Anda di halaman 1dari 155

BAB.

I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI

Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa
selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.
Adapun sub kompetensinya meliputi:

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan


pencegahannya.
2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.
3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,
penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.
4. Pelaksanaan prosedur darurat.
5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.
6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR).
7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian limbah.

B. PRASYARAT

Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami


dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini
akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–
kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan
Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–
materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata
Diklat:

1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll


2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh
manusia dll.
Modul OPKR 10 – 016 C
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang
bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat
semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang bersangkutan.

2. Peran Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:


a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

Modul OPKR 10 – 016 C


b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.

D. Perlengkapan PBM
Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan
dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks
pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:

Perlengkapan Ruang Perlengkapan


Bahan
kelas workshop

1. Over Head 1. Alat-alat tangan 1. Mobil


Projector/OHP 2. Katrol 2. Engine
2. Papan tulis/white Stand
3. Dongkrak
board
4. Kacamata pelindung

5. Pakaian pelindung

6. Alat Pemadam
Kebakaran

E. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul


ini siswa diharapkan.

Modul OPKR 10 – 016 C


1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
ditempat kerja
2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah ditempat
kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C


F. KOMPETENSI
KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE : OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 - 1 - - 1

1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:


 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
 Spesifikasi pabrik kendaraan.
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
 Lembaran data keamanan material.
 Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
 Kebijakan/prosedur keamanan.
KONDISI KERJA
 Prosedur/kebijakan kecelakaan.
 Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
 Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).
 Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
 Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.
 Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk:

Modul OPKR 10 – 016 C 5


 Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
 Pakaian keamanan individual.
 Perlengkapan dan bahan kebersihan.
 Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
 Bahan pembersih dan pelumas.
 Pakaian yang aman
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
 Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.
 Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.
 Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
 Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.

Modul OPKR 10 – 016 C 6


MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Mengikuti  Mengenali bahaya  Prosedur  Mengenali bahaya  Peraturan K3L yang  Mengikuti prosedur
prosedur pada pada area kerja keselamatan yang pada area kerja dan berlaku kesehatan dan
tempat kerja dan melakukan meliputi pertolongan melakukan tindakan  Prosedur keselamatan kerja
untuk tindakan pertama dan CPR pengontrolan yang keamanan tempat  Memelihara catatan
mengidentifikasi pengontrolan yang  Mengikuti prosedur tepat kerja yang berhubungan
bahaya dan tepat pengamanan dan  Mengikuti kebijakan  Persyaratan dengan keamanan
penghindaranny  Mengikuti pengendalian limbah yang syah pada pemeliharaan  Menggunakan
a kebijakan yang padat, cair, gas dan tempat dan prosedur perlengkapan dan perlengkapan yang
sah pada tempat kebisingan ditempat pengontrolan resiko area kerja benar
kerja dan prosedur kerja  Peralatan dan area  Identifikasi bahaya  Melaporkan dan
pengontrolan  Pemeliharaan kerja dibersihkan dan pencegahan mengurangi bahaya–
resiko kebersihan atau dipelihara dalam tempat kerja bahaya potensial
 Mematui tanda perlengkapan kerja sesuai dengan  Prosedur  Memlihara kebersihan
bahaya dan keamanan, jadwal pertolongan mesin perlengkapan
peringatan pemeliharaan pertama dan area kerja
 Pemakaian berkala, tempat  Prosedur CPR  Menempatkan dan
pakaian penerapan  Prosedur keamanan mengidentifikasi
pengamanan spesifikasi pabrik dasar perlengkapan
sesuai SI (Standar  Seluruh kegiatan  Penggunaan dan pemadam kebakaran
Internasional) penerapan pemadam penerapan alat  Melaksanakan
 Penggunaan teknik kebakaran dan pemdam kebakaran prosedur – prosedur
dan pengangkatan prosedur kerja yang tepat darurat

Modul OPKR 10 – 016 C 7


MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pemindahan diidentifikasi  Prosedur  Melakuakan
secara manual berdasarkan SOP penanganan secara prosedur–prosedur
yang tepat (Staandard manual keamanan dasar
Operation  Syarat keselatan diri  Bertindak sesuai
Prosedure)  Simbol – simbol dengan keadaan
peraturan K3L bahaya bahaya
(Keselamatan,  Menggunakan teknik
Kesehatan Kerja dan penangan secara
Lingkungan) yang manual
berlaku dan  Memperagakan
prosedur atau prosedur pertolongan
kebijakan pertama dan CPR
perusahaan
 Menngikuti kebijakan
yang syah pada
tempat kerjadan
prosedur
pengontrolan resiko

Modul OPKR 10 – 016 C 8


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pemeliharaan  Perlengkapan
kebersihan dipilih sebelum
perlengkapan dan melakuakan
area kerja pembersihan dan
perawatan secara
rutin
 Menggunakan
metode yang
benar untuk
pembersihan dan
pemeliharaan
perlengkapan
 Pperlatan dan
area kerja
dibersihkan atau
dipelihara sesuai
dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempata
penerapan dan
spesifikasi pabrik

Modul OPKR 10 – 016 C 9


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Penempatan dan  Pengidentifikasian
pengiidentifikasian pemdaman
jenis pemadam kebakaaran yang
kebakaran, sesuai pada tipe
penggunaan dan yang tepat untuk
prosedur lingkungan tempat
pengoperasian kerja
ditempat kerja  Seluruh kegiatan
penerapan
pemdaman
kebakaran dan
prosedur kerja
diidentifikasikan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
kesehatan kerja
dan lingkungan )
yang berlaku dan

Modul OPKR 10 – 016 C 10


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebijakan
perusahaan
4. Pelaksanan  Mengikuti
prosedur darurat prosedur
perlindungan
mesin pada saat
tanda bahaya
muncul
 Mengikuti
prosedur alarm
atau peringatan
atau efakuasi
ditempat kerja
 Mengikuti
prosedur gawat
darurat secara
profesional yang
tepat untuk
melindungi mesin
pada saat
keadaan tanda
bahaya muncul

Modul OPKR 10 – 016 C 11


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
 Pelayanan darurat
yang profesional
dan tepat untuk
mamanggil
pertolongan
dengan segera
dilakukan oleh
orang yang
berkuasa untuk
melakukan hal
tersebut
5. Menjalankan dasar  Kebijakan atau
– dasar prosedur prosedur
keamanan keamanan
dijalankan
berdasarkan
pelatihan
perusahaan dan
undang – undang
yang berlaku
 Seluruh keamnan
yang

Modul OPKR 10 – 016 C 12


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berhubungan
dengan kejadian
dicatat atau
dilaporkan pada
formulir yang
sesuai
 Seluruh stap
disarankan
menggunakan
prosedur
keamanan
perusahaan dan
metode yang
tepat dalam
penerapannya.
6. pelaksanaan  Seluruh kegiatan
prosedur pertolongan
penyelamatan pertama yang
pertama dan dilakukan dicatat
Cardio-Pulmonary atau dilaporkan
Resusciation (CPR) berdasarkan SOP
(Standard

Modul OPKR 10 – 016 C 13


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan)
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
7. Mengikuti prosedur  Tindakan
pada tempat kerja pengamanan
untuk pengamanan terhadap limbah
dan pengendalian padat, cair, gas,
limbah dan kebisingan
ditempat kerja
dikenali dan
dilakukan
 Seluru kegiatan
pengendalian dan
pengamanan
limbah dan polusi

Modul OPKR 10 – 016 C 14


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
ditempat kerja
dilakukan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan),
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan

Modul OPKR 10 – 016 C 15


G. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda
miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

No. PERTANYAAN YA TIDAK


1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
ditempat kerja
3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan
Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian
limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 16


BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini
dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap
kegiatan.

Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan Tanggal Waktu tangan
belajar Perubahan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan/
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam kebakaran
Prosedur pada
tempat kerja untuk
mengindentifikasi
bahaya dan
penghindarannya
Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan

Modul OPKR 10 – 016 C 17


Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan Tanggal Waktu tangan
belajar Perubahan
guru
area kerja
Penempatan dan
pengindentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
Pelaksanaan
prosedur darurat
Menjalan dasar –
dasar prosedur
keamanan
Pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan cardio
pulmonary
resuscitation (CPR)
Prosedur pada
tempat kerja untuk
pengamanan dan
pengendalian limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 18


B. Kegiatan Belajar Siswa

Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.


2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara
manual.

b. Uraian Materi 1

UNDANG-UNDANG K3
1) Pengertian Keselamatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.

Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau


kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik
harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil
karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.

2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja


Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
Modul OPKR 10 – 016 C 19
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-
sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan).

3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja


Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat
keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-
undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
Modul OPKR 10 – 016 C 20
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA


Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi
karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama, yaitu:

1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.


b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)

Modul OPKR 10 – 016 C 21


a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang
aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras,
suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

Apakah kecelakaan dapat dicegah?

Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu


dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan
untuk dicegah karena:
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka
kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan


tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta
mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-
faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

a) Karena tidak serius/disiplin.


b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.

Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak


aman?

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman


tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat
yang rusak diganti atau diperbaiki.

Modul OPKR 10 – 016 C 22


b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi
diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-
bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau
menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara
teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana
tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong


celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang
merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi
baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di
tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku
yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol
baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat
seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang
dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa
orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga
anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan
tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik
sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan
pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus
dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat
menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan

Modul OPKR 10 – 016 C 23


masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang
tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka,
pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau
mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material
tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika
bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan
penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin
dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN

1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya


yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-
nyamanannya harus yang paling minim.
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat
meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip
di lipatan-lipatan pakaian.

Modul OPKR 10 – 016 C 24


g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di
atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak
digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan
cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan
berhenti menghilangkan bahaya.

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


pakaian kerja
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan
berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju
bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 25


PAKAIAN KERJA

1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat


dan betul–betul cocok sehingga
merasa senang dalam pekerjaan.
Hindari pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan kancing
yang menonjol yang dapat
menyebabkan kerusakan pada
kendaraaan pada waktu bekerja.
Kami anjurkan memakai seragam
Mekanik Toyota (Overall) yang
khusus didisain dengan
memperhatikan hal–hal diatasi.

2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit


harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab
oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan

SEPATU KERJA

Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya


memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan
karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih
memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda.
Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai
sol yang tidak licin serta berkulit keras.

Modul OPKR 10 – 016 C 26


SARUNG TANGAN

Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau


memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan
memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan
khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan
pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan
menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin
hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung
tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti
ini sarung tangan jangan dipakai.

3) Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus


terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung
bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan


juga dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C 27


Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las Listrik

b) Alat pelindung kepala,

Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada
bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang
mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor
atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga

Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat


bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Gb. Alat Pelindung Telinga

Modul OPKR 10 – 016 C 28


d) Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya
gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan

Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan


kebutuhannya, antara lain:
 Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset.
 Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk
melindungin tangan terhadap bahaya panas.
 Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan
dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu
barang.
 Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan
pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini
untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam
atau kepedasan cairan.

Modul OPKR 10 – 016 C 29


Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda


tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu
yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa
hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet
digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga
pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
g)

Plat Besi Pelindung

Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung

h) Alat pelindung badan,

Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian


biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada
waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung,
sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari
sinar api.

Modul OPKR 10 – 016 C 30


Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

1) Cara mengangkat benda


Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis
kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang
pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan
yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja.
Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.

Modul OPKR 10 – 016 C 31


2) Cara mengangkat dan memikiul benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang
beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.

3) Mencegah terjadinya kecelakaan


Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah
pengangkatan yang sederhana; sebelum mengangkat dan
melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan
harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan.
Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.

Modul OPKR 10 – 016 C 32


4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan
Cara yang benar mengangkat dengan tangan.
Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan
dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.

a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan


sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan
kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya
harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada
pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus
tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang
yang diangkat.
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini
untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan
benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas
sampai dengan keadaan tegak

Modul OPKR 10 – 016 C 33


5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung
pada kapasitas pengangkatannya.

6) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna
pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat
menyebabkan kecelakaan besar.

7) Lokasi dongkrak dan penyangga

Modul OPKR 10 – 016 C 34


Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan
lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah
diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi
karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan
tidak aman dari lingkungan (unsafe condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan
disesuai dengan bidang pekerjaannya.

Modul OPKR 10 – 016 C 35


5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya.

d. Tugas

Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah


anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat
menjelaskan materi ini.

1. Jelaskan pengertian K3?


2. Sebutkan tujuan K3?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan?

Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan
peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda.
Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut
kedalam pertemuan tutorial.

e. Test formatif

1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak


amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan?
3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin?
5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?

f. Kunci jawaban formatif

1. Penyebab kecelakaan:
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

Modul OPKR 10 – 016 C 36


d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
e) Keselamatan ditujukan pada
f) Manusia (pekerja dan masyarakat).
g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.

2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:


a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.
3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat
kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin
dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga
menyebabkan kebakaran.

4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah


pekerjaan reparasi dibagian casis.

g. Lembar Kerja
CARA MENDONGKRAK KENDARAAN
1) Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil lengkap
b) 1 unit engine stand
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap/majun
Modul OPKR 10 – 016 C 37
2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan
dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh
seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat
dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban
maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang
aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah
penempatannya sudah tepat

3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan
terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau
dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk
yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja!

4) Tugas

a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!


b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah
mempelajari materi pada kegiatan 1!

Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan


Area Kerja
a. Tujuan

Modul OPKR 10 – 016 C 38


1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan
kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja.

b. Uraian Materi

ALAT-ALAT KEBERSIHAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel


otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah
kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-
sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak
dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan
saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada
kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau
minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Modul OPKR 10 – 016 C 39


Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

Metode Pembersihan

Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan


debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini
beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu.
Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang
tidak terlindungi.

Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan


kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua
short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama.
Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-
sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu
hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.

Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun


detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para
pekerja.

Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan


ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke
tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.

Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan


isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/
dianjurkan.

Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak


cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa
instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan
material.

Modul OPKR 10 – 016 C 40


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan
barang:

1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.


2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang
terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada
ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai

3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan


pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang
terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan,
dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam
lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di
dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan
tangan, harus ditangani secara mekanik.
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Modul OPKR 10 – 016 C 41


Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang
baik:

1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau


memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.


Putuskan dari segala sumber listrik.

3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena


kotoran.

4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan


di atas.

5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben


kerjanya.

6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri


anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?

7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara
yang benar bukan dibuang pada saluran air.

8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.

9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau


urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.

10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh


pergerakan atau jalan masuk.

Modul OPKR 10 – 016 C 42


11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.

12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.

13) Gantikan bagian/parts yang rusak.

14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan
yang rusak.

15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.

16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan
barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir
jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.

Modul OPKR 10 – 016 C 43


Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer
di daerah kerja selain daerah kerja anda.

Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau
buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat
pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.

Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar


wanita, pakaian dan kertas kerja.

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin


pengangkat, mesin bubut dll)

1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap
alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering
digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada
ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 44


3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan
lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman

1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk


menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.
2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih
dahulu. Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada
tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat
ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan
dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala
sumber listrik.
4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.

5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan


di atas.

6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben


kerjanya.

d. Tugas

Modul OPKR 10 – 016 C 45


Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan
area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan
ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada
instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan


sebagai suatu metode pembersihan!
2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu
sistem penyimpanan!
3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-
mesin yang lain!
4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja di bangku kerja!
5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!

f. Kunci Jawaban formatif

1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan


sebagai suatu metode pembersihan

Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu, sehingga


dapat terhirup atau mengenai mata.

2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu


sistem penyimpanan adalah:

 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.


 Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat
yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh
pada ketinggian yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C 46


 Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
 Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
 Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
 Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
 Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk
dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-
ujungnya atau di dalam rak.
 Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
 Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang


sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-
mesin yang lain.

Modul OPKR 10 – 016 C 47


 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.
Putuskan dari segala sumber listrik.
 Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
 Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
 Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
 Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan
cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
 Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau
urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.
 Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh
pergerakan atau jalan masuk.
 Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
 Gunakan penutup debu jika diperlukan.
 Gantikan bagian/parts yang rusak.
 Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat
yang rusak
 Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai
lagi.

4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang


bekerja di bangku kerja:

Modul OPKR 10 – 016 C 48


 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai
sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam
ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.
 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda
tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
 Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali
atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu
khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan
bakar.
 Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang


bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).

 Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan


setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang
sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat
pada ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-
tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

Modul OPKR 10 – 016 C 49


 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
 Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
 Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a. Tujuan

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api


2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran

b. Uraian Materi

Sifat api

Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Modul OPKR 10 – 016 C 50


Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun
gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah
menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,
gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia.

Mencegah api

Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.


Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan
limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan hati-
hati.

Modul OPKR 10 – 016 C 51


Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:

1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.


2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.

Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan


bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

Gambar 3.

Modul OPKR 10 – 016 C 52


Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara


menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan
oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya
sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.

1) Berhati-hati dengan listrik.

2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap dalam
keadaan baik.

Modul OPKR 10 – 016 C 53


Gambar 5.

3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.


4) Jangan membebani kabel berlebihan.
5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel,
insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa perlindungan


yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang
dapat terbakar.

Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.

a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat menggunakan


lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen.
Modul OPKR 10 – 016 C 54
b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat
terbakar lainnya.
f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas
lainnya.
g. Patuhi tanda “dilarang merokok”.
h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat
muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang tiba—
tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.

1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.

2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-bahan


yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera mungkin.

Modul OPKR 10 – 016 C 55


1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.


3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.)
dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan
pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang mudah terbakar
sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber
panas.

Modul OPKR 10 – 016 C 56


Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam


kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan
bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar.
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah logam
yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian
anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada
supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat


mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.

1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja


dengan peralatan listrik.
2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.
3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C 57


Gambar 11.

Klasifikasi api

Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

Gambar 12.

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif
untuk mematikan api kelas A.

Modul OPKR 10 – 016 C 58


Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan
api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada
titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam
sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api
kelas A.

Gambar 14.

Modul OPKR 10 – 016 C 59


2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam
kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak
seefektif air.

Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh
jenis air-udara di sejumlah negara bagian.

Api kelas B

Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin,
minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi
api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif
untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 15.

Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air
dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Modul OPKR 10 – 016 C 60


Gambar 16.

Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di
dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar
sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.

Api kelas C

Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling
efektif untuk memadamkan api kelas C.

Modul OPKR 10 – 016 C 61


Gambar 18.

Gambar 19.

Peringatan

Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk


menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali

Modul OPKR 10 – 016 C 62


menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-
hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.

Alat-alat Pemadam Kebakaran:

Alat pemadam api portable

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.


Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada
masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya
dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan rincian bagaimana
menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa
digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Gambar 20.

Modul OPKR 10 – 016 C 63


4) Pemadam kebakaran yang berisi air

Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk


memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang
semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis
pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat
dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 21.

Gambar 22.

Modul OPKR 10 – 016 C 64


5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)

Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan
yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk memadamkan api
kelas B dan kelas C.

Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil
mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran
besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat


digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas.
Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme pengoperasiannya
harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku.
Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau
katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh
endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area
sangat penting.

Contohnya adalah:

Modul OPKR 10 – 016 C 65


a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan
laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar,
lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.

Gambar 24.

Prosedur penggunaan.

a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.


b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.

Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi
Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas.
Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela
dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.

Modul OPKR 10 – 016 C 66


6) Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam


kebakaran busa cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B
dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

Gambar 25.

Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan


memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk
memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah
diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila
bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup


lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga
temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri.

Modul OPKR 10 – 016 C 67


Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa
jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini
akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas
permukaan cairan.

Gambar 26.

7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering

Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang
diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini
sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH.
Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang
berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6
meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.

Modul OPKR 10 – 016 C 68


Gambar 27

Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi


pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini
cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk
memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya
pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan
menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk
pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan dengan cepat. Hal
ini membuat alat ini efektif memadamkan semua jenis api yang
muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk
memadamkan api yang besar dan dalam

Modul OPKR 10 – 016 C 69


Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api

Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal
seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu
darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Modul OPKR 10 – 016 C 70


Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan
diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran,
putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak,
keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama
periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran
sesegera mungkin bila:

1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.


2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan
hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak
untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai

Gambar 30.

Modul OPKR 10 – 016 C 71


8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau
berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Selalu siap memadamkan api.

Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.


4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api
dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.

Modul OPKR 10 – 016 C 72


Gambar 32.

7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.


8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup,
tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat


menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin
sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan ke
tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan
yang baru

Memadamkan Api/Kebakaran.

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat


memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi
kerusakan.

Cara Mengguakan Alat Pemadam Api


Modul OPKR 10 – 016 C 73
1. Lepaskan kunci pengaman.
2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa
dari klip.
3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan
pemadaman seperti gerakan menyapu.

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:


1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Modul OPKR 10 – 016 C 74


Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 36

.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37

6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Modul OPKR 10 – 016 C 75


Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:


1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting
segera ditanggulangi.

2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga
mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar
sehingga sulit ditanggulangi.

3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat mengarahkan


mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda.

4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan


peralatan yang tepat,

5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan


dapat meregut nyawa seseorang.

6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber


api dan panasnya jauh.

7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak
dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api.
Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang
ada di sekitarnya.

8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

Modul OPKR 10 – 016 C 76


c. Rangkuman

1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau
saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya
kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang
dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.

d. Tugas

Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini


buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan penggunaannya,
setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang
hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran


2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan?
3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala
api?
a. Starvation
b. Smothering
c. Cooling
4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?
5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?

Modul OPKR 10 – 016 C 77


7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik?
9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang
disebabkan bahan bakar cair seperti bensin?
10) Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat
bahan bakar dengan gas atau listrik?
11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.

Nyala api yang


Warna alat Jenis alat
sesuai untuk
pemadam pemadam
dipadamkan
Merah

Biru

Tanda Merah dengan


Putih
Tanda Merah dengan
Hitam

12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran
13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api ?
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini?
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah
d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik

Modul OPKR 10 – 016 C 78


15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam
kebakaran?
16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan
ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan?
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya?

Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada


pelatih untuk memeriksanya.
f. Kunci Jawaban

1) Tiga unsur penyebab kebakaran


 Bahan bakar
 Panas
 Oxigen
2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api
tidak akan lama akan menjadi padam.

3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api


adalah
 Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan bakar
dari nyala api sehingga menjadi padam.
 Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api
sehingga menjadi padam.
 CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api.

4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan


bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia


disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara bertekanan
dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api.

Modul OPKR 10 – 016 C 79


6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid
akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada
pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam
kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat
menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang
menyebabkan nyala api menjadi padam.

7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala
api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan
dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian
bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan
pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak
dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak
terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak.

9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan
bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala
api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan
panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan
temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas
apabila mendapat udara akan terbakar kembali,

10) Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan


bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau
listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala
api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C 80


11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.

Warna alat Jenis alat Nyala api yang sesuai


untuk dipadamkan
Pemadam Pemadam
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,
Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik
dengan Putih (juga untuk kelas A dan B)
Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik
dengan Hitam dan cairan yang dapat terbakar.

12) Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.
a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut
masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena
alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih
pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi
penuh.
c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi
penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat
pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan
segera diisi kembali.

Modul OPKR 10 – 016 C 81


14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering
b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering
dan Busa
c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d) Ban terbakar adalah busa
e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah


dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada
pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan
arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang
menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada
sumber nyala api.

16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada
tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan
adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan
kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan
selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan
menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat.
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya
Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan
bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat
dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan
selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah
diambil. Didalam masalah ada seseorang yang pakaiannya terbakar,
maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan
kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala
api telah tertutup dan padam.

Modul OPKR 10 – 016 C 82


Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary
Resusciation ( Cpr )

a. Tujuan

1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan


Pertama dan Cardio Pulmonary.

2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR dilingkungan


kerja

3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama


dan Cardio Pulmonary (CPR).

b. Uraian Materi

Pengertian Pertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera,


kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Pengertian Medis Dasar

Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki


oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah
sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.

Pelaku pertolongan Pertama

Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di


tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar.

Tujuan Pertolongan Pertama:

a. Menyelamat jiwa penderita

b. Mencegah cacat

c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

Modul OPKR 10 – 016 C 83


Dasar Hukum

Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya


belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau
demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam
melakukan Pertolongan Pertama.

Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531
KUH.

Pidana yang berbunyi:

Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya


maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang
pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak
akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya
dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak –
banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam
dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 .

Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa
membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

Penjelasan:

 Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu,
misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air,
seorang akan membunuh diri dan sebagainya.

 Memberikan pertolongan = menolong sendidri.

 Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi


atau dokter.

Modul OPKR 10 – 016 C 84


Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi pertolongan itu
tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri dibahayakan atau orang lain
dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati.

PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :

Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan


beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi
peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat
Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan
tugasnya.

Alat Pelindung Diri ( APD )

Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah


terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang
memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama
dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :

Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan


penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis,


TBC,HIV/AIDS.

Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami


luka dalam melakukan tugasnya.

BEBERAPA APD:

1. Sarung tangan lateks.

Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat


merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan

Modul OPKR 10 – 016 C 85


sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai
terlebih dahulu.

2. Kecamata pelindung

Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun


mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan

3. Baju pelindung

Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk


mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju
penolong.

4. Masker penolong

Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.

5. Masker Resusitasi

Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.

6. Helm

Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda
dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.

Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku


Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.

Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.

Modul OPKR 10 – 016 C 86


Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah:

Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa


tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci
tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk
menghentikan rantai penularan penyakit.

 Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

 Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)

 Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai menangani


penderita.

Mempersiapkan alat.

Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan.
Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:

 Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.

 Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)

 Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)

Peralatan Pertolongan Pertama:

a. Penutup luka
 Kasa steril
 Bantalan kasa
b. Pembalut
Contoh:
 Pembalut gulung/pita
 Pembalut segitiga/mitella
 Pembalut tubuler/tabung
 Pembalut rekat/plester
c. Cairan antiseptik
Contoh:
Modul OPKR 10 – 016 C 87
 Alkohol 70%
 Povidone iodine 10%
d. Cairan pencuci mata
 Boorwater
e. Peralatan stabilisasi .
Contoh:
 Bidai
 Papan spinal panjang
 Papan spinal pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stestoskop
o. Tandu.

PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT

1. Memeriksa kesadaran

Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!”


Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak
akan bereaksi.

Modul OPKR 10 – 016 C 88


Gbr. 1

2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar

Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas.


Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke
atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada
dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.

Gbr. 2

3. Memeriksa pernapasan

Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.

 Lihat apakah dadanya bergerak

 Dengarkan suara napasnya

 Rasakan napasnya dengan pipi Anda

Modul OPKR 10 – 016 C 89


Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak
bernapas.

Gbr. 3

4. Memeriksa nadi

Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda.
Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot –
otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit.

POSISI PEMULIHAN

1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya


diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban
yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku
dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.

Modul OPKR 10 – 016 C 90


Gbr.1

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya


memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh,
lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.

Gbr. 2

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik


badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.

Modul OPKR 10 – 016 C 91


Gbr. 3

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka.


Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban
yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut
siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut.

Gbr.4

CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR)

A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT

1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang


hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.

2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban.
Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya
terlihat naik ke atas.
Modul OPKR 10 – 016 C 92
3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan
pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.

Gbr. A

B. KOMPRESI DADA

1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda


diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk
bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari
kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut.

2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara


vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini
dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.

Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi disusul


dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.

Modul OPKR 10 – 016 C 93


Gbr. B

CEDERA KEPALA

1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan
dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi
hati–hati dan merata pada luka.

JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda

Gbr. 1

2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.

Modul OPKR 10 – 016 C 94


Gbr. 2

3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang


mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari
3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan
serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.

Gbr. 3

4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang.


Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di
bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi
pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.

Modul OPKR 10 – 016 C 95


Gbr.4

CEDERA PADA MATA

1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak banyak


bergerak. Mata yang sakit diperiksa.

Gbr. 1

2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu yang
mengambang atau zat kimia yang berbahaya.

JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda asing
yang terbenam atau melekat pada bola mata.

Modul OPKR 10 – 016 C 96


Gbr. 2

3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan


eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah
gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya ditutup.

Gbr.3

4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.

Modul OPKR 10 – 016 C 97


Gbr.4

LUKA BAKAR API

Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran:

 Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah cukup


aman.

 Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.

 Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.

Modul OPKR 10 – 016 C 98


PAKAIAN TERBAKAR

Jangan biarkan korban lari keluar


rumah

 Korban dijatuhkan ke lantai,


bagian yang terbakar di sebelah
ata, kemudian siram dengan air.
Atau korban diselimuti erat–erat
dengan mantel atau karpet.

CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK

Jangan mendekat sebelum:

 Anda memutuskan aliran listrik di


dalam rumah.

 Anda diberitahu secara resmi


bahwa aliran listrik tegangan tinggi
sudah diputuskan dan sudah
diisolasi.

Modul OPKR 10 – 016 C 99


TUMPAHAN ZAT KIMIA

Lindungi diri Anda sendiri dari zat


kimia korosif.

 Air pembilas yang sudah tercemar


mengalir tanpa membahayakan
siapapun juga.

 Hati – hati terhadap uap beracun

LUKA BAKAR

1. Luka didinginkan dengan air dingin


samapai nyeri berkurang

JANGAN menunda mencari


bantuan Medis pada luka baker
berat

2. Lepaskan barang–barang yang


menjepitdari daerah luka, ikat
pinggang, pakaian, sepatu, arloji,
cincin dan perhiasan laian

Gbr.2

3. Luka ditutup dengan pembalut


yang ringan, bersih dan tidak
berbulu.

JANGAN mengoleskan krim, salep,


maupun lemak

JANGAN memecahkan lepuh

Gb.3
Modul OPKR 10 – 016 C 100
4. Apabila lukanya luas, korban
dibaringkan dan bila mungkin,
kakinya ditinggikan dan ditopang.
Periksa dan catat nadi serta
napasnya setiap 10 menit sementara
menunggu datangnya bantuan
medis atau ambulans.

MENELAN RACUN

1. Pastikan di dalam mulut


korban tidak ada muntahan
dan benda asing, dan bahwa
korban dapat bernapas.

2. Cari gejala luka baker zat


kimia di dalam dan sekitar
mulut korban. Kalau ada,
berikan air dingin atau susu
untuk diminum sedikit–
sedikit.

3. Panggil dokter atau hubungi


119 dan minta ambulans.
Usahakan untuk
mengetahui apa yang
ditelan korban dan
beritahukan pada dokter
atau petugas ambulans.

4. Kalau korban menjadi tidak


sadar, baringkan ia dalam
posisi pemulihan .

Modul OPKR 10 – 016 C 101


PATAH TULANG

1. Katakan pada korban agar


tidak bergerak. Bagian
yang cedera ditopang dan
distabilkan dengan tangan
Anda.

JANGAN MENGGERAKAN
KORBAN TANPA PERLU

2. Jika ada luka, atasi


perdarahan. Luka ditekan
dengan perban atau
pembalut yang bersih.
Luka dan darah sekitarnya
diperban dan dibalut
supaya tidak longgar

3. Untuk patah kaki, kedua


kaki dirapatkan dengan
membalut-nya pada lutut
dan pergelangan kaki,
kemudian di atas dan di
bawah tempat yang
patah. Untuk patah
lengan, pasang belat dan
kalau perlu lengan dan
tubuh dirapatkan dengan
balutan tetapi jangan
pada tempat yang patah.

4. Hubungi 119, minta


ambulans. Bagian yang sakit
Modul OPKR 10 – 016 C 102
ditinggikan dan ditopang,
bila mungkin. Periksa
sirkulasi ada tangan dan
kakinya setiap 10 menit.

PERDARAHAN JANGAN Memberi sesuatu


lewat mulut kepada korban
1. Pakaian dibuka supaya luka
terlihat. luka ditekan kuat–kuat
dengan tangan atau jari Anda,
sebaiknya menggunakan
pembalut yang bersih

2. Luka terus ditekan, bagian JANGAN memasang


tourniquet
tubuh yang luka ditinggikan
dan ditopang

3. Perban dibalut dengan kuat


tetapi jangan terlalu keras
agar suplai darah tidak
terputus

Modul OPKR 10 – 016 C 103


4. Cari bantuan medis yang
tepat. Kalau
perdarahannyaberat, hubungi
119 dan minta
ambulans.Bagian yang luka
terus ditopang dan ditinggikan.
Korban dibaringkan dan
diselimuti, kakinya ditinggikan
dan ditopang kalau darah
merembes pada pembalut,
pasang perban lagi di atasnya
dan balut kembali.

SERANGAN JANTUNG

1. Pasien ditenangkan, baringkan


dalam posisi setengah duduk.
Lututnya ditekuk dan ditopang

2. Jika Anda membawa tablet


aspirin dan pasien sudah
sadar, berikan dia satu tablet
dan katakana supaya dikunyah
pelan – pelan.

Modul OPKR 10 – 016 C 104


3. Hubungi 119, minta ambulans
dan katakana pada operator
bahwa Anda menduga
serangan jantung. Kalau
pasien minta agar Anda
memanggilkan dokternya,
penuhi permintaannya.

4. Pasien ditenangkan. Periksa


nadi dan napasnya secara
teratur sampai bantuan dating.

TERSEDAK

A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR

1. Korban membungkuk ke
depan pukul punggungnya
antara kedua bahunya
dengan telapak tangan
Anda sebanyak lima kali.

2. Kalau tidak berhasil dengan

Modul OPKR 10 – 016 C 105


memukul. Lakukan dengan
perut Anda, berdiri di
belakag korban kedua
lengan Anda melingkari
pinggangnya, satu telapak
tangan membuka ke atas,
satu lagi kebawah.

3. Jari–jari kedua tangan


saling menggenggam
kemudian dorong dengan
keras kea rah dalam dan
keatas, di bawah lengkung
iga korban. Ulangi
sebanyak empat kali.

B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL

4. Telengkupkan anak di pangkuan


Anda, kepala di bawah. Pukul
berulang–ulang di antara kedua
bahunya, tetapi jangan sekuat pada
orang dewasa.

Kalau tidak berhasil dengan memukul


punggung, menekan perut hanya
dilakukan jika Anda sudah terlatih
untuk melakukannya pada anak–anak.
Kalau belum, lakukan pernapasan

Modul OPKR 10 – 016 C 106


buatan.

Modul OPKR 10 – 016 C 107


C. PADA BAYI

JANGAN melakukan cara


mendorong perut pada bayi 5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda,
kepala di bawah.

6. Pukul punggungnya berulang–ulang di


antara kedua bahunya, tetapi jangan
sekuat pada anak–anak. 2. kalau
gagal, lakukan pernapasan buatan.

TIDAK SADAR

7. Dagu korban diangkat dan kepalanya


ditarik ke bawah supaya jalan napas
terbuka. Periksa apakah nadi dan
napas masih ada. Nilai tingkat
reaksinya dengan berbicara keras –
keras di dekat telinganya dan cubit
punggung tangannya. Catat apa yang
Anda temukan.

Modul OPKR 10 – 016 C 108


8. Korban diperiksa secara cepat dan
cermat dan tangani cedera yang
berat, kalau ada. Usahakan untuk
mengetahui penyebab dari
ketidaksadaran

9. Baringkan korban dalam posisi


pemulihan

JANGAN memindahkan korban


kalau tidak perlu.

10. Kalau korban tidak sadar kembali


setelah 3 menit, hubungi 119 dan
minta ambulans. Catat kecepatan nadi
dan napas serta tingkat reaksinya tiap
10 menit. Tetap bersama korban
sampai pertolongan dating. Berikan
catatan Anda kepada petugas.

c. RANGKUMAN

1. Di lingkungan sekolah atau perusahaan harus ada unit Pertolongan


Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Cardio Pulmonary Resusciation
(CPR ).

Modul OPKR 10 – 016 C 109


2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya
harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat.

3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi.

d. TUGAS

1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat


kekurangan.

2. Lakukan silmulasi Pertolongan Pertama kepada korban pendarahan


bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada


korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

e. TES FORMATIF

1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama!

2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)

3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama!

4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

Modul OPKR 10 – 016 C 110


f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. Pengertian Pertolongan Pertama adalah: Pemberian pertolongan


segera kepada penderita sakit atau cedera pada kecelakaan yang
memerlukan pertolongan medis dasar.

2. Alat Perlindungan diri:

 Sarungan tangan lateks

 Kacamata pelindung

 Baju pelindung

 Masker pelindung

 Masker penolong

 Helm.

3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah :

a. Penutup luka

b. Pembalut

c. Cairan antiseptic

d. Cairan pencuci/pembersih mata

e. Peralatan Stabilisasi

f. Gunting pembalut

g. Pinset

h. Senter

i.Kapas

j. Selimut

k. Kartu penderita

l.Alat tulis

m. Oksigen
Modul OPKR 10 – 016 C 111
n. Tensimeter dan Stetoskop

o. tandu

4. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi


Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang
dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila
korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut.

Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan


Manusia

a. Tujuan

1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup

2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup

3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia

4. Siswa dapat memahami cara pencegahan pencemaran lingkungan


hidup disekitar area kerja

5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan


manusia.

b. Uraian Materi

Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah SO2,
Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak, Kabut
photokimia, Ozone dan lain– lain.

Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat


pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari.
Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles yang
mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang dikeluarkan
sebagai hasil pembakaran tak sempurna dari hydrocarbon yang terdapat
dalam minyak dan bensin.

Modul OPKR 10 – 016 C 112


Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun.
Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturan-
peraturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan untuk
merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa sehingga
pembakarannya lebih sempurna.

Modul OPKR 10 – 016 C 113


Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

Asap, kabut Bronchitis, kanker, penyakit


jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm,
infeksi,alergi yang dapat menyebabkan
gangguan chronis dalam perkembangan
hidupnya di kemudian hari.

Butir– butir padat Butir–butir zat padat sangat kecil dapat


mengganggu sistim persyarafn manusia.
Penyakit jantung

Butir– butir Cadmium Karena butir–butir carbon bersifat dapat


mengabsorber gas pada permukaannya, maka
Butir– butir Carbon
besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh
CO pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini
membawa sejumlah gas yang beracun

Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam


30 menit. Daya darah untuk mengambil
oksigen berkurang, sehingga menyebabkan
bertambahnya ketegangan pada jantung.
Karena lebih banyak darah yang harus
diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal

NO Sama efeknya dengan pada CO

NO2 Sakit mata, paru–paru

Hydrocarbon Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon


yang berbahaya adalah benzopyrene yang
terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran

Modul OPKR 10 – 016 C 114


Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

arang batu, dari mobil, pembakaran dari


pabrik karet.

PAN ( peroxyetylnitrate ) Sakit mata dan kerongkongan

Ozone Sakit mata, batuk dan sakit dada

Zat Radioaktif Merusak sel – sel manusia

SUARA Bising Disekitar Kita

KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia.


Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan tingkat
suara kebisingan dengan besarnya kerusakkan alat pendengaran. Sebab
akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada masing–masing orang.
Misalnya pada tingkat usia atau tingkat ketahanan tubuh seseorang yang
berbeda. Namun biasanya, pada tingkat suara sekitar 85 decibel yang
terus menerus sudah cukup mengakibatkan rusaknya pendengaran
manusia (tuli). Kebisingan di pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85
sampai 90 decibel.

SUMBER SUARA DECIBEL

Suara bisikan 10

Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter 20

Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter 50

Suara kegiatan kantor 62

Mobil Roll Royce 64

Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter 66

Modul OPKR 10 – 016 C 115


SUMBER SUARA DECIBEL

Mobil Ford LTD 68

Mobil Jaguar XJ 6 69

Mobil Volvo 1800 ES 74

Suara didalam 75

Motor Yamaha Rd 125 76,2

Motor SuzukiGT 360 77

Motor Honda CB 79,5

Sauara jalan yang ramai 80

Motor Norton 850 Commando 83,9

Harley Davidson Electraglide 1200 84

Suara station kereta api 85

Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki 100

Batas yang menyakitkan telinga 110

Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki 130

Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki 140

LOGAM – LOGAM BERNAHAYA

LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan
akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang
bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat–
alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat–alat yang
terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia tersebut maupun dari
cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang– kadang terdapat pada alat–
alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok
coktail yang dilapisi timah, mangkok keramik yang dapat mengeluarkan
Pb dan lain–lainnya.

Modul OPKR 10 – 016 C 116


ARSENS (As)

ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan,
minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal, jika keracunannya
kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa
yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dan
pada insektisida, Arsens (gejala–gejala keracunan): yaitu sakit di
kerongkongan sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung
serta muntah– muntah.

Pb ( TIMAH HITAM )

TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat–
obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat
kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb menumpuk dalam
tubuh.

Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–muntah


secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang
sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat kerja
ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang berat dapat
menyebabkan kematian. Reaksi lain yang berbahaya yaitu: reaksi
allergi yang mengakibatkan iritasi dan pembengkakkan kulit.

Hg (MERCURI )

GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan


phayax yaitu: terdapat bercak–bercak warna abu–abu. Keadaan ini
diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada
mulut dan lambung. Bila loambung dapat dikosongkan dengan segera
kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini
dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus, dapat
menyebabkan bercak–bercak darah yang berat dan hebat, serta

Modul OPKR 10 – 016 C 117


menyebabkan shock yang membawa kematian, karena colaps pembuluh
darah.

CADMIUM (Cd)

BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan,


pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan
makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi cadmium ini dalam
kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan gejala–gejala
yang nampak adalah: Timbulnya bau/rasa kaleng yang tidak enak
di dalam mulut. Sesak napasdisertai dengan batuk–batuk,
pusing- pusing kepal. Badan terasa lemah dan kaki terasa
pegal–pegal lama kelamaan ginjal, hati akan rusak.

Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam


adalah, pusing kepala, kejang otot, shock samapi
mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam.

Cu (CUPPER)

ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan


insektisida dan pestisida di dalam usaha–usaha pertanian. Banyknya pula
kasus kasus keracunan terjadi karena adanya Cu dalam tempat/wadah
untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut berbau,
kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah atau diare terus
menerus selama berhari–hari, terdapat darah pada kotoran (faeses)
pusing–pusing dan demam.

HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!!

Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya


teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun dengan
bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga.

Modul OPKR 10 – 016 C 118


NAMA BAHAYA KESEHATAN DOSIS
KERACUNAN
PESTISIDA ( PERKIRAAN )
(PERKIRAAN)

Aldrin Kanker, kerusakkan/cacat janin, 1 sendok


kelainan
BHC 1 sendok teh
Kanker
Chlordane 1 sendok
Kanker
DBCP 1 sendok teh s.d. 1
sendok makan

Kanker, kemandulan pria 1 sendok teh s.d. 1


Heptachlor
sendok makan

1 sendok makan s.d.


Kanker, kelainan syaraf
Kopone
beberap tetes

1 sendok teh s.d. 1


Cacat vetus, kelainan syaraf
Parathion sendok makan

1 sendok makan
Cacat vetus, kelainan
Paraquet 1 sendok teh
pernapasan
Nitrofen Kurang lebih 28,349
Kaknker
xaphene pr
Kanker
2,4,5 T
Kanker, kelainan bawaan

SUMBER PENCEMARAN

SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu


mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses
industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui
buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju
industrinya, sebagai berikut:

Modul OPKR 10 – 016 C 119


NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

C12/C1 Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan


pekerjaan celup

NH3/NH4 Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia


dan kilang minyak

F- Proses pembuatan gas batubara dimana gas


didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan
senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang:
kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca;
pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan
logam dan pembersihan logam

H2S/S Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik


kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak

SO3 Proses bubur kayu, pabrik film kental

ACIDS Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak,


penampungan mineral, pabrik treatment logam,
pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre

ALKALI Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan


kimia

Cr Treating logam, pembuatan plat, dan proses


pemberian chrom

Pb &Nl Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan


pabrik cat

Cd Industri logam

Modul OPKR 10 – 016 C 120


NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

Zn Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan


tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon

As Pencelupan logam, pabrik detergent

ZAT GULA Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula

ZAT PATI Pabrik bahan pangan, pabrik tekstil, pabrik


wallpaper

GEMUK,OILS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,


bengkel besar

PHENOLICS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,


bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik
mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia,
pabrik bahan–bahan celup

FORMAL DEHYDE Pabrik mesin, pabrik obat

EFEK PANAS Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang


memiliki proses pendinginan.

PARTICULATES Pengolahan minyak, pabrik semen,smelting,


proses– proses yang menggunakan katalis

NO3 Pertanian

BOD Kaleng, tempat–tempat pemberian makanan


untuk hewan, pipa got didalam tanah

HIDROKARBON Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik


solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan

Modul OPKR 10 – 016 C 121


NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

tanah pertanian

POPT43P Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik–


pabrik bahan kimia.

PENCEMARAN AIR

Diskusikan dengan siswa sebab–sebab terjadinya pencemaran


air

“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,


zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun samapai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya “

Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.


02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i

Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan–
bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan
sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll.

1. Sumber–sumber pencemaran air

Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh


limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah
industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara lain industri,
pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat
pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh
hasil buangan dari kegiatan tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 122


Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung
dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses
pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum
memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil kadar
pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup.

2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi:

a. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di


samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan pencemar
lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur,
sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar populasi
manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya. Limbah rumah
tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll) maupin cairan
(air cucian,minyak goreng bekas dll). Di antara limbah tersebut
ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang
tidak dapat terurai Sampah dan Pengelolaannya. Limbah
rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya
sisa obat, batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong
bahan berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar
mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan
mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya disebut
pencemar biologis.

Modul OPKR 10 – 016 C 123


b. Limbah lalu lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan


kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil – mobil
tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat,
pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya
sangat berbahaya bagi kehidupan.

Modul OPKR 10 – 016 C 124


c. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan


yang berlebihan dari pestisida dan herbisida. Begitu juga
pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida dan herbisida
mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam
sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi
organisme–organisme yang hidup di dalamnya

Modul OPKR 10 – 016 C 125


d. Limbah industri/pertambangan

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan


organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut
digolongkan menjadi:

 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium


klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk
, pabrik kertas dll.

 Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari industri


pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal


dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom


yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna,
baterai, penyepuhan logam dll.

Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan


pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna
air tersebut termasuk manusia.

Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan kimia


seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah
besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa aliran air hujan
samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan kekeruhan air.

Modul OPKR 10 – 016 C 126


e. Kegiatan penebangan hutan

Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan


hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan,
maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan
humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan
menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan
langsung mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam
alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan menurun (menjadi
keruh) karena terlalu banyak pertikel – pertikel tanah di dalamnya.

1. Akibat pencemaran air

Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan


kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air
yang bercampur zat–zat pencemar dapat membahayakan kesehatan
manusia dan mkhluk hidup lainnya.

Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:

Modul OPKR 10 – 016 C 127


 Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat
menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang
terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik
karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena rendahnya
oksigen terlarut.

 Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa


(merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi dapat
mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air minum,
karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakkan
sel.

 Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri patogen.


Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran pencernaan
seperti Vibro cholerae penyebab kolera, Shigella dysenteriae
penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa penyebab tifus,dan
Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis.

Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal


balik antara manusia dan lingkungan

 Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi,


energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak
sesuai lagi dengan peruntukkannya.
 Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga,
lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan
hutan.
 Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi
sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di
perairan dan bahkan mematikan.

Modul OPKR 10 – 016 C 128


2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air oleh


PDAM

Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:

 Perubahan perilaku masyarakat

 Pembuatan pengelohan limbah air

a. Perubahan perilaku masyarakat.


Modul OPKR 10 – 016 C 129
Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak “rehabilitasi” apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya.
Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usaha preventif misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah
industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di
sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan
peraturan– peraturan yang diterapkan di lingkungan masing–masing
secara konsekuen. Sampah–sampah hendaknya dibuang pada tempat
yang telah ditentukan.

Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang


pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat pembuangan
sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah
industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya dan pelanggaranya
dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan
teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air
buangan baru bias dialirkan ke selokkan–selokkan atau sungai. Dengan
demikian akan tercipta sungan yang bersih dan memiliki fungsi
ekologis.

Tindakan yang perlu dilakukan:

1. Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan
sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi
tembat kakus.
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair

Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di daerah/


lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap

Modul OPKR 10 – 016 C 130


sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya demikian sangat
bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat karena dapat
menghindari pencemaran air sumur/air tanah.

Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air


buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara kolektif, agar limbah
tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan atau sungai.

Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar


ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu) maupun biologis
(diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam
terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan
deteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan,
sungai dll.) hanyalah air yang tidak akan merubah keperuntukan badan
air.

Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan adalah
sebagai berikut:

a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan


padatan yang mengendap atau mengapung.

b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan–


bahan padatan secara biologis.

c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen–


omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan
bau. Untuk bias menggunakan beberapa metoda yang bergantung
pada komponen yang ingin dihilangkan.

 Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal


hidroksida untuk mengendapkan fosfor.

 Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan–bahan organic terlarut,


berwarna atau bau.
Modul OPKR 10 – 016 C 131
 Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam–garam
terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.

 Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam–garam organic


maupun mineral dari air.

 Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti


di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir
berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan Lumpur
yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air
seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan
pencemar di dalam air.

Ringkasan

 Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat


dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air
besar di sungai.
 Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan
kolam pengolahan air buangan.
 Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang
dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah
domestic maupun industri

c. Rangkuman

1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi, harus


dilawan dengan kemajuan teknologi baru.

2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada


memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan
tanah.

Modul OPKR 10 – 016 C 132


d. Tugas

1. Diskusikan secara kelompok sebab– sebab terjadinya pencemaran:

a. Udara

b. Air

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah:

a. Padat

b. Cair

c. Gas

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

e. Tes Formatif

1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan


manusia!

Modul OPKR 10 – 016 C 133


2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan
rusaknya pendengaran manusi (tuli)?

3. Jelaskan pengaruh timah hitam (Pb) terhadap kesehatan manusia!

4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah


hitam (Pb)?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air!

6. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/


pertambangan!

7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!

Modul OPKR 10 – 016 C 134


f. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah: dapat


meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30 menit

2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran


manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus.

3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah:


keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah–muntah
secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat
hebat.

Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat


rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian.

Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang mengakibatkan


iristasi dan pembengkakan kulit.

4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah


pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau


dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain
ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida


yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik
kertas dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 135


 Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung
kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari
industri penyamakan kulit dan industri cata.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang
berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,
penyepuhan logam dll.

7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air


yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik
secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat kimia tertentu)
maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk menguji
kebersihan air dari polutan yang berbahaya.

Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan


demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai dll),
hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah
peruntukkan/fungsi dari air tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 136


BAB. III
EVALUASI
A. PERTANYAAN

Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas


dan benar.

1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja!

2. Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?

3. Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut


Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!

4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!

5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman

6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?

7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan


yang baik?

8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!

9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa


kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh
asam!

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan


nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.

Modul OPKR 10 – 016 C 137


Warna alat Jenis alat Nyala api yang sesuai
pemadam pemadam untuk dipadamkan

Merah

Biru

Tanda Merah
dengan Putih

Tanda Merah
dengan Hitam

11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran!

12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api?

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut
ini?

a. Nyala api pada mesin.

b. Nyala api pada kain lap oli.

c. Kertas terbakar didalam tong sampah.

d. Ban terbakar.

e. Kebakaran pada panel listrik.

14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak


aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)?

15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?

16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam


(Pb) ?

Modul OPKR 10 – 016 C 138


17. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!

18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

19. Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!

20. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/pertambangan!

SOAL PSIKOMOTOR

1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan!

2. Lakukan mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak dan penopang!

3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi


kebakaran!

4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan!

5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan pada


suatu kejadian terjadi kecelakaan!

Modul OPKR 10 – 016 C 139


B. Kunci jawaban

1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan


kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya
dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
manusia pada khususnya.

2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :

 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

 Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.

 Mencegah/mengurangi kematian.

 Mencegah/mengurangi cacat tetap.

 Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan


bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

 Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan


menjamin kehidupan produktifnya.

 Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber


produksi lainnya.

 Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

 Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri


serta pembangunan.

3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang


nomor 1 tahun 1970 pasal 3:

 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

Modul OPKR 10 – 016 C 140


 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

 Memberi pertolongan pada kecelakaan.

 Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,


kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca
sinar atau radiasi, suara dan gelora.

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik


fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

 Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.

 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,


binatang, tanaman atau barang.

 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat , perlakuan


dan penyimpanan barang.

 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan


yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya:

Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri

1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 141


Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi kurang


aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.

6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu
tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman:

 Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman


tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang
rusak diganti atau diperbaiki.

 Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi


agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang
berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-
alat keselamatan kerja.

 Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis,


misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi,
memasang alat-alat kontrol dsb.

6. Alat-alat pelindung badan:

 Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas,


sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya yang
bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata las listrik.

 Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan rambut


dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm pelindung.

 Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari bahaya


suara yang berlebihan.

 Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari


kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material
lembut yang berbahaya.

Modul OPKR 10 – 016 C 142


 Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari
berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa:

a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan


supaya tidak meleset pada peremukaan.

b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan terhadap


bahaya pembakaran api.

c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari


ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu dipegang
atau diangkat.

d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam,


agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam atau
kepedasan cairan.

e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya


seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb. Terdapat
dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu karet.

f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan, misalnya


dari percikan api.

g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi


pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau
material lembut yang berbahaya.

7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik:

a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya


yang mungkin ada.

b. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga


ketidaknyamanannya harus yang paling minim.

c. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.

Modul OPKR 10 – 016 C 143


d. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.

e. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup


untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh
oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel


panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-
lipatan pakaian.

g. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di


atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas
digunakan sebagai pakaian kerja.

h. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang


mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn dan
cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan
berhenti menghilangkan bahaya.

8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar :

a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih dulu


rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat
mengakibatkan Anda tergelincir.

b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong


digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan
secara benar untuk menopang beban.

c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban harus


diangkat dan cari bantuan jika perlu.

Modul OPKR 10 – 016 C 144


d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan
sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah atau
bergerigi.

e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit


dipegang.

f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban


dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika
diangkat.

g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata. Letakkan


beban di depan ujung bangku dan geser ke tempatnya, geser
dengan badan.

h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik


penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu
sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang terjepit.

i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring. Ganjal


jika perlu.

9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa


kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh
asam:

a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke seluruh


daerah yang terbakar.

b. Buang pakaian yang terkontaminasi.

c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin empat


detik setelah terjadi semprot dia dengan air.

d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera mendapatkan


pertolongan.

Modul OPKR 10 – 016 C 145


10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.

Nyala api yang sesuai


Warna alat Jenis alat
Pemadam Pemadam untuk dipadamkan

Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,


Kertas, dll

Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api


akibat bahan bakar cair.

Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik


dengan Putih (juga untuk kelas A dan B)

Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik


dengan Hitam dan cairan yang dapat terbakar.

11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.

a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.

b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut


masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat
pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada
tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.

c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh


dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk
memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan alat

Modul OPKR 10 – 016 C 146


pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan
segera diisi kembali.

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian?

a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering

b. Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan
Busa

c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air

d. Ban terbakar adalah busa

e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

14. Penyebab kecelakaan

a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

15. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna


mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah


pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

17. Alat Perlindungan diri:

1. Sarungan tangan lateks

2. Kacamata pelindung

3. Baju pelindung

4. Masker pelindung

5. Masker penolong

6. Helm.

Modul OPKR 10 – 016 C 147


18. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi
Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan
dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak
bernapas dan nadi tidak berdenyut.

19. Tiga unsur penyebab kebakaran

 Bahan bakar

 Panas

 Oxigen

20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida


yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik
kertas dll.

 Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri


pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung
kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari
industri penyamakan kulit dan industri cata.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang
berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,
penyepuhan logam dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 148


LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN)

NO.URUT NO SKOR SKOR YANG NILAI


SOAL MAKSIMAL DICAPAI

1. 1 0–2

2. 2 0–4

3. 3 0–4

4. 4 0–2

5. 5 0–2

6. 6 0–4

7. 7 0–4

8. 8 0–4

9. 9 0–2

10. 10 0–2

11. 11 0–2

12. 12 0–2

13. 13 0–2

14. 14 0–2

Modul OPKR 10 – 016 C 149


NO.URUT NO SKOR SKOR YANG NILAI
SOAL MAKSIMAL DICAPAI

15. 15 0–2

16. 16 0–2

17. 17 0–2

18. 18 0–2

19. 19 0–2

20.. 20 0–2

Jumlah () 50

Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00

Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus

 Skor yang dicapai


NAP  x 10
 Skor maksimal

Modul OPKR 10 – 016 C 150


LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

PENILAIAN

NO. ASPEK YANG


YA
DINILAI
TIDAK
7 8 9

1. Persiapan

2. Proses Kerja

3. Waktu

4. Hasil

Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00

Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara Nilai
yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai

Modul OPKR 10 – 016 C 151


LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE )

PENILAIAN

NO. ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG


YA
DINILAI
TIDAK
7 8 9

1. Kerjasama

2. Kedisiplinan

3. Kejujuran

4. Tanggung jawab

5. Kemandirian

6. Ketekunan

7. Memecahkan masalah

Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00

Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai
yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai.

C. KRITERIA KELULUSAN

Kriteria Kelulusan:

70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

Modul OPKR 10 – 016 C 152


Modul OPKR 10 – 016 C 153
BAB. IV
PENUTUP
Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10–016C
ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi “Mengikuti Prosedur
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda berhak untuk
mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan tidak lulus, maka
Anda mengulangi modul ini.

Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan selamat
melanjutkan ke kompetensi berikutnya.

Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih terbuka
kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi.

Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan
melaksanakan modul ini.

Selamat berjuang, sukses selalu.

Modul OPKR 10 – 016 C 154


DAFTAR PUSTAKA
Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International, Jakarta.

Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta.

Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel,


Depdikbud, Jakarta.

Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel


otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung.

PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra


Motor, Jakarta

PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang.

Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.

Modul OPKR 10 – 016 C 155

Anda mungkin juga menyukai