Anda di halaman 1dari 12

Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences Maret, 2018

Online version : https://agriprima.polije.ac.id Vol. 2, No. 1, Hal. 67-78


P-ISSN : 2549-2934 | E-ISSN : 2549-2942 DOI: 10.25047/agriprima.v2i1.72

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kentang


(Solanum tuberosum L.) Terhadap Pemberian Naungan dan
Pupuk Kieserite di Dataran Medium
Author(s): Dedi Purnomo *(1); Damanhuri(1); Wahyu Winarno(1)
(1)
PS. Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Jurusan Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember
* Corresponding author: dedipurnomo10@yahoo.com

ABSTRAK
Pengembangan budidaya kentang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi Kata Kunci:
nasional, salah satu langkahnya yaitu dengan mengembangkan kentang di dataran
medium 300 sampai 700 m dpl. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Dataran
teknologi budidaya kentang pada dataran medium melalui pengaplikasian pupuk medium;
kieserite (Mg) dan naungan. Pelaksanaan penelitian di mulai dari bulan Agustus 2016 Respon
sampai dengan bulan Desember 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak pertumbuhan;
kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu pupuk
kieserite terdiri dari lima taraf : 0 kg/ha, 50 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha, dan 200 kg/ha. Solanum
Faktor kedua yaitu naungan dengan kerapatan 60% dan tanpa naungan. Hasil analisis tuberosum L;
data menunjukkan penggunaan naungan dengan kerapatan 60% berpengaruh sangat
nyata pada tinggi tanaman umur 14 HST, 28 HST, dan 42 HST, luas daun 42 HST, serta
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah umbi persampel, berat umbi persampel dan
tidak berpengaruh nyata pada jumlah cabang tanaman. Perlakuan pupuk kieserite (Mg)
memberikan pengaruh nyata pada jumlah cabang tanaman umur 42 HST, tetapi tidak
berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 14 HST, 28 HST, dan 42 HST, luas daun 42
HST, jumlah umbi persampel, berat umbi persampel. Interaksi antara naungan dan pupuk
kieserite (Mg) tidak memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman, luas daun, jumlah
cabang, jumlah umbi, dan berat umbi, hal ini diduga karena kurang sesuainya dosis dan
intensitas pemberian pupuk kieserite (Mg) yang di aplikasikan.

ABSTRACT
Keywords: Development of potato cultivation need to be done in order tomeet the need of national
demand, one of its effort is cultivating potato in medium altitute land, that is 300 to700
Growth m asl. This research was aimed to develop cultivation technology of potato in medium
response; altitude land through applying treatmentof kieserite fertilizer (Magnesium fertilizer) and
Midland the shading. the research was conductedin August to December 2016. This study used a
altitude; randomized design group (RDG) factorialcomposes of two factors.The first factor was
using kieserite fertilizer that consisted of five levels, those were 0 kg/ha, 50 kg/ha, 100
Solanum kg/ha, 150 kg/ha, and 200 kg/ha. The second factor was shading by using 60% density
tuberosum L.; and no shading. Data was analyzed usingAnova (Analyzed of Variance).The results
of the analysissuggests that the use of shade with 60% density gave a significant effect
on plant height of 14 DAP (Day After Planting), 28 DAP, and 42 DAP, leaf
area 42 DAP, and gave a significant effect in number of tuber and no real effect in
number of branch. Treatment of kieserite fertilizer (Mg) gave a real effect in the number
of branch of plant of 42 DAP, but there was no effect in plant height aged 14 DAP, 28
DAP, and 42 DAP, leaf area 42 DAP, the number of tuber, the weight of tuber.
Interaction between shading and kieserite fertilizer (Mg)showed real significant in plant
height, leaf area, number of branch, number of tuber, and tuber weight, however
theapplication of the dose and an intensity of kieserite fertilizermay less appropriate.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 67


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

PENDAHULUAN sampai 2,500 m dpl, sehingga menyebab-


Kentang (Solanum tuberosum L.) kan terjadinya peningkatan erosi. Langkah
merupakan salah satu komoditas tanaman yang harus dilakukan untuk mengatasi
umbi-umbian, dimana umbi kentang masalah tersebut yaitu dengan dilakukan
sendiri terdapat beberapa jenis, yang pengembangan budidaya kentang pada
memiliki manfaat, di antaranya yaitu daerah ketinggian medium 300 sampai 700
sebagai bahan pangan, sayuran,bahan baku m dpl (Prabaningrum et al., 2014).
industri, dan memiliki prospek yang bagus Tetapi budidaya tanaman kentang
untuk mendukung program diversifikasi pada dataran menengah juga memiliki
pangan yang sedang di gagas oleh kendala dimana hal ini terkait dengan suhu
pemerintah guna mewujudkan ketahanan tinggi yang dapat menyebabkan
pangan secara berkelanjutan. Hasil utama terhambatnya proses pembentukan umbi
tanaman kentang yaitu umbi, bahan pangan kentang, dikarenakan terjadinya respirasi
yang kaya akan vitamin dan mineral. pada daun yang diakibatkan oleh kenaikan
Di Indonesia kentangadalah suhu, sehingga proses pembentukan umbi
merupakan sebagian kecil dari komoditi akan dialihkan. Selain itu juga terdapat
pangan yang dibutuhkan sepanjang tahun serangan organisme pengganggu tanaman
selain beras yang merupakan bahan pangan yang berkembang dengan cepat akan
utama. Pada setiap tahun kebutuhan mempengaruhi proses produksi tanaman
kentang sebagai komoditi sayuran segar kentang sehingga memerlukan
ataupun sebagai pangan alternatif terus penanganandan pengendalian terhadap
meningkat hal ini dikarenakan mening- permasalahan tersebut agar produksi lebih
katnya jumlah penduduk, peningkatan optimum.
penghasilan masyarakat, kesadaran Dalam usaha untuk meningkatkan
kebutuhan gizi masyarakat, permintaan hasil produksi tanaman kentang di dataran
ekspor serta permintaan industri medium, dilakukan dengan menggunakan
pengolahan kentang. naungan yang berupa paranet yang
Hasil produksi tanaman kentang dari bertujuan untuk mengurangi atau
tahun 2008 sampai tahun 2012, dapat menurunkan suhu agar tanaman dapat
dikatakan tidak mengalami kenaikan yang beradaptasi dengan lingkungannya, dengan
signifikan, dimana produksinya masih menurunkan suhu akan mengurangi resiko
berkisar 1,071,543 sampai 1,094,232 terjadinya respirasi tinggi dan
ton/tahun. Dan juga produktivitasnya mengarahkan agar hasil fotosintesis
cukup rendah, yang berkisar 16,70 sampai berfokus pada pertumbuhan dan
16,02 ton/ha (Dirjen Horti Kementerian pembentukan umbi kentang. Selain pada
Pertanian, 2014). budidaya tanaman kentang juga
Selain itu tanaman kentang membutuhkan hara yang cukup untuk
cenderung hanya mampu beradaptasi dan mendukung proses pertumbuhan dan
berproduksi dengan baik pada daerah produksinya, untuk hal itu dengan
dataran tinggi, sehingga perlu dilakukan penambahan pupuk kieserite (Mg) dapat
pengembangan teknologi budidayanya, meningkatkan proses pembentukan
agar produksi tanaman kentang dapat klorofil pada daun yang nantinya bertujuan
dilakukan dan berproduksi dengan baik untuk proses fotosintesis, semakin tinggi
pada daerah dataran menengah dan bahkan kandungan klorofil pada tanaman akan
pada dataran rendah. semakin besar serapan cahaya untuk
Produksi kentang sejauh ini masih mendukung fotosintesis tanaman sehingga
banyak dibudidayakan pada daerah tanaman dapat berproduksi secara optimal.
pegunungan dengan ketinggian 1,500

Publisher : Politeknik Negeri Jember 68


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

METODE PENELITIAN statistik dengan menggunakan sidik ragam.


Pelaksanaan penelitian bertempat di Uji lanjut dilakukan dengan Uji Beda
Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%,
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. sedangkan jika hasil menunjukkan nilai
Ketinggian tempat berkisar ± 483 m di atas yang berbeda sangat nyata maka akan
permukaan laut berdasarkan pengukuran dilanjutkan dengan taraf 1%.
dengan menggunakan GPS smartphone,
temperature suhu berkisar antara 20ºC - HASIL DAN PEMBAHASAN
31ºC dan jenis tanah Latosol. Penelitian Dari hasil analisis parameter yang
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai diamati pada sidik ragam diketahui
dengan bulan Desember 2016. Adapun bahwaperlakuan pemberian naungan (N1)
alat-alat yang digunakan pada penelitian berpengaruh sangat nyata terhadap
ini yaitu sebagai berikut : cangkul, traktor, beberapa parameter yaitu tinggi tanaman
koret, gembor, timba, meteran, perekat umur 14 HST, 28 HST, dan 42 HST, luas
hama, timbangan analitik, termometer, daun 42 HST, jumlah umbi persampel, dan
hand sprayer, leaf area meter, lux meter, berat umbi persampel. Sedangkan
dan kamera digital. Bahan-bahan yang perlakuan pemberian pupuk kieserite (Mg)
digunakan dalam penelitian ini yaitu, bibit berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang
Kentang varietas Atlantik (G3), Pupuk persampel pada umur 42 HST.Interaksi
Kieserite yang mengandung Magnesium, perlakuan pemberian naungan (N) dengan
Pupuk Paranet/Waring, pupuk kandang, pemberian pupuk kieserite (Mg) tidak
urea, SP-36, KCl, bakterisida berbahan berpengaruh nyata pada semua parameter
aktif streptomisin sulfat, kalsium pengamatan.
hipoklorida, fungisida berbahan aktif
klorotanil, fungisida berbahan aktif Tinggi Tanaman
simoksanil dan mankozeb, insektisida, Pengamatan terhadap tinggi tanaman
turus bambu/ajir, tali rafia. kentang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu,
Penelitian ini menggunakan pada saat tanaman berumur 14, 28, dan 48
Rancangan Acak Kelompok (RAK) HST. Dan dilakukan analisa data hasil
faktorial dengan (dua faktor) yaitu, faktor pengukuran tersebut, dengan
1 Pemberian naungan (N) yang terdiri dari, menggunakan analisa sidik ragam.
(N0) Tanpa Naungan, (N1) Naungan satu Hasil analisis sidik ragam terhadap
Lapis. Faktor 2 Penambahan Pupuk tinggi tanaman umur 14 HST, menyatakan
Kieserite (P) yang terdiri dari lima taraf, bahwa interaksi antara faktor pemberian
(P1) 0 kg / ha, (P2) 50 kg/ha, (P3) 100 pupuk kieserite dan pemberian naungan
kg/ha, (P4) 150 kg/ha, dan (P5) 200 kg/ha. menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap
Prosedur penelitian terdiri dari, tinggi tanaman, sedangkan faktor naungan
persiapan bibit, persiapan lahan, berpengaruh berbeda sangat nyata.
penanaman, penyulaman, pengairan, Rerata yang tercantum pada Tabel 1
pemupukan, pembumbunan, pemasangan menunjukkan bahwa penggunaan naungan
ajir, penyiangan, pengendalian hama dan memberikan respon lebih baik pada tinggi
penyakit, panen dan pasca panen. tanaman yaitu sebesar 20,49 cm
Parameter yang diamati yaitu,tinggi dibandingkan dengan tanpa naungan
tanaman, Luas daun, Jumlah cabang umur sebesar 11,50 cm. Hal ini diduga berkaitan
42 HST, Berat umbi, dan Jumlah umbi. dengan daya adaptasi tanaman kentang
Data hasil pengamatan yang telah pada daerah dataran medium yang bukan
didapat kemudian dikumpulkan dan merupakan habitat asli pertumbuhannya.
selanjutnya dilakukan analisis secara Perbedaan hasil tersebut dapat terjadi

Publisher : Politeknik Negeri Jember 69


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

karena beberapa hal, antara lain : nilai rerata tinggi tanaman tertinggi yaitu
ketinggian tempat dan agroklimat tempat sebesar 51,55 cm, sedangkan nilai rerata
yang berbeda antara dataran menengah dan tinggi terendah dihasilkan dari perlakuan
dataran tinggi, serta proses adaptasi tanpa naungan sebesar 23,86 cm.
tanaman. Perbedaan yang cukup signifikan terhadap
tinggi tanaman secara statistik hanya dapat
Tabel 1. Pemberian Naungan Terhadap dilihat pada perlakuan naungan dan tanpa
Tinggi Tanaman Kentang Umur naungan.
14 HST. Analisa sidik ragam terhadap tinggi
Pemberian Rerata Tinggi tanaman umur 42 HST menunjukkan
Naungan Tanaman (cm) bahwa faktor pemberian pupuk kieserite
N1 20,49 a (P) menunjukkan berbeda tidak nyata (NS)
N0 11,50 b terhadap tinggi tanaman, sedangkan faktor
Keterangan: naungan (N) berpengaruh berbeda sangat
Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda, nyata.
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji
BNT pada taraf 1%. Tabel 3. Pemberian Naungan Terhadap
Penambahan Tinggi Tanaman
Analisa sidik ragam terhadap tinggi Kentang Umur 42 HST
tanaman umur 28 HST menunjukkan Pemberian Rerata Tinggi
bahwa faktor pemberian pupuk kieserite Naungan Tanaman (cm)
memberikan hasil berbeda tidak N1 76,24 a
nyataterhadap tinggi tanaman, sedangkan N0 33,96 b
faktor naungan berpengaruh berbeda Keterangan :
sangat nyata. Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda,
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji
Tabel 2. Pemberian Naungan Terhadap BNT pada taraf 1%.
Tinggi Tanaman Kentang Umur
28 HST. Penggunaan naungan memberikan
Pemberian Rerata Tinggi nilai rerata tertinggi sebesar 76,24 cm
Naungan Tanaman (cm) sedangkan Tanpa Naungan sebesar 33,96
N1 51,55 a cm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
N0 23,86 b laju pertumbuhan vegetatif penggunaan
Keterangan : Naungan, lebih baik daripada Tanpa
Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda, Naungan meskipun telah berumur 42 HST
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji akhir fase vegetatif. Selain itu hasil uji
BNT pada taraf 1%. lanjut rerata tinggi tanaman umur 14, 28,
dan 42 HST dapat dilihat pada grafik
Faktor naungan menunjukkan berikut ini untuk memberikan gambaran
pengaruh berbeda sangat nyata dari secara jelas perbedaan pertumbuhan, tinggi
penggunaan naungan dan tanpa naungan tanaman berdasarkan perlakuan tanpa
terhadap tinggi tanaman kentang umur 28 naungan dan naungan.
HST. Penggunaan naungan menghasilkan

Publisher : Politeknik Negeri Jember 70


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

Tinggi Tanaman 14, 28, 42 HST

Rerata Tinggi Tanaman (cm)


90
76.24
80
70
60 51.55
50
40 33.96 N0
30 20.49 23.86 N1
20 11.5
10
0
14 HST 28 HST 42 HST
Umur Tanaman

Gambar 1. Rerata Tinggi Tanaman pada 14 HST, 28 HST, dan 42 HST.

Perbedaan tersebut terjadi diduga jaringan tanaman. Unsur hara Magnesium


akibat adanya pengaruh dari fisiologi juga dibutuhkan dalam proses peningkatan
tanaman kentang, seperti kondisi genetik, pH tanah, yang nantinyaberpengaruh
syarat tumbuh, dan daya adaptasi tanaman, terhadap perbaikan sifat fisik tanah, dan
serta lingkungan sekitar. Kondisi juga bermanfaat sebagai sumber fosfor
lingkungan berpengaruh terhadap pertum- untuk proses produksi tanaman, dengan
buhan tanaman dari fase vegetatif maupun tersedianya unsur P yang mencukupi dalam
sampai fase generatif, terutama pada proses produksi tanaman tentunya akan
pertumbuhan tanaman dengan umur berpengaruh terhadap peningkatan hasil
pengamatan yang berbeda pada 14 HST, 28 produksi (Hanafiah, 2005).
HST, dan 42 HST juga dapat memberikan Berdasarkan pada hasil pengamatan
respon yang berbeda dari tanaman. pemberian pupuk kieserite (Mg) diketahui
Faktor pemberian pupuk kieserite tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
(Mg) memberikan pengaruh berbeda tidak pertumbuhan tanaman terutama tinggi
nyata terhadap tinggi tanaman. Sedangkan tanaman hal ini diduga karena kurang
Faktor pemberian naungan memberikan sesuainya dosis dan intensitas pemberian
pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pupuk kieserite (Mg) yang di aplikasikan.
terutama pertambahan tinggi tanaman baik
nyata maupun sangat nyata pada umur Pengaruh Pemberian Naungan
tanaman 14 HST, 28 HST, dan 42 HST. terhadap pertumbuhan dan produksi
Kentang
Pemberian Pupuk Kieserite (Mg) Berdasarkan hasil pengamatan dan
Menurut Kasno and Nurjaya, (2011) analisa sidik ragam yang telah dilakukan,
Magnesium (MgO) merupakan unsur hara dengan pemberian naungan memberikan
yang dibutuhkan oleh tanaman sebagai pengaruh sangat nyata dibandingkan
salah satu bahan dalam proses dengan tanpa naungan terhadap
pembentukan chlorofil. Hampir semua pertumbuhan tanaman terutama pada
enzim pada proses metabolisme tanaman tinggi tanaman pada saat berumur 14 HST,
mulai dari fotosintesis, penyusunan sel, 28 HST, dan 42 HST, sedangkan faktor
pembentukan protein, pembentukan pati, pemberian pupuk kieserite (Mg) tidak
dan transfer energi pada tanaman dan juga memberikan pengaruh nyata terhadap
pembagian serta suplai karbohidrat, pada tinggi tanaman. Hal ini dapat terjadi

Publisher : Politeknik Negeri Jember 71


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

dikarenakan lambatnya respon tanaman terhadap proses pertumbuhan tanaman


kentang yang berkaitan dengan faktor terutama pada morfologi tanaman kentang.
umur dan pertumbuhan tanaman pada awal Intensitas cahaya yang masuk pada
fase vegetatif sampai akhir masa vegetatif areal tanaman akan berpengaruh terhadap
terhadap perbedaan jumlah intensitas proses fotosintesis tanaman, semakin
cahaya matahari yang masuk pada sedikit cahaya yang masuk akan
pemberian naungan dan tanpa naungan. menyebabkan laju fotosintesis menjadi
Berdasarkan pengukuran intensitas semakin rendah. Dalam penelitian yang
cahaya matahari yang dilakukan pada saat telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
pelaksanaan, masing-masing perlakuan pemberian naungan dengan kerapatan 60%
naungan dan tanpa naungan menerima berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
intensitas cahaya matahari dalam jumlah tanaman jika dibandingkan dengan tanpa
yang berbeda. Pada kondisi tanpa naungan, naungan. Hal ini dikarenakan cahaya yang
intensitas cahaya matahari yang diterima masuk pada areal tanaman sekitar 40%
adalah 92.200 lux, dan pada pemberian sehingga penerimaan cahaya semakin
naungan adalah sebesar 33.900 lux. Jika sedikit tetapi mempengaruhi terhadap suhu
satuan intensitas cahaya matahari tersebut tanah, suhu udara dan kelembaban pada
dijadikan dalam bentuk persentase maka areal tanaman yang dapat membuat
masing-masing intensitas cahaya matahari hormon pertumbuhan tanaman, terangsang
yang masuk pada tanpa naungan yaitu sehingga terjadi peningkatan produksi
100%, sedangkan pada pemberian naungan auksin dan giberelin yang dapat memicu
sebesar 40%. Hasil pengukuran intensitas terjadinya pemanjangan pada batang
cahaya matahari tersebut sejalan dengan tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat
pendapat Hamdani, et al., (2016) yang Suradinata, et al., (2013) yang mengatakan
menyatakan bahwa penggunaan naungan bahwa intensitas cahaya optimal yang di
paranet dengan persentase naungan yang terima tanaman akan mempengaruhi
berbeda dapat mempengaruhi lingkungan aktivitas stomata untuk menyerap CO2,
iklim mikro yang berbeda diantaranya dimana ketersediaan CO2 sangat
yaitu intensitas cahaya, suhu udara, suhu dibutuhkan oleh tanaman sebagai bahan
tanah dan kelembaban udara. Keadaan ini baku sintesis karbohidrat, sehingga dapat
menyebabkan petumbuhan tanaman yang berpengaruh dalam meningkatkan
berbeda-beda, semakin tinggi tingkat pertumbuhan tanaman terutama tinggi
naungan yang digunakan, maka suhu tanaman dan indeks luas daun.
udara, dan suhu tanah, serta intensitas Efisiensi fotosintesis yang rendah
cahaya akan semakin rendah, tetapi pada tanaman kentang tanpa naungan
kelembaban udara akan semakin disebabkan oleh hilangnya sebagian dari
meningkat. CO2 yang terhambat dengan
Penelitian yang dilakukan meningkatnya intensitas cahaya, yang
Semchenko, et al., (2012) menunjukkan disebut fotorespirasi. Penghambatan ini
bahwa pemberian naungan akan dapat terjadi pada semua spesies tanaman
memberikan pengaruh langsung terhadap C3 termasuk tanaman kentang. Tanaman
pertambahan pertumbuhan tanaman C3 mempunyai laju respirasi yang cepat di
terutama tinggi tanaman. Pemberian bandingkan dengan tanaman spesies lain
naungan dapat mengubah kuantitas dan pada intensitas cahaya yang tinggi
kualitas cahaya yang masuk pada areal sehingga menyebabkan hilangnya CO2
tanaman. Perubahan pada kedua komponen pada tanaman, hal ini menyebabkan
tersebut memberikan pengaruh nyata terjadinya penurunan laju fotosintesis
tanaman (Lambers, et al., 2008).

Publisher : Politeknik Negeri Jember 72


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

Luas Daun Tanaman Kentang 42 HST cahaya yang diterima tanaman juga
Hasil analisis sidik ragam terhadap mempengaruhi ketersedian air pada tanah,
luas daun tanaman kentang umur 42 HST, suhu udara dan kelembaban. Semakin
menyatakan bahwa faktor pemberian meningkat intensitas cahaya matahari yang
pupuk kieserite (P) menunjukkan berbeda masuk pada areal tanaman, suhu pada areal
tidak nyata terhadap luas daun tanaman tersebut juga akan ikut meningkat, jika
kentang, sedangkan pada faktor naungan suhunya optimum dapat mempengaruhi
(N) berpengaruh berbeda sangat nyata. kelancaran proses metabolisme dalam sel.
Proses reaksi kimia sel yang optimal
Tabel 4. Pemberian Naungan Terhadap dikontrol oleh enzim-enzim aktif atau
Luas Daun Tanaman Kentang tidaknya enzim dipengaruhi oleh suhu,
Umur 42 HST sehingga untuk proses tersebut dibutuhkan
Rerata Luas Daun suhu yang sesuai. Pertumbuhan dan
Naungan
Tanaman perkembangan yang optimal akan
N1 42,99 a diperoleh apabila proses fotosintesis
N0 22,35 b tanaman berjalan dengan baik dan hal ini
Keterangan: sangat ditentukan oleh ketersedian air,
Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda, CO2, cahaya, suhu dan unsur hara.
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji
BNT pada taraf 1%. Menurut Benyamin(2000) unsur
magnesium (Mg) juga sangat membantu
Setiap perlakuan menunjukkan hasil dalam pengangkutan hara terutama unsur P
yang berbeda-beda baik pemberian dan sebagai aktivator dari berbagai enzim
naungan (N), pupuk kieserite (P), dan dalam reaksi fotosintesis dan respirasi.
interaksi keduanya (P x N), dimana faktor Kondisi lingkungan sekitar tanaman
pemberian pupuk kieserite (Mg) tidak berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
memberikan pengaruh nyata pada luas serta proses perkembangan pada daun
daun tanaman, sedangkan pemberian tanaman tersebut yaitu pada intensitas
naungan (N) memberikan pengaruh cahaya yang diterima tanaman, dan
berbeda sangat nyata. Hasil uji lanjut tersedianya air, serta unsur hara yang
menunjukkan bahwa rata-rata luas daun dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang
yang ikuti huruf perlakuan tanpa naungan dibutuhkan pada proses ini yaitu salah
(N0) yaitu 22,35 cm2 lebih kecil satunya unsur N (Nitrogen).
dibandingkan dengan pemberian naungan Nitrogen merupakan penyusun
(N) sebesar 42,99a cm2. Dan interaksi P x klorofil, keberadaannya sanat menentukan
N tidak menunjukkan pengaruh nyata jumlah klorofil. Ketersediaan N yang
terhadap luas daun tanaman kentang. memenuhi kebutuhan tanaman tentunya
Hal ini dipengaruhi banyak faktor akan berpengaruh terhadap kelancaran
salah satunya yaitu lingkungan, lingkungan proses metabolisme pada tanaman
pada areal perlakuan naungan memiliki sehingga hal ini juga dapat berpengaruh
temperatur suhu yang lebih rendah pada perkembangan batang, dan daun serta
dibandingkan dengan tanpa naungan sebab perakar menjadi lebih baik.
intensitas cahaya yang masuk lebih sedikit
dan air pada areal lahan tetap terjaga Jumlah Cabang Persampel
kelembabannya sehingga keadaan tersebut Perhitungan terhadap jumlah cabang
memicu pertumbuhan tanaman menjadi persampel kentang dilakukan sekali pada
lebih optimal. Hal ini sejalan dengan saat tanaman berumur 42 HST. Analisa
pendapat Maryani dan Gusmawartati, sidik ragam terhadap jumlah cabang
(2011) yang mengatakan bahwa intesitas kentang persampel diperoleh hasil bahwa

Publisher : Politeknik Negeri Jember 73


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

perlakuan pemberian pupuk kieserite (P) diperoleh bahwa faktor pemberian pupuk
memberikan pengaruh berbeda nyata, kieserite (P) menunjukkan berbeda tidak
sedangkan faktor pemberian naungan, dan nyata terhadap jumlah umbi kentang
interaksi P x N, tidak berpengaruh nyata persampel, sedangkan faktor naungan (N)
terhadap jumlah cabang tanaman kentang. berpengaruh berbeda sangat nyata.

Tabel 4.Pemberian Pupuk Kieserite (Mg) Tabel 5. Pemberian Naungan Terhadap


Terhadap Jumlah Cabang Jumlah Umbi Kentang Persampel.
Kentang Persampel Umur 42 Pemberian Rerata Jumlah Umbi
HST. Naungan Persampel
Pupuk Kieserite Rerata Jumlah N1 3,09 a
(Mg) Cabang N0 0,61 b
P1 11,60 a Keterangan:
P2 11,60 ab Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda,
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji
P3 13,53 ab BNT pada taraf 1%.
P4 13,80 bc
P5 14,53 bc Setiap perlakuan menunjukkan hasil
Keterangan:
Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda, menunjuk- yang berbeda-beda dimana perlakuan
kan berbeda nyata menurut uji BNT pada taraf 5%. pemberian pupuk kieserite (Mg)
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata,
Pada perlakuan pemberian pupuk hal ini dapat disebabkan oleh dosis yang
kieserite (Mg) menunjukkan hasil berbeda digunakan ataupun intensitas pemupukan
nyata hal ini diduga dengan pemberian yang dilakukan kurang tepat sehingga
pupuk kieserit dapat meningkatkan mempengaruhi proses fotosintesis tanaman
ketersediaan hara yang ada di tanah, yang kentang. Sedangkan untuk perlakuan
berpengaruh pada peningkatan pemberian naungan memberikan pengaruh
pertumbuhan tanaman kentang. berbeda sangat nyata dimana rata-rata
Ketersediaan kandungan kieserite jumlah umbi kentang yaitu 3,09 buah
berupa Mg yang cukup dapat dimanfaatkan dengan pemberian naungan dan 0,61 buah
oleh tanaman untuk meningkatkan jumlah tanpa naungan, jumlah umbi yang
klorofil sehingga proses fotosintesis dapat dihasilkan pada tanaman kentang dapat
lebih optimal. Menurut Maryani and dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
Gusmawartati (2011), kieserite selain seperti kebutuhan air dengan irigasi yang
berfungsi sebagai sumber magnesium cukup. Pada saat pembentukan umbi
(MgO), juga dapat menunjang reaksi kimia kentang bertepatan dengan awal musim
di dalam tanah untuk meningkatkan penghujan sehingga kebutuhan air tanaman
ketersediaan hara yang di perlukan terpenuhi, yang dapat menyebabkan suhu
tanaman dan respon tanaman terhadap pada areal tanaman dengan pemberian
pemupukan. Dengan demikian hasil naungan menjadi lebih dingin
fotosintat tinggi yang di hasilkan dapat dibandingkan dengan tanpa naungan, hal
mendukung proses pertumbuhan cabang tersebut berpengaruh terhadap proses
sekunder tanaman. pembentukan umbi kentang, dengan
kondisi suhu lahan yang lebih dingin
Jumlah Umbi Panen Persampel tentunya juga mempengaruhi kelembaban
Perhitungan terhadap jumlah umbi areal tanaman menjadi lebih stabil sesuai
(hasil) kentang dilakukan sekali. Hasil dengan syarat tumbuh kentang.
analisa sidik ragam dari jumlah umbi Selain itu penurunan suhu pada tanah
kentang persampel pada sidik ragam akibat penggunaan naungan paranet

Publisher : Politeknik Negeri Jember 74


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

berpengaruh dalam meningkatkan proses naungan yakni sebesar 198,41 g/sampel.


partisi asimilat yang ditranslokasikan pada Berat umbi kentang yang dihasilkan
pembentukan umbi, sedangkan pada merupakan hasil dari proses pembentukan
perlakuan tanpa naungan yang mempunyai umbi yang terjadi pada tanaman kentang.
suhu yang tinggi menyebabkan Dimana dalam pembentukan umbi,
meningkatnya proses respirasi yang tanaman kentang membutuhkan beberapa
berpengaruh pada menurunnya asimilat faktor pendukung salah satunya yaitu
dan juga mengurangi hasil umbi karena kondisi lingkungan yang sesuai dengan
terjadinya penurunan translokasi fotosintat syarat tumbuh tanaman untuk memperoleh
pada pembentukan umbi kentang (Timlin hasil produksi yang maksimal. Menurut
et al., 2006). Djufry et al., (2015) pada daerah aslinya
Rendahnya hasil produksi juga pembentukan umbi kentang merupakan
disebabkan oleh kurang sesuainya daerah subtropika dan dataran tinggi
ketinggian tempat, dimana penanaman tropika, kentang dapat berproduksi secara
dilakukan pada dataran medium sehingga optimal, pada suhu di siang hari berkisar
haltersebut berpengaruh terhadap produksi 25oC dan suhu pada malam < 17oC.
kentang, semakin rendah ketinggian
tempat yang digunakan maka kendala yang Tabel 6. Pengaruh Pemberian Naungan
dihadapi akan semakin banyak salah Terhadap Berat Umbi Kentang
satunya yaitu serangan hama dan penyakit. Persampel.
Hal ini sejalan dengan pendapat (Soesanto, Pemberian Rerata Berat Umbi
Mugiastuti, & Rahayuniati, 2016) yang Naungan Persampel
mengatakan bahwa kepadatan patogen N1 198,41 a
tular tanah seperti Ralstonia solana cearum N0 13,40 b
yang menyebabkan serangan penyakit layu Keterangan:
bakteri pada tanaman kentang, akan Hasil rataan yang diikuti huruf berbeda,
menunjukkan berbeda sangat nyata menurut uji
meningkat seiring dengan penurunan
BNT pada taraf 1%.
ketinggian tempat. Sedangkan tingkat
serangan penyakit yang cukup tinggi akan Dataran menengah memiliki kisaran
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah suhu yang lebih tinggi dibandingkan
umbi pertanaman. dengan tempat aslinya di dataran tinggi.
Suhu tertinggi di dataran menengah saat
Berat Umbi Panen Pertanaman cuaca cerah dapat mencapai 32oC. Suhu
Hasil analisa sidik ragam terhadap yang tinggi ini dapat menaikkan proses
berat umbi kentang persampel, terhadap respirasi tanaman kentang dan dapat
faktor pemberian pupuk kieserite (P) menghambat dalam pembentukan umbi
menunjukkan berbeda tidak kentang, sehingga keadaan tersebut
nyata.Sedangkan faktor naungan (N) menyebabkan hasil produksi umbi kentang
berpengaruh berbeda sangat nyata. pada dataran menengah lebih rendah
Sehingga dilakukan uji lanjut untuk faktor dibandingkan dengan dataran tinggi. Suhu
pemberian naungan (N) dengan yang tinggi dapat menyebabkan fotosintat
menggunakan uji BNT taraf 1% yang hasil fotosintesis yang seharusnya
disajikan pada Tabel 6. ditimbun sebagai cadangan makanan
Kedua perlakuan menunjukkan hasil berupa umbi, dialihkan sebagai sumber
yang berbeda, dimana pada perlakuan energi untuk proses respirasi tanaman,
tanpa naungan menghasilkan rerata berat sehingga hal ini menyebabkan
umbi terbilang sangat rendah sebesar 13,40 pembentukan umbi menjadi tidak optimal.
g/sampel, dibandingkan dengan pemberian

Publisher : Politeknik Negeri Jember 75


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

Sebagai alternatif untuk menurunkan perlakuan naungan dibandingkan dengan


suhu agar sesuai dengan syarat tumbuh tanpa naungan.
tanaman kentang yaitu, dengan Pada perlakuan pupuk kieserite (Mg)
penggunaan naungan. Berikut adalah hasil tampak tidak berpengaruh nyata terhadap
pengukuran suhu udara pada tanpa hasil produksi kentang, hal ini dapat
naungan yaitu 29,5oC dan pemberian disebabkan oleh kurang tingginya dosis
naungan 32oC sedangkan kelembaban yang digunakan sehingga pengaruhnya
relatif lingkungan adalah 79%, dan 44%, dapat dikatakan tidak terlihat dari hasil
pemasangan naungan dilakukan pada pengamatan dan analisis yang dilakukan.
bagian atas tanaman dengan cara dinaungi Pada proses pembentukan umbi kentang
dengan naungan. terdapat beberapa faktor yang
Perlakuan pemberian naungan ini mempengaruhi, yang di antaranya yaitu,
terbukti dapat memberikan hasil produksi intensitas cahaya, kualitas cahaya yang di
tertinggi terhadap berat umbi kentang terima tanaman, dan lama waktu
persampel, dikarenakan pada areal yang penyinaran yang diterima oleh daun untuk
dinaungi memiliki suhu yang relatif lebih kebutuhan fotosintesis (Parman, 2010).
rendah dibandingkan dengan tanpa Dan juga beberapa faktor lain yang dapat
naungan meski intensitas cahaya yang mempengaruhi proses tersebut adalah,
masuk lebih sedikit dan kelembaban lebih suhu udara dan suhu tanah, serta
tinggi. kelembaban juga menjadi faktor
Intensitas cahaya yang rendah dapat pendukung dan pembatas dalam
menyebabkan proses fotosintesis tanaman pembentukan umbi, dimana suhu sangat
menjadi kurang optimal dan tentunya berperan besar pada proses pembentukan
berpengaruh terhadap proses pembentukan umbi kentang. Tanaman kentang
umbi (Rubatzky & Yamaguchi, 1998) cenderung akan lebih sensitif terhadap
mengatakan bahwa proses pertumbuhan suhu lingkungan areal budidaya dari pada
dan pembentukan umbi kentang sangat proses fotosintesis pada saat tanaman
dipengaruhi oleh suhu udara dan suhu kentang memasuki fase inisiasi dan
tanah. Tanaman kentang akan berproduksi perkembangan umbi (Hijmans, 2003).
dengan baik jika suhu udara 15-20 °C dan Produksi kentang pada dataran
suhu tanah 15,6-17,80 °C, serta jika suhu medium dengan ketinggian 500 mdpl,
tanah berada diatas 30 °C proses tentunya memiliki banyak kendala, antara
pembentukan umbi akan terhambat. lain : suhu, kelembaban, hama, dan
Hasil pengamatan dilahan penyakit. Faktanya pada saat pelaksanaan
menunjukkan bahwa pada saat masa dilapang suhu sangat berpengaruh terhadap
inisiasi umbi, terjadi pada awal musim produksi kentang, hama dan penyakit lebih
penghujan dengan curah hujan yang relatif banyak menyerang tanaman kentang,
sering, hal ini juga dapat berpengaruh sehingga untuk mengatasi masalah tersebut
terhadap produksi kentang baik pada memerlukan penanganan yang tepat.
perlakuan naungan maupun tanpa naungan. Untuk mengatasi suhu pada areal lahan
Rendahnya intensitas cahaya matahari dilakukan pemberian naungan dengan
yang masuk pada areal tanaman dengan kerapatan 60% yang terbukti dapat
perlakuan naungan menyebabkan tanah menurunkan suhu dan mempengaruhi
menjadi jenuh air baik pada irigasi maupun kelembaban pada areal tanaman,
pada bedengan, menyebabkan suhu dibandingkan dengan tanpa pemberian
menjadi relatif stabil. Keadaan ini dapat naungan, dikarenakan dengan penggunaan
memungkinkan berat ataupun diameter naungan dengan kerapatan tersebut
umbi kentang menjadi lebih besar pada intensitas cahaya yang masuk lebih sedikit

Publisher : Politeknik Negeri Jember 76


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

yang di ikuti oleh pengairan yang cukup hal ini diduga dosis dan intensitas
dengan kapasitas lapang, sehingga air pada aplikasi pupuk kieserite masih kurang
tanah tetap terjaga dan proses respirasi sesuai dengan kebutuhan tanaman
tanaman menjadi lebih lambat kentang.
dibandingkan dengan tanpa naungan. 3. Interaksi pemberian pupuk kieserite
Suhu yang tinggi tentunya (Mg) dengan Naungan, memberikan
berpengaruh terhadap proses fotosintesis pengaruh tidak nyata terhadap semua
dan respirasi, jika suhu terlalu panas maka parameter.
respirasi tanaman akan semakin cepat dan
tentunya tidak sebanding dengan DAFTAR PUSTAKA
fotosintesis, maka fotosintat hasil Benyamin, L. (2000). Dasar-dasar
fotosintesis akan terbagi, yang digunakan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
sebagai energi untuk proses respirasi Raja Grafindo Persada.
tanaman, dan pembentukan umbi tidak
sebanding. Levy and Veilleux, (2007) Dirjen Horti Kementerian Pertanian.
mengatakan bahwa suhu adalah faktor (2014). Statistik Produksi
tunggal yang sulit untuk dikendalikan, dan Hortikultura Tahun 2013. Jakarta:
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Direktorat Jenderal Hortikultura,
serta hasil produksi kentang. Pembentukan Kementerian Pertanian.
tunas pada umbi benih dan munculnya
tunas pada permukaan atas tanah Djufry, F., Nurjanani, N., & Asaad, M.
membutuhkan suhu sekitar 12-18 oC. Maka (2015). Kajian Adaptasi Varietas
dari itu tanaman kentang yang tumbuh Unggul Kentang Tropika Produksi
pada kondisi suboptimum (suhu di bawah Tinggi Dan Tahan Penyakit Di
rata-rata) memiliki laju fotosintesis yang Kabupaten Bantaeng Sulawesi
lebih rendah dibandingkan dengan Selatan. Jurnal Agrotan, 1(2), 19–32.
tanaman kentang yang tumbuh pada
kondisi optimal, tentunya juga berdampak Hamdani, J. S., Sumadi, Suriadinata, Y. R.,
pada hasil yang tidak optimal. & Martins, L. (2016). Pengaruh
Naungan dan Zat Pengatur Tumbuh
KESIMPULAN terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Dari hasil pengamatan dan analisis Tanaman Kentang Kultivar Atlantik
data disimpulkan bahwa : di Dataran Medium. Jurnal
1. Perlakuan pemberian naungan Agronomi Indonesia (Indonesian
berpengaruh sangat nyata terhadap Journal of Agronomy), 44(1), 33.
beberapa parameter yang di ikuti oleh https://doi.org/10.24831/jai.v44i1.12
rata-rata, yaitu pada tinggi tanaman 489
pada 14 HST, 28 HST, dan 42 HST
berurutan 20,49 cm, 51,55 cm, dan Hanafiah, K. A. (2005). Dasar-Dasar Ilmu
76,24 cm. Umur 42 HST luas daun Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo
mencapai 42,99 cm2, jumlah umbi 3,09 Persada.
buah, dan berat umbi kentang 198,41 g.
2. Perlakuan pemberian pupuk kieserite Hijmans, R. J. (2003). The effect of climate
(Mg) berpengaruh tidak nyata pada change on global potato production.
beberapa parameter, antara lain pada American Journal of Potato
tinggi tanaman, luas daun, jumlah umbi, Research, 80(4), 271–279. https://
dan berat umbi, namun berpengaruh doi.org/10.1007/BF02855363
nyata terhadap jumlah cabang kentang,

Publisher : Politeknik Negeri Jember 77


Author(s): Dedi Purnomo; Damanhuri; Wahyu Winarno _________________________________________

Kasno, A., & Nurjaya. (2011). Pengaruh Semchenko, M., Lepik, M., Götzenberger,
Pupuk Kiserit Terhadap L., & Zobel, K. (2012). Positive
Pertumbuhan Kelapa Sawit Dan effect of shade on plant growth:
Produktivitas Tanah. Jurnal amelioration of stress or active
Penelitian Tanaman Industri, 17(4), regulation of growth rate? Journal of
133–139. Ecology, 100(2), 459–466. https://
doi.org/10.1111/j.1365-2745.2011.
Lambers, H., Chapin, F. S., & Pons, T. L. 01936.x
(2008). Plant Physiological Ecology.
Plant Physiological Ecology. New Soesanto, L., Mugiastuti, E.,
York, NY: Springer New York. &Rahayuniati, R. F. (2016).
https://doi.org/10.1007/978-0-387- Inventarisasi dan Identifikasi
78341-3 Patogen Tular-tanah pada
Pertanaman Kentang di Kabupaten
Levy, D., & Veilleux, R. E. (2007). Purbalingga. Jurnal Hortikultura,
Adaptation of potato to high 21(3), 254. https://doi.org/10.21082/
temperatures and salinity-a review. jhort.v21n3.2011.p254-264
American Journal of Potato
Research, 84(6), 487–506. https:// Suradinata, Y. R., Rahman, R., &Hamdani,
doi.org/10.1007/BF02987885 J. S. (2013). Paclobutrazol
Application and Shading Levels
Maryani, A. T., & Gusmawartati, G. Effect to The Growth and Quality Of
(2011). Pengaruh Naungan Dan Begonia (Begonia Rex-Cultorum)
Pemberian Kieserit Terhadap Cultivar. Asian Journal of
Pertumbuhan Dan Produksi Agriculture and Rural Development,
Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin 3(8), 566–575.
Benth.) Pada Medium Gambut.
Agroteknologi, 2(1), 7–16. Timlin, D., Lutfor Rahman, S. M., Baker,
J., Reddy, V. R., Fleisher, D., &
Parman, S. (2010). Pengaruh Intensitas Quebedeaux, B. (2006). Whole Plant
Cahaya Terhadap Produksi Umbi Photosynthesis, Development, and
Tanaman Lobak (Raphanus Sativus Carbon Partitioning in Potato as a
L). Buletin Anatomi dan Fisiologi, Function of Temperature. Agronomy
18(2), 29–38. Journal, 98(5), 1195. https://doi.org/
10.2134/agronj2005.0260
Prabaningrum, L., Moekasan, T. K.,
Sulastrini, I., Handayani, T., Sahat, J.
P., Sofiari, E., & Gunadi, N. (2014).
Teknologi Budidaya Kentang di
Dataran Medium. Bandung: Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.

Rubatzky, V. E., & Yamaguchi, M. (1998).


Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi
dan Gizi. (C. Herison, Trans.).
Bandung: ITB Press.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 78

Anda mungkin juga menyukai