Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

Berternak merupakan kegiatan yang harus memiliki disiplin dan

kemandirian yang tinggi, karena dalam beternak kita diwajibkan untuk mengurus

kesehatan dan keterjaminan hidup hewan tersebut. Kegiatan beternak ini telah

dilakukan sejak dulu oleh masyarakat Provinsi Jambi dengan bermacam-macam

hewan, salah satunya adalah sapi.

Banyak hal yang harus diperhatikan dalam beternak sapi, yaitu manajemen

pemeliharaan, manajemen kandang, manajemen pakan, serta manajemen

kesehatan. Memperhatikan kesehatan sapi tidak hanya untuk keperluan sapi

tersebut, namun juga dapat mempengaruhi bagi kesehatan manusia karena beberapa

kebutuhan nutrisi kita didapatkan dari hewan melalui daging dan susu.

Pemeriksaan kesehatan sapi harus dilakukan secara rutin oleh peternak

maupun tenaga kesehatan hewan setempat yang bertujuan untuk meningkatkan

mutu kualitas hewan tersebut. Pemberian vitamin dan obat-obatan yang diperlukan

merupakan upaya yang harus dilakukan oleh dokter hewan dalam menjaga

kesehatan ternak. Dengan demikian peran dokter hewan dan peternak menjadi

sangat penting dalam menjaga kesehatan hewan ternak.


II. MATERI DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan pemeriksaan sapi dimulai tanggal 17 - 28 Juni 2019.

Pemeriksaan dimulai pukul 08.00 WIB s/d 14.00 WIB. Lokasi kegiatan ini

dilaksanakan di UPTD Balai Pembibitan Ternak Wilayah Sungai Gelam,

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

2.2. Materi

Materi kegiatan menggunakan obat-obatan dan peralatan medis dari

UPTD Balai Pembibitan Ternak seperti Biosan-TP, Sulpidon, Calcidex Plus,

Injectamin, Verm-O, Vet-Oxy, dan lain-lain.

2.3. Metode

Pemeriksaan dilakukan dengan cara memasukkan sapi yang terlihat

kurang sehat, sapi anakan (pedet), dan sapi melahirkan ke dalam kandang

isolasi sementara. Sapi kemudia dipasang tali agar mudah untuk di-restrain,

setelah itu diberi perlakuan sesuai kondisi yang dialami sapi.

Sapi yang mengalami kematian dilakukan bedah bangkai (nekropsi)

segera mungkin, mengambil sampel organ, lalu mengubur bangkai ke dalam

tanah. Sampel yang diambil kemudian dikirim ke Laboratorium Dinas untuk

dilakukan pemeriksaan penyebab kematian.


III. PEMBAHASAN

Pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan pada sapi-sapi di UPTD Balai

Pembibitan Ternak Wilayah Sungai Gelam dengan kondisi yang telihat lesu, nafsu

makan turun, baru melahirkan, pincang, rubuh, serta yang menampakan gejala

penyakit lain. Sapi yang diperiksa dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Pemeriksaan dan tindakan pada sapi di UPTD Balai Pembibitan Ternak Wilayah
Sungai Gelam.

No Eartag Umur Tanggal Pemeriksaan Tindakan Keterangan


Dipantau nafsu
Kaki luka, Inj. Injectamin 5 ml
makan sapi,
Selasa tidak mau Semprot Gusanex
1 ± 4 bulan diberikan semprot
18-06-2019 makan, tidak daerah luka pada
Gusanex sehari
mau minum kaki
sekali pada luka
Habis
Diulang pemberian
Rabu melahirkan, Inj. Injectamin 10 ml
2 ± 2 tahun Calcidex oral 3 hari
19-06-2019 sapi duduk Inj. Calcidex 10 ml
kemudian
terus

Dilaporkan juga terdapat kematian pada sapi di UPTD Balai Pembibitan

Ternak Wilayah Sungai Gelam. Pembedahan bangkai segera dilakukan untuk

mengidentifikasi perubahan organ serta dapat membantu mengetahui penyebab

kematian dari sapi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dan dikirim ke

Labiratorium Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Provinsi Jambi

untuk menemukan penyebab kematian pada sapi. Hasil bedah bangkai sapi dapat

dilihat pada Tabel 2.


Table 2. Laporan bedah bangkai sapi di UPTD Balai Pembibitan Ternak Wilayah Sungai
Gelam.

No Eartag Umur Tanggal Pemeriksaan Fisik Hasil Nekropsi Hasil Lab


Sapi mati sekitar
tengah malam,
keluar darah segar Organ pulmo
Tidak dapat
dari hidung, perut terdapat back
Senin diperiksa
1 ± 1 tahun mengembung, tidak bleeding, organ
17-06-2019 karna sampel
ada pembengkakan limfa normal, organ
busuk
pada linfoglandula hati normal.
superfisial, feses
normal.
Organ pulmo
Sapi mati sekitar terdapat back
subuh, keluar darah bleeding, organ
Tidak dapat
dari hidung, tidak limfa normal,
Rabu diperiksa
2 0824 ± 2 tahun ada pembengkakan warna organ hati
19-06-2019 karna sampel
pada linfoglandula terdapat perubahan
busuk
superfisial, feses menguning, serta
normal. sapi mengalami
kebuntingan.

Melihat kejadian sapi mati mendadak di kandang dan daerah sekitar

kandang, serta penyebabnya diduga serangan virus Jembrana, membuat kami

melakukan langkah vaksinasi Jembrana pada sapi – sapi di UPTD Pembibitan

Ternak. Kegiatan vaksinasi Jembrana dapat dilihat pada Tabel 3.


No Lokasi Tanggal Jumlah Tindakan Keterangan
Sungai Selasa Inj/ Vaksinasi Jembrana Vaksinasi diulang
1 94 ekor sapi bali
Gelam 25-05-2019 3ml/ekor sebulan kemudian
14 ekor sapi bali
Pijoan Inj/ Vaksinasi Jembrana
Rabu di Dinas. Vaksinasi diulang
2 dan 3ml/ekor
26-06-2019 15 ekor sapi bali sebulan kemudian
Dinas Inj/Biodin 10ml/ekor
di Pijoan
Inj/ Vaksinasi Jembrana
Sungai Kamis 3ml/ekor Vaksinasi diulang
3 27 ekor sapi bali
Gelam 27-06-2019 Inj/Introvit Bkomplex sebulan kemudian
10ml/ekor
IV. PENUTUP
Kesimpulan

Sapi yang telah diberi tindakan sebanyak 2 ekor. Pemantauan nafsu makan

harus diperhatikan serta diberikan rumput yang bagus. Sapi yang baru melahirkan

diberikan suntik kalsium harus diperhatikan bahwa sapi tidak lumpuh. Sapi mati

pada minggu ini sebanyak 2 ekor dengan perubahan yang hampir sama. Hasil

laboratorium tidak dapat menunjukan penyebab kematian sapi dikarenakan sampel

telah mengalami pembusukkan.

Jumlah sapi yang telah divaksinasi sebanyak 150 ekor sapi bali, vaksinasi

harus diulang sebulan kemudian untuk mempertahankan antibody terhadap virus

Jembrana.

Saran

Sapi yang terlihat lesu dan hamil sebaiknya langsung dipisah agar mudah

untuk dipantau. Pemberian rumput harus dipilih-pilih yang baik untuk sapi yang

dipisah/karantina. Pengulangan pengobatan harus dilakukan secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai