b. Standardisasi ekstrak
Ekstrak
Fraksinasi
Fraksi
Pemisahan
dan pemurnian
Isolat
Karakterisasi
dan identifikasi
Struktur
Molekul
Standardisasi
Bahan Alam
ekstrak b
Skrining Fitokimia
Simplisia
Ekstraksi
Skrining Fitokimia
Ekstrak
Standardisasi
Ekstrak
terstandar
Isolasi senyawa Bahan Alam
identitas c
(Marker)
Skrining
Simplisia
Fitokimia
Ekstraksi
Ekstrak
Fraksinasi
Fraksi
Pemisahan
dan pemurnian
Isolat
Karakterisasi
dan identifikasi
Marker
Uji efek Bahan Alam
Farmakologi d
Simplisia
Ekstraksi
Skrining
Ekstrak
Fitokimia
Standardisasi
Ekstrak
terstandar
Uji Farmakologi
Efek
farmakologi
Uji efek Farmakologi
Bahan Alam
e
Simplisia
Ekstraksi
Ekstrak
Uji efek
Terstandar
Ekstrak
terstandar
Formulasi
Sediaan
Syarat pelarut Ekstraksi
Selektif
Viskositas cukup Rendah
N-heksana
Benzena
Kloroform
Meningkat
Etil asetat
Diklorometana
Aseton
Etanol
Metanol
Air
PENGOLONGAN PELARUT
Berdasarkan Gugus Fungsi
Pelarut Non
Pelarut Organik
Organik ( air )
Keuntungan :
Keuntungan :
Melarutkan zat lebih selektif
Murah
Mudah diperoleh kembal
Kerugian :
Harga mahal
Tidak tahan lama
Beberapa toksik dan mudah
terbakar
Penggolongan ekstraksi
Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk
Berdasarkan
waktu kontak
Ekstraksi bertahap
• Maserasi
• Refluks
• ECC (corong pisah
Ekstraksi
sinambung
• ECC (alat Craig)
Penggolongan ekstraksi
Berdasarkan Energi Yang Digunakan
• Refluks • Maserasi
• Sinambung (Soxhlet) • Perkolasi
• Senyawa yg sudah • Senyawa sudah
diketahui dan diketahui dan
termostabil termolabil
• Mengekstraksi • Mengekstraksi
senyawa yg termostabil senyawa yg belum
diketahui
Proses ekstraksi melibatkan 2 fase dan
dapat dilakukan secara tunggal , atau
beberapa kali ekstraksi
Alasan pemilihan metode ekstraksi
• Didasarkan pada sifat dan bentuk rafinat atau
senyawa yang terkandung didalam rafinat yang akan
diekstraksi
• Rafinat adalah material (padat ataupun cair) yang
akan diekstraksi. Jika rafinat berupa zat padat (misal
simplisia tertentu), maka ekstraksi yang dilakukan
ekstraksi cair padat
• Jika rafinat berbentuk cairan, maka ekstraksi yang
dilakukan adalah ekstraksi cair-cair.
Ekstraksi Cair Padat
Proses penarikan komponen
dari matriks padat
Dasar
Kelarutan
Ekstraksi Cair Padat
PELARUT
MATRIKS
1. MATRIKS
c. Biji2an
Biji dan buah mempunyai masalah dalam penggilingan disebabkan
adanya minyak, lemak, minyak atsiri dan gom. Jenis penggiling yang
dapat dipakai: fine mill dg pengayak, shradder, pin mills
Ditinjau dari kekerasan atau keliatannya daun
dan herba dapat dikelompokkan sbb:
Kekerasan Mesin penggiling Contoh
•Kepolaran •Kepolaran
LINARUT PELARUT
•LINARUT lain
KONDISI EKSTRAKSI
Bergantung kpd
antaraksi 3
komponen tersebut
Faktor yang mempengaruhi
proses ekstraksi
1.Suhu 2.Pengadukan
3.Penggantian 4.Perbandingan
Pelarut pelarut-linarut
5.Ukuran
matriks
1.Suhu
• SUHU • Banyak
makin besar • KELARUTAN Linarut yang
makin besar terekstraksi
2. Pengadukan
• Sel Yang
pecah • Pelarut
mudah masuk
ke dalam sel
Sel yang masih utuh
Terjadi kesetimbangan
konsentrasi di dalam dan
luar sel
Difusi berhenti
Agar
Tujuan pengadukan kesetimbangan
konsentrasi
tidak terjadi
3.Penggantian Pelarut
Pada suatu saat
Terjadi kejenuhan
pelarut
Penggantian
pelarut
4. Perbandingan pelarut-linarut
Jumlah Jumlah
Pelarut Linarut
5. Ukuran matriks
SIMPLISA
MATRIKS
SEDIAAN
EKSTRAKSI CAIR CAIR (ECC)
SA SB
SB = Solut
SA = Solut
dalam fase
dalam fase atas
bawah
Hukum Distribusi NERST
Secara termodinamika, pada saat kesetimbangan tercapai
rasio antara aktivitas solut di dalam kedua fase adalah
tetap
Kp = Koefisien partisi
Fase berair biasanya :
Air suling
Laruta PH tertentu
Biasanya fase yg satu adalah fase
Larutan elektrolit dalam air
berair (aqueous) dan yang lain adalah
fase organik yang tak bercampur Laurtn air yg mengandung bahan
dengan air pembentuk kompleks
Larutan asam atau basa dalam air
Kombinasi dua atau lebih larutan
tersebut diatas
Fase organik ;
Pelarut organik yg tidak bercampur
benzen, toluen, heksana, xylen Pelarut organik yang bercampur dengan
air seperti alkohol, keton, aldehid, asam
Diklormetan, kloroform, tetra karboksilat, asetonitril, dimetil
klorometana sulfoksida dan dioksan tidak sesuai
Eter seperti dietil eter digunakan sebagai pelarut untuk
Beberapa keton yang tak bercampur ekstraksi solut dari larutan air. Namun
(metil iso butil keton) dapat digunakan untuk ekstraksi dari
pelarut organik yang tak bercampur.
Alkohol yang tak bercampur dengan air
Hidrokarbon alifatik
Prosentasi Ekstraksi
Jika harga Kp/Kd diketahui untuk suatu solut yang
terdistribusi dalam dua pelarut, maka prosentase
ekstraksi (fraksi yang tertarik) dapat dihitung.
Kp
p= Kp + 1
1
q= Kp + 1
100
%Rafinat = 100q = Kp + 1
• Koefisien partisi solut dalam air
dan eter adalah 40 jika 15 mL
larutan air yang mengandung
solut diekstraksi dngn 20 mL
eter, berapa prosen solut yang
Contoh : dapat terekstraksi dalam eter…?
• Jika koefisien partisi dan juga rasio distribusi suatu
solut dalam sistem diketahui sangat besar (> 1000)
maka ekstraksi cukup dilakukan sekali
Bila Kp ≥ 10-2
1 p p 1-p = q
N pq(n-1) qn
jika Kd = 4.0 untuk
sistem eter air dan
rasio volume U = 1
berapa kali kah fraksi
yang terekstraksi
setelah 4 kali ektraksi ?
Ekstraksi Cair-cair Bertahap
ECC KP=Craf/Cekst
Bertahap U=Vraf/Veks
%terekstraksi=%q=100/(KP.U+1).
%q=100/(KP.U+1)= 100/(4.1/4+1)=50 %
Contoh ;
jika senyawa A terekstraksi 99.9%
dengan pelarut organik sedangkan
senyawa B hanya terekstraksi 0,1%
saja, berapa faktor pemisah kedua
senyawa tersebut. Jika rasio
volume U= 1…?