Hipertensi Gravidarum
Hipertensi Gravidarum
1. Definisi
Adalah keadaan dengan tekanan darah diastolik minimal 90mmHg atau tekanan sistolik
minimal 140mmHg, atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan
tekanan sistolik minimal 30mmHg. Tekanan darah harus diukur paling sedikit 2 kali dengan
selang waktu 4 jam.
2. Penyebab
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perserorangan
Misalnya seperti umu ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari pada perempuan ) dan rasa (rasa kulit hitam lebih banyak daripada
kulit putih)
c. Kebiasaan Hidup
Seperti sering mengkonsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30gr), kegemukan atau
makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol , obat-
obatan (ephedrine, prednison dan epineprin).
d. Usia
Pada lanjut usia penyebab perubahan tekanan darah adalah karna adanya
aterosklerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya
regang pembuluh darah.
4. Klasifikasi
a. Kehamilan yang menyebabkan hipertensi
Hipertensi yang timbul sebagai akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas,
seperti : hipertensi tanpa proteinuri atau edema, Preeklampsi dengan atau tanpa
proteinuri dan edema yaiut preeklmapsi ringan dan preeklampsi berat dan eklampsi
b. Hipertensi secara kebetulan
Hipertensi kronis yang mendahului kehamilan dan menetap pada masa nifas
c. Kehamilan yang memperburuk hipertensi
Hipertensi yang sudah terjadi diperburuk oleh kehamilan , yaitu hipertensi yang
diperberat preeklampsi dan eklampsi.
d. Hipertensi sementara
Hipertensi yang timbul setelah trimester kedua dan ditandai keaikan tekanan darah
ringan tanpa mengganggu kehamilan. Hipertensi ini akan menghilang setelah persalinan,
tetapi dapat berulang pada kehamilan berikut.
Khusus
a. Pembatasan kalori, cairan dan garam tidak terbukti untuk mencegah hipertensi dalam
kehamilan, bahkan dapat berbahaya bagi janin.
b. Deteksi dini dan penanganan ibu hamil dengan faktor faktor risiko sangat penting pada
penanganan hpertensi dalam kehamilan dan pencegahan kejang.
c. Kunjungan ulang dan follow up teratur dan konseling yang jelas kapan pasien harus
kembali
d. Suami dan anggota keluarga diberi konseling tentang tanda-tanda hipertensi dalam
kehamilan dan perlunya dukungan sosial atau moral kepada ibu hamil.
e. Hipertensi karna kehamilan tanpa proteinuria, maka lakukan pemantauan tekanan
darah, urin (cek proteinuria), jika tekanan darah meningkat,kondisi janin memburuk
atau terjadi pertumbuhan janin terhambat. Segera lakukan tujukan ke RS, beritahu
pasien dan keluarga tentang tanda bahaya dan gejaa preeklampsia/eklampsia.
DAPUS
Sastrawinata, Sulaiman dkk. Ilmu Kesehatan Reproduksi : OBSTETRI PATOLOGI.2005. Jakarta : EGC