taqwanya, tetapi dalam kehidupan ekonomi jelas kelihatan antara sikaya dan simiskin, orang
yang beruntung memiliki kehidupan ekonomi yang mapan, dan yang tidak beruntung
ekonominya lemah. Diatas telah disebutkan bahwa ini realita kehidupan. Namun demikian
toleransi hidup perlu dikedepankan, saling membantu diutamakan.

Seperti bunyi pasal 34 ayat I :

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara; artinya semua penduduk
Indonesia yang masuk dalam kategori fakir miskin serta anak terlantar wajib di bantu
pemerintah, pemerintah wajib memikirkan penduduknya yang fakir miskin dan anak terlantar
untuk bisa bekerja atau berwiraswasta supaya mendapat penghasilan untuk kebutuhan hidup
sehari hari, dengan harapan bisa mandiri dan lepas dari ketergantungan bantuan pemerintah.
Jangan sampai kemiskinan di negeri ini tak pernah selesai penanganannya.

pasal 34 ayat 2

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan; artinya bahwa
pemberdayaan masyarakat juga merupakan tanggung jawab Pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyrakat. Pemberdayaan adalah proses pembangunan di mana masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri
sendiri.

Adapun peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat yaitu : Menciptakan suasana atau
iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Maksudnya adalah mengenalkan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Pemberdayaan merupakan upaya pemerintah untuk membangun sumberdaya itu, dengan
mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaraan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya, Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung proses
pemberdayaan masyarakat tersebut. Dalam meningkatkan pemberdayaan salah satu upaya yang
sangat penting yaitu meningkatkan taraf pendidikan seperti menyediakan sekolah gratis bagi
anak-anak yang putus sekolah, memberikan pelatihan, kursus, dan kesehatan masyarakat, melalui
pembangunan sekolah dan penyediaan layanan kesehatan yang mudah dapat dijangkau oleh
masyarakat, Melindungi dan pemihakan kepada masyarakat yang lemah.

pasal 34 ayat 3
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak; artinya bermakna bahwa pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan negara berkewajiban
membuat sarana dan prasarana kesehatan dan pelayanan umum yang memadai dan berkualitas,
misalnya puskesmas, rumah sakit dan pelayanan umum di desa, kecamatan, dan kabupaten.
diantaranya program program yang telah berjalan seperti : jamkesmas ( jaminan kesehatan
masyarakat), BPJS Kesehatan (berobat gratis), Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia
pintar.

pasal 34 ayat 4

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang;
artinya bermakna dalam semua program pemerintah ini tujuannya untuk mengentaskan semua
kemiskinan dan anak terlantar, itu diatur dalam undang – undang dasar 45 Pasal 34 Ayat 1, 2, 3,
4, sehingga dalam pelaksanaanmya di lapangan benar benar sesuai dengan apa yang diharapkan
pemerintah dan fakir miskin serta anak terlantar dapat merasakan hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai