Anda di halaman 1dari 3

PENGAWASAN POST ANASTESI

(POST OPERASI)
NOMORDOKUMEN NOMORREVISI HALAMAN

365/B.6/UN3.9.3/OT/2016 1/2

TANGGALTERBIT DITETAPKAN
RUMAH SAKIT GIGI & MULUT
U N I V E R S I TA S A I R L A N G G A DIREKTUR RSGM UNAIR,
MAYJEN. PROF. DR. MOESTOPO
47 SURABAYA 10/08/2016
Telp/ Fax. (031)5053196
E-mail : PROF. COENPRAMONO D, DRG., SU., SP.BM
rsgmp.fkg.unair@gmail.com NIP.19540210.1979011.001

 Semua pasien usai tindakan anastesi umum/ regional, memiliki


risiko gangguan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi
 Transpor pasien segera setelah anastesi, berbahaya bagi pasien
PENGERTIAN  Segera setelah anastesi umum atau anestesi regional, semua pasien
dibawa ke Ruang Pulih Sadar (Recovery Room/ RR) sampai pasien
sadar baik, dapat menjaga jalan napasnya, fungsi kardiovaskular
baik.
1. Mencegah komplikasi yang dapat terjadi elama pemulihan post
anesthesia/ sedasi
2. Mendeteksi secara dini dan mengatasi komplikasi yang terjadi
TUJUAN
secara tepat
3. Meningkatkan keselamatan sampai pasien dapat transport ke IRNA/
KRS
Keputusan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga
KEBIJAKAN Nomor 688/UN3.9.3/OT/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga.
1. Pemantauan adekuatnya jalan napas dan ventilasi post anastesia:
a. Pengamatan tanda klinis (kualtatif) seperti pergerakan dada,
PROSEDUR observasi reservoir breating bag dan auskultasi suara napas, bila
tersedia ventilasi dapat dimonitor secara kuantitatif dengan
pemantauan end tidal CO2
b. Pada keadaan ventilasi dikendalikan dengan memakai mesin
anastesia, bila tersedia, hidupkan alarm untuk mendeteksi adanya
kebocoran sistem pernapasan
c. Pasien dalam anastesia regional/ MAC, adekuat tidaknya ventilasi
diamati melalui tanda klinis kualitatif seperti yang telah disebutkan
terdahulu
2. Pemantauan adekuat tidaknya oksigenasi selama anesthesia:
a. Pemantauan perubahan warna kulit pasien bila terjadi desaturasi
b. Bila tersedia, pemantauan oksimetri denyut (pulse oximetri)
c. Selama anastesia umum dengan menggunakan mesin anastesi,
bila tersedia gunakan oxygen analyzer untuk memantau
konsentrasi oksigen pada sistem pernapasan pasien dan
hidupkan aliran low oxygen saturation
3. Pemantauan adekuat tidaknya fungsi sirkulasi pasien:
a. Pemantauan tekanan darah aterial dan denyut jantung, tiap 5
menit
b. Pemantauan EKG secara kontinyu mulai dari sebelum induksi
anastesia
c. Setiap pasien yang mendapat anastesi, selain dari metode
pemantauan dengan perabaan denyut nadi/ auskultasi bunyi
jantung
4. Pemantauan suhu tubuh selama anesthesia
a. Bila perubahan suhu tubuh pasien diperlukan/ diantisipasi akan
terjadi, suhu tubuh pasien sebaiknya dipantau selama anesthesia
b. Bila diperlukan, tersedia alat yang dapat memantau suhu tubuh
pasien
5. Hasil pemantauan di atas dicatat pada rekam medis anesthesia
pasien.
 Instalasi Gawat Darurat / IGD  Instalasi Radiologi / Radiologi
 Instalasi Rawat Inap / IRNA Kedokteran Gigi
 Instalasi Rawat Jalan / IRJ / Poliklinik  Instalasi Gizi & Nutrisi / Hospital
UNIT TERKAIT  Instalasi Bedah Sentral / IBS Pantry
 Ruang Pulih Sadar / Recovery Room /  Instalasi Lab. Patologi Klinik
RR  Instalasi / Depo Farmasi / Apotek
 Instalasi Sterilisasi Sentral / Central  Lainnya (tuliskan)
Steril Services Department / CSSD …………………………

Anda mungkin juga menyukai